Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 219936 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Astuti Yuni Nursasi
"Pengendalian TB paru di Kota Depok masih berorientasi pada pelaksanaan program pengendalian TB nasional, belum terintegrasi dengan pelaksanaan Perawatan Kesehatan Masyarakat sehingga klien TB belum mandiri melakukan perawatan TB. Model P2K3 dikembangkan berdasarkan integrasi model perawatan diri, model perawatan berbasis komunitas dan pendekatan perawatan yang berpusat pada klien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model pemberdayaan perawat, kader, keluarga dan klien (P2K3) terhadap tingkat kemandirian klien dalam perawatan TB Paru, menggunakan desain kuasi eksperimen pre-post test pada dua kelompok. Penelitian dilakukan di 15 wilayah kerja Puskesmas di Kota Depok dengan kasus TB tertinggi. Penelitian terdiri dari tahap pengembangan model dan pengujian efektivitas model. Sampel diambil secara purposif sebanyak 108, terdiri dari 54 kelompok kontrol dan 54 kelompok intervensi. Hasil menunjukkan model P2K3 efektif untuk meningkatkan kemandirian klien TB Paru sebesar 40,2%. Penerapan model ini perlu didukung dengan kebijakan pelayanan kesehatan dari Dinas Kesehatan. Model P2K3 dan modulnya direkomendasikan digunakan oleh perawat di komunitas sebagai acuan pemberdayaan kader, keluarga dan klien TB Paru;

Pulmonary tuberculosis control in Depok has not been integrated to the implementation of the Community Health Care Program, so that the clients self-care independence in their TB treatment still low. The nurse, community workers, family and clients empowerment model was developed based on integration of self-care model, community based care model, and patient centered care approach. This study aims to determine the effectiveness of nurse, health volunteers, family and clients empowerment model to the level of pulmonary tuberculosis clients self-care independence that applied quasi-experimental design with nonequivalent group pretest-posttest method. This study consisted of model development and testing of the model's effectiveness. It was held in 15 areas of Public Health Centers in Depok that have high prevalence of TB cases. The samples size were 108 that taken purposively. It was consisted of 54 the control group and 54 intervention group. The result showed that the model is effective for improving pulmonary tuberculosis clients level of self-care independence as 40,2%. The application of this model needs to be supported by the policy of the Health Office Authority. This model was recommended to implement by nurses in the community as referral to empower community workers, family and pulmonary TB clients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
D2005
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dodik Limansyah
"[ABSTRAK
Lansia paska stroke merupakan kelompok rentan (vulnerable population) karena memiliki masalah kesehatan yang terus meningkat, sulit mengakses pelayanan kesehatan, penghasilan menurun atau harapan hidup lebih singkat akibat kondisi kesehatan, memiliki penyakit kronik dan adanya ketidakmampuan dalam beraktifitas. Penulisan bertujuan memberikan gambaran pelaksanaan model intervensi? MABES? (Mandiri Bersama Stroke) dalam manajemen pelayanan dan asuhan keperawatan pada agregat lansia untuk meningkatkan kemandirian melalui integrasi teori dan model Community as Partner, Family Center Nursing, Konsekuesi dan teori self care serta integrasi CDM model dengan paskastroke di Kelurahan Sukatani. Hasil dari penerapan pelaksanaan model intervensi MABES secara mandiri oleh keluarga dengan kader sebagai pendukung dengan menggunakan buku pedoman dan kartu evaluasi diri mendapatkan hasil yang baik, dimana terjadi peningkatan rerata tingkat kemandirian lansia paskastroke dengan rerata nilai bartel pada bulan pertama 62,581, pada bulan kedua 60,806 dan pada bulan ketiga sebesar 74,032. Hasil uji statistik mendapat nilai <0,05 yang berarti ada perbedaan yang signifikan nilai bartel indeks dari pengukuran bulan pertama hingga bulan ketiga.

