Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 185876 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Darozatun Nisa
"Keikutsertaan dalam keluarga berencana penting untuk mencapai tujuan KB dengan pendekatan kesehatan reproduksi dengan memperhatikan hak-hak reproduksi dan kesetaraan gender, angka keikutsertaan pria dalam KB di Indonesia masih tergolong rendah 3,46% pada tahun 2012 (SDKI), hal tersebut masih jauh dari target nasional sebesar 5%. Penelitian bertujuan mengetahui gambaran dan faktor ? faktor yang berhubungan dengan keikutsertaan pria dalam KB.Desain penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional yang dilaksanakan di Kelurahan Cilenggang, Serpong, Tangerang Selatan, bulan November ? Desember 2014, menggunakan kuesioner pada 96 responden. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada 17,7% responden yang ikutserta dalam keluarga berencana, serta adanya hubungan yang bermakna antara faktor diskusi dengan istri tentang kontrasepsi pria, dukungan istri terhadap penggunaan kontrasepsi pria, pengetahuan dan sumber informasi mengenai kontrasepsi pria dengan keikutsertaan pria dalam keluarga berencana.

Participation in family planning is important to achieve the purpose of family planning with health reproductive approach ,reproductive rights and gender equality, numbers of men 's participation in family planning in Indonesia is still low of 3.46 % in 2012(SDKI), it is still far from the national target of 5 %.The study aims to determine of men 's participation in family planning and factors assoiciated to the participation of men in family planning . This research design using cross sectional approach implemented in Cilenggang , Serpong , South Tangerang , in November-December 2014, using a questionnaire on 96 respondents . The results showed that there were 17.7 % of respondents who participated in family planning ( condoms and vasectomy ). There are meaningfull association between between discussion with the wife of a male contraceptive , wife support for male contraceptive use , knowledge and resources about male contraception with male participation in family planning.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S58243
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanes Himawan Sedyahutama
"Angka partisipasi program Keluarga Berencana (KB) PUS di Kecamatan Tebet sebesar 72,92% pada 2012 turun menjadi 63,48% pada 2013 sementara IIS 70% pada 2012. Salah satu kelurahan, Kelurahan Manggarai tahun 2012 sebesar 50,78% dan tahun 2013 tidak ada laporan, kepadatan penduduk 36.725jiwa/km². Belum diketahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan seorang wanita PUS di Kelurahan Manggarai memutuskan untuk mengikuti atau tidak mengikuti protram KB di Kelurahan Manggarai. Tujuan penelitian: Meneliti variabel yang berhubungan partisipasi KB. Variabel: Faktor Penguat-umur, pendidikan, jumlah anak, pekerjaan, penghasilan, pengetahuan, niat bereproduksi, otonomi dalam ber-KB, Faktor Pemungkin-Ketersediaan layanan dan alat, pemeriksaan kesehatan, media massa, Faktor Pendorong-dukungan suami, konseling tentang KB, pemanfaatan pelayanan ANC, pemanfaatan pelayanan nifas. Hasil Penelitian: ANC memiliki hubungan dengan partisipasi KB (OR=3,972 95% CI=1,188%-13,284%) dan dukungan suami memiliki faktor proteksi terhadap partisipasi KB (OR=0,101 95% CI=0,029-0,354). Saran: Diperlukan pengembangan ANC yang semakin baik untuk memfasilitasi wanita PUS agar mendapat layanan konseling ditambah informasi mengenai KB dan penyebaran informasi termasuk ke suami wanita PUS mengenai pentingnya ber-KB dan bagaimana cara mendapatkan pelayanan tersebut.

Participation rate for Family Planning (FP) program in Tebet District is 72,92% as of 2012 but decrease to 63,48% as of 2013. One of the village, Manggarai Village is 50,78% as of 2012 and no report as of 2013 while having population density 36.725people/km². There is not known factors yet which affecting marriage women of childbearing age to participate or not in FP program in Manggarai Village. Purpose: Research variables that may have impact on Family Planning participation of woman in childbearing age. Variables: Predisposing Factor-age, education, number of children, employment status, income, reproductive intention, self-autonomy for using FP methods, Enabling Factor-FP treatment and methods availability, mass media, Reinforcing Factor-husband support, FP counseling, Antenatal-care and post-partum participation utilization rate. Result: ANC utilization rate is found having a relation with participation rate for FP (OR=3,972 95% CI=1,188%-13,284%) and husband support is having protective factor against participating in FP program OR=0,101 95% CI=0,029-0,354). Suggestions: ANC program needs to be expanded to be better at facilitating marriage women of childbearing age for getting counseling and information about FP and spreading information including for husband of women of childbearing age about the importance of FP and how to get the service.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S56396
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iskandar
"Keluarga kecil bahagia dan sejahtera serta menekan laju pertumbuhan penduduk dapat dicapai dengan program keluarga berencana yang bukan merupakan tugas istri saja. Dengan demikian meningkatkan keikutsertaan suami harus didukung dengan pengetahuan yang baik tentang keluarga berencana bagi suami.
Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui gambaran tingkat pengetahuan suami tentang keluraga berencana dengan menggunakan desain deskriptif sederhana dengan jumlah responden yang memenuhi kriteria sebanyak 47 responden di RW 19 Kelurahan Pamulang Timur Kecamatan Pamulang Tangerang Selatan Banten tahun 2009. Pengumpulan data dilakukan secara langsung dengan menggunakan kuisoner.
Hasil penelitian ini memberikan gambaran tingkat pengetahuan suami tinggi tentang keluarga berencana sebanyak 24 orang (51,1 %) Pengetahuan sedang sebanyak 23 orang (48,9 %) namun partisipasi dalam KB masih rendah sebanyak 12 orang (26 %) dengan metode yang digunakan 100% kondom.
Rekomendasi penelitian ini sebagai data dasar dalam meningkatkan keikutsertaan suami untuk mengikuti keluarga berencana dan menjadi bahan masukan dalam program keluarga berencana bagi suami.

Happy and prosperous of small family and decrease population growth rate can be achieved with family planning program that is not the task of the wife. Therefore, the increase of husbands participation must be supported by good knowledge about family planning.
This research want to identify the description of the level of husbands knowledge regarding family planning by using simple descriptive design. The number of respondents who met the criteria was 47 respondents at RW 19 Keiurahan Pamulang, Pamulang Eastern District of South Tangerang Banten 2009. Collecting data was done by using kuisoners.
Results of this study provided a high level of knowledge about the husbandis family planning they were 24 people (51.1 %), the respondents who had average level of knowledge were 23 people (48.9%) yet, the participation in the family planning was still low 12 people (26%) with the method used 100% condom.
Recommendations of this research that was a data base to increase the participation of the husband and family planning input into family planning program.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5766
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Asdawati
"Latar Belakang: Program KKBPK BKKBN mengalami penurunan pencapaian target kinerja pasca desentralisasi tahun 2004 yang mana PKB/PLKB saat itu sebagai ujung tombak program di lini lapangan juga termasuk SDM yang diserahakan ke Pemerintah Daerah sebagai pengelola dan pendayaguna khususnya di OPD KB namun dengan adanya UUD No. 23 Tahun 2014 maka PKB/PLKB kemudian dialihkelolakan kembali ke BKKBN dengan pendayagunaannya tetap pada OPD KB di daerah dengan harapan agar dapat menyukseskan kembali Program KKBPK.
Tujuan: Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja PKB/PLKB pasca alih kelola menjadi PNS BKKBN tahun 2020 di DP3AP2KB Kab. Bogor berdasarkan MBCfPE.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasi dengan disain cross sectional yang dilakukan di Dinas P3AP2KB Kab. Bogor tahun 2020 pada bulan Mei – Juli 2020. Populasi penelitian ini yaitu PKB/PLKB di Kab. Bogor dengan jumlah sampel 74 orang, diambil dengan metode cluster sampling yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Instrumen penelitian ini yaitu kuesioner dalam bentuk google form sebanyak 81 pertanyaan kemudian dianalisis menggunakan statistic software dengan uji chi-square dan regresi logistik ganda. Hasil analisis kemudian ditampilkan dalam bentuk angka dan diinterpretasikan dalam bentuk kalimat.
