Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 162643 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dea Meirina Sari
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik pejalan kaki, menganalisis kelayakan fasilitas pejalan kaki, dan menganalisis efektifitas pemanfaatan jembatan penyeberangan. Lokasi studi berada di ruas Jalan Raya Lenteng Agung arah Utara. Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara. Pertama, penggunaan perangkat kamera untuk menentukan jumlah pejalan kaki dan kecepatan. Kedua, dengan kuesioner untuk mengetahui alasan penggunaan fasilitas dan saran.
Hasil perhitungan menghasilkan Level Of Service (LOS) dari semua ruas di daerah studi berkisar antara LOS A sampai C, dimana LOS C adalah LOS untuk fasilitas Jembatan Penyeberangan Orang (JPO). Adapun efektifitas penggunaan JPO ditunjukkan dalam bentuk persentase jumlah pengguna JPO terhadap jumlah total penyeberang, yaitu sebesar 50.26%.
Hasil analisis alasan penggunaan JPO dengan kuesioner menunjukkan keselamatan merupakan alasan utama pejalan kaki menggunakan JPO dan alasan kelelahan bagi pejalan kaki yang tidak menggunakan JPO. Selain itu, penerangan dan perbaikan trotoar adalah hal utama yang dibutuhkan untuk fasilitas pejalan kaki.
Berdasarkan kajian ini, perlu adanya evaluasi lebih lanjut tentang spesifikasi teknis fasilitas pejalan kaki yang ada saat ini dan perlu adanya kajian tentang penyeberang bawah tanah atau tambahan fasilitas untuk penyeberang lansia atau cacat tubuh.

Pedestrians are frequently blamed as one of the sources of traffic jam.The aims of this study are to examine the characteristics of pedestrians, to analyze the feasibility of pedestrian facilities, and to analyze the effectiveness of the utilization of the pedestrian bridge at a certain congested location. It is located on Jalan Lenteng Agung - north direction. Data collections were done in two ways. First, recorded by using camera to determine the number of pedestrians and speed. Second, the questionnaire to determine the reason of using facilities and suggestions.
The analysis shows that Level of Service (LOS) of all the segments are ranged from LOS A to LOS C, where LOS C for pedestrian bridge. The effectiveness of the use of the pedestrian bridge which is represented by the ratio of pedestrian bridge users to total number of crossing people is 50.26%.
The results of the questionnaire analysis indicate that safety is the main reason for pedestrian use the pedestrian bridge and exhausting is the reason for pedestrians who do not use the pedestrian bridge.
From this study it is suggested that it is necessary to provide more lighting and to repair the sidewalk, and it is needed further evaluation on the technical specification of pedestrian facilities that was created by Dirjen Bina Marga in 1990 and further study on the underground pedestrian facility or additional facilities for elderly and disable pedestrian.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S69112
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dea Meirina Sari
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik pejalan kaki, menganalisis kelayakan fasilitas pejalan kaki, dan menganalisis efektifitas pemanfaatan jembatan penyeberangan. Lokasi studi berada di ruas Jalan Raya Lenteng Agung arah Utara. Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara. Pertama, penggunaan perangkat kamera untuk menentukan jumlah pejalan kaki dan kecepatan. Kedua, dengan kuesioner untuk mengetahui alasan penggunaan fasilitas dan saran. Hasil perhitungan menghasilkan Level Of Service (LOS) dari semua ruas di daerah studi berkisar antara LOS A sampai C, dimana LOS C adalah LOS untuk fasilitas Jembatan Penyeberangan Orang (JPO). Adapun efektifitas penggunaan JPO ditunjukkan dalam bentuk persentase jumlah pengguna JPO terhadap jumlah total penyeberang, yaitu sebesar 50.26%. Hasil analisis alasan penggunaan JPO dengan kuesioner menunjukkan keselamatan merupakan alasan utama pejalan kaki menggunakan JPO dan alasan kelelahan bagi pejalan kaki yang tidak menggunakan JPO. Selain itu, penerangan dan perbaikan trotoar adalah hal utama yang dibutuhkan untuk fasilitas pejalan kaki. Berdasarkan kajian ini, perlu adanya evaluasi lebih lanjut tentang spesifikasi teknis fasilitas pejalan kaki yang ada saat ini dan perlu adanya kajian tentang penyeberang bawah tanah atau tambahan fasilitas untuk penyeberang lansia atau cacat tubuh.

The aims of this study are to examine the characteristics of pedestrians, to analyze the feasibility of pedestrian facilities, and to analyze the effectiveness of the utilization of the pedestrian bridge. Data collections were done in two ways. First, recorded by using camera to determine the number of pedestrians and speed. Second, the questionnaire to determine the reason of using facilities and suggestions. The result of the calculation produces Level of Service (LOS) of all the segments are LOS A to C where LOS C for pedestrian bridge. The effectiveness of the use of the pedestrian bridge which is representated by the ratio of pedestrian bridge users to total number of people crossing is 50.26%. The results of the questionnaire analysis indicate that safety is the main reason for pedestrian use of pedestrian bridge and pedestrian exhausting is the reason for pedestrians who do not use the pedestrian bridge. Some advices can be given in this case study that it is necessary to add more lighting and routine maintenance for sidewalk, and it is needed further evaluation on the existing technical specification of pedestrian facilities and the need for the study of underground pedestrian or additional facilities for elderly and disable pedestrian.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfah Azizah
"Di antara seluruh pengguna jalan, pejalan kaki adalah kelompok yang paling rentan terhadap risiko kecelakaan, dimana kendaraan dan pejalan kaki mengalami konflik. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki perilaku penyeberangan pejalan kaki, termasuk factor lima kategori (pelanggaran, kesalahan, penyimpangan, perilaku agresif, perilaku positif) serta pertanyaan terkait demografis di Jawa Barat. Selain itu, penelitian ini juga menyelidiki hubungan antara karakteristik pejalan kaki dengan waktu tambahan yang dibutuhkan untuk mengakses fasilitas penyeberangan. Kuesioner Perilaku Pejalan Kaki (Pedestrian Behaviour Question) yang dilaporkan secara mandiri digunakan untuk mendapatkan pemahaman yang baik tentang perilaku pejalan kaki. PBQ mencakup 16 item survei yang memungkinkan responden menilai kondisi penyeberangan pejalan kaki. Pada studi ini menemukan bahwa laki-laki lebih rentan mengambil risiko dibandingkan perempuan. Pendapatan juga mempengaruhi perilaku kesalahan, dan positif. Agresi dan pelanggaran juga lebih sering terjadi pada generasi muda. Karakteristik demografi, pola perjalanan, dan perilaku pejalan kaki mempengaruhi kecelakaan pejalan kaki, menurut regresi logistik biner. Kecelakaan 2,3 kali lebih mungkin terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan. Studi ini juga mengeksplorasi alternatif penyeberangan ilegal, termasuk penyeberangan tanpa fasilitas penyeberangan, untuk menilai keselamatan dan waktu berjalan kaki. Temuan menunjukkan bahwa pejalan kaki yang membutuhkakn berjalan kaki terutama yang melebihi enam menit, meningkatkan kemungkinan penyeberangan secara ilegal.

Among all road users, pedestrians are most vulnerable to risk and crossing the street, where vehicles and pedestrians get into conflict. This study aimed to investigate pedestrian crossing behaviour, including five factors’ categories (violation, error, lapse, aggressive behaviour, positive behaviour) and demographic questions in West Java. Furthermore, this study also investigates the relationship between pedestrian characteristics and the additional time required to access them. A self-reporting Pedestrian Behavior Questionnaire (PBQ) was utilized to obtain a good understanding of pedestrian behaviour. The PBQ includes 16 survey items that allow respondents to rate the condition of the pedestrian crossing. The study found that men are more prone than women to take risks. Income also affects error, positive, and lapse behaviour. Aggression and violations are also more common in younger people. Demographic characteristics, travel patterns, and pedestrian behaviour affect pedestrian accidents, according to binary logistic regression. Accidents are 2.3 times more probable for men than women. This study also explores illegal crossing alternatives, including crossing without crossing facilities, to assess the safety-walking time trade-off. Findings show that longer walks, especially those exceeding six minutes, increase the likelihood of illegal crossing."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adnan Asyraf
"Berjalan kaki merupakan moda transportasi yang paling mendasar dan dapat dilakukan oleh semua orang. Oleh karena itu dibutuhkan fasilitas untuk menunjang para pejalan kaki dalam melaksanakan aktifitas mereka, terutama bagi penyeberang jalan. Agar para pejalan kaki dapat menyeberang secara aman, perlu disediakan fasilitas yang sesuai dengan kondisi lalu lintas.
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis karakteristik penyeberang jalan di Jl. Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Indonesia. Karakteristik tersebut dapat dijadikan referensi dalam merancang fasilitas penyeberangan di masa mendatang.
Variabel-variabel pejalan kaki yang dianalisis diantaranya adalah, kecepatan menyeberang, jenis kelamin, tingkat kepatuhan dan usia. Selain itu, karakteristik pengemudi dan kondisi fasilitas juga dianalisis untuk mendapatkan perbedaan yang mendetil antara penyeberangan pelican fixed time (lampu penyeberangan waktu tetap) dan push button (lampu penyeberangan tombol).
Berdasarkan data yang didapat, laki-laki menyeberang lebih cepat dibandingkan perempuan. Selain itu, perempuan cenderung lebih mematuhi peraturan dibandingkan laki-laki. Penyeberangan pelican push button lebih direkomendasikan untuk arus dan kecepatan lalu lintas lebih tinggi bila dibandingkan oleh penyeberangan pelican fixed time.

Walking is the most basic mode of transportation and can be done by everyone. Therefore, it is necessary to build facilities to support pedestrians in carrying out their activities, especially to cross the road. So that pedestrians can cross safely, the facilities need to be provided in accordance with traffic conditions.
The purpose of this study was to analyze the characteristics of the pedestrian at Jl. Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Indonesia. These characteristics can be used as a reference in designing pedestrian facilities in the future.
The variables that been analyzed include pedestrian crossing speed, gender, age, and obedience. In addition, the characteristics of the driver and the condition of the facilities were also analyzed to obtain detailed differences between fixed-time pelican crossing and push button.
Based on the data obtained, the male to cross more quickly than women. In addition, women are more likely than male to obey the regulations. Push button pelican crossing is recommended for higher traffic flows and speeds than fixed by the pelican crossing time.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58102
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanes Elia Purwanto
"Pejalan kaki adalah salah satu bagian dari sistem transportasi yang keberadaan serta kepentingannya tidak dapat diabaikan, khususnya di dalam proses perencanaan sistem transportasi. Fasilitas penyeberangan pada persimpangan yang tidak dilengkapi dengan sinyal lalu lintas adalah area yang memiliki risiko tinggi bagi para pejalan kaki. Skripsi ini membahas mengenai gap yang dapat diterima oleh pejalan kaki saat mereka akan melakukan penyeberangan jalan dengan menganalisis pergerakan kendaraan di dalam arus lalu lintas. Pengambilan data dilakukan dengan perekaman video dan pengamatan langsung pada persimpangan. Penulis mempelajari dan menggunakan beberapa metode yang telah digunakan dalam penelitian-penelitian sebelumnya: metode Raff, metode Greenshield, metode Harder, dan metode Wu. Penulis menganalisis dan membandingkan hasil dari masing-masing metode tersebut untuk menentukan metode manakah yang paling sesuai dengan kondisi aktual di lapangan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan nilai dari gap kritis beserta faktor-faktor lain yang mempengaruhinya.

Pedestrian is one part of transportation system that its existence and importance should not be ignored in the transportation system planning process. Crossing facility at intersection which not equipped with traffic signal are high risk area for pedestrians. This paper discuss about gap that can be received by pedestrians when they will cross the road by analyzing the movement of vehicles in the traffic flow. Data are taken by video recording and direct observation on the intersection. The authors study and use several methods that have been used in previous literatures Raff's method, Greenshield, Harder's method, and Wu's method. The authors analyze and compare the results of those method to find which one is the most appropriate to the actual condition. The results show the value of critical gap along with factors that affect it."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Iqbal Pahlefi
"Pejalan kaki dapat menyeberang jalan secara aman apabila disediakan fasilitas yang sesuai dengan kondisi lalu lintas. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis karakteristik penyeberang jalan pada fasilitas zebra cross dan pelican fixed time. Karakteristik tersebut dapat dijadikan referensi dalam merancang fasilitas penyeberangan di masa mendatang. Variabel-variabel pejalan kaki yang dianalisis diantaranya adalah kecepatan menyeberang, jenis kelamin dan tingkat kepatuhan. Karakteristik pengemudi dan kondisi fasilitas juga dianalisis untuk mendapatkan perbedaan yang mendetil antara penyeberangan zebra cross dan pelican fixed time.
Berdasarkan analisis, laki-laki menyeberang lebih cepat dibandingkan perempuan, kecepatan laki-laki adalah 1,286 m/detik dan 0,978 m/detik sedangkan kecepatan perempuan adalah 1,224 m/detik dan 0,905 m/detik. Kecepatan individu menyeberang lebih cepat dibandingkan platoon, kecepatan individu adalah 1,261 m/detik dan 0,934 m/detik sedangkan kecepatan platoon adalah 1,113 m/detik dan 0,849 m/detik. Perempuan cenderung lebih mematuhi peraturan dibandingkan laki-laki. Penyeberangan pelican fixed time lebih direkomendasikan untuk arus dan kecepatan lalu lintas lebih tinggi bila dibandingkan oleh penyeberangan zebra cross.

Pedestrians can cross the road safely if the facilities need to be provided in accordance with traffic conditions. The purpose of this study was to analyze the characteristics of the pedestrian crossing on zebra cross and pelican fixed time facilities. These characteristics can be used as a reference in designing pedestrian facilities in the future. The variables that been analyzed include pedestrian crossing speed, gender and obedience. Characteristics of the driver and condition of facilities were also analyzed to obtain detailed differences between zebra cross and pelican fixed time facilities.
Based on the analysis, the male to cross more quicker than women, the male speed is 1,286 m/sec and 0.978 m/sec while the female speed is 1.224 m/sec and 0.905 m/sec. Individual to cross more quicker than platoon, individual speed is 1,261 m/sec and 0.934 m/sec while the platoon speed is 1,113 m/sec and 0,849 m/sec. Women are more likely than male to obey the regulations. Pelican fixed time facilities is recommended for higher traffic flows and speeds than zebra cross.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S58231
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohadi Prasetyo
"Dengan pesatnya pertumbuhan kepemilikan dan penggunaan telepon seluler di seluruh dunia, gangguan telepon seluler telah menjadi ancaman nyata bagi pejalan kaki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana gangguan telepon seluler di kalangan pejalan kaki. Observasi lapangan dan wawancara digunakan untuk mencatat gangguan telepon seluler, perilaku pejalan kaki yang tidak aman, dan aktivitas pejalan kaki menggunakan telepon seluler. Uji chi-square Pearson dan uji eksak Fisher dilakukan untuk menganalisis hubungan antara gangguan ponsel dan perilaku tidak aman pejalan kaki serta pengaruh faktor sosio-demografis terhadap gangguan ponsel. Selain itu, Cramer's V digunakan untuk mengukur seberapa kuat variabel-variabel tersebut terkait. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pejalan kaki yang melihat ponsel saat mendekat cenderung tidak melihat ke kiri dan ke kanan (lalu lintas) sebelum menyeberang dibandingkan dengan gangguan ponsel lainnya. Selain itu, SMS dan telepon mendorong pejalan kaki untuk menyeberang di luar penyeberangan yang telah ditentukan dibandingkan dengan gangguan lainnya. Selain itu, melihat notifikasi merupakan aktivitas paling umum di kalangan pejalan kaki yang mengganggu perhatian mereka saat menyeberang.

With the rapid growth of mobile phone ownership and usage worldwide, mobile phone distraction has become a real threat to pedestrians. This research aimed to examine the extent of mobile phone distraction among pedestrians. Field observations and interviews were employed to record mobile phone distractions, unsafe pedestrian behaviours, and pedestrians’ activities on mobile phones. The Pearson chi-square and Fisher’s exact test were performed to analyse the association between mobile phone distractions and pedestrian unsafe behaviours and the influence of socio-demographic factors on mobile phone distractions. In addition, Cramer’s V was employed to measure how strongly the variables are associated. The result of the research revealed that pedestrians who were looking at a mobile phone when approaching tend to not look left and right (traffic) before crossing compared to other mobile phone distractions. Moreover, texting and calling encourage pedestrians to cross outside the designated crosswalk compared to other distractions. In addition, seeing a notification was the most common activity among pedestrians that distracted them when crossing."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sheila Aryntha
"ABSTRAK
Jembatan penyeberangan orang (JPO) merupakan fasilitas yang cukup penting dalam perencanaan transportasi perkotaan, khususnya bagi pejalan kaki. Perencanaan JPO idealnya harus memenuhi standar dan juga kebutuhan penggunanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kondisi fisik JPO dengan standar, menganalisa tingkat pelayanan jembatan, serta menganalisa jembatan penyeberangan berdasarkan kebutuhan pengguna JPO. Komponen JPO di Jalan Ahmad Yani, Bekasi dilakukan pengukuran dan pengamatan kondisi fisik eksistingnya untuk disesuaikan dengan standar, perhitungan volume dan waktu perjalanan pengguna JPO untuk ditentukan tingkat pelayanan dari JPO tersebut, serta penyebaran kuesioner kebutuhan pengguna terkait dengan komponen JPO. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 41,47% pengguna menggunakan JPO untuk menyeberang dari Mall Metropolitan ke Mega Bekasi Hypermall atau sebaliknya. Tingkat pelayanan JPO berdasarkan kecepatan pejalan kaki bernilai E, sedangkan tingkat pelayanan berdasarkan modul dan volume arus pejalan kaki bernilai C hingga E. Sebagian besar komponen JPO di Jalan Ahmad Yani, Bekasi belum memenuhi standar walaupun telah memenuhi kebutuhan penggunanya. Pengguna JPO Jalan Ahmad Yani, Bekasi menginginkan adanya atap pada tangga jembatan dan juga penertiban pengemis dan pedagang disekitar JPO. Tingkat kepatuhan pejalan kaki terhadap JPO Jalan Ahmad Yani, Bekasi yaitu sebesar 79,045%.

ABSTRAK
Pedestrian crossing bridge (JPO) is a facility that is important in urban transportation planning, especially for pedestrians. Pedestrian crossing bridge planning ideally should meet the standards and needs of its users. The purpose of this study is to evaluate the physical condition of the JPO with the standards, analyzes level of service (LOS) of the bridge, and analyzing pedestrian bridge based on JPO?s user needs. Observations and measurements have been done in JPO components on Jalan Ahmad Yani, Bekasi to conform with the standards, the calculation of users? volume and travel time to determined the level of service (LOS) of the bridge, and the distribution of the JPO users? need questionnaire relating to components of JPO. The results of this study show that as much as 41.47% of users use the JPO to cross from Metropolitan Mall to Mega Bekasi Hypermall or otherwise. JPO?s level of service is E based on the speed of the pedestrian, while the level of service is worth C to E based on modules and pedestrian traffic volume. Most of the JPO components on Jalan Ahmad Yani, Bekasi does not conform to the standards although it has been fulfilling the needs of its users. JPO users on Jalan Ahmad Yani, Bekasi wanted a roof on a bridge ladder and also controlling beggars and traders around the JPO. The pedestrians? level of obedience against JPO on Jalan Ahmad Yani, Bekasi is equal to 79.045%."
[;, ]: 2016
S64229
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natalia Tanan
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2012
JJJ 29:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Djafarullah
"Pejalan kaki merupakan salah satu unsur lalu lintas yang perlu mendapat perhatian khusus dalam perencanaan transportasi. Pejalan kaki dapat melakukan aktivitasnya pada sisi luar sepanjang jalan yakni pada trotoar dan dapat pula berjalan melintasi jalan (menyeberang). Pada saat melakukan kegiatan menyeberang jalan, pejalan kaki sangat rentan terhadap kecelakaan lalu lintas. Oleh karena itu perlu disediakan fasilitas penyeberangan yang akomodatif terhadap tuntutan keamanan dan keselamatan pejalan kaki. Studi dilakukan di sekitar jembatan penyeberangan UI dimana jembatan penyeberangan ini melintasi jalan raya dan jalan kereta api.
Pada kasus ini ketinggian jembatan yang ada lebih tinggi dari ketinggian jembatan pada umumnya dikarenakan perbedaan kontur antara sisi jalan dan kereta api yang melintas di bawah jembatan, selain itu desain jembatan tidak lazim karena terdapat tangga di bagian tengah jembatan di atas rel kereta api.
Dari pengumpulan data yang diperlukan, pengolahan data, serta analisa diketahui bahwa meskipun tingkat pelayanan ( level of service ) jembatan ini sangat baik, tetapi desain tangga yang kurang baik dan kondisi ketinggian jembatan menjadikan melewati jembatan penyeberangan ini lebih melelahkan dibandingkan jembatan penyeberangan pada umumnya. Selain itu dengan ketinggian yang ada, ditambah kereta api yang melintas di bawahnya membuat sebagian penyeberang merasa was-was (takut) ketika menggunakan jembatan ini."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S35074
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>