Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 126596 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Citra Anakomi
"Menderita kanker di usia muda merupakan salah satu peristiwa mengejutkan yang berkelanjutan bagi para penderitanya. Tahapan yang harus dilalui untuk memperoleh diagnosis hingga menjalani pemulihan merupakan proses panjang yang membebani kondisi psikologis penderita. Pada tahapan tersebut, penderita mengalami berbagai perubahan dan kehilangan dalam dirinya. Salah satunya adalah kerontokan rambut akibat kemoterapi - atau yang disebut Chemotherapy-Induced Alopecia (CIA). CIA terbukti menjadi efek samping yang dihayati wanita penderita kanker sebagai kehilangan yang mendalam sehingga dapat mengakibatkan terjadinya penurunan self-esteem dalam diri mereka (Ferrell, Grant, Funk, Otis-Green & Garcia, 1997).
Pada penelitian ini dilakukan analisa secara mendalam tentang penghayatan tiga orang wanita dewasa muda penderita kanker sehubungan dengan kerontokan rambut yang mereka alami. Selanjutnya, kepada mereka diberikan intervensi dengan pendekatan Solution-Focused Brief Therapy secara perorangan, sebanyak 7 sesi (2 pertemuan pra sesi, 4 sesi intervensi, dan 1 sesi follow-up). Setiap sesinya dilakuka n dengan durasi sekitar 90-120 menit. Kuesioner Revised Janis and Field Scale digunakan sebagai alat ukur self-esteeem pada pre-test dan post-test.
Hasil penilaian kualitatif dan kuantitatif yang diperoleh menunjukkan adanya perubahan yang positif pada cara pandang ketiga partisipan terhadap diri mereka maupun kerontokan rambut yang dialami. Penelitian ini membuktikan bahwa intervensi dengan pendekatan Solution-Focused Brief Therapy dapat meningkatkan self-esteem pada wanita dewasa muda penderita kanker yang mengalami CIA.

Having cancer at young age is one of continually shocking events for the patients. The stages that must be passed from obtaining diagnosis until doing the treatment is a long process that burdens their psychological conditions. By that stage, the patient is experiencing various change s and losses. One of them is hair los s due to chemotherapy - or called Chemotherapy-Induced Alopecia (CIA). CIA has proven to be internalized profound loss treatment's effect for woman that can decrease their self-esteem (Ferrell, Grant, Funk, Otis-Green & Garcia, 1997).
This research implements in-depth analysis of three young adult women with cancer, abo ut how they are carrying out the ha ir loss. Next, Solution-Focused Brief Therapy Approach Intervention is given individually, consisted of 7 sessions (2 presessions, 4 intervention sessions, and a follow-up session). Each session was conducted around 90-120 minutes. Revised Janis and Field Scale questionnaire used as the self-esteem measurement on pre-test and post-test.
Result of qualitative and quantitative assessment indicates a positive change on perspective of themselves and their experiences of hair loss from three participants. This research has shown that the intervention with Solution-Focused Brief Therapy approach could increase self-esteem on young adult women with cancer who experienced CIA.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
T42874
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elga Oktavia
"Diabetes-related distress rentan dialami oleh dewasa muda dengan Diabetes Mellitus (DM) karena mereka berada dalam usia produktif dan memiliki harapan hidup yang tinggi. Distres yang tidak mendapatkan penanganan yang tepat dapat mengakibatkan kecemasan dan berujung pada depresi yang akan mengganggu peran mereka dalam kehidupan sehari-hari. Solution-Focused Brief Therapy (SFBT) merupakan salah satu pendekatan intervensi yang mengarahkan klien untuk lebih terfokus pada potensi yang dimiliki. Desain penelitian ini termasuk dalam one group pretest-posttest design (before and after) yang diawali dengan pretest dan asesmen awal.
Sebagai hasilnya pemberian 4 sesi intervensi dengan pendekatan SFBT dapat menurunkan tingkat diabetes-related distress pada partisipan, dimana secara kuantitatif terjadi penurunan skor PAID. Partisipan juga mengalami perubahan aspek kognitif dan perilaku. Partisipan merasa percaya diri dan optimis terhadap potensi dan solusi yang dimiliki untuk mengatasi distres yang dihadapi. Partisipan memperoleh solusi yang konkret dalam upaya untuk keluar dari masalahnya terkait kondisi DM. Untuk semakin memperkuat komitmen dalam menjalankan solusi, intervensi lanjutan berupa terapi keluarga atau support group akan sangat membantu.

Diabetes-related distress are commonly experienced by young adults with Diabetes Mellitus (DM), because on their age they have to be productive. Untreated distress provokes anxiety and depression that will influence they daily activities. Solution-Focused Brief Therapy (SFBT) help the participants to focus on their potencies. With the one group pretest-posttest design (before and after), this study will be started with pretest and pre-assesment in the begining of the intervention.
As the results, 4 sessions of intervension are effective to decrease diabetes-related distress on participants, and decrease the PAID instrument scores. Qualitative result indicated that participants experienced changes in cognitive and behavior aspects. Participants felt confident and optimist either about their potencies or their solutions to face the distress. They got concrete solutions for their effort to deal with their DM problems. Family therapy or support group can help participants to build their commitment on doing the solutions the have built before.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T46477
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inayah Agustin
""Quarterlife crisis adalah sebuah fenomena yang umum terjadi pada" "u di rentang usia 18-29 tahun. Kelompok usia ini dikenal dengan istilah "individu" emerging adulthood dan pertama kali dicetuskan oleh Arnett (2001). Pada tahap perkembangan tersebut, individu mulai memperoleh banyak perubahan-perubahan dan tuntutan dari lingkungannya sebagai tanda masa transisi dari remaja menuju dewasa. Adanya kebutuhan untuk mengeksplorasi diri juga membuat tahap ini penuh dengan ketidakstabilan. Bila individu tidak mampu mengatasinya - ditandai dengan munculnya reaksi emosi seperti rasa cemas, frustrasi, dan perasaan tidak berdaya karena tidak mampu keluar dari zona nyaman kehidupannya, maka individu tersebut dapat dikatakan mengalami quarterlife crisis (Robbins & Wilner, 2001). Area permasalahannya meliputi pekerjaan, pendidikan hingga yang paling sering dialami oleh perempuan yakni masalah relasi interpersonal yang erat kaitannya dengan keinginan atau tuntutan untuk menikah.
Faktor norma sosial budaya, keluarga dan pertemanan mempengaruhi pandangan individu terhadap permasalahannya. Semakin memperoleh tekanan, individu akan mulai membangun emosi-emosi dan pandangan negatif terhadap dirinya sendiri. Padahal di sisi lain, banyak aspek positif yang sebenarnya ia miliki namun tidak disadari, akibatnya produktivitas dan fungsi sosialnya menjadi terganggu. Hal inilah yang menjadi sasaran intervensi berupa sebuah terapi dengan pendekatan solution-focused. Asumsi-asumsi dasar dari solution-focused menitikberatkan pada potensi positif individu dan orientasi pada masa depan dianggap sesuai untuk mengatasi quarterlife crisis. Terdapat 4 (empat) sesi individual dengan tujuan untuk membantu individu membangun solusi dari masalahnya sendiri. Hasil yang diperoleh menunjukkan adanya perubahan yang positif dari ketiga individu dalam upaya mengatasi quarterlife crisis yang dialaminya. Partisipan yang belum memiliki pasangan lebih mudah keluar dari krisis bila dibandingkan dengan partisipan yang sudah memiliki pasangan. Teknik-teknik yang terbukti efektif antara lain mengidentifikasi masalah dan menetapkan tujuan, miracle question, serta survei mengenai potensi positif diri.

Quarterlife crisis is a common phenomena founded in individuals age 18-rs old. This group of age is known as emerging adulthood, and Arnett 30 yea "(2001) is the first person who introduce it as the new stage of development. At this stage, individuals start to have many changes and demands from others in their society as the sign of the transition from adolescence to adulthood. People at this stage are also like to have self-exploration, that?s why their life is full of instability. If the individuals can?t handle it, which marked by having lots of negative emotions such as anxiety, frustration and helpless because they can?t move from their own comfort zone, then we can says that those individuals are having quarterlife crisis (Robbins & Wilner, 2001). The area of problems contains career problem, academic and even romance or interpersonal relationship which mostly women?s concerned because it?s related to the demands of getting married.
