Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 166728 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Darozatun Nisa
"Keikutsertaan dalam keluarga berencana penting untuk mencapai tujuan KB dengan pendekatan kesehatan reproduksi dengan memperhatikan hak-hak reproduksi dan kesetaraan gender, angka keikutsertaan pria dalam KB di Indonesia masih tergolong rendah 3,46% pada tahun 2012 (SDKI), hal tersebut masih jauh dari target nasional sebesar 5%. Penelitian bertujuan mengetahui gambaran dan faktor ? faktor yang berhubungan dengan keikutsertaan pria dalam KB.Desain penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional yang dilaksanakan di Kelurahan Cilenggang, Serpong, Tangerang Selatan, bulan November ? Desember 2014, menggunakan kuesioner pada 96 responden. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada 17,7% responden yang ikutserta dalam keluarga berencana, serta adanya hubungan yang bermakna antara faktor diskusi dengan istri tentang kontrasepsi pria, dukungan istri terhadap penggunaan kontrasepsi pria, pengetahuan dan sumber informasi mengenai kontrasepsi pria dengan keikutsertaan pria dalam keluarga berencana.

Participation in family planning is important to achieve the purpose of family planning with health reproductive approach ,reproductive rights and gender equality, numbers of men 's participation in family planning in Indonesia is still low of 3.46 % in 2012(SDKI), it is still far from the national target of 5 %.The study aims to determine of men 's participation in family planning and factors assoiciated to the participation of men in family planning . This research design using cross sectional approach implemented in Cilenggang , Serpong , South Tangerang , in November-December 2014, using a questionnaire on 96 respondents . The results showed that there were 17.7 % of respondents who participated in family planning ( condoms and vasectomy ). There are meaningfull association between between discussion with the wife of a male contraceptive , wife support for male contraceptive use , knowledge and resources about male contraception with male participation in family planning.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S58243
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asdawati
"Latar Belakang: Program KKBPK BKKBN mengalami penurunan pencapaian target kinerja pasca desentralisasi tahun 2004 yang mana PKB/PLKB saat itu sebagai ujung tombak program di lini lapangan juga termasuk SDM yang diserahakan ke Pemerintah Daerah sebagai pengelola dan pendayaguna khususnya di OPD KB namun dengan adanya UUD No. 23 Tahun 2014 maka PKB/PLKB kemudian dialihkelolakan kembali ke BKKBN dengan pendayagunaannya tetap pada OPD KB di daerah dengan harapan agar dapat menyukseskan kembali Program KKBPK.
Tujuan: Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja PKB/PLKB pasca alih kelola menjadi PNS BKKBN tahun 2020 di DP3AP2KB Kab. Bogor berdasarkan MBCfPE.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasi dengan disain cross sectional yang dilakukan di Dinas P3AP2KB Kab. Bogor tahun 2020 pada bulan Mei – Juli 2020. Populasi penelitian ini yaitu PKB/PLKB di Kab. Bogor dengan jumlah sampel 74 orang, diambil dengan metode cluster sampling yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Instrumen penelitian ini yaitu kuesioner dalam bentuk google form sebanyak 81 pertanyaan kemudian dianalisis menggunakan statistic software dengan uji chi-square dan regresi logistik ganda. Hasil analisis kemudian ditampilkan dalam bentuk angka dan diinterpretasikan dalam bentuk kalimat.
Hasil: 1) PKB/PLKB pasca alih kelola menjadi ASN BKKBN di Dinas P3AP2KB Kab. Bogor tahun 2020 memiliki persepsi yang tinggi terhadap kepemimpinan (58,1%), perencanaan strategis (52,7%), fokus pelanggan sebesar (54,1%), pengukuran, analisa dan manajemen pengetahuan sebesar (60,8%), fokus staf (55,4%), manajemen proses (51,4%) dan kinerja (66,2%). 2) Ada hubungan antara perencanaan strategis dengan kinerja (p = 0,021), fokus pelanggan dengan kinerja (p = 0,048), pengukuran, analisa dan manajemen pengetahuan dengan kinerja (p = 0,018), fokus staf dengan kinerja (p = 0,000) dan manajemen proses dengan kinerja (p = 0,009) namun tidak ada hubungan antara kepemimpinan dengan kinerja (p = 0,132) dan 3) Ada pengaruh fokus staf terhadap kinerja (p = 0,001) dan manajemen proses terhadap kinerja (p = 0,038), sebaliknya tidak ada pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja (p value = 0,871) perencanaan strategis terhadap kinerja (p = 0,093), fokus pelanggan terhadap kinerja (p = 0,679) dan pengukuran, analisa dan manajemen pengetahuan terhadap kinerja (p = 0,442) dan 4) Fokus staf sebagai faktor dominan mempengaruhi kinerja PKB/PLKB.
