Ditemukan 179954 dokumen yang sesuai dengan query
Bella Andriani
"
ABSTRAKJurnal ini membahas mengenai kekerasan verbal yang dilakukan oleh Florence dan Kemal di media sosial. Penulis mengumpulan data melalui data sekunder, melalui pengamatan terhadap kedua kasus di media sosial Path dan Twitter. Jika dikaitkan dengan teori Atribusi (penyebab prilaku). Florence memiliki orientasi budaya yang berbeda (Konteks Budaya Rendah) dengan penduduk asli Jogyakarta (Konteks Budaya Tinggi). Adanya perbedaan konteks budaya ini menimbulkan konflik antar budaya. Sedangkan Kemal lebih memanfaatlkan kekuatan media sosial yang memfasilitasi orang untuk mengekspresikan apapun, dengan mengabaikan batasan nilai dan norma budaya. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa dampak lebih jauh dari terjadinya kekerasan verbal di media sosial adalah terjadinya cyber bullying dikalangan pengguna media sosial yang memberikan tanggapan yang negatif atas kedua kasus tersebut.
ABSTRACTThis journal examines verbal abuse in social media which was done by Florence and Kemal. Using secondary data, I observed both cases on Path and twitter. According to the Attribution Theory, Florence has a culture orientation distinct from locals (Jogja and Bandung). This difference inflicting intercultural conflict. On the other hand, Kemal misused the power of social media by neglecting the boundaries of cultural norms and values. From result of analysis, it can be concluded that cyber bullying happened in both cases is an impact started by verbal abuse in social media."
[, ], 2014
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Shabrina Syahama Bachri
"Kekerasan verbal merupakan salah satu bentuk perundungan yang sering terjadi di lingkungan sekolah di Korea Selatan. Isu ini telah diangkat ke dalam berbagai karya. Namun penelitian yang fokus membahas tentang kekerasan verbal dalam web drama masih terbilang minim. Penelitian ini membahas tentang bentuk kekerasan verbal, khususnya yang digunakan untuk menghina bentuk tubuh di lingkungan sekolah menengah atas dalam web drama Tungtunghan Yeonae. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasikan jenis-jenis kekerasan verbal yang terjadi pada tokoh-tokoh di dalam web drama ini. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif. Penelitian ini menganalisis kalimat dalam tuturan yang menunjukkan penghinaan bentuk tubuh di dalam web drama ini. Korpus yang digunakan dalam penelitian ini adalah web drama Tungtunghan Yeonae 1 dan 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekerasan verbal yang terjadi di dalam web drama tersebut adalah name calling (pemberian julukan), judging and criticizing (kritik dan tuturan yang merendahkan seseorang), undermining (tuturan yang merusak percaya diri), discounting (tuturan yang mengabaikan pencapaian), dan verbal abuse disguised as jokes (tuturan yang menghina seseorang dengan candaan). Kekerasan verbal sebagai media penghinaan bentuk tubuh di sekolah dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan.
Verbal abuse is a form of bullying that often occurs in the school environment in South Korea. Research regarding the issue of verbal abuse have been made, but there is not much research that focuses on verbal abuse in web drama. The focus of this study is the types of verbal abuse that is normally used, especially at high school as a media for body shaming in the web drama Tungtunghan Yeonae. The purpose of this study is to discuss and classify types of verbal abuse that occur in the web drama and used towards characters in this web drama. The research method the writer used is analysis descriptive. This study analyzes sentences in speech that shows body shaming in the web drama. The corpus used in this research is the web drama Tungtunghan Yeonae 1 and 2. The results of the research show that the verbal that occurs in the web drama is name calling, judging and criticizing, undermining, discounting, and verbal abuse disguised as a joke. Verbal abuse as a media for body shaming can happen to boys and girls."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Anggun Yuliastuti
"Perempuan rentan mengalami kekerasan, baik di dunia nyata maupun dalam ruang siber (cyber space). Bahkan kekerasan yang terjadi di ruang fisik diungkapkan dalam ruang siber melalui media sosial, seperti disebarkannya video yang memperlihatkan peristiwa kekerasan terhadap perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana reaksi sosial nonformal berupa komentar yang ditulis oleh pengguna media sosial pada video kekerasan terhadap perempuan di Cinere kota Depok. Komentar-komentar yang ditujukan pada video kekerasan terhadap perempuan dikaji dengan menggunakan konsep patriarki, kekerasan terhadap perempuan, viktimisasi serta juga memanfaatkan teori symbolic reality dan pemikiran feminis mengenai maskulinitas. Hasilnya diperoleh bahwa, berbagai komentar baik yang mendukung atau yang tidak mendukung korban merepresentasikan realitas sosial yang diyakini oleh pengguna media sosial. Banyak pula komentar yang berpihak pada korban, baik perempuan yang mendapatkan kekerasan maupun anak yang ada di samping korban. Selain itu, komentar yang menyalahkan korban (victim blaming) juga ditemukan. Perempuan yang menjadi korban kekerasan di dunia nyata masih mendapatkan kekerasan lagi di ruang siber melalui komentar yang diberikan oleh pengguna media sosial. Dapat disimpulkan dari total 399 komentar yang dianalisis, terdapat komentar yang mendukung dan yang tidak mendukung perempuan sebagai korban kekerasan yang dilakukan oleh laki-laki. Perbedaan komentar yang terlihat pada unggahan video kekerasan tersebut didasarkan pada realitas simbolik yang diyakini berbagai macam.
