Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151814 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Eka Wisanti
"ABSTRAK
Pencegahan dan penanganan perokok pemula dengan mengedepankan efek
negatif rokok dianggap kurang efektif. Tindakan keperawatan sebagai salah satu
strategi pencegahan dengan memberikan edukasi interaktif yang memaparkan
efek positif tidak merokok, diharapkan dapat merubah sikap dan persepsi remaja
tentang perilaku merokok. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pengaruh
edukasi interaktif positif terhadap persepsi dan sikap remaja tentang perilaku
merokok di Depok. Desain penelitian kuasi eksperimen dengan masing-masing
kelompok terdiri atas 36 remaja. Teknik sampling menggunakan multistage
random sampling. Hasil uji t independen menunjukkan ada peningkatan rerata
persepsi dan sikap kelompok intervensi lebih tinggi dibandingkan dengan
kelompok kontrol dengan nilai sebesar 0,001 dan 0,000. Edukasi interaktif positif
dapat meningkatkan persepsi dan sikap secara signifikan tentang perilaku
merokok. Disarankan agar edukasi interaktif positif diterapkan di sekolah yang
terintegrasi dengan program kesehatan remaja.

ABSTRACT
The prevention and treatment of novice smokers by prioritizing the negative
effects of smoking are considered less effective. Nursing action was as one of
prevention strategies by providing interactive education through exposing the
positive effects of non-smoking, it was expected to change the attitude and
perception of adolescents about smoking behavior. This study aimed to identify
the influence of positive interactive education toward the perception and attitude
of adolescent about smoking behavior in Depok. The quasi-experimental design
with each group consisted of 36 adolescents. The sampling technique used
multistage random sampling. Independent t-test result showed the increase of
perception and attitudes rates of the intervention group, which was higher than the
control group on value 0,001 and 0,000. Positive interactive education could
significantly increase the perception and attitude about smoking behavior. It was
recommended that the positive interactive education could be implemented in
school that was integrated with adolescent health program."
2017
T49272
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wina Rachmania
"Permasalahan mengenai kesehatan reproduksi banyak dialami oleh hampir semua negara di dunia seperti Angka Kemarian Ibu (AKI), Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD), aborsi, perilaku seks bebas, Penyakit Menular Seksual (PMS) dan HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immuno Deficiency Syndrome), dan lain-lain.
Permasalahan rnengenai kesehatan reproduksi tersebut tidak terlepas dari Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR). Saat ini remaja membutuhkan sumber informasi yang benar mengenai kesehatan reproduksi remaja. Dan di sekolah yang akan berperan dalam memberikan informasi mengenai kesehatan reproduksi remaja adalah guru. Di Indonesia terdapat beberapa program yang mendukung program-program kesehatan reproduksi remaja yang akan melibatkan para guru dalam hal ini Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) yang dikembangkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Dcpkes RI) pada tahun 2002 dan Program Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja (PKRR) yang dibuat oleh Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) RI pada tahun 1998. Di SMA Bina Bangsa Sejahtera Kota Bogor, program PKPR dan PKRR belum berjalan. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran persepsi SMA Bina Bangsa Sejahtera Kota Bogor terhadap pendidikan kesehatan reproduksi remaja.
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain penelitian kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Bina Bangsa Sejahtera Kota Bogor. lnforman pada penelitian ini adalah guru biologi, guru agama, guru Bimbingan Konseling (BK), kepala sekolah dan siswa-siswi. Pengumpulan data diambil dengan menggunakan pedoman wawancara mendalam dan djskusi kelompok terarah yang dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh asisten peneliti. Selanjulnya data dianalisis dengan menggunakan analisis isi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir semua informan guru, kepala sekolah dan siswa-siswi menyatakan bahwa PKRR itu merupakan pendidikan atau pengenalan mengenai alat-alat reproduksi. Dan hampir semua informan guru, kepala sekolah dan siswa-siswi menyatakan bahwa sekolah merupakan tempat di mana PKRR dapat diberikan, mereka juga menyatakan bahwa PKRR bisa diberikan di Iuar sekolah seperti di rumah dan di masyarakat. Mengenai tujuan PKRR, hampir semua informan guru, kepala sekolah dan siswa-siswi menyatakan bahwa tujuan PKRR adalah agar remaja mengetahui alat dan fungsi reproduksi. Menurut informan guru dan kepala sekolah, siswa-siswi atau remaja merupakan sasaran yang paling utama.
