Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 124759 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahmi Hermanda Putri
"ABSTRAK
Latar Belakang: Nutrisi pada makanan yang dikonsumsi oleh vegetarian dapat
memberi pengaruh yang baik terhadap kondisi periodontal. Tujuan: Untuk
mengetahui perbedaan status periodontal pada vegetarian dibandingkan nonvegetarian.
Metode: Penelitian deskriptif cross-sectional dengan subjek 60 orang
yang terbagi dalam dua kelompok, 30 orang vegetarian dan 30 orang nonvegetarian.
Dilakukan pengukuran indeks plak, kalkulus, OHIS dan PBI pada
masing-masing kelompok. Hasil: Nilai rerata indeks plak, kalkulus, OHIS, dan
PBI pada kedua kelompok tidak berbeda bermakna (uji Mann-Whitney; p>0,05
dan uji Independent T-Test; p>0,05). Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan
bermakna dari indeks plak, kalkulus, oral hygiene, dan perdarahan gingiva
kelompok vegetarian dibandingkan non-vegetarian dan semuanya tergolong ke
dalam kategori sedang dan baik.

ABSTRACT
Background: Nutritions in vegetarians’s food can give a good effect to periodontal
condition. Objective: To analyze the differences of periodontal status in vegetarians
compared to non-vegetarians. Method: The research is cross-sectional descriptive
with 60 subjects who were divided into two groups, 30 subjects of vegetarians and 30
subjects of non-vegetarians. Examination were done using plaque, calculus, OHIS,
and PBI index in each group. Result: The mean of plaque, calculus, OHIS, and PBI
index scores in both of groups have no significant difference (Mann-Whitney test;
p>0,05 and Independent T-Test; p>0,05). Conclusion: There is no significant
difference of plaque, calculus, oral hygiene, and papila bleeding index in vegetarians
compared to non-vegetarians and they were classified to moderate and good
category."
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Francia, Maria Shisze
"ABSTRAK
Latar Belakang: Pola makan vegetarian diketahui memiliki efek positif terhadap
kesehatan. Penelitian mengenai status periodontal pada vegetarian masih sedikit.
Tujuan: Mengevaluasi kedalaman poket periodontal, resesi gingiva, dan kehilangan
perlekatan pada vegetarian secara klinis. Metode: Penelitian potong lintang pada 30
orang vegetarian dan 30 orang non-vegetarian berusia 16-65 tahun. Pemeriksaan
klinis jaringan periodontal meliputi kedalaman poket, resesi gingiva, dan kehilangan
perlekatan. Hasil: Tidak terdapat perbedaan bermakna (p>0,05) rerata kedalaman
poket (Independent T-Test), resesi gingiva dan kehilangan perlekatan (uji Mann-
Whitney) antara vegetarian dan non-vegetarian. Kesimpulan: Hasil evaluasi klinis
terhadap kedalaman poket periodontal, resesi gingiva, dan kehilangan perlekatan
tidak berbeda antara vegetarian dan non-vegetarian.

ABSTRACT
Background: Vegetarian diet is known to have positive effects on health. Only
scarce data are available concerning the periodontal status in vegetarians.
Objectives: To evaluate the periodontal pocket depth, gingival recession, and
clinical attachment level in vegetarians clinically. Methods: A cross-sectional study
of 30 vegetarians and 30 non-vegetarians aged 16-65 years. Clinical examination of
periodontal tissues, including periodontal pocket depth, gingival recession, and
clinical attachment level. Results: No significant mean differences (p>0,05) on
periodontal pocket depth (independent T-test), gingival recession and clinical
attachment level (Mann-Whitney test) between vegetarians and non-vegetarians.
Conclusions: Clinical evaluation results of periodontal pocket depth, gingival
recession, and clinical attachment level in vegetarians are not different between
vegetarians and non-vegetarians."
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desy Megawaty
"Masalah gizi timbul akibat terjadinya ketidakseimbangan energi yang dikonsumsi (asupan) dengan energi yang dikeluarkan (kebutuhan). Masalah kekurangan dan kelebihan gizi yang terjadi pada orang dewasa (usia lebih dari 18 tahun) merupakan masalah penting. Selain mempengaruhi produktivitas kerja juga memiliki risiko terhadap penyakit penyakit tertentu. Makanan yang dikonsumsi setiap orang akan terefleksi pada status gizi dan hal ini dapat diketahui melalui pengukuran IMT. Dari hasil penelitian di beberapa negara diketahui bahwa proporsi vegetarian yang mengalami masalah gizi lebih besar dibandingkan dengan orang yang tidak vegetarian. Di Indonesia khususnya kota Jambi penelitian Indeks Massa Tubuh pada vegetarian dewasa belum pemah dilakukan.
Tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinya gambaran umum maupun faktor- faktor yang berhubungan dengan IMT pada vegetarian dewasa di Pusdiklat Budhis Putra Maitreya dan Avaloketasvara kota Jambi. Penelitian dengan desain cross sectional ini dilaksanakan pada bulan Januari-Februari tahun 2008 dengan sampel 51 orang vegetarian dewasa. Untuk mengetahui gambaran umum karakteristik, asupan energi, konsumsi suplemen, tipe vegetarian, Iama menjadi vegetarian di kota Jambi, persentase status gizi kurang, baik, lebih berdasarkan IMT, dan hubungan antara karakteristik responden (usia, jenis kelamin, status perkawinan, status pekerjaan, pendidikan) dengan IMT, hubungan antara asupan energi dengan IMT, hubungan antara lama menjadi vegetarian dengan IMT, hubungan antara pengetahuan gizi dengan IMT, hubungan status kesehatan dengan IMT pada vegetarian dewasa di pusdiklat Putra Maitreya dan Avaloketasvara kota Jambi maka dilakukan pengumpulan data dengan wawancara dan pengukuran terhadap berat badan dan tinggi badan. Kemudian data dianalisa melalui tahapan analisis univariat, bivariat dan multivariat.
Dari hasil analisis bivariat diketahui bahwa ada hubungan antara jenis kelamin (OR = O,3I3), status perkawinan (OR = 0,42l) dan asupan energi (OR == 6,5). Setelah dilakukan analisis multivariat, maka variabel yang berhubungan dengan indeks massa tubuh adalah asupan energi setelah dikontrol status perkawinan dan status perkawinan setelah dikontrol asupan energi. Variabel paling dorninan yang berhubungan dengan IMT adalah asupan energi dengan OR = 8,915. Vegetarian dewasa di kota Jambi dengan asupan energi yang tidak baik akan berisiko mengalami 8,9 kali kegemukan setelah dikontrol status perkawinan.
Berdasarkan hasil penelitian ini maka disarankan bagi vegetarian agar membatasi asupan energi yang berasal dari lemak agar tidak mengalami kelebihan berat badan atau gemuk tingkat ringan maupun tingkat berat. Melakukan pemeriksaan rutin indeks massa tubuh untuk mengetahui status gizi. Mempertahankan berat badan normal menurut klasifikasi indeks massa tubuh.

Nutritional problem are arised due to energy imbalance of intake consumed and energy released. Insutiiciencies and excess nutrition problems that incured in adult (age more than 18 years old) are important problems; They influence productivity and also give risk to such kind of disease. Food consume by people is reflected in nutritional status and it's can be known by measuring BMI. Studies from some states showed that proportion of nutritional problem incured in vegetarian more than that in non vegetarian. In Indonesia especially in Jambi, the research of Body Masslndex of adult vegetarian is not available yet.
This research was aimed to tind description and factors related to BMI of adult vegetarian in Buddhis Center of Education and Practice (Pusdiklat) namely Putra Maitreya and Avaloketasvara in Jambi town. Research design was cross sectional. Itis done in January to February in 2008 with 51 samples of adult vegetarians. To find the description of characteristic, energy intake, supplement consmrred, vegetarian type, periods of being a vegetarian, percentage of nutritional status (underweight, normal and overweight) measured by BMI, and to tind relationship between respondent characteristics (age, gender, marriage status, work status, education) and BMI, the relationship between energy intake with BMI, the relationship between periods of being a vegetarian with BMI, relationship between nutritional knowledge with BMI, relationship between health status with BMI in adult vegetarian in Center of Education and Practice of Buddhis Putra Maitreya and Avaloketasvara in Jambi. Data collected by interviewing and measuring body weight and body height. Data was analized by univariate, bivariate and multivariate steps.
