Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 122133 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Bernadette Chyntia Larasati
"Masyarakat Tionghoa memercayai bahwa shio dapat menentukan nasib seseorang. Banyak orang Tionghoa berharap anak mereka dapat lahir pada tahun naga karena mereka percaya orang bershio naga akan mendapat kemudahan dan keberuntungan dalam hidupnya. Kepercayaan ini memunculkan sebuah fenomena yang dikenal Dragon Baby Boom, yaitu angka kelahiran meningkat pada tahun naga terutama di beberapa negara yang memiliki banyak populasi masyarakat dengan tradisi Cina yang kental. Fenomena ini juga terjadi di masyarakat Tionghoa di Indonesia, tetapi penelitian ini secara khusus memilih masyarakat Cina Benteng sebagai subjek penelitian untuk melihat keunikan dan stigma mengenai Cina Benteng yang dianggap telah meninggalkan tradisi Tionghoa masih memercayai shio sebagai pedoman dalam hidup. Dalam tulisan ini, penulis meninjau kepercayaan masyarakat Cina Benteng terhadap shio dan menemukan bahwa peran keluarga yang masih memegang teguh tradisi, keyakinan baru yang sudah bertentangan dengan tradisi, dan cara berpikir rasional menentukan bagaimana mereka memaknai shio naga.

The Chinese community believes that the zodiac (shio) can determine a person’s destiny. Many Chinese families hope their children are born in the year of dragon, as they believe individuals with the dragon shio are destined for ease and success in life. This belief has led to a phenomenon known as the Dragon Baby Boom, where birth rates increase during the year of the dragon, especially in countries with large populations of Chinese communities deeply rooted in tradition. This phenomenon also occurs among Chinese communities in Indonesia. This study focuses on the Chinese Benteng community to explore their uniqueness and the stigma they face, often seen as having abandoned traditional Chinese customs, yet still adhering to shio beliefs as life guidance. In this article, the author examines the Chinese Benteng community’s belief in the shio and finds that the role of families who uphold traditions, new beliefs that differ from traditions, and rational thinking shapes their views on the dragon shio"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Meilda Bernadetha
"
ABSTRAK
Tarian Naga dan Tarian Singa di Semarang. Tarian naga dan tarian singa merupakan bentuk kesenian tradisional Cina yang masih ada hingga saat ini di Semarang. Di kota ini setiap tahun digelar pertunjukan tarian naga dan singa untuk memeriahkan perayaan HUT kedatangan Sam Po ke Semarang. Sam Po yang oleh masyarakat Cina di Semarang dianggap sebagai dewa pelindung mereka begitu dihormati sehingga perayaan HUT kedatangannya ke Semarang dirayakan dengan sangat meriah.
Awal mula munculnya kedua tarian ini di Semarang tidak dapat diketahui secara pasti. Namun dengan munculnya perkumpulan Kong Gie Siang pada tahun 1900 yang merupakan perkumpulan pertama di Semarang yang mengembangkan kedua tarian ini menunjukkan bahwa usia kedua tarian ini hingga tahun 1996 telah tua.
Penelitian mengenai kedua tarian ini di Semarang dilakukan di dua buah perkumpulan yaitu Hoo Hap dan Dharma Asih, selain itu juga diadakan penelitian di kelenteng Sam Pao Kong Gedung Batu, Semarang yang merupakan tempat diadakannya perayaan memperingati HUT kedatangan Sam Po ke Semarang. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat keadaan dan perkembangan kedua tarian itu di Semarang.
Dalam perkembangannya ternyata kedua tarian itu bukan hanya telah mendapat pengaruh dari kebudayaan Indonesia tapi ternyata juga telah memberi pengaruh pada kebudayaan Indonesia.
"
1997
S12963
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triana Rahmawati
"Skripsi ini membahas keberbedaan stereotip etnis Tionghoa yang ditunjukkan oleh tokoh-tokoh utama dalam novel Gelang Giok Naga karya Leny Helena. Ketiga tokoh tersebut adalah A Lin, A Sui, dan Swanlin. Ketiganya merupakan etnis Tionghoa yang mewakili sifat-sifat stereotip yang selama ini dikenal oleh masyarakat Indonesia. A Lin merupakan seorang perempuan Tionghoa totok yang mewakili stereotip kaya, pelit, dan licik. Tokoh A Sui yang juga Tionghoa totok mewakili masyarakat Tionghoa yang miskin meskipun sudah bekerja keras. Tokoh peranakan, Swanlin, mewakili kaum muda Tionghoa yang sering dianggap eksklusif, dan tidak nasionalis. Selain memiliki sifat-sifat stereotip, ketiga tokoh ini menunjukkan sisi kemanusiaaan etnis Tionghoa yang belum banyak dibahas, yakni sifat baik dan buruk mereka yang muncul secara manusiawi, bukan stereotip yang dapat dikenakan ke semua anggota etnis.