Socio-cultural, peers and family factor have been influence people?s perspective about their problems. The more they?re getting demand from others, the more they build some negative emotions and perspective about themselves. While on the other side, there are a lot of positive things which they?re actually have but they didn?t realize it. By the result of that, they can?t perform productively and easily got troubles in social functioning. That?s the reason behind the decision to build an intervention with solution-focused approach. The basic assumptions from this approach is to believe that all individuals are having positive potensial inside them and the future-orientation might help them to build some solutions from their problem. The therapy itself contains 4 (four) individual sessions, and all of it focusing on how their work to build some goals and solution to achieve it. Some of the reluts are : there are significant changes in positive way founded in all 3 (three) participants in terms of handling quarterlife crisis related to interpersonal problem. Specifically, participant who doesn?t have a partner yet is handling the crisis easily and she successfully move on from quarterlife crisis compare to participant who already have a partner. Some of the techniqes that proven to be effective are the miracle questions, worksheet about positive personality survey and how to identify problems and setting the goals.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T30360
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Apdelina
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Solution Focused Therapy
(SFT) dapat mengurangi simtom-simtom depresi pada mahasiswa Universitas
Indonesia tahun pertama penerima Bidikmisi. Penelitian ini menggunakan desain
one group pretest-posttest dengan jumlah partisipan sebanyak empat orang.
Masing-masing partisipan mengikuti sesi SFT sebanyak empat kali, disertai
dengan satu kali pertemuan prasesi dan satu sesi follow up (2 – 4 minggu setelah
sesi terminasi). Proses screening awal dilakukan dengan memberikan Beck
Depression Inventory (BDI) kepada calon partispan. Didapati penurunan skor BDI
dan peningkatan skor scalling question terkait kondisi perasaan partisipan setelah
menjalani intervensi. Selain itu, perubahan kualitatif juga dilaporkan dalam
penelitian ini."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T35383
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titi Sahidah Fitriana
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas pendekatan solution focused dalam meningkatkan kualitas hubungan romantis pada dewasa muda dari keluarga dengan orangtua bercerai. Melalui desain penelitian single subject experimental, intervensi diberikan kepada dua orang partisipan dalam empat kali pertemuan dengan durasi 90-120 menit. Efektivitas intervensi dievaluasi secara kualitatif yaitu melalui pengamatan dan wawancara peneliti terhadap perkataan dan insight partisipan selama menjalani sesi intervensi. Efektivitas juga dievaluasi secara kuantitatif melalui pemberikan kuesioner Marital Attitude Scale dan optimism about relationship pada saat sebelum dan segera setelah intervensi selesai dilakukan. Kedua kuesioner ini dinyatakan berkorelasi secara signifikan dengan kualitas hubungan romantis. Hasil antara kuesioner sebelum dan sesudah intervensi kemudian diperbandingkan.
Berdasarkan hasil intervensi yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa intervensi dengan pendekatan solution focused efektif dalam meningkatkan kualitas hubungan romantis pada dewasa muda dari keluarga dengan orangtua bercerai. Partisipan memiliki sikap yang lebih positif terhadap pernikahan dan optimisme yang lebih besar terhadap kesuksesan hubungan romantis di masa depan. Partisipan juga mendapatkan manfaat intervensi berupa mengurangi pikiran-pikiran negatif, mempertahankan perilaku yang bermanfaat dalam hubungan romantis dan meningkatkan kualitas hubungan romantis terutama dalam hal komunikasi dengan pasangan.

The aim of this study is to find out the effectiveness of solution focused approach in enhancing quality of romantic relationship from adult children of divorce. With single subject experimental design, the solution focused approach was given to two participants in four sessions (90 - 120 minutes). Intervention effectiveness were being evaluated qualitatively by observing insight of the participants during intervention sessions. The effectiveness of intervention were also measured quantitavely by giving Marital Attitude Scale and Optimism about relationship scale before and after intervention. And then the results were being compared.