Hasil: 1) PKB/PLKB pasca alih kelola menjadi ASN BKKBN di Dinas P3AP2KB Kab. Bogor tahun 2020 memiliki persepsi yang tinggi terhadap kepemimpinan (58,1%), perencanaan strategis (52,7%), fokus pelanggan sebesar (54,1%), pengukuran, analisa dan manajemen pengetahuan sebesar (60,8%), fokus staf (55,4%), manajemen proses (51,4%) dan kinerja (66,2%). 2) Ada hubungan antara perencanaan strategis dengan kinerja (p = 0,021), fokus pelanggan dengan kinerja (p = 0,048), pengukuran, analisa dan manajemen pengetahuan dengan kinerja (p = 0,018), fokus staf dengan kinerja (p = 0,000) dan manajemen proses dengan kinerja (p = 0,009) namun tidak ada hubungan antara kepemimpinan dengan kinerja (p = 0,132) dan 3) Ada pengaruh fokus staf terhadap kinerja (p = 0,001) dan manajemen proses terhadap kinerja (p = 0,038), sebaliknya tidak ada pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja (p value = 0,871) perencanaan strategis terhadap kinerja (p = 0,093), fokus pelanggan terhadap kinerja (p = 0,679) dan pengukuran, analisa dan manajemen pengetahuan terhadap kinerja (p = 0,442) dan 4) Fokus staf sebagai faktor dominan mempengaruhi kinerja PKB/PLKB.
Kesimpulan: Faktor yang mempengaruhi kinerja PKB/PLKB adalah fokus staf dan manajemen proses dan yang paling dominan berpengaruh adalah fokus staf. Saran: Memaksimalkan upaya perbaikan dan peningkatan kinerja PKB/PLKB melalui pemenuhan dan pemerataan SDM, pendidikan dan pelatihan, penambahan dana dan kelengkapan fasilitas, keterlibatan dan keharmonisan hubungan staf serta sasaran kerja juga monitoring dan evaluasi rutin.

Background: Population, Family Planning and Family Development Program of National Family Planning Coordination Board showed decrease performance since decentralization in 2004 which family planning counselor/family planning filed officer at that time as the frontline of program also included that over to The Regional Government for Regional Device Organizationas as organizer and user. Then, with UU number 23 Year 2014, family planning counselor/family planning filed officer reorganized by National Family Planning Coordination Board and the Regional Organizationas of Family Planning as user hopefully the family pamily program will success as before.
Objective: Knowing the factors are affect to the performance of the utilization of family planning counselor/family planning filed officer since reorganize become of National Family Planning Coordination Board employees in 2020 at DP3AP2KB Bogor with MBCfPE.
Method: This research was a quantitative correlation study with cross sectional design conducted at DP3AP2KB Bogor in 2020, May - July 2020. The population was family planning counselor/family planning filed officer at Bogor with 74 respondens that taken by cluster sampling method with inclusion and exclusion criteria. Instrument of this study was a questionnaire with google form for 81 questions then analyzed using statistical software with chi-square test and multiple logistic regression. Results of the analysis displayed in numerics and interpreted in sentences.
Results: Family planning counselors at Bogor in 2020 has a high perception of leadership (58.1%), strategic planning (52.7%), customer focus (54.1%), measurement, analysis and knowledge management (60.8%), staff focus (55.4%), management process (51.4%) and performance (66.2%), 2) There were a correlation between strategic planning and performance (p = 0.021), customer focus with performance (p = 0.048), measurement, analysis and knowledge management with performance (p = 0.018), staff focus with performance (p = 0.000) and management process with performance (p = 0.009) but no relationship between leadership and performance (p = 0.132) and 3) There were an effect of staff focus on performance (p = 0.001) and process management on performance (p = 0.038), while there were not effect leadership on performance (p value = 0.871) strategic planning on performance (p = 0.093), customer focus on performance (p = 0.679) and measurement, analysis and knowledge management on performance ( p = 0.442) and 4) Staff focus as the dominant factor influencing family planing counselors performance. Conclusions: Factors affecting of performance of family planning counselors are staff focus and process management and the most dominant is staff focus.