Kesimpulan: Faktor yang mempengaruhi kinerja PKB/PLKB adalah fokus staf dan manajemen proses dan yang paling dominan berpengaruh adalah fokus staf. Saran: Memaksimalkan upaya perbaikan dan peningkatan kinerja PKB/PLKB melalui pemenuhan dan pemerataan SDM, pendidikan dan pelatihan, penambahan dana dan kelengkapan fasilitas, keterlibatan dan keharmonisan hubungan staf serta sasaran kerja juga monitoring dan evaluasi rutin.

Background: Population, Family Planning and Family Development Program of National Family Planning Coordination Board showed decrease performance since decentralization in 2004 which family planning counselor/family planning filed officer at that time as the frontline of program also included that over to The Regional Government for Regional Device Organizationas as organizer and user. Then, with UU number 23 Year 2014, family planning counselor/family planning filed officer reorganized by National Family Planning Coordination Board and the Regional Organizationas of Family Planning as user hopefully the family pamily program will success as before.
Objective: Knowing the factors are affect to the performance of the utilization of family planning counselor/family planning filed officer since reorganize become of National Family Planning Coordination Board employees in 2020 at DP3AP2KB Bogor with MBCfPE.
Method: This research was a quantitative correlation study with cross sectional design conducted at DP3AP2KB Bogor in 2020, May - July 2020. The population was family planning counselor/family planning filed officer at Bogor with 74 respondens that taken by cluster sampling method with inclusion and exclusion criteria. Instrument of this study was a questionnaire with google form for 81 questions then analyzed using statistical software with chi-square test and multiple logistic regression. Results of the analysis displayed in numerics and interpreted in sentences.
Results: Family planning counselors at Bogor in 2020 has a high perception of leadership (58.1%), strategic planning (52.7%), customer focus (54.1%), measurement, analysis and knowledge management (60.8%), staff focus (55.4%), management process (51.4%) and performance (66.2%), 2) There were a correlation between strategic planning and performance (p = 0.021), customer focus with performance (p = 0.048), measurement, analysis and knowledge management with performance (p = 0.018), staff focus with performance (p = 0.000) and management process with performance (p = 0.009) but no relationship between leadership and performance (p = 0.132) and 3) There were an effect of staff focus on performance (p = 0.001) and process management on performance (p = 0.038), while there were not effect leadership on performance (p value = 0.871) strategic planning on performance (p = 0.093), customer focus on performance (p = 0.679) and measurement, analysis and knowledge management on performance ( p = 0.442) and 4) Staff focus as the dominant factor influencing family planing counselors performance. Conclusions: Factors affecting of performance of family planning counselors are staff focus and process management and the most dominant is staff focus.
Recommendation: Maximize efforts to improve the performance of family planning counselors through recruitment and distribution of human resources, education and training, additional funds and facilities, involvement and harmony of staff and targets relations also regular monitoring and evaluation.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shifa Nur Annisa Yasim
"KB merupakan program yang diandalkan pemerintah dalam mengatasi permasalahan laju penduduk sekaligus upaya untuk menekan AKI dan AKB. Meskipun pemerintah telah melaksanakan program KB yang berorientasi pada kesetaraan dan keadilan gender, namun partisipasi pria dalam pelaksanaan program KB dan kesehatan reproduksi masih sangat rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi pria dalam menggunakan kontrasepsi di Indonesia Tahun 2017. Penelitian ini menggunakan data SDKI 2017 dengan rancangan studi cross-sectional. Sampel penelitian ini yaitu pria kawin usia 15-54 tahun yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi berjumlah 9.139 pria. Data dianalisis secara univariat dan bivariat. Presentase pria yang berpartisipasi dalam menggunakan kontrasepsi sebesar 7,8%. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, persepsi, akses media informasi, kepemilikan jaminan kesehatan, dan komunikasi dengan pasangan dengan partisipasi pria dalam menggunakan kontrasepsi.