Women are vulnerable to violence, both in the real world and in cyberspace. Even violence that occurs in the real world also emerges in cyberspace through social media, such as the dissemination of videos showing incidents of violence against women. This research is to see nonformal social reactions in the form of comments written by social media users on videos of violence against women in Cinere, Depok City. The comments expressed on videos of violence against women are studied using the concepts of patriarchy, violence against women, and victimization, and also utilizing the theory of symbolic reality and feminist thought about masculinity. The result obtained is that the various comments given by social media users on videos of violence against women represent the social reality believed by social media users. Many commenters sided with the victim, either the woman who was assaulted or the child who was next to the victim. Furthermore, comments blaming the victim are also still found on these violent video posts. Women who are victims of violence in the real world still get more violence in the virtual world through comments given by social media users. The different comments on the violent videos are based on the symbolic realities they believe. In conclusion, from the 399 comments that have been analyzed, there are comments that support and comments that do not support women as victims of violence. The different comments on the violent video are based on the symbolic reality they believe in."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Gina Aghnia Virginianty
"Skripsi ini membahas tujuan penggunaan dan fungsi kaomoji terhadap pesan verbal yang terjadi dalam komunikasi melalui media-komputer. Dengan mengambil studi kasus Web-blog personil grup idola AKB48, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami tujuan yang mendasari penggunaan kaomoji dalam Web-blog dan juga mengetahui fungsi apa yang cenderung digunakan oleh penulis web-bog dalam menggunakan kaomoji. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain eksposisi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kaomoji digunakan dengan tujuan untuk menekankan pesan, mengekspresikan emosi, memberikan image kawaii, memberikan nuansa humor, dan menarik perhatian pembaca. Sementara fungsi kaomoji yang banyak digunakan adalah sebagai pelengkap.
The focus of this study is the motives and functions of kaomoji towards verbal messages in computer-mediated communication. Regarding to the case study about the idol group AKB48 members' Web-Blog, the purpose of this research is to know and understand the motives that underlie the use of kaomoji in web-blog, and also to know what function of kaomoji the blog-users tends to use. This research's result shows that kaomoji is use with motives to accent messages, express emotion, give kawaii image, give humor nuance, and attract readers. While the kaomoji functions that is widely use is as a complement."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43016
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Vivian Sari
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S4581
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Gandes Rasyida
"
ABSTRAKPenulisan ini disusun dalam upaya menjelaskan pemanfaatan media sosial Facebook sebagai sarana reaksi sosial informal atas fenomena pengunggahan foto penganiayaan hewan oleh pelaku. Reaksi sosial informal yang disampaikan oleh masyarakat untuk menanggapi postingan pelaku melalui kolom komentar akan dijelaskan dengan menggunakan teori Labeling oleh Howard S. Becker. Pelaku pengunggah foto penganiayaan hewan ke akun media sosialnya tersebut di label oleh masyarakat sebagai penyimpang. Indikator penyimpangan tersebut dinilai berdasarkan tipe-tipe penyimpangan Becker, yaitu, tuduhan palsu Falsely Accused , penyimpangan murni Pure Deviance , konformis Conforming , dan penyimpangan rahasia Secret Deviance .
ABSTRACTThis study aims to explain societal reaction against animal abuse expressed through Facebook. Utilizes Howard S. Becker 39 s Labelling Theory to explain the use of social media as a mechanism of social control. Users who uploaded pictures of themselves abusing animals are labelled as deviants. There are four indicators of deviance used for this research Falsely Accused, Pure Deviance, Conforming, and Secret Deviance. Based on those parameters, this research concludes that the acts of cruelty against animals which are uploaded to Facebook can be defined as deviance."