ABSTRACT
Elderly post-stroke are vulnerable groups (vulnerable population) because they have health problems that continue to increase, they difficult to access health services to care the health problems, declining income or a shorter life expectancy due to health conditions, has a chronic disease and their inability in the activity. This application aims to provide an overview the implementation of the intervention model of 'MABES' in service management and nursing care to the elderly aggregate to increase independence through the integration of theory and models Community as Partner, Family Center Nursing, concquencys theory and the theory of self-care and also the integration of CDM models with post-stroke in Sukatani, Results of the application execution model of intervention MABES independently by a family with a health working of supporters by using the guidebook and self-evaluation card to get good results, where an increase in the average level of independence of elderly post-stroke with a mean value of 62.581 Bartel in the first month, in the second month 60.806 and in third at 74.032. Statist ical test results received value <0.05, which means there are significant differences bartel index value of the measurement of the first month until the third month. , Elderly post-stroke are vulnerable groups (vulnerable population) because they have health problems that continue to increase, they difficult to access health services to care the health problems, declining income or a shorter life expectancy due to health conditions, has a chronic disease and their inability in the activity. This application aims to provide an overview the implementation of the intervention model of 'MABES' in service management and nursing care to the elderly aggregate to increase independence through the integration of theory and models Community as Partner, Family Center Nursing, concquencys theory and the theory of self-care and also the integration of CDM models with post-stroke in Sukatani, Results of the application execution model of intervention MABES independently by a family with a health working of supporters by using the guidebook and self-evaluation card to get good results, where an increase in the average level of independence of elderly post-stroke with a mean value of 62.581 Bartel in the first month, in the second month 60.806 and in third at 74.032. Statist ical test results received value <0.05, which means there are significant differences bartel index value of the measurement of the first month until the third month. ]"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Shintayu Pramesranni Anazky Putri Sudibyo
"Tuberkulosis masih menjadi masalah serius di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Seseorang dengan TBC aktif dapat menularkan bakteri TBC kepada 10-15 orang dalam kurun waktu satu tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik dan stigma diri dengan kepatuhan klien TB Paru di Kota Depok. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan cross sectional dan teknik cluster random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen stigma diri dan instrumen kepatuhan. Jumlah sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah 94 responden klien tuberkulosis paru di Kota Depok yang memenuhi kriteria inklusi. Analisis univariat dan bivariat dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji chi square. Hasil uji chi square untuk variabel karakteristik dan kepatuhan menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan. Hasil uji chi square untuk variabel stigma diri menunjukkan nilai p sebesar 0,000 yang artinya memiliki hubungan yang signifikan. Pengembangan program kesiapan pengobatan untuk klien perlu disiapkan oleh puskesmas. Program tersebut dapat dilaksanakan oleh perawat sebelum memulai pengobatan sehingga tingkat kepatuhan klien terhadap TB Paru dapat ditingkatkan.

Tuberculosis is still a serious problem throughout the world, including in Indonesia. A person with active TB can transmit TB bacteria to 10-15 people within one year. This study aims to determine the relationship between characteristics and self-stigma with client compliance with pulmonary TB in Depok City. The research method used was a cross sectional approach and cluster random sampling technique. The instruments used in this study were self-stigma instruments and compliance instruments. The number of research samples used in this study were 94 respondents with pulmonary tuberculosis clients in Depok City who met the inclusion criteria. Univariate and bivariate analyzes in this study were carried out using the chi square test. The results of the chi square test for the characteristic and compliance variables showed no significant relationship. The results of the chi square test for the self-stigma variable showed a p value of 0,000 which means that it has a significant relationship. The development of a treatment readiness program for clients needs to be prepared by the puskesmas. The program can be implemented by nurses before starting treatment so that the client's level of adherence to pulmonary TB can be improved."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astuti Yuni Nursasi
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Simbolon, Sedia
