Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132422 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Puspita Indah Romadhona
"Seorang Notaris, dalam menjalankan kewenangannya, sebelum membuat akta otentