Ditemukan 62059 dokumen yang sesuai dengan query
MUL 10 (1-2) 2011
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Balqis Salsabila Damanta
"Meskipun sebuah negara kecil, Belanda memiliki daerah pedesaan yang hingga abad 20 masih tetap bercirikan sebagai kawasan yang kaya akan berbagai macam jenis pertanian dan adat istiadat lokal. Daerah pedesaan di Belanda tergolong unik. Setiap desa memiliki beraneka ragam keindahan alam serta falsafah hidup penduduknya yang berbeda-beda. Ada sebuah karya sastra berupa cerita pendek yang mengangkat kisah tentang sosok orang desa di Belanda. Cerpen tersebut berjudul Oogst karya Jacqueline Servais yang terbit pada tahun 2013. Permasalahan dalam penelitian ini adalah representasi sosok orang desa di Belanda dalam cerpen Oogst. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan representasi sosok orang desa di Belanda dalam cerpen Oogst. Penelitian ini menggunakan teori sosiologi sastra yang digagas oleh Sapardi Djoko Damono. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sosok orang desa di Belanda dalam cerpen Oogst digambarkan naif dan menganggap alam sebagai bagian dari kehidupan, hidup dalam lingkungan yang sunyi dan asri, mendukung pendidikan, bekerja dengan giat, serta menjunjung tinggi nilai kejujuran dan ketulusan. Dari kelima representasi tersebut, terdapat representasi yang sesuai dan tidak sesuai dengan kenyataannya. Berdasarkan analisis makna simbol, simbol gandum dan bunga poppy menandakan bahwa alam mengajarkan kebaikan dan keburukan yang selalu hidup berdampingan. Simbol rambut pirang yang dimiliki gadis desa dan bayi perempuannya menandakan kebodohan. Simbol kejahatan tercermin dari representasi sosok pemuda asal Mediterania.
Despite being a small country, the Netherlands has a rural area which until the 20th century was still characterized as an area that has rich in various types of agriculture and local customs. The village in the Netherlands is unique. Each village has a variety of nature beauties and different philosophies of life for its inhabitants. There is a literary work in the form of a short story that tells the story of the figures of villagers in the Netherlands. The short story is entitled Oogst by Jacqueline Servais which was published in 2013. The problem of this research is representation of the figures of villagers in the Netherlands in Oogst's short story. The purpose of this research is to explain the representation of the figures of villagers in the Netherlands in Oogst's short story. This study using the sociology of literature theory proposed by Sapardi Djoko Damono. The results showed that the figures of villagers in the Netherlands in Oogst's short story is depicted as naïve and considers nature as part of life, lives in a quiet and beautiful environment, supporting education, working hard, and upholding the values of honesty and sincerity. From the five representations, there are representations that are appropriate and not appropriate with the reality. Based on the analysis of the meaning of symbols, the symbols of wheat and poppies indicate that nature teaches good and bad always coexist. The symbol of blonde hair indicates that the village girl and her baby girl have a sign of ignorance. The symbol of crime is reflected in the representation of a young man from the Mediterranean."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Maulidina Fitria
"Cerpen dengan judul “Berita dari Kebayoran” karya Pramoedya Ananta Toer mengalami transformasi menjadi siniar dengan judul yang sama. Transformasi tersebut menunjukkan bahwa fenomena alih wahana semakin berkembang ditandai dengan adanya peralihan ke berbagai medium baru. Dewasa ini semakin terasa bahwa suatu jenis kesenian memang membutuhkan jenis kesenian lain, baik sebagai referensi maupun berkaitan dengan proses intertekstual. Proses intertekstual itu sendiri penting dan erat kaitannya dengan alih wahana karena di era teknologi yang mampu menghasilkan sebuah komunikasi yang canggih ini, berbagai jenis teks dapat dikatakan sangat dinamis sehingga mampu membentuk ‘teks baru’. Penelitian ini membahas bentuk intertekstualitas antara cerpen dan siniar “Berita dari Kebayoran” dan eksistensi siniar dalam alih wahana sastra yang merepresentasikan siniar dalam dunia sastra. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan alih wahana. Hasil analisis mengungkapkan bahwa terdapat perubahan-perubahan variasi yang terjadi dalam proses alih wahana cerpen ke dalam bentuk siniar sebagai bentuk penyesuaian medium yang berbeda. Selain itu, representasi siniar dalam dunia sastra dapat menjadi alternatif pengembangan sastra Indonesia karena preferensi terhadap media digital semakin tinggi setiap harinya dan dinilai efektif untuk memberikan pemahaman akan konten dari suatu karya sastra.