Family planning is a program that The Government implements to manage population growth problem as well as an effort to suppress MMR and IMR. The Government has implemented family planning program with gender equality and justice-oriented yet men's participation in the implementation of family planning and reproductive health program is still low. This study aims to determine the factors associated with male participation in Indonesia to use contraceptive on 2017. This study uses the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey data with a cross-sectional study design. The sample of this study is 9,139 men, currently married and aged between 15-54 years old who met the inclusion and exclusion criteria of study. The data is analyzed in univariate and bivariate. The percentage of men who participated in using contraceptive is 7.8%. The results shows that there is a significant relationship between education, occupation, knowledge, perception, access to information, ownership of health insurance, communication with partners toward men's participation in using contraception."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Rohmatullailah
"Unmet need KB adalah salah satu isu yang menjadi perhatian khusus di Indonesia khususnya Jawa Barat dikarenakan masih belum mencapai target dan capaiannya di tahun 2019 mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya. Unmet need merupakan persentase wanita kawin yang aktif secara seksual dan tidak ingin memiliki anak atau ingin menunda kelahiran anak berikutnya tetapi tidak menggunakan metode kontrasepsi apapun. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian unmet need KB di Jawa Barat berdasarkan data SKAP KKBPK 2019. Desain penelitian cross sectional dengan sampel penelitian adalah wanita kawin berusia 15-49 tahun di Jawa Barat sebanyak 9544 wanita yang dianalisis menggunakan uji chi square dan regresi logistik ganda. Hasil menunjukkan bahwa 14,8% unmet need KB di Jawa Barat, faktor-faktor yang berhubungan adalah usia OR=0,552, tingkat ekonomi OR=0,730, jumlah anak masih hidup OR=1,651, tempat tinggal OR=1,295, paparan media massa OR=0,856, dan paparan petugas kesehatan OR=1,162. Faktor yang paling berhubungan dengan unmet need KB di Jawa Barat adalah jumlah anak masih hidup. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemberian informasi dan akses layanan KB yang sensitif jender melalui petugas kesehatan dan media massa serta meningkatkan partisipasi masyarakat agar menjadi perpanjangan tangan program KB sehingga pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang metode kontrasepsi semakin meningkat.

The unmet need for family planning is one of the issues of special concern in Indonesia, especially in West Java because it still has not reached the targets and the percentage of unmet needs in 2019 has increased depends on previous years. Unmet need is defined as the percentage of currently married women who are sexually active and do not wanting any more children or wanting to delay the next child but are not using any method of contraception. This study aims to determine factors affecting the unmet need for family planning in West Java based on data analysis of SKAP KKBPK 2019. The study design is cross-sectional with the research sample being married women aged 15-49 years in West Java as many as 9544 women, this study was analyzed using the chi-square test and multiple logistic regression. The results showed that 14.8% of unmet need for family planning in West Java, factors related to unmet need for family planning were age OR = 0.552, economic level OR = 0.730, the number of children still living OR = 1.651, place of residence OR = 1.295, exposure of mass media OR=0.856, and exposure to health workers OR=1,162. The most related factor of unmet need for family planning in West Java is the number of children still living. Therefore, it is necessary to provide information and access to gender-sensitive family planning services through health workers and mass media with an emphasis on social media and increase community participation to become an extension of the family planning program so that knowledge and awareness society about contraceptive methods is increasing."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umi Lutfiah
"Partisipasi pria dalam KB masih sangat rendah yaitu 4,7% tahun 2012. Wanita masih sangat dominan dalam pemakaian alat kontrasepsi. Efek samping dari penggunaan beberapa metode kontrasepsi dapat menyebabkan beberapa gangguna, seperti disfungsi seksual dan hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pria kawin usia 15-54 tahun dalam KB di Indonesia tahun 2012, menggunakan design studi cross sectional pada 9260 pria kawin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pria yang berpartisipasi dalam KB adalah pria yang pendidikan tinggi, pengetahuan yang baik mengenai KB, terpapar informasi KB melalui media masa, didukung oleh pasangannya, dan terjadi komunikasi antara pria dengan pasangannya (suami-istri).