"Klien stroke dengan hipertensi dari tahun ke tahun terus meningkat, sehingga keadaanini menjadi hal penting untuk dikelola dengan baik. World Health Organisation bahwapada tahun 2030 ada 23,3 juta kematian oleh karena penderita penyakit Jantung danStroke dan berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar 2013 penderita stroke yangterdiagnosa di Indonsia sebanyak 1.236.825 orang. Penderita stroke di rumah sakittempat dilakukan penilitian selama empat tahun terakhir mencapai 351 orang, sehinggaini memberikan gambaran bahwa stroke merupakan penyakit yang memerlukanperawatan dan pengobatan yang lebih serius. Tujuan penelitian ini adalah untukmengembangkan model perencanaan pulang klien stroke dengan hipertensi. Metode:riset operasiobnal dengan 3 tahap. Yaitu tahap 1, identifikasi alur dan masalah sertakebutuhan perncanaan pemulang klien, tahap 2 dikembangkanya draft model dan modulberdasarkan data dasar dari hasil tahap 1. Telaah literatur dan konsultasi pakar, tahap 3,validasi model dan modul dengan kuasi eksperimen. Data dikumpulkan menggunakanFGD Focus Group Discussion dan Wawancara Mendalam pada tahap 1 denganinforman penelitian 33 orang. Partisipan tahap 3 uji model adalah keluarga 21 sebelumdan 37 orang sesudah, klien 33 sebelum dan 37 orang sesudah, dan perawat 37 orangsebelum dan sesudah dilakukan intervensi model. Data dikumpulkan dengan pre posttest. Analisa data tahap satu dengan analisa konten dan tahap uji model denganmenggunakan SPSS. Hasil tahap satu didapat alur klien masuk sampai pulang,kebutuhan dan masalah dalam perencanaan pulang. Hasil uji coba model bahwakemandirian klien bermakna signifikan dengan Pvalue =0.00 lebih kecil dari Pvalue =0.05, kepuasan klien tidak signifikan karena Pvalue =0.40 lebih besar dari Pvalue =0.05, kepuasan keluarga bermakna signifikan karena Pvalue =0.025 lebih kecil dariPvaleu = 0.05, sementara hasil kepuasan perawat sangat bermakna signifikan denganPvalue = 0.00 lebih kecil dari Pvalue = 0.05. Disimpulkan bahwa model perencanaanpulang diperlukan untuk memberikan pelayanan perawatan dan pengobatan kepadaklien, dan dapat digunakan tenaga kesehatan untuk melaksanakan perawatan danpengobatan. Merupakan saran agar manajemen rumah sakit membuat kebijakan danmempersiapkan perangkat sehubungan pelaksanaan perencanaan pulang bagi klien.

Stroke client with hypertension increasing from time to time, this condition need tomanage very well. Wod Health Organization mentioned on year of 2030 have 23.3million dead caused of blood hypertension, and based on resulted of Riset KesehatanDasar on 2013, the stroke case 1.236.825 or 7 of Indonesian population. Stroke casedata in the hospitals where this research been done for the last 4 years reach 351 people,which providing us with a focus that stroke is a disease that need a more serioustreatments. The objectives of the research is developt Discharge Planning stroke clients.Operation research was apply with 3 phase, and first phase is to identify the gate cliententered to hospital, need and problems that face in conduct Discharge Planning. Phasetwo is to developt model and modul draft of discharge planning, and phase three is tovalidate model and modul that developt. Phase one the data was collected by FocusGroup Discussion and indept interview with 33 nurses participant. Phase validatemodel and conternt analysis and phase 3 used computer. Phase 3 found that the resultsof the test for the model are client self-efficacy provide a significant value withPvalue=0,00 lower than Pvalue= 0.05, client satisfaction is not significant with Pvalue =0.40 higher than Pvalue = 0.05, family satisfaction provide a significant value withPvalue = 0.025 lower than the Pvalue= 0.05, while nurse satisfaction provide asignificant value with Pvalue = 0.00 lower than Pvalue = 0.05. The conclustion takenfrom this research is that discharge planning model is needed to provide care andmedication service to client and can be used by healthcare team to perform the treatmentand medication. It is suggested to the hospital management to create a policy andprepare the infrastructure related to the implementation of discharge planning model fora client."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
D2479
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Minarti
"Stroke merupakan penyakit yang mulai menyerang usia produktif. Dampak yang ditimbulkan adalah kecacatan, sehingga mengakibatkan ketergantungan klien kepada keluarganya. Upaya yang dilakukan adalah memberikan pelaayanan rehabilitasi fisik melalui pemberdayaan klien dan keluarga dengan harapan ketergantungan klien kepada orang lain menjadi minimal dan klien mampu mandiri.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberdayaan klien dan keluarga dalam melakukan rehabilitasi fisik di rumah terhadap kemandirian aktivitas sehari-hari klien pasta stroke. Desain penclitian adalah kuasi eksperimen pre tes - pas tes dengan kelompok kontrol. Besar sampel adalah 54 responden, dengan rincian 27 responden kelompok kontrol dan 27 responden kelompok intervensi. Cara pemilihan sampel adalah non probability sampling jenis consecutive sampling.
Uji statistik yang digunakan adalah uji beda dua mean dependent samples test paired t test dan uji beda dua mean independent sample t test. Uji regresi Iinier ganda digunakan untuk menganalisis pengaruh karakteristik klien dan keluarga terhadap kemandirian aktivitas klien.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok intervensi yang dilakukan pendampingan 8 kali, peningkatan kemandirian lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang dilakukan pendampingan 4 kali (p=0,000). Peningkatan kemandirian klien pasca stroke dipengaruhi oleh pendidikan klien dan pendidikan keluarga yang merawat klien (p),000).