A short story with the title “Berita dari Kebayoran” by Pramoedya Ananta Toer was transformed into a podcast with the same title. This transformation shows that the phenomenon of vehicle transfer is growing, marked by the transition to various new mediums. Nowadays it is increasingly felt that one type of art does require another type of art, both as a reference and related to the intertextual process. The intertextual process itself is important and closely related to vehicle transfer because, in this era of technology that is capable of producing worldly-wise communication, various types of texts can be said to be very dynamic so that they can form ‘new texts’. This study discusses the form of intertextuality between short stories and the podcast “Berita dari Kebayoran” and the existence of podcasts in the transfer of literary vehicles that represent podcasts in the literary world. The method used is descriptive qualitative with a ride transfer approach. The results of the analysis reveal that there are changes in variations that occur in the process of transferring the short story vehicle into the form of narration as a form of adjustment to a different medium. In addition, podcast representation in the world of literature can be an alternative for the development of Indonesian literature because the preference for digital media is getting higher every day and is considered effective in providing an understanding of the content of a literary work."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
ATA 16(1-2) 2013
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Murakami, Haruki
"Sebagaimana umumnya orang, aku pernah menghadapi beberapa persimpangan yang sangat bermakna dalam hidupku. Kanan atau kiri, aku mesti memilih untuk terus maju.... Dengan demikian saat ini aku ada di sini. Di sini.. aku ada nyata sebagai orang pertama tunggal... aku.." Delapan kisah dalam buku ini diceritakan dari sudut pandang orang pertama tunggal khas narator klasik Murakami. Dari soal ingatan masa muda, renungan atas musik, dan kecintaan kuat pada bisbol, hingga skenario seperti mimpi dan album jazz yang direka cipta, kisah-kisah tersebut menantang batas-batas antara pikiran kita dan dunia luar. Kadang-kadang, sang narator tampak sebagai Murakami sendiri. Lantas apakah ini memoar atau fiksi? Pembaca dipersilakan untuk memutuskan sendiri. Filosofis dan misterius, kisah-kisah dalam Orang Pertama Tunggal menyentuh indahnya cinta dan kesendirian, masa kanak-kanak dan ingatan. . . semua dengan sentuhan khas Murakami"
Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), 2023
895.6 MUR o
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Lubis, Amalia Rachmawati
"Cerpen Ciuman Pertama (初吻) karya Zhang Xianliang adalah cerpen yang mengisahkan berpindahnya tokoh “aku” ke kota baru, yang membuatnya berkenalan dengan seorang gadis, dan menjadi teman hanya dalam waktu yang singkat. Beberapa penelitian terdahulu mengkaji Ciuman Pertama melalui gambaran kecantikan tokoh “gadis”, kekuatan narasi dalam cerpen maupun aspek “Oedipus kompleks” tokoh “Aku”. Penelitian ini mengungkap bahwa sudut pandang tokoh “Aku” serta latar tempat, waktu dan peristiwa sebagai aspek penting dalam mengungkap persoalan yang diangkat dalam cerpen. Dengan demikian, penelitian dilakukan dengan pendekatan intrinsik melaluiunsur yang ada dalam karya sastra. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu walaupun judul cerpen adalah Ciuman Pertama, namun narasi yang muncul dari sudut pandang tokoh “Aku” membuat pembaca menemukan sisi lain bahwa kondisi politik dan Perang Saudara di Cina pada 1945-1949 yang secara tak langsung telah membuat pertemanan tokoh “Aku” dan tokoh “Gadis” nantinya tidak dapat berlangsung lama karena mere harus berpisah tempat tinggal.
Short Story First Kiss (初吻) by Zhang Xianliang is a story of the character "I" that move to a new city, where he meets a young girl and becomes friends with her for a brief period. Some previous studies have analyzed the "First Kiss" through the depiction of the girl's beauty, the narrative power in the story, and the "Oedipus complex" aspect of the protagonist. These studies reveal that the perspective of the protagonist and the background of the setting, time, and events are crucial aspects in unraveling the issues raised in the story. Thus, this research is conducted with an intrinsic approach by examining the elements present in the literary work. The conclusion of this study is that despite the title being "First Kiss," the narrative from the protagonist's perspective allows readers to discover another aspect: the political situation and the Chinese Civil War during 1945-1949, which indirectly led to the short-lived friendship between the protagonist and the girl, as they had to be separated."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Meredith, Robert C.
New York: Thomas Y. Crowell, 1967
808.3 MER p
Buku Teks Universitas Indonesia Library
S. Prasetyo Utomo
Jakarta: Kompas, 2004
808.83 PRA b
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Fany Alyaditha
"Penelitian ini membahas sebuah karya sastra tahun 1929 yaitu cerpen yang berjudul Suami Istri (夫妇 Fūfù) karya Shen Congwen. Cerpen ini berkisah tentang penangkapan sepasang lelaki dan perempuan yang dikira bertindak asusila, dan baru diketahui belakangan bahwa mereka adalah sepasang suami istri. Dalam menyelesaikan permasalahan penangkapan dan tuduhan, hadir dua pendapat dari penduduk desa dan orang kota yang kebetulan sedang berlibur di desa itu. Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan adanya perbedaan pendapat antara orang desa dan kota, namun tidak membedah rinci seperti apa saja perbedaan itu muncul, dan juga mengarah pada kajian oposisi biner. Karena itu, penelitian ini bertujuan mengisi rumpang penelitian dengan menghadirkan perbedaan pendapat tersebut dengan mengemukakan oposisi biner yang nampak dari cerita dengan menggunakan teori oposisi biner untuk menemukan dikotomi orang kota dan desa tersebut. Siapa yang menjadi penentu penyelesaian kasus penangkapan ini, juga akan diungkap dalam penelitian ini.
This research discusses a literary work in 1929, namely a short story entitled Husband and Wife (夫妇 Fūfù) by Shen Congwen. This short story revolves around the arrest of a man and a woman who were suspected do something immorally, afterwards, it turns out that they are husband and wife. In resolving the issue of capturing and punishing, there were two opinions from the villagers and the town man who was having a vacation in the village. Several previous studies have shown that there are differences of opinion between urban and rural people, but do not dissect in detail how these differences arise, and in this case also lead to a study of binary opposition. Therefore, by proposing a binary opposition that appears from the story, this research aims to fill the gap by presenting these differences of opinion using binary opposition theory to find the dichotomy of urban and rural people. The key person who will solve of this case, will also be revealed in this research."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Kuruvilla, M.I.
New Delhi: Navrang, 1990
894.812 3 KUR f
Buku Teks Universitas Indonesia Library