Informan guru dan kepala sekolah berpendapat bahwa guru biologi merupakan guru yang dapat berperan dalam PKRR, selain guru biologi mereka juga menyebutkan guru lain seperti guru BK/BP, agama, Bahasa Indonesia, PPKN, dan sosiologi. Mengenai bentuk dan cara penyampaian, diskusi merupakan jawaban yang banyak disebutkan oleh informan guru dan siswa-siswi dalam pelaksanaan PKRR di sekolah. Menurut informan guru dan siswa-siswi, pembahasan mengenai kesehatan reproduksi remaja bisa berupa alat-alat dan sistem reproduksi, perubahan fisik, gangguan-gangguan pada alat reproduksi, cara menjaga reproduksi, penyakit-penyakit reproduksi, menstruasi, perubahan hormon, onani, asupan gizi, pergaulan remaja, pacaran, seks bebas, kehamilan, dan aborsi.
Penelitian ini menghasilkan bahwa sebagian besar informan guru, kepala sekolah dan siswa-siswi mendukung apabila di sekolahnya dilaksanakan PKRR. Berdasarkan hasil penelitian yang didapat maka diharapkan menjadi bahan masukan bagi pihak sekolah di SMA Bina Bangsa Sejahtera Kota Bogor dan bahan masukan bagi pihak Dinas Pendidikan Kota Bogor. Bagi kepala sekolah SMA Bina Bangsa Sejahtera Kota Bogor hasil penelitian ini dapat menyiapkan guru dan siswa-siswi dalam menerima program PKRR. Bagi pihak Dinas Pendidikan Kota Bogor dapat memberikan pelatihan kepada guru-guru yang berperan dalam program Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja di lingkup Dinas Pendidikan Kota Bogor dan sekolah menengah di wilayah Kota Bogor dan menyiapkan perangkat yang dapat mendukung pelaksanaan Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja di Sekolah khususnya SMA di kota Bogor."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T21115
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Arimurti Sanjiwani
"ABSTRAK
Gangguan menstruasi seperti dismenore dapat mengganggu aktivitas remaja.
Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh paket pendidikan kesehatan
dismeore berbasis web dalam mengatasi keluhan nyeri haid remaja. Desain
penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan pretest-posttest dengan kelompok
kontrol. Sebanyak 94 responden dipilih melalui simple random sampling dan
terbagi menjadi 47 responden di kelompok intervensi dan 47 responden di
kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa paket pendidikan
kesehatan dismenore berbasis web berpengaruh terhadap penurunan intensitas
nyeri haid (p=0,001), namun tidak berpengaruh terhadap jumlah keluhan
dismenore (p= 0,52). Paket pendidikan kesehatan dismenore berbasis web
disarankan untuk digunakan dalam pendidikan kesehatan pada masa remaja

ABSTRACT
Dysmenorrhea is one of the menstrual problem that can affect adolescent?s
activities. The aim of this study was to identify the effect of dysmenorrhea webbased
health education package toward menstrual pain in adolescents. This
research used quasi-experiment pretest-posttest with control group design. 94
samples were chosen by simple random sampling and divided into intervention
group (47 respondents) and control group (47 respondents). The results show that
the dysmenorrhea web-based health education packages reduced menstrual pain
intensity (p=0,001), but did not influence to the number of dysmenorrhea
complains among adolescent (p=0,52). Dysmenorrhea web-based health education
package is recommended to use for adolescence."
2016
T46379
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indriyani Prihatiningsih
"Pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi masih sangat kurang. Hal ini terbukti dengan munculnya beberapa perilaku seksual berisiko yang ditunjukkan oleh remaja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi dan sikap remaja terhadap perilaku seksual berisiko. Penelitian ini menggunakan rancangan pre-experimental design (One Group Pretest-Postes Design).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan yang diberikan dengan pengetahuan responden (p=0,000) dan ada pengaruh pendidikan kesehatan dengan sikap remaja terhadap perilaku seksual berisiko (p=0,000). Hal ini membuktikan bahwa Ho ditolak, atau ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi. Dan ada pengaruh pendidikan kesehatan pada sikap terhadap perilku seksual berisiko.

The purpose of this study was to investigate the effect of health education on knowledge of adolescents about reproductive health and adolescents attitudes toward risk of sexual behavior. This study uses the design of pre-experimental design (One Group Pretest-Postes Design).
The results showed that there was the influence of health education given to the respondents knowledge (p = 0.000) and there is influence health education with the attitudes adolescents respond risk sexual behavior (p = 0.000). It is proved that Ho is rejected, or no effect on the level of knowledge of health education on reproductive health. Knowledge of adolescents about reproductive health stillvery lacking. This is evident by the emergence of several sexual risk behaviors indicated by the adolescents. And there is the influence of health education on attitudes toward risk of sexual behaviors.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wina Geuma Yunita
"SMP Negeri "X" Depok merupakan salah satu sekolah unggulan yang berada di Depok. Letaknya yang berbatasan dengan Jakarta membuat remaja di sekolah ini dapat berpotensi berperilaku berisiko. Perkembangan seksualitas merupakan masa krisis bagi remaja. Untuk memenuhi rasa ingin tahu tentang seks dan kesehatan reproduksi remaja berusaha mencari akses dan melakukan eksplorasi sendiri tentang seks dan kesehatan reproduksi. Menurut beberapa penelitian remaja harus diberikan pendidikan seks sejak dini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi remaja mengenai pendidikan seks di SMP Negeri "X" Depok pada tahun 2014. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan teknik diskusi kelompok terarah dan wawancara mendalam dalam pengambilan data primer. Data diperoleh dari 12 informan yang berusia 13-14 tahun serta dari guru di SMP Negeri "X" Depok. Hasil penelitian ini menunjukkan pendidikan seks dinilai oleh remaja sebagai sesuatu yang penting, bernilai positif, serta bermanfaat bagi mereka. Melalui pendidikan seks remaja dapat mengarahkan perilaku seksualnya. Remaja menganggap pendidikan seks dapat menjawab keingintahuan dan rasa penasaran mereka mengenai hal yang berkaitan dengan seks.

"X" Junior High School in Depok is one of the top schools were located in Depok. It is bordered by the Jakarta, so makes the adolescent's at this school can potentially got a risk behavior. Progress of the sexuality is the crucial moments for adolescent. To satisfy curiosity about sex and reproductive health adolescent trying to find the information about it with their own access and exploration. The results from some studies adolescents should be given sex education from an early age. The purpose of this study is to know adolescent's perception about sex education at 'X' junior high school Depok in 2014. This is a qualitative study using focus group discussion and in-depth interview techniques in primary data collection. The data were obtained from 12 informants aged 13-14 years and teacher's. The result of this study are sex education is important and useful for them. With sex education adolescent can control their sex behavior and answered their curiosity about sex.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55830
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Havizoh
"Meningkatnya prevalensi merokok di kalangan remaja merupakan masalah serius. Rokok mengandung banyak bahan kimia berbahaya dan terkait dengan penyakit kronis, merusak emosional dan perilaku. Upaya yang saat ini dilakukan meliputi menyampaikan peringatan bahaya rokok dengan memuat gambar-gambar dengan media sederhana yang dinilai kurang menarik dan tidak relevan dengan usia remaja. Edukasi berbasis video game merupakan salah satu upaya mencegah inisiasi merokok pada remaja. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh edukasi berbasis video game terhadap pengatahuan dan persepsi merokok remaja. Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimen jenis pre test dan post test dengan grup kontrol. Pemilihan dilakukan dengan Multistages random sampling. Jumlah responden pada kelompok perlakuan sebanyak 39 orang, sedangkan pada kelompok kontrol 30 orang. Analisis data menggunakan paired t test dan independent t test. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh signifikan antara pemberian edukasi berbasis video game terhadap pengetahuan (p value <0,001) dan persepsi (p value <0,001) merokok remaja. Penelitian merekomendasikan penerapan edukasi berbasis video game sebagai salah satu upaya pendekatan yang inovatif.

The increasing prevalence of smoking among adolescents is a serious problem. Cigarettes contain many harmful chemicals and are associated with chronic illness, emotional damage and behavior. Current efforts include conveying warnings about the dangers of smoking by loading pictures with simple media that are considered less attractive and are not relevant to adolescents. Video game-based education is one of the efforts to prevent the initiation of tobacco consumption in adolescents. This study aims to look at the effect of video game-based education on the knowledge and perception of teenage smoking. This study uses a quasi-experimental design of the type of pre-test and post-test with a control group. The selection is done by multistages random sampling. The number of respondents in the treatment group was 39 people, while in the control group 30 people. Data analysis used paired t test and independent t test. The results showed there was a significant influence between the provision of video game-based education on knowledge (p value <0.001) and perception (p value <0.001) of teenage smoking. The study recommends the application of video game-based education as an innovative approach."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Saat ini masalah yang terkait dengan kesehatan reproduksi remaja semakin meningkat
akibat dari kurangnya pengetahuan remaja tentang fungsi dan kesehatan reproduksinya
(Nani Utami Adi, 2005).Tujuan dari penelitian adalah lmtuk mengidentifikasi gambaran
persepsi remaja terhadap adanya isu dimasukkannya pendidikan kesehatan reproduksi
dalam kurikulum sekolah. Penelitian ini dilakukan di SMUN 39 Jakarta Timur dengan
jumlah responden 76 orang siswa dan siswi. Desain penelitian yang digunakan adalah
desain deskriptif sederhana yang diberikan melalui pertanyaan terstruktur atau
kuesioner. Analisa data yang digunakan adalah analisa deskriptif univariat dengan
menggunakan sistem proporsi dan persentasi. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa
remaja memiliki persepsi positif terhadap perlunya pendidikan kesehatan reproduksi
masuk dalam kurikulum sekolah. Penelitian ini merekomendasikan perlunya pemberian
informasi tentang kesehatan reproduksi kepada remaja secara akurat dan komprehensif
dengan memasukkanya menjadi salah satu mata pelajaran di sekolah."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5482
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Imelda
"Anak merupakan generasi penerus bangsa. Perkembangan anak dapat mencapai 80% pada usia 3 tahun apabila dilakukan stimulasi perkembangan dengan teratur. Ibu merupakan orang paling tepat melakukan stimulasi perkembangan anak. Oleh karena itu pengetahuan ibu perlu ditingkatkan melalui pendidikan kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektifitas pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap ibu dalam stimulasi perkembangan anak toddler. Penelitian ini menggunakan desain quasi experimental, dengan pretest-posttest non-equivalent control group design yang bertujuan mengetahui perbedaan pengetahuan dan sikap ibu dalam stimulasi perkembangan anak toddler yang diberikan dan tidak diberikan intervensi pendidikan kesehatan dengan menggunakan kelompok kontrol. Populasi penelitian ini adalah para ibu yang mempunyai anak toddler yang sedang dirawat di ruang perawatan di Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin Banda Aceh. Jumlah sampel 34 orang, 17 orang kelompok intervensi dan 17 orang kelompok kontrol. Pengambilan sampel dilakukan dengan concecutive sampling. Analisis efektifitas pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap ibu dalam stimulasi perkembangan anak toddler menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan pengetahuan (p=l,000) dan sikap (p=0,732) ibu sebelum intervensi dan ada perbedaan pengetahuan (p=0,002) dan sikap (p=0,039) ibu setelah intervensi pada kelompok intervensi dan kontrol. Ada perbedaan pengetahuan dan sikap ibu sebelum dan setelah intervensi pada kelompok intervensi (p=0,002) dan tidak ada perbedaan pengetahuan dan sikap ibu sebelum dan setelah periode intervensi pada kelompok kontrol (p=l,000). Tidak ada pengaruh karakteristik ibu pada pengetahuan dan sikap ibu pada kelompok intervensi. Pemberian pendidikan kesehatan yang teratur diharapkan ibu dapat berpengetahuan baik dan bersikap positif dalam stimulasi perkembangan. Pendidikan kesehatan merupakan salah satu cara pendekatan terbaik yang dapat diterapkan di masyarakat untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan sikapnya terhadap program stimulasi perkembangan anak dengan melibatkan berbagai unsur termasuk keluarga. Perawat anak dapat memberikan pendidikan kesehatan dengan tepat, maka perlu bekeijasama dengan berbagai kalangan yang ada di daerah setempat.