Based on the intervention result, it can be concluded that solution focused approach is effective in enhancing the quality of romantic relationship among adult children of divorce. Participant's attitude and optimism toward romantic relationship and marriage has increased significantly. Participants also gain some benefits from the intervention. The participants utter that their negative thought has decreased. They also can maintain behaviors that support quality of romantic relationship and increasing it through better communication skill toward their spouse.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T30575
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Oetomo
"Adiksi narkoba selalu menimbulkan heban atau masalah pada sistem keluarga dan mengganggu anggota keluarga lainnya (Barnard, 2005). Perilakn-perilaku bermasalah yang muncul, seperti: kekerasan, mencuri, alan pertcngkaran dalam kcluarga, menimbullcan kcsulitan-kesulitan untuk hidup bersama anggota keluarga adiksi narkoba. (Vellemau et aI.,I993). Hubungan keluarga yang penuh dengan ketegangan memberikan dampak negatif yang signifilcan psda anggota-anggota keluarga (Boss & Mulligan, 2003). Penelitian ini menggunakan pendekatan solurion focused yang dikembangkan oleh Steve de Shazer, dan Insoo Kim Berg (1992) untuk menolong kcluarga dengau anak adiksiipengguna narkoba, yaitu dengan membangun sistem- sistem keyakinan baru dan positif dalam memandang masalah mereka, sehingga dengan demikian menjadikannya lebih mudah untuk ditanggulangi. Perubahan pada sistem-sistem keyakinan keluarga terhadap masalah adalah merupalcan suatu dasar perubahan untuk mendapatkan resolusi yang efektif terhadap masalah. Terapi ini berfokus pada solusi dari masalah yang ada pads saat ini dengan menggunakan sumber kekuatan yang ada pada keluarga yang bisa mercka gunakan dalam membuat perubahan. Fungsi terapis adalah mengajukan gambaran pembahan dalam langkah-langkah kecil, spesifik, positii§ dan dalam istilah-istilah interaksional (Macdonald, 2007). Tcknik pengumpulan data dilakukan melalui wawaneara semi srruktur dan observasi terhadap dua keluarga yang menjadi subjek intervensi ini. Hasil intervensi terhadap kedua keluarga tersebut mcnunjukkan perubahan pada sistem-sistem keyakinan keluarga kearah yang lebih posilif berupa ide-ide dan resolusi barn untuk melakukan perubahan.

Drug addiction always becomes a burden or causes a problem to the family system and disrupts other family members (Barnard 2005). Problematic behaviours that arise like : violence, stealing or family feuds, cause problems in living with family members addicted to dnlgs. (Velleman et al.,l993) Tense family relationships has significant negative effects on family members. (Boss & Mulligan, 2003). This research uses the solution focus approach developed by Steve de Shazer and Insoo Kim Berg (1992) to help families with drug addicted child, by developing new belief systems and positiveness in dealing with their probiems, so that it becomes more easy to resolve the problem. Changing the family belief system is the basis of change which will result in an effective resolution towards a problem.This therapy focuses on a solution to a probiem which has occurred by using the family strength make a change. The role of the therapist is to formulate changes in small steps, specific, positive dan using iutcractional terms (Macdonald, 2007). Data gathering tecbnics is done through semi structured interviews and observation of two families which are the objects of this therapy. The resulting therapy towards those families shows that the change in their belief systems becomes more positive By creating new ideas and new resoltions to make a change."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
T34160
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Thomas, Frank N
"Providing practitioners and supervisors with a valuable resource on solution-focused approaches to supervision, this publication includes video and previously unpublished material by Insoo Kim Berg"
New York: Springer, 2013
616.891 47 THO s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Shalista Feniza Hasny