2017
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Purwadani Puspita Melani
"
ABSTRAKPenelitian ini membahas mengenai pengguna internet dan media social berada dalam segmen bonus demografi dan rawan terpapar oleh bahaya Narkotika. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis karakteristik komunikasi media social dalam proses penurunan prevalensi penyalahgunaan Narkotika dan untuk mengetahui skenario kebijakan komunikasi pada media ocial dalam penanggulangan penyalahgunaan Narkotika untuk menunjang ketahanan nasional. Penelitian menggunakan penelitian kualittatif dengan metode analitik AHP guna menentukan prioritas mana yang tepat dalam skenario kebijakan komunikasi. Berdasarkan hasil analisis AHP, prioritas skenario akibat dari komunikasi media ocial adalah jumlah pengguna Narkotika menurun. Kriteria efek yang yang menjadi prioritas dalam mencapai prestasi komunikasi media social adalah efek moderat. Prioritas kriteria dalam hal strategi ukuran keberhasilan adalah agenda setting, sedangkan kebijakan pilihan adalah kebijakan MAN yaitu dalam hal pengembangan SDM penyebar komunikasi. Komunikasi dengan menggunakan media sosial terutama dalam hal penyebaran informasi mengenai bahaya penyalahgunaan Narkotika dimungkinkan dapat menurunkan prevalensi penyalahgunaan Narkotika dan penyebaran informasi dengan menggunaan media sosial dapat menjadi metode khusus untuk menurunkan prevalensi pengguna Narkotika.
ABSTRACTThis research discusses the internet and social media users segmented into demographic bonus and they are vulnerable to be exposed to the hazards of Illegal Drugs. This research aims to analyze the characteristic of social media communications in the process of decreasing the prevalence of Illegal Drugs abuse and to acknowledge the scenario of communications policy towards social media for the prevention of Illegal Drugs abuse to support the national resilience. This research is a qualitative research applying a method the so called Analytic Hierarchy Process AHP for determining which precise priority in the scenario of communications policy. Based on such AHP result, scenario priority on account of the social media communications is the decreasing of amount of Illegal Drugs users. The criteria effect as a priority to reach an achievement in the social media communications is a moderate effect. Criteria priority concerning the strategy of successful measurement is a setting agenda, meanwhile the choice policy is MAN policy regarding the Human Resource development as the communications spreader. Communications by using the social media specifically for the information dissemination concerning the dangerous of the Illegal Drugs abuse which such manner is assumed can decrease the prevalence of Illegal Drugs abuse but until the present time an accurate data is not available and no research discussed it. Information dissemination by using the social media can be a specific method for decreasing the prevalence of Illegal Drugs user. "
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Michelle Pearlyna Setiawan
"Fenomena pelibatan nenek X sebagai pengemis dalam mengemis online mandi lumpur di media sosial menjadi salah satu fenomena yang sangat ramai diperbincangkan oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan aktivitas tersebut melibatkan seorang nenek lansia yang dijadikan sebagai pemeran siaran langsung mandi lumpur guna mendapatkan virtual gift. Dalam hal ini, pemilik akun Y adalah pelaku yang memanfaatkan kelompok rentan untuk mengemis. Tindakan tersebut memperlihatkan adanya penderitaan yang dialami oleh nenek lansia yang kemudian disebut sebagai elderly abuse. Penulisan ini bertujuan untuk melihat bagaimana online elderly abuse yang dialami oleh nenek lansia selanjutnya dapat dikatakan sebagai pebudakan modern. Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah analisis kualitatif dimana penulis menggunakan teknik secondary data analysis untuk menganalisis data dari artikel berita media online. Hasil analisis menunjukkan bahwa tindakan abuse terhadap nenek X di media sosial dapat terjadi karena berkelindannya interaksi antara: nenek X (elderly people); pemilik akun Y; netizen; dan teknologi berupa media sosial. Relasi antara keempat faktor ini kemudian menciptakan situasi dimana perbudakan modern terjadi. Hal ini dapat terlihat dari terpenuhinya keempat unsur perbudakan modern dalam fenomena tersebut, yaitu; (1) perampasan kebebasan; (2) adanya upaya mengeksploitasi; (3) eksploitasi secara finansial; dan (4) tersembunyi di balik aktivitas ‘normal’ yang kemudian difasilitasi oleh teknologi.