Male participation in KB is still low in 2012, taht is 4,7%. Women are still very dominant in the use of contraceptives. The use of multiple methods of contraception may cause some side effects, such as sexual dysfunction and hypertension. This study aims to investigate the characteristics of merried men aged 15-54 years for family planning propram participating in Indonesia at 2012, using cross-sectional study desugn to 9260 married men. The result showed that men who participated in family planning program is a man with heigh education, have a good knowledge about family planning, accessing family planning program from mass media, supported by her partner, and communicating their partner as husband and wife."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S53708
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Carroll, Stephen J.
London: Dorling Kindersley , 1992
R 613 CAR c
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Jihan Tsaqila
"Penelitian ini bertujuan unutk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) pada peserta KB aktif di Kecamatan Cibadak tahun 2020. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional menggunakan data primer yang dilakukan di Kecamatan Cibadak pada Oktober 2020 dengan jumlah sampel sebanyak 152 responden. Penggunaan MKJP sebagai variabel dependen, sedangkan usia, tingkat pendidikan, pengetahuan, sikap, ketersediaan alat kontrasepsi, KIE KB, dukungan suami sebagai variabel independen. Data berupa hasil pengisian kuesioner dengan metode daring yang diisi sendiri oleh reponden dan dianalisis dengan uji chi-square. Berdasarkan hasil analisis didapatkan proporsi pengguna MKJP tertinggi adalah pengguna Non-MKJP (73,7%), pada masing – masing variabel proporsi tertinggi terdapat pada kelompok responden yang berada pada rentang usia 35-49 tahun (39,7%), tingkat pendidikan tinggi (31,9%), pengetahuan tentang MKJP yang tinggi (55,1%), sikap terhadap MKJP yang positif (40,2%), ketersediaan alat kontrasepsi yang tersedia (28,4%), KIE KB yang lengkap (31,9%), serta dukugan suami yang cukup (27,3%).Terdapat hubungan antara usia, tingkat pendidikan, pengetahuan, sikap, dan KIE KB dengan penggunaan MKJP. Hasil penelitian menyarankan untuk memaksimalkan KIE KB dengan memanfaatkan berbagai media yang berfokus pada penggunaan MKJP.

This study aims to determine the factors associated with the use of the long-acting contraceptive method in active family planning participants in Cibadak District in 2020. This research is a quantitative study with a cross-sectional design using primary data conducted in Cibadak District in October 2020 with a total sample of 152 respondents. The use of long-acting contraceptive (LAC) method as the dependent variable, while age, level of education, knowledge, attitudes, contraception avaliability, family planning information, education, and communication (FP IEC), support of pairs of independent variables. The data used is the results of self-administered online questionnaires and analyzed by chi-square test. Based on the analysis of the results of the research, the highest users were Non-LAC users (73.7%), for each variable the highest representation was in the group that was in the age range 35-49 years (39.7%), the level of higher education (31,9%), high knowledge of LAC (55.1%), positive attitudes towards LAC (40.2%), indicating available contraceptives (28.4%), complete FP IEC (31, 9% ), as well as adequate partner support (27.3%) There is a relationship between age, education level, knowledge, attitudes, and FP IEC with the use of the long-acting contraceptive method .The results suggest maximizing FP IEC by utilizing various media focusing on the use of LAC methods."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Latar Belakang: Target MDGs dalam meningkatkan kesehatan ibu akan tercapai apabila 50% kematian ibu dapat dicegah melalui peningkatan cakupan K1, K4, memastikan bidan tinggal di desa, meningkatkan dersalinan ditolong tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan, meningkatkan cakupan peserta KB terutama dengan metode kontrasepsi jangka panjang,