Bivariate analysis showed that there were relationship between gender (OR = 0,313), marriage status (OR = 0,42I) and energy intake (OR = 6,5) with BMI. Multivariat analysis showed that variables that related to energy intake after it was controlled by marriage status and marriage status was controlled by energy intake. The most dominant variable which is closely related to BMI is energy intake by OR = 8,915. Adult vegetarian with bad energy intake in Center of Education and Practice of Buddhis Putra Maitreya and Avaloketasvarain Jambi, had risk of 8,9 times to be overweight after controlled by marriage status.
From result of the study, we recommended vegetarians to restrict energy intake that contain much fat in order to not becoming mild to severe overweight and to do routine examination measuring BMI to know the nutritional status, and to maintain normal body weight according to BMI classification.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"The purpose of this study was to see whether the general objectives test or the structured objectives test could substitute the essay test...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muzayyin Ahmad
"Pelabelan pada graf G adalah penetapan nilai bilangan bulat untuk simpul dan busur dari G dengan aturan tertentu. Pelabelan graceful adalah fungsi injektif g dari himpunan simpul V ke himpunan bilangan { | |} yang menginduksi fungsi bijektif g? dari himpunan busur E ke himpunan bilangan { | |}, dimana setiap busur uv E dengan simpul u,v V berlaku g?(uv) = |g(u) ? g(v)|. Pelabelan ̂ merupakan modifikasi lain dari pelabelan graceful. Pelabelan ̂ adalah fungsi injektif h dari himpunan simpul V ke himpunan bilangan { | | } yang menginduksi fungsi bijektif h? dari himpunan busur E ke himpunan bilangan { | |} atau { | | | | }, dimana setiap busur uv E dengan simpul u,v V berlaku h?(uv) =| ? |. Graf pot bunga ( ) dibentuk dari gabungan graf bintang dan graf lingkaran dengan tambahan busur yang menghubungkan pusat graf bintang dengan salah satu simpul pada graf lingkaran . Graf pohon palem ( ) merupakan gabungan graf sapu dan graf lingkaran dengan tambahan busur yang menghubungkan simpul ujung graf dengan salah satu simpul pada graf lingkaran . Pada makalah ini diberikan konstruksi pelabelan graceful dan pelabelan ̂ untuk graf pot bunga ( ) dan graf pohon palem ( ), dengan k bilangan bulat, k ≥ 3 dan m, n bilangan asli. Pelabelan graceful pada graf pot bunga dan graf pohon palem hanya untuk k ≡ 0, 3 (mod 4).

A labeling on a graph G is an asingment of integer value to vertex and edge of G with certain rule. A graceful labeling is an injective function g from the set of vertices V to a set of numbers {0,1,2,?, |E|} which induces a bijective function g' from the set E to the set of numbers {1,2,?,|E|}, where for each edge uv E with u, v V applies g?(uv) = |g(u) ? g(v)|. A ̂ labeling is a modification of graceful labeling. The ̂ labeling is an injective function h from the set V to the set of numbers {0,1,2,?,|E|+1} which induces a bijective function h' from the set of edges E to the set of numbers {1,2,?,|E|} or {1,2,?,|E|-1, |E|+1}, where each edge u v E with u, v V applies h? (u v) = | ? |. A flower pot graph ( ) is formed by combining the center of star graph with a vertex of cycle graph with an edge. A palm tree graph ( ) is formed by combining the end vertex of broom graph with a vertex of cycle . In this thesis is given constructions of graceful labeling and ̂ labeling for flower pot graph ( ) and palm tree graph ( ), with integer k ≥ 3 and m, n are positive integer. Graceful labeling on flower pot graph and palm tree graph are given only for k ≡ 0, 3 (mod 4)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
T30280
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Novita Dewi
"Prevalensi gizi lebih terus meningkat setiap tahunnya. Gizi lebih memiliki dampak serius bagi perkembangan penyakit tidak menular dan produktifitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran prevalensi gizi lebih dan faktor risiko dominan penyebab gizi lebih pada dewasa usia 20-59 tahun di Pusdiklat Buddhis Maitreyawira Jakarta. Penelitian ini dilakukan dengan desain studi cross-sectional pada 157 responden. Pengambilan data dilakukan pada bulan April-Mei 2015 dengan metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi gizi lebih di lokasi penelitian sebesar 28%.