Saran untuk perawat komunitas adalah pemberdayaan klien dan keluarga perlu dikembangkan lebih lanjut sehingga potensi yang dimiliki oleh klien dan keluarga dapat digali dan ditingkatkan. Perawatan berkelanjutan perlu dibentuk oleh perawat komunitas dengan meningkatkan kemitraan antar pclayanan keperawatan dan antar profesi kesehatan yaitu antara perawat di rumah sakit dengan perawat yang berada di Puskesmas."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T17742
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Sari
"Tuberkulosis paru/TB paru merupakan salah satu penyakit infeksi paru menular yang hingga saat ini masih menjadi perhatian. Penyakit TB paru merupakan salah penyakit yang masih menimbulkan stigma di masyarakat. Stigma yang muncul di masyarakat akan dapat berkembang menjadi stigma diri. Stigma diri yang dialami oleh klien TB akan menghambat kepatuhan pengobatan dan mencegah diagnosis TB yang tepat waktu, sehingga dibutuhkan suatu intervensi salah satunya adalah coaching.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh coaching terhadap stigma diri dan kualitas hidup klien TB paru. Penelitian dilakukan menggunakan kuasi eksperimen dengan kelompok kontrol. Sampel sebanyak 31 klien TB pada kelompok intervensi dan 31 pada kelompok kontrol. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa coaching berpengaruh signifikan dalam menurunkan stigma diri dan meningkatkan kualitas hidup klien TB paru (p= 0,000). Hasil uji mancova menunjukkan jenis kelamin mempengaruhi stigma diri dan kualitas hidup (p= 0,000). Hasil penelitian menyarankan bahwa intervensi coaching dapat dilakukan untuk meminimalkan dampak psikologis akibat penyakit TB dan meningkatkan kualitas hidup klien TB paru.

Pulmonary tuberculosis is a contagious lung infection disease that still becomes public concern. Pulmonary tuberculosis poses stigma in the community. The stigma that appears may develop into self-stigma. Self-stigma will hamper TB treatment adherence and prevent timely diagnosis of TB. Therefore, it needs an intervention such as coaching.
This study aims to determine the effect of coaching on self-stigma and quality of life for pulmonary tuberculosis clients. This research applied a quasi-experimental design with a control group with 62 pulmonary TB clients as samples. The intervention and control groups consisted of 31 persons in each group. The sampling technique was purposive sampling.
The results showed that coaching has a significant effect to reduce the self-stigma and improve quality of life within pulmonary tuberculosis clients (p = 0.000). MANCOVA test result also showed that gender affects self-stigma and quality of life (p = 0.000). The results of the study suggest that the intervention of coaching need to be done to minimize the psychological impact of pulmonary TB and improve quality of life among pulmonary tuberculosis clients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T46062
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susanti Niman
"Ketidakberdayaan pada penyakit kronis terjadi akibat faktor fisiologis, manajemen pengobatan, proses kehilangan, kurangnya pengetahuan, sistem perawatan kesehatan, isu sosial, kurangnya sumber diluar individu, ketidakpastian dan budaya (Lukbin & Larsen, 2013). Tujuan karya ilmiah akhir adalah mengetahui efek logoterapi dan psikoedukasi keluarga terhadap ketidakberdayaan klien penyakit kronis yang dirawat di rumah sakit umum melalui pendekatan Orems’s Selfcare Model. Tindakan keperawatan logoterapi dan psikoedukasi keluarga diberikan kepada 17 klien dengan penyakit kronis yang dirawat 3 - 6 hari dan 7 klien yang dirawat 1-2 hari. Pelaksanaan logoterapi pada klien dan psikoedukasi keluarga pada caregiver dapat menurunkan tanda dan gejala ketidakberdayaan, meningkatkan kemampuan klien dan keluarga dalam mengatasi ketidakberdayaan dan selfcare klien. Rerata peningkatan kemampuan 17 klien yang dirawat 3 - 6 hari lebih tinggi dibandingkan dengan 7 klien yang dirawat 1-2 hari. Karya ilmiah ini direkomendasikan untuk klien ketidakberdayaan akibat penyakit kronis.