serta pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam bidang kesehatan. Metode: Penelitian ini merupakan analisis lanjut Riskesdas tahun 2010, untuk mengkaji seberapa besar aksesibilitas pelayanan Keluarga berencana/KB di Indonesia. Hasil: Ibu yang mempunyai jumlah anak 3–4 orang di pedesaan lebih besar prevalensinya (27,1%) di bandingkan ibu yang tinggal di perkotaan (25,0%). Sebagian besar alasan utama tidak menggunakan alat kontrasepsi karena ingin punya anak di perkotaan 27,0%, sedangkan di pedesaan 28,2%, alasan ke dua adalah takut efek samping di perkotaan 23,1%, di pedesaan 16,5%. Alasan tidak menggunakan alat kontrasepsi karena memang tidak perlu sebesar 10,0%. Perilaku pencarian pelayanan KB ibu hamil dengan status bekerja mempunyai hubungan signifikan dengan akses pelayanan KB (rasio prevalensi 1,073). Ibu yang tidak bekerja memiliki akses pelayanan KB oleh tenaga kesehatan lebih tinggi dibandingkan
ibu yang bekerja. Kesimpulan: Aksesibilitas pelayanan KB ini dirasa dianggap kurang memadai, karena tidak semua Poskesdes di pedesaan dibekali dengan infrastruktur dan alat pemeriksaan KB, kurangnya tentang pengetahuan KB di daerah pedesaan. Pencarian pertolongan pelayanan KB terbanyak ke tempat bidan, ke puskesmas menjadi pemilihan kedua, polindes, poskesdes menduduki urutan ke tiga."
613 BULHSR 17:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Puspita Sari
"Partisipasi pria di Indonesia dalam pemilihan KB berjenis MOP masih sangat rendah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran partisipasi suami dalam KB MOP di Kecamatan Selebar Kota Bengkulu. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus pada 10 orang informan utama yaitu suami yang memilih MOP dan suami yang memilih kontrasepsi lain. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam pada bulan Juni-Juli 2023 dan dilakukan analisis isi. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa partisipasi suami dalam MOP disebabkan karena istri tidak bisa ber-KB lagi, ada efek samping dan kegagalan dari kontrasepsi sebelumnya. Suami yang memilih MOP memiliki pengetahuan dan keyakinan yang baik serta mendapatkan dukungan dari istri dan petugas kesehatan. Sementara suami yang memilih kontrasepsi lain memiliki pengetahuan yang kurang dan tidak memiliki keyakinan untuk melakukan MOP serta kurang mendapatkan dukungan dari keluarga, tokoh masyarakat maupun petugas kesehatan. MOP masih dianggap tabu dan ada anggapan tentang efek samping MOP yang dapat menganggu fungsi seksual pria. Fasilitas MOP sangat terjangkau dan prosedur MOP dilakukan secara gratis. Keberadaan sarana informasi tentang MOP di lingkungan tempat tinggal kurang memadai namun informan dapat mengakses informasi secara pribadi melalui media cetak maupun digital seperti internet. Diperlukan strategi peningkatan penyuluhan, pembentukan kelompok KB pria dan peningkatan pengetahuan tentang MOP bagi kader dan tokoh masyarakat.

The participation of men in Indonesia in choosing the MOP type of family planning is still very low. This study aims to look at the picture of the husband in KB MOP in Selebar District, Bengkulu City. This research is a qualitative research with a case study approach on 10 main informants from husbands who choose MOP and husbands who choose other contraception. Data collection was carried out using in-depth interviews in June-July 2023 and content analysis was carried out. The results of the study revealed that the husband's participation in MOP was due to the fact that the wife could not take family planning anymore, there were side effects and failure of previous contraception. Husbands who choose MOP have good knowledge and confidence and get support from their wives and health workers. Meanwhile, husbands who chose other contraception had less knowledge and did not have the confidence to do MOP and received less support from their families, community leaders and health workers. MOP is still considered taboo and there are assumptions about the side effects of MOP that can interfere with male sexual function. The MOP facility is very affordable and the MOP procedure is performed free of charge. The existence of information facilities about MOP in the neighborhood is quite adequate, but informants can access information personally through print and digital media such as the internet. A strategy is needed to increase counseling, form family planning groups for men and increase knowledge about MOP for cadres and community leaders."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Unit Penelitian Kelangsungan Hidup Anak , 1987
613.94 KEB
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>