Dari hasil analisis bivariat diketahui adanya hubungan bermakna antara gizi lebih dengan jenis diet, usia, status pernikahan, aktivitas fisik, pengetahuan gizi, asupan energi dan asupan lemak (p value < 0,05). Walaupun tidak bermakna secara statistik, responden dengan status gizi lebih cenderung memiliki skor kualitas diet yang rendah. Dari hasil analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda, diketahui asupan energi merupakan faktor dominan gizi lebih (OR = 19,743) pada dewasa setelah dikontrol variabel usia, jenis kelamin, status pernikahan, aktivitas fisik, pengetahuan gizi, asupan karbohidrat, asupan protein, asupan lemak dan kualitas diet. Perlu dilakukan intervensi kepada pihak terkait di lokasi penelitian untuk mengurangi dan mengatasi kejadian gizi lebih.

Prevalence of overnutrition increased over year. Overnutrition had serious impact to development of non communicable disease and decrease productivity. This purpose of this study was to describe the prevalence of overnutrition and to find which of the risk factor is the dominant factor that is related to overnutrition in adult 20-59 years old at Pusdiklat Buddhis Maitreyawira Jakarta. This study was conducted with cross-sectional study design with 157 respondents. The data were collected during April-May 2015 with purposive sampling method. The results showed that overnutrition prevalence was 28%. Although there was no significant relationship between diet quality and overnutrition, overweight/obese respondent tend to have lower diet quality score than another.
From bivariate analyses, there were significant relationship between overnutrition and vegetarian diet, age, marital status, physical activity, nutritional knowledge, energy intake, and fat intake (p value = 0,05). From multivariate analyses, we found that energy intake as a dominant factor which cause overnutrition in adult (OR = 19,743) after controlled with age, gender, marital status, physical activity, nutritional knowledge, carbohydrate intake, protein intake, fat intake and diet quality. Therefore, intervention to the related side at study location should be done to decrease and overcome overnutrition.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60370
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nguyen, Thi Xuan Ngoc
"This study aims to investigate periodontal status, and the relationship between obesity and periodontal status in patients
who first visited the Institute of Traditional Medicine, Ho Chi Minh City, Vietnam. 118 patients aged 18 or older,
including 56 obese subjects (BMI≥27.5, mean age: 33.8, males: 11, females: 45) and 62 non-obese subjects (BMI<27.5,
mean age: 34.3, males: 4, females: 58) were enrolled for a period of 5 months from February 2014 to June 2014. The
information on socio-demographic characteristics and dental habits were collected by questionnaire. Periodontal status
(PLI, GI, BOP, PD, CAL) was examined and the anthropometric index was measured. There was significantly higher
prevalence of periodontitis (39.3%) in the obese group than the non-obese group (16.4%). Means of GI, BOP, PD, and
CAL in obese subjects were significantly higher than those in non-obese subjects. Significantly higher percentages of
subjects who had lower education, visited dental offices, scaled and polished their teeth regularly were in the non-obese
group than in the obese group. Multiple logistic regression analysis revealed that age (OR=3.10), routine of dental visit
(OR=3.34) and obesity (OR=2.79) were risk factors significantly related to periodontitis. Periodontal status in obese
subjects was poorer than non-obese subjects. Obesity might be the risk factor for periodontitis in Vietnamese patients.
Hubungan antara Obesitas dan Status Periodontal Pasien di Vietnam: Studi Pendahuluan. Penelitian ini bertujuan
untuk menginvestigasi status periodontal serta hubungan antara obesitas dan status periodontal pasien-pasien yang baru
pertama kali mengunjungi Institute of Traditional Medicine, Kota Ho Chi Minh, Vietnam. Terdapat 118 pasien berumur
18 tahun atau lebih yang terdiri dari 56 subjek penelitian yang mengalami obesitas (IMT≥27,5 dengan rata-rata umur
33,8 tahun, 11 orang pria dan 45 orang wanita), dan 62 orang subjek penelitian non-obesitas (IMT<27,5 dengan ratarata
umur 34,3 tahun, 4 orang pria dan 58 orang wanita) yang terdaftar di institusi tersebut dalam kurun waktu 5 bulan
dari bulan Februari hingga Juni 2014. Informasi mengenai karakteristik sosio-demografi dan kebiasaan mereka dalam
merawat gigi dikumpulkan melalui kuesioner. Penelitian ini mengkaji status periodontal (PLI, GI, BOP, PD, dan CAL),
dan dilakukan pengukuran indeks antropometri. Kelompok yang mempunyai obesitas memiliki prevalensi periodontitis
yang secara signifikan lebih tinggi (39,3%) dibandingkan dengan kelompok non-obesitas (16,4%). Nilai rata-rata GI,
BOP, PD, dan CAL pada subjek penelitian yang mengalami obesitas juga jauh lebih tinggi daripada subjek penelitian
non-obesitas. Dalam hal latar belakang pendidikan yang lebih rendah, kunjungan ke dokter gigi serta tindakan
pembersihan karang gigi rutin, persentase yang lebih tinggi ditemukan pada kelompok non-obesitas daripada kelompok
obesitas. Analisis regresi logistik ganda yang dilakukan menunjukkan bahwa umur (OR=3,10), rutinitas kunjungan ke
dokter gigi (OR=3,34) dan obesitas (OR=2,79) merupakan faktor risiko yang memiliki hubungan signifikan terhadap
periodontitis. Status periodontal subjek penelitian yang mengalami obesitas lebih buruk daripada subjek yang nonobesitas.