"Pendahuluan: Kanker adalah penyebab kematian terbesar pada anak dan remaja di seluruh dunia dan merupakan ancaman serius bagi kesehatan masyarakat karena insidensinya terus meningkat. Kemoterapi merupakan metode terapi yang umum digunakan untuk mengobati kanker. Penggunaan kemoterapi dapat menimbulkan efek samping salah satunya mual dan muntah akibat kemoterapi atau Chemotherapy Induced Nausea and Vomiting (CINV). Penggunaan terapi antiemetik saat ini masih belum optimal dalam menangani CINV karena efek terapeutiknya belum maksimal, efek samping yang terjadi serta dari segi biaya. Akupressur dan Press Needle merupakan metode akupunktur yang dapat membantu mengurangi intensitas dan frekuensi mual dan muntah yang terkait dengan kemoterapi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan efektivitas akupresur dan press needle terhadap skor Rhodes Index of Nausea, Vomiting and Retching (RINVR) pasien kanker anak yang menjalani kemoterapi. Metode: Desain penelitian pada penelitian ini adalah sebuah uji klinis acak tersamar tunggal. Penelitian ini diikuti oleh 52 orang subjek penelitian yang dibagi kedalam kelompok akupresur (n=26) dan kelompok press needle (n=26). Pada kelompok akupresur dilakukan penekanan pada titik PC6 dan ST36 selama 2 menit tiap titiknya minimal 3 kali sehari, sementara pada kelompok press needle dilakukan pemasangan press needle pada titik yang sama dan dilakukan 1 kali perangsangan di awal. Terapi akupresur dan pemasangan press needle dilakukan sebelum kemoterapi dan dan dipertahankan hingga 3 hari pasca kemoterapi. Evaluasi mual muntah dilakukan setiap hari hingga 6 hari pasca kemoterapi menggunakan kuesioner Rhodes index of nausea, vomiting, and retching.
Hasil: Terdapat penurunan skor RINVR pada kelompok akupresur dan press needle antara hari kemoterapi, 1 hari pasca kemoterapi, 3 hari pasca kemoterapi pada kelompok akupresur namun tidak signifikan (p>0,05). Efek terapi press needle bertahan hingga 6 hari pasca kemoterapi dengan hasil signifikan (p=0,018), namun tidak pada kelompok akupresur (p=0,233).

Background : Cancer is the largest cause of death in children and adolescents throughout the world and is a serious threat to public health because its incidence continues to increase. Chemotherapy is a therapeutic method commonly used to treat cancer. The use of chemotherapy can cause side effects, one of which is Chemotherapy Induced Nausea and Vomiting (CINV). The current use of antiemetic therapy is still not optimal in treating CINV because of the therapeutic effect is not optimal, the side effects that occur, and in terms of cost. Acupressure and Press Needles are acupuncture methods that can help reduce the intensity and frequency of nausea and vomiting due to chemotherapy. The aim of this study was to compare the effectiveness of acupressure and needle pressure on the Rhodes Index of Nausea, Vomiting and Retching (RINVR) scores in pediatric cancer patients undergoing chemotherapy.
Method : The research design in this study was a single-blind, randomized clinical trial. This study was attended by 52 research subjects who were divided into the acupressure group (n=26) and the press needle group (n=26). In the acupressure group, pressure was applied to points PC6 and ST36 for 2 minutes per point at least 3 times a day, while in the press needle group, press needles were placed at the same points and stimulation was carried out once at the beginning. Acupressure therapy and press needle placement are carried out before chemotherapy and maintained for up to 3 days after chemotherapy. Evaluation of nausea and vomiting was carried out every day until 6 days after chemotherapy using the Rhodes index of nausea, vomiting, and retching questionnaire. Result: There was a decrease in the RINVR score in the acupressure and press needle groups between the day of chemotherapy, 1 day after chemotherapy, and 3 days after chemotherapy in the acupressure group but it was not significant (p>0.05). The effect of press needle therapy lasted up to 6 days after chemotherapy with significant results (p=0.018), but not in the acupressure group (p=0.233).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ami Novianti Subagya
"Salah satu efek samping kemoterapi yang dirasa paling memberatkan bagi remaja adalah mual muntah. Mual muntah akibat kemoterapi disebut dengan istilah Chemotherapy Induced Nausea Vomiting (CINV). Prevalensi CINV pada remaja kanker cukup tinggi dan berdampak terhadap kualitas hidupnya sehingga diperlukan asuhan keperawatan yang holistic dan komprehensif. Tujuan karya tulis ini untuk memberikan gambaran asuhan keperawatan menggunakan pendekatan teori comfort Kolcaba dan teknik relaksasi genggam jari sebagai salah satu pilihan intervensi mandiri keperawatan untuk mengurangi keluhan CINV. Aplikasi teori comfort Kolcaba digambarkan pada lima kasus anak dengan masalah CINV yang diberikan asuhan keperawatan mulai dari pengkajian (fisik, psikospiritual, sosiokultural, dan lingkungan), penegakan diagnosis keperawatan, implementasi keperawatan (standard comfort, coaching dan comfort for the soul) dan evaluasi dengan tiga tipe kenyamanan (relief, ease dan transcendence). Hasil evaluasi pada kelima kasus menunjukkan terjadinya peningkatkan kenyamanan yaitu pada tipe ease dan transcendence sehingga Teori Comfort Kolcaba dapat direkomendasikan untuk mengatasi masalah CINV pada remaja.