Recommendation: Maximize efforts to improve the performance of family planning counselors through recruitment and distribution of human resources, education and training, additional funds and facilities, involvement and harmony of staff and targets relations also regular monitoring and evaluation.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shifa Nur Annisa Yasim
"KB merupakan program yang diandalkan pemerintah dalam mengatasi permasalahan laju penduduk sekaligus upaya untuk menekan AKI dan AKB. Meskipun pemerintah telah melaksanakan program KB yang berorientasi pada kesetaraan dan keadilan gender, namun partisipasi pria dalam pelaksanaan program KB dan kesehatan reproduksi masih sangat rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi pria dalam menggunakan kontrasepsi di Indonesia Tahun 2017. Penelitian ini menggunakan data SDKI 2017 dengan rancangan studi cross-sectional. Sampel penelitian ini yaitu pria kawin usia 15-54 tahun yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi berjumlah 9.139 pria. Data dianalisis secara univariat dan bivariat. Presentase pria yang berpartisipasi dalam menggunakan kontrasepsi sebesar 7,8%. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, persepsi, akses media informasi, kepemilikan jaminan kesehatan, dan komunikasi dengan pasangan dengan partisipasi pria dalam menggunakan kontrasepsi.

Family planning is a program that The Government implements to manage population growth problem as well as an effort to suppress MMR and IMR. The Government has implemented family planning program with gender equality and justice-oriented yet men's participation in the implementation of family planning and reproductive health program is still low. This study aims to determine the factors associated with male participation in Indonesia to use contraceptive on 2017. This study uses the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey data with a cross-sectional study design. The sample of this study is 9,139 men, currently married and aged between 15-54 years old who met the inclusion and exclusion criteria of study. The data is analyzed in univariate and bivariate. The percentage of men who participated in using contraceptive is 7.8%. The results shows that there is a significant relationship between education, occupation, knowledge, perception, access to information, ownership of health insurance, communication with partners toward men's participation in using contraception."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Rohmatullailah
"Unmet need KB adalah salah satu isu yang menjadi perhatian khusus di Indonesia khususnya Jawa Barat dikarenakan masih belum mencapai target dan capaiannya di tahun 2019 mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya. Unmet need merupakan persentase wanita kawin yang aktif secara seksual dan tidak ingin memiliki anak atau ingin menunda kelahiran anak berikutnya tetapi tidak menggunakan metode kontrasepsi apapun. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian unmet need KB di Jawa Barat berdasarkan data SKAP KKBPK 2019. Desain penelitian cross sectional dengan sampel penelitian adalah wanita kawin berusia 15-49 tahun di Jawa Barat sebanyak 9544 wanita yang dianalisis menggunakan uji chi square dan regresi logistik ganda. Hasil menunjukkan bahwa 14,8% unmet need KB di Jawa Barat, faktor-faktor yang berhubungan adalah usia OR=0,552, tingkat ekonomi OR=0,730, jumlah anak masih hidup OR=1,651, tempat tinggal OR=1,295, paparan media massa OR=0,856, dan paparan petugas kesehatan OR=1,162. Faktor yang paling berhubungan dengan unmet need KB di Jawa Barat adalah jumlah anak masih hidup. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemberian informasi dan akses layanan KB yang sensitif jender melalui petugas kesehatan dan media massa serta meningkatkan partisipasi masyarakat agar menjadi perpanjangan tangan program KB sehingga pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang metode kontrasepsi semakin meningkat.