Terdapat kemungkinan bahwa obesitas merupakan faktor risiko periodontitis pada pasien di Vietnam."
University of Medicine and Pharmacy. Faculty of Odonto-Stomatology, 2015
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rubiwanto
"ABSTRAK
Pekerjaan mengangkat merupakan pekerjaan yang memiliki resiko yang tinggi
untuk terkena penyakit akibat kerja, jika pekerjaan tersebut dilakukan berulangulang
setiap hari dan durasi yang panjang. Di Pasar Induk Beras Cipinang para
tukang angkat beras terbiasa melakukan pekerjaan tersebut setiap hari sehingga
penulis mengambil resiko ergonomic yang mungkin didapat oleh para pekerja
tersebut dengan menggunakan Niosh Lifitng Equation. Hasil penelitian dengan
menggunakan metode Niosh Lifting Equation menunjukan bahwa indeks resiko
pengangkatan yang dilakukan oleh pekerja angkat di Pasar Induk Cipinang
melebihi 1 yang berarti pekerjaan tersebut beresiko menyebabkan keluhan akibat
kerja sehingga diperlukan tindakan pengendalian guna mencegah terjadinya
penyakit akibat kerja.

ABSTRACT
Lifting is a work with the high risk for any worker to get disorder, if that work is
doing in repetitive way and long duration every day. At Pasar Induk Beras
Cipinang, any worker doing lifting job is the major task every day that is the
causes why me as a writer doing the risk assessment with the niosh lifting
equation to the worker at pasar induk beras cipinang. Result from this research is
the risk index for the lifting task at Pasar Induk Beras Cipinang is high and need
to be modified to reduce that risk and prevent the illness because manual lifting."
2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wita Rizki Amelia
"Tujuan penelitian membahas hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dan faktor-faktor lain dengan status lemak tubuh pada pramusaji di Pelayanan Gizi Unit Rawat Inap Terpadu Gedung A RSCM Jakarta. Penelitian bersifat kuantitatif dengan desain cross sectional, pengambilan sampel secara purposive sampling. Data antropometri didapatkan dengan pengukuran langsung saat penelitian. Analisis data meliputi crosstabs dan chi-square, menggunakan SPSS versi 13.0.
Hasil penelitian, 88.9% dan 38.9% orang berstatus gizi lebih masing-masing memiliki persen lemak tubuh mendekati tinggi/tinggi dan lemak viseral tinggi(p<0.05). Disarankan kepada pramusaji untuk membiasakan sarapan pagi, mengkonsumsi makanan tinggi serat dan sering beraktivitas fisik.

The aim of this study is how Body Mass Index and Other Factors Related to Body Fat Status on Waitress at Nutrition Service of Integrated Admission Unit Building A RSUPN Dr.Cipto Mangunkusumo Jakarta. This is a quantitative study with cross sectional approach, samples are collected by purposive sampling. Anthtopometry data are collected directly by measurement. Analysis included crosstabs dan chisquare, by using SPSS version 13.0.
The result, 88.9% dan 38.9% are overweight with each of them have slightly high/high body fat percentage and high visceral level(p<0.05). The researcher sugested that waitress should have breakfast gradually, consume foods containing high dietary fiber, frequent physical activity.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>