One of the most burdensome side effects of chemotherapy for teenagers is nausea and vomiting. Nausea and vomiting due to chemotherapy is known as Chemotherapy Induced Nausea Vomiting (CINV). The prevalence of CINV in adolescents with cancer is quite high and has an impact on their quality of life so that holistic and comprehensive nursing care is needed. The purpose of this paper is to provide an overview of nursing care using the Kolcaba comfort theory approach and finger grip relaxation techniques as a choice of independent nursing interventions to reduce CINV complaints. The application of Kolcaba's comfort theory is described in five cases of children with CINV problems who were given nursing care starting from assessment (physical, psychospiritual, sociocultural, and environmental), enforcement of nursing diagnoses, implementation of nursing (standard comfort, coaching and comfort for the soul) and evaluation with three types of comfort (relief, ease and transcendence). The results of the evaluation in the five cases showed an increase in comfort, namely in the types of ease and transcendence so that Kolcaba's Comfort Theory can be recommended to overcome CINV problems in adolescents."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arifin Musthafa
"Efektifitas ECCT Electrical Capacitive Cancer Tomography untuk terapi kanker paru diselidiki dalam penelitian ini ECCT merupakan teknik terapi kanker menggunakan medan listrik statis dengan frekuensi 100 kHz dari sumber arus listrik bolak balik. ECCT menggunakan tegangan input 3V dan menghasilkan tegangan output 20 Vpp Rekonstruksi citra 2D dilakukan menggunakan software MATLAB R2009a Simulasi dilakukan berdasarkan metode elemen berhingga dengan menggunakan software COMSOL Multiphysics 3 5 untuk mengetahui besar nilai medan listrik yang efektif untuk terapi kanker paru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat ECCT efektif pada daerah permukaan kanker paru paru karena terjadi peningkatan rasio permitivitas yang signifikan pada daerah interface antara 2 medium dan dipengaruhi juga oleh perubahan frekuensi dan tegangan. Sehingga pembunuhan sel kanker paru dapat dimulai dari permukaan Kata kunci ECCT medan listrik frekuensi tegangan kanker paru.

In this study the effectiveness of Electrical Capacitive Cancer Treatment ECCT in lung cancer therapy is being investigated ECCT is a technique of cancer treatment that uses electrostatic field from an AC current source with a frequency 100 kHz ECCT produces an AC output voltage of 20 Vpp from a DC input voltage of 3V 2D image reconstruction is done using MATLAB R2009a software. The simulation is carried out based on finite element method FEM using COMSOL Multyphysics 3 5 software to determine the optimal amount of electrical field for an effective lung cancer treatment. The simulation results show that ECCT device is effective at the surface area of lung cancer due to the significant increase of permittivity ratio at the interface between 2 medium and the change of frequency and voltage. So the killing of lung cancer cell can start from the surface of tissue Key words ECCT electric field frequency voltage lung cancer."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S44842
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>