Children are the prospect generation of nation. The development of child could come to 80% at the age of 3 if development stimulation is done regulariy. A mother is the best to carry out the child stimulation development. For this reason, the mother’s knowledge needs upgrading through health education. This research was aimed to explore the effectiveness of health education on mother,s knowledge and attitude toward children stimulation development in toddler. The research was quasi experimental design, with pretest-posttest non-equivalent control group design that aimed to explore the difference in mother’s knowledge and attitude toward children stimulation development between control and experimental group. The participants in the intervention group were given health education wheareas the control group were’nt given the health education. The population of this research were mothers in Zainoel Abidin general hospital Banda Aceh whose had sick toddler in hospital. The samples were 34 devided into 2 group, with 17 participants respectively. Data were analized by chi-square test. The result showed that there was no significant difference in mother knowledge (p=1,000) and attitude (p=0,732) toward children stimulation development before intervention and there was significant difference in mother knowledge (p=0,002) and attitude (p-0,039) after intervention in both of groups. There was significant difference in mother knowledge and attitude before and after intervention in intervention group (0,002). There was no significant difference in mother knowledge and attitude before and after time of intervention in control group (p=l,000). There was no influence of characteristic of mother in knowledge and attitude. By regular heath education, it is hoped that the mother will have positive attitude and good knowledge toward children stimulation development in toddler. Health education is one of best approach that can be applied in community in order to improve knowledge and attitude in children stimulation development program by involving various sectors. Pediatric nurse can give the proper health education can collaborate with many sectors including local government."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T26565
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Amalia
"Persentase wanita pernah melahirkan atau sedang hamil anak pertama naik dari 8,5% pada SDKI 2007, menjadi 9,5% pada SDKI 2012. Umur kawin pertama yang terlalu muda dan tidak adanya penundaan kelahiran anak pertama menuju pada kehamilan yang berisiko. Kurangnya pengetahuan kesehatan reproduksi dan tingkat pendidikan rendah berkontribusi pada terjadinya kehamilan remaja. Penelitian ini menguji hubungan pendidikan dan pengetahuan kesehatan reproduksi dengan kehamilan remaja di Indonesia. Sumber data penelitian adalah SDKI 2017 dengan sampel wanita usia subur 15-49 tahun dan 15-24 tahun yang memenuhi kriteria penelitian. Desain studi penelitian adalah cross sectional, dengan analisis regresi logistik multinomial. Hasil penelitian mendapatkan persentase kehamilan remaja sebesar 33.5% pada wanita usia 15-49 tahun, sementara pada wanita usia 15-24 tahun sebesar 57,6%. Wanita yang tidak sekolah & SD dan tidak tahu masa subur berhubungan pada hamil remaja pada wanita usia 15-49 tahun dan usia 15-24 tahun. Wanita yang kurang mengetahui penularan HIV/AIDS dan kurang mengetahui metode kontrasepsi berhubungan dengan kehamilan remaja pada wanita usia 15-49 tahun. Temuan ini menyarankan perlunya berkolaborasi dalam penguatan kebijakan terkait batas penundaan usia melahirkan pada mereka yang menikah muda, memastikan akses pendidikan yang berisi informasi kesehatan reproduksi yang komprehensif, dan sosialisasi kepada orang tua dan remaja terkait bahaya kehamilan remaja.

The percentage of women who have given birth or are currently pregnant with their first child rose from 8.5% in the 2007 IDHS to 9.5% in the 2012 IDHS. Too young age at first marriage and no delay in the birth of their first child leads to risky pregnancies. Lack of knowledge on reproductive health and low levels of education contribute to the occurrence of teenage pregnancy. This study examines the relationship between education and knowledge of reproductive health with teenage pregnancy in Indonesia. The source of research data is the 2017 IDHS with a sample of women of childbearing age 15-49 years and 15-24 years who meet the research criteria. The research study design was cross sectional, with multinomial logistic regression analysis. The results showed that the percentage of teenage pregnancies was 33.5% in women aged 15-49 years, while for women aged 15-24 years it was 57.6%. Women who do not go to school & elementary school and do not know the fertile period are associated with teenage pregnancy in women aged 15-49 years and aged 15-24 years. Women who are less aware of HIV/AIDS transmission and lack of knowledge of contraceptive methods are associated with teenage pregnancy in women aged 15-49 years. These findings suggest the need to collaborate in strengthening policies related to the delay in giving birth to those who marry young, ensuring access to education containing comprehensive reproductive health information, and outreach to parents and adolescents regarding the dangers of teenage pregnancy."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas indonesia, 2022
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>