The phenomenon of involving elderly grandmother X as a beggar in online begging for mud baths on social media has become one of the widely discussed issues in society. This is because this activity involves an elderly grandmother who is used as a live broadcaster taking a mud bath to get a virtual gift. In this case, the owner of account Y is the perpetrator who takes advantage of vulnerable groups to beg. This action shows that there is injury to an elderly grandmother which is referred as elderly abuse. This writing aims to see how online elderly abuse that experienced by elderly grandmothers can then be said to be modern slavery. The method used in this paper is qualitative analysis with secondary data analysis techniques to analyze data from online media news articles. The results of the analysis show that acts of abuse against elderly grandmother X on social media can occur due to intertwined interactions between: elderly grandmother X; account owner Y; netizens; and technology in the form of social media. The relationship between these four factors then creates a situation where modern slavery occurs. This can be seen from the fulfillment of the four elements of modern slavery in this phenomenon; (1) deprivation of liberty; (2) there is an attempt to exploit; (3) financial exploitation; and (4) hidden behind 'normal' activities which are then facilitated by technology."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Andes Masyri Hidayat
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena pemakaian media sosial Twitter dalam kehidupan masyarakat. Pemakaian twitter dengan akses yang tidak terbatas membuat aliran komunikasi semakin mudah.Peningkatan penggunaan Twitter semakin mempermudah individu untuk mengekspresikan diri. Twitter juga dapat turut mendorong tumbuhnya gerakan sosial politik. Salah satu gerakan sosial yang tumbuh melalui media sosial twitter adalah Gerakan Sosial #saveKPK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fungsi media sosial dalam mendukung suatu gerakan sosial dan menganalisa suatu topik di dalam twitter dalam membangkitkan gerakan sosial di dunia nyata. Terdapat beberapa teori yang mendukung penelitian ini yaitu, media baru, media massa di Internet, computer mediated communication (CMC), masyarakat jaringan, Word of Mouth, sosiologi, dan civil society.
Proses komunikasi di dalam media sosial Twitter ini meneguhkan asumsi dari sebuah konsep teori Word of Mouth (WOM), bagaimana media sosial Twitter ini berperan menyebarkan informasi secara cepat dan berdampak secara luas. Secara informal muncul para pemilik akun yang berperan sebagai pemimpin opini. Para pemimpin opini ini mempunyai dua peranan utama, yaitu menggerakkan proses penguatan pemikiran melalui pesan-pesan berbentuk fakta dan opini, serta memobilisasi para pengikut opini melalui pesan-pesan berbentuk pengumuman dan ajakan untuk turut berperan aktif dalam aksi di dunia nyata. Dengan adanya para pemimpin opini yang menjalankan peran-peran tersebut, individu-individu yang terlibat dalam gerakan sosial #saveKPK di dunia maya dapat dimobilisasi untuk turut berperan aktif dalam aksi gerakan sosial #saveKPK di dunia nyata, yaitu melalui kegiatan yang disebut "Semut Rangrang".
The study was based on the phenomenon of the use of social media Twitter in the public life. The use of internet with no limit for its access has made communication flow easier and more freely-open knowledge and information. The rise in use of Twitter has made personal expression of opinion by individuals easier. Twitter has also induced the rise of various socio-political movements. One of these social movements using Twitter was #saveKPK movement. The objective of the study was to investigate the functions of social media in supporting a social movement and to analyse a topic in Twitter which enhance the rise of social movement in the actual world. There were a number of theories supporting the study such as new media, mass media in the internet, computer mediated communication (CMC), network society, Word of Mouth, sociology, civil socitety, and social movement. Communication process in the media has verified the assumption taken from the word mouth theory demonstrating the role of Twitter in fast dissemination of information with widespread impact. Although formally the social movement through Twitter has no leader, informally a few accounts rose as the opinion leaders. These opinion leaders had two main functions: to induce the process of strengthening the ideas by providing messages in the forms of facts and opinions, as well as to mobilize the opinion followers by providing messages in the forms announcements and invitations to participate in the actual actions in the real life. The presence of these opinion leaders with such functions, have enabled individuals involved in the social movement #saveKPK in the cyber world to be mobilised to participate actively in the real world actions, such as through "Semut Rangrang" activities."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Susi Sakti Andarini
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan media sosial dalam kampanye pemasaran sosial oleh Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia di era New Wave Marketing, dengan memperhatikan social media marketing dan model adopsi yang sesuai, sehingga diharapkan proses adopsi produk sosial semakin besar. Menggunakan metode kualitatif dan strategi studi kasus, penelitian ini menunjukkan elemen social media marketing yang diterapkan yaitu communitization, confirming, clarifying, commercialization, co-creation, coding, caring, character, dan collaboration. Jenis media sosial yang dimanfaatkan dan sesuai dengan model adopsi learn-feel-do yaitu website, facebook dan mailing list; model do-feel-learn yaitu facebook, website, mailing list, twitter dan youtube; dan model adopsi learn-do-feel yaitu facebook.
This research conducted to understand social media utilisation in social marketing campaign by Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia in New Wave Marketing Era, using social media marketing and adoption model of social product. The study was conducted with qualitative methods using a case study as strategy. Research shows that social media marketing which is used by organization are communitization, confirming, clarifying, commercialization, co-creation, coding, caring, character, and collaboration. Social media types which is used learn-feeldo model are website, facebook, and mailing list; learn-feel-do model is used by facebook, website, mailing list, twitter and youtube; and learn-feel-do model is used by facebook."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T43710
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library