This thesis talks about the differentness of Chinese stereotype shown by the main characters in the novel "Gelang Giok Naga", a works from Leny Helena. Those characters are A Lin, A Sui and Swanlin. All three are Chinese that represents stereotyped personality, which is widely known by Indonesian people. A Lin, a full blooded (totok) Chinese woman represents the stereotypical rich, stingy and cunning. Also a full blooded (totok) Chinese character, A Sui, a poor Chinese despite working hard. A half-blood figures (peranakan), Swanlin, representing the Chinese youth who are often considered exclusive and not nationalist. Besides having the stereotyped personality, all three figures also shows their humanitarian side of Chinese people who have not been widely discussed, the nature of good and bad which appears humanely, not a stereotype that can be charged to all members of the ethnic."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S53348
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paolini, Christopher
"Eragon, anak laki-laki berusia 15 tahun, tinggal bersama paman dan sepupunya di desa bernama Carvahall. Suatu hari ketika sedang berburu ia menemukan batu berwarna biru yang indah di hutan. Karena mengira benda itu berharga dan bisa dijual mahal, ia membawa pulang batu itu. Ternyata batu itu telur naga! Eragon diam-diam memelihara naga itu karena ia tahu pamannya tidak akan setuju. Dari pendongeng tua bernama Brom, Eragon belajar mengenai naga dan sejarah mereka. Brom ternyata bukan pendongeng biasa. Saat Eragon terbang bersama naganya yang dinamainya Saphira, pamannya dibunuh makhluk-makhluk Ra'zac. Eragon bertekad memburu para Ra'zac yang membunuh pamannya dan Brom berkeras ikut. Di perjalanan Brom mengajarkan cara bertarung dengan pedang dan ilmu sihir. Brom berkata Eragon adalah penerus klan para Penunggang Naga. Dahulu Penunggang Naga adalah semacam penjaga keamanan di negara Alagaesia, tempat Eragon tinggal. Seseorang yang menyaksikan telur naga menetas terpilih menjadi Penunggang. Naga di kisah ini adalah makhluk yang memiliki kekuatan supranatural dan dapat berkomunikasi dengan para Penunggang. Klan Penunggang Naga punah karena salah seorang berkhianat dan membujuk Penunggang-Penunggang lain mengikuti jejaknya. Sang pengkhianat bernama Galbatorix, yang sekarang menjadi raja Alagaesia. Ia memerintah dengan kejam, sehingga beberapa orang yang setia pada klan Penunggang memberontak dan membentuk kelompok Varden. Galbatorix memiliki 3 butir telur naga, yang ia tunggu bertahun-tahun untuk menetas di bawah kekuasaannya, sehingga 3 orang Penunggang baru akan menjadi anak buahnya. Sayangnya, salah satu telur berhasil dicuri para Varden (Brom!) dan ditemukan Eragon: Saphira. Selain ceritanya yang seru, di bagian belakang buku ini juga ada semacam Kamus Bahasa Kuno yang dipakai para Penunggang untuk mengucapkan mantra-mantra mereka. Bahasa itu merupakan dasar semua kekuatan. Bahasa Kuno menjabarkan sifat sejati benda-benda, bukan aspek buatan yang dilihat semua orang. Misalnya, api disebut brisingr. Itu bukan saja nama untuk api, tapi itulah nama api. Kalau penggunanya cukup kuat, ia bisa menggunakan brisingr untuk mengarahkan api ke wujud apa pun yang diinginkannya."
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2019
813.6 PAO e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yang, William Win
"ni adalah buku tentang memahami cara kerja sistem kapitalisme modern, yang puncaknya digunakan untuk memprediksi trading. Baik itu saham, crypto, forex, index, ataupun commodity. Prediksi dengan akurasi nyaris 100% sebagaimana yang dilakukan pemain besar berskala dunia, seperti George Soros dan para spekulan dunia lainnya. Mereka tidak memelototi chart sebagai panduan utama mereka. Mereka tidak melakukan diversifikasi saat melakukan serangan besar mereka. Mereka mempertaruhkan seluruh kekayaan mereka dalam serangan satu pukulan. Mereka bahkan berutang untuk itu. Karena jika kemungkinan menang sudah nyaris 100%, untuk apa kita diversifikasi? Karena jika kemungkinan menang sudah nyaris 100%, alangkah bodohnya jika tidak menggunakan semua resourcesyang ada, kalau perlu berutang. Lebih dari itu, buku ini juga bercerita tentang bagaimana mengamankan diri saat krisis, bagaimana mengakumulasi kekayaan saat masa kemakmuran, dan memanennya saat krisis, juga apa yang sebaiknya kita lakukan saat kita sudah terlanjur terjerumus dalam krisis. "Success means vety patient, but aggressive when it's time.""
Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2021
338.910 WIN d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ery Agus Kurnianto
"Sastra dapat digunakan untuk melakukan dekonstruksi terhadap konstruksi suatu budaya. Salah satunya adalah representasi tokoh perempuan yang terdapat dalam novel Garis perempuan karya Sanie B. Kuncoro. Objek penelitian ini adalah novel Garis Perempuan karya Sanie B. Kuncoro dalam bingkai strukturlisme, yaitu mengidentifikasi perilai, pola pikir, dan mitos seputar perempuan yang terdapat dalam novel tersebut. Teori representasi dan gender digunakan untuk mengidentifikasi representasi tokokh perempuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis denga menggunakan pendekatan objektif. Analisis data dilakukan berdasarkan fakta yang ada secara empiris dalam novel yang dianalisis. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa representasi yang muncul adalah representasi perempuan sebagai colonized dan sebagai perempuan fiminist.

Literature can be used to deconstruct the construction of a culture. One of them is the representation of the women in Garis Perempuan written by Sanie B. Kuncoro. The object of this study is Garis Perempuan written by Sanie B. Kuncoro. The study will be focused on structuralism, particularly identifying behavior, mindset, and myth of women in the novel. The writer uses myth theory gender and representation to identify the representation of the women. The Method in this research is descriptive-analytic method by using objective approaches. The data analysis is based on the fact that appear empirically in the novel. This research shows the women representation as colonized and feminist subject in the novel."
Ambon: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2017
400 JIKKT 5:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1995
304.2 SIS
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yeni Mulyani Supriatin
Jakarta : Pusat Bahasa. Depdiknas, 2003
899.221 YEN m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>