Powerlessness in chronic diseases caused by physiological factors, medication management, process loss, lack of knowledge, health care systems, social issues, lack of resources beyond the individual, and cultural uncertainty (Lukbin & Larsen, 2013). The purpose of this final scientific work was to determine the effects of logotherapy and family psychoeducation to client's powerlessness in chronic diseases were treated in public hospitals through Orems's Selfcare Model approach. Nursing implementations logotherapy and family psychoeducation provided to 17 clients with chronic illness who were treated 3-6 days and 7 clients were treated 1-2 days.The results of the implementation of logotherapy on the client and the caregiver's family psychoeducation may reduce signs and symptoms of powerlessness, increased ability to cope client and their families with powerlessness and selfcare. The mean increase in the ability of 17 clients who where treated 3-6 days higher than the 7 clients were treated 1-2 days. Scientific work is recommended for clients powerlessness due to chronic illness.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Natasya Dwi Amalia
"Tuberkulosis Paru hingga saat ini masih menjadi penyakit menular yang paling sering merenggut nyawa masyarakat. Beberapa penelitian menyatakan bahwa pengetahuan masyarakat khususnya keluarga mengenai penyakit tuberkulosis masih dibawah rata-rata. Selain itu, dukungan informasional yang diberikan keluarga juga masih kurang. Pemberian dukungan informasional oleh keluarga menunjukkan berfungsinya keluarga dalam hal fungsi perawatan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan keluarga dengan dukungan informasional pada klien Tuberkulosis Paru di Kota Depok. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan cross sectional dan teknik cluster random sampling. Instrumen kuesioner pengetahuan keluarga dan dukungan informasional pada klien Tuberkulosis Paru digunakan dalam penelitian ini. Jumlah subjek penelitian yang diikutsertakan sebanyak 102 keluarga yang merawat klien Tuberkulosis Paru di Kota Depok. Analisis univariat dan bivariat dilakukan dengan menggunakan uji chi square. Hasil uji chi squaremenunjukkan p value sebesar 0,026 (p<0,05) artinya terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan keluarga dengan dukungan informasional pada klien Tuberkulosis Paru. Pengembangan program promosi kesehatan terkait Tuberkulosis Paru perlu dirancang oleh pihak puskesmas agar dapat meningkatkan pengetahuan keluarga sehingga mampu memberikan dukungan informasional yang baik pada klien Tuberkulosis Paru.

Pulmonary Tuberculosis is an infectious disease that most often takes the lives of people. Some studies demonstrate that the knowledge of the community, especially families regarding Pulmonary Tuberculosis disease is still below the average. On the other hand, the informational support provided for Pulmonary Tuberculosis clients is also lacking. Informational support given by family showed that they are implementing family health care function. This study aims to determine the correlation of family knowledge and informational support for Pulmonary Tuberculosis clients in Depok City. The research method used is cross sectional approach and cluster random sampling technique. Family knowledge and informational support questionnaire instrument is used in this study. The number of research subjects conducted as many as 102 families caring for Pulmonary Tuberculosis clients in Depok City. Univariate and bivariate analysis were done using chi square test. The chi square test results showed p value of 0.026 (p<0.05) meaning that there was a significant difference between family knowledge and informational support for Pulmonary Tuberculosis clients. Health promotion program related to Pulmonary Tuberculosis need to be developed by the puskesmas in order to increase family knowledge. Thus, family can provide a better informational support for the clients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiji Saraswati
"Dukungan sosial keluarga merupakan bentuk dukungan yang diberikan oleh keluarga agar klien TB merasa nyaman, dicintai, dihargai, dan diperhatikan sehingga klien TB termotivasi untuk mematuhi pengobatan yang sedang dijalaninya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dukungan sosial keluarga terhadap klien TB Paru yang berobat di Poli Paru Puskesmas Kecamatan Jagakarsa. Metode deskriptif dengan total sampling diterapkan pada penelitian ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan yang baik dari masing-masing jenis dukungan. Jenis dukungan instrumental memiliki rata-rata dukungan tertinggi (25,51%). Oleh karena itu disarankan Puskesmas Kecamatan Jagakarsa untuk mengembangkan dukungan instrumental untuk meningkatkan motivasi dan kepatuhan berobat klien TB.

A family social support is a form of support provided by the family to make TB clients feel comfortable, loved, respected, and noted that clients are motivated to adhere to TB treatment. This study aims to describe family social support for TB clients who seek treatment at Jagakarsa Health Center. A descriptive with total sampling method applied in this study.
The results showed good support from each type of support. The instrumental support had the highest average score (25.51%). It is therefore recommended Jagakarsa Health Centers develop instrumental support guidance to enhance client motivation and adherence to TB treatment.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43594
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>