The unmet need for family planning is one of the issues of special concern in Indonesia, especially in West Java because it still has not reached the targets and the percentage of unmet needs in 2019 has increased depends on previous years. Unmet need is defined as the percentage of currently married women who are sexually active and do not wanting any more children or wanting to delay the next child but are not using any method of contraception. This study aims to determine factors affecting the unmet need for family planning in West Java based on data analysis of SKAP KKBPK 2019. The study design is cross-sectional with the research sample being married women aged 15-49 years in West Java as many as 9544 women, this study was analyzed using the chi-square test and multiple logistic regression. The results showed that 14.8% of unmet need for family planning in West Java, factors related to unmet need for family planning were age OR = 0.552, economic level OR = 0.730, the number of children still living OR = 1.651, place of residence OR = 1.295, exposure of mass media OR=0.856, and exposure to health workers OR=1,162. The most related factor of unmet need for family planning in West Java is the number of children still living. Therefore, it is necessary to provide information and access to gender-sensitive family planning services through health workers and mass media with an emphasis on social media and increase community participation to become an extension of the family planning program so that knowledge and awareness society about contraceptive methods is increasing."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umi Lutfiah
"Partisipasi pria dalam KB masih sangat rendah yaitu 4,7% tahun 2012. Wanita masih sangat dominan dalam pemakaian alat kontrasepsi. Efek samping dari penggunaan beberapa metode kontrasepsi dapat menyebabkan beberapa gangguna, seperti disfungsi seksual dan hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pria kawin usia 15-54 tahun dalam KB di Indonesia tahun 2012, menggunakan design studi cross sectional pada 9260 pria kawin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pria yang berpartisipasi dalam KB adalah pria yang pendidikan tinggi, pengetahuan yang baik mengenai KB, terpapar informasi KB melalui media masa, didukung oleh pasangannya, dan terjadi komunikasi antara pria dengan pasangannya (suami-istri).

Male participation in KB is still low in 2012, taht is 4,7%. Women are still very dominant in the use of contraceptives. The use of multiple methods of contraception may cause some side effects, such as sexual dysfunction and hypertension. This study aims to investigate the characteristics of merried men aged 15-54 years for family planning propram participating in Indonesia at 2012, using cross-sectional study desugn to 9260 married men. The result showed that men who participated in family planning program is a man with heigh education, have a good knowledge about family planning, accessing family planning program from mass media, supported by her partner, and communicating their partner as husband and wife."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S53708
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinar Andaru Mukti
"Kebutuhan Keluarga Berencana (KB) yang tidak terpenuhi (unmet need) masih menjadi kendala utama KB di banyak negara dan juga Indonesia. Permasalahan yang dihadapi Indonesia antara lain tingginya angka kebutuhan KB yang tidak terpenuhi serta adanya disparitas antar wilayah karena belum meratanya pelaksanaan program KB dan kesehatan reproduksi. Misalnya, angka kebutuhan KB yang tidak terpenuhi di kawasan Indonesia timur cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan kawasan Indonesia barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan determinan kebutuhan KB yang tidak terpenuhi di kedua kawasan tersebut. Penelitian menggunakan data sekunder pemutakhiran pendataan keluarga dari BKKBN tahun 2022. Sebanyak 337.623 Pasangan Usia Subur (PUS) di kawasan Indonesia timur dan 1.564.437 PUS di kawasan Indonesia barat merupakan sampel pada penelitian ini. Regresi logistik ganda digunakan untuk menentukan hubungan antara umur istri, pekerjaan istri, pendidikan istri, pendidikan suami, jumlah anak hidup, kepesertaan JKN/asuransi kesehatan, keterpaparan informasi dari petugas, keterpaparan informasi dari media, dan jumlah anak ideal. Kebutuhan KB yang tidak terpenuhi sebanyak 17,7% di kawasan Indonesia timur dan 13,3% di kawasan Indonesia barat. Di kedua daerah, umur istri, pendidikan istri, pendidikan suami, jumlah anak hidup, kepesertaan JKN/asuransi kesehatan, keterpaparan informasi dari petugas, keterpaparan informasi dari media, dan jumlah anak ideal berhubungan dengan kebutuhan KB yang tidak terpenuhi. Sedangkan untuk kawasan Indonesia barat, status pekerjaan istri juga berhubungan dengan kebutuhan KB yang tidak terpenuhi. Determinan kebutuhan KB yang tidak terpenuhi di kawasan Indonesia timur dan barat hampir seluruhnya sama sehingga program-program untuk mengatasi kebutuhan KB yang tidak terpenuhi tidak perlu berbeda.

Unmet need for family planning is still a major obstacle to family planning in many countries, including Indonesia. Problems faced by Indonesia include high rates of unmet need for family planning and disparities between regions due to uneven implementation of family planning and reproductive health programmes. For example, the unmet need for family planning in eastern Indonesia tends to be higher than in western Indonesia. This study aims to determine the differences in the determinants of unmet need for family planning in the two regions. The study used secondary data from the family data record update from BKKBN in 2022. A total of 337,623 fertile ages couples in eastern Indonesia and 1,564,437 fertile ages couples in western Indonesia were sampled. Multiple logistic regression was used to determine the association between wife's age, wife's occupation, wife's education, husband's education, number of living children, JKN/health insurance participation, exposure to information from staff, exposure to information from the media, and ideal number of children. Unmet need for family planning was 17.7% in eastern Indonesia and 13.3% in western Indonesia. In both regions, wife's age, wife's education, husband's education, number of living children, JKN/health insurance participation, exposure to information from staff, exposure to information from the media, and ideal number of children were associated with unmet need for family planning. For western Indonesia, wife's employment status was also associated with unmet need for family planning. The determinants of unmet need for family planning in eastern and western Indonesia are almost entirely the same, so programmes to address unmet need for family planning do not need to be different."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Carroll, Stephen J.
London: Dorling Kindersley , 1992
R 613 CAR c
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Jihan Tsaqila
"Penelitian ini bertujuan unutk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) pada peserta KB aktif di Kecamatan Cibadak tahun 2020. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional menggunakan data primer yang dilakukan di Kecamatan Cibadak pada Oktober 2020 dengan jumlah sampel sebanyak 152 responden. Penggunaan MKJP sebagai variabel dependen, sedangkan usia, tingkat pendidikan, pengetahuan, sikap, ketersediaan alat kontrasepsi, KIE KB, dukungan suami sebagai variabel independen. Data berupa hasil pengisian kuesioner dengan metode daring yang diisi sendiri oleh reponden dan dianalisis dengan uji chi-square. Berdasarkan hasil analisis didapatkan proporsi pengguna MKJP tertinggi adalah pengguna Non-MKJP (73,7%), pada masing – masing variabel proporsi tertinggi terdapat pada kelompok responden yang berada pada rentang usia 35-49 tahun (39,7%), tingkat pendidikan tinggi (31,9%), pengetahuan tentang MKJP yang tinggi (55,1%), sikap terhadap MKJP yang positif (40,2%), ketersediaan alat kontrasepsi yang tersedia (28,4%), KIE KB yang lengkap (31,9%), serta dukugan suami yang cukup (27,3%).Terdapat hubungan antara usia, tingkat pendidikan, pengetahuan, sikap, dan KIE KB dengan penggunaan MKJP. Hasil penelitian menyarankan untuk memaksimalkan KIE KB dengan memanfaatkan berbagai media yang berfokus pada penggunaan MKJP.

This study aims to determine the factors associated with the use of the long-acting contraceptive method in active family planning participants in Cibadak District in 2020. This research is a quantitative study with a cross-sectional design using primary data conducted in Cibadak District in October 2020 with a total sample of 152 respondents. The use of long-acting contraceptive (LAC) method as the dependent variable, while age, level of education, knowledge, attitudes, contraception avaliability, family planning information, education, and communication (FP IEC), support of pairs of independent variables. The data used is the results of self-administered online questionnaires and analyzed by chi-square test. Based on the analysis of the results of the research, the highest users were Non-LAC users (73.7%), for each variable the highest representation was in the group that was in the age range 35-49 years (39.7%), the level of higher education (31,9%), high knowledge of LAC (55.1%), positive attitudes towards LAC (40.2%), indicating available contraceptives (28.4%), complete FP IEC (31, 9% ), as well as adequate partner support (27.3%) There is a relationship between age, education level, knowledge, attitudes, and FP IEC with the use of the long-acting contraceptive method .The results suggest maximizing FP IEC by utilizing various media focusing on the use of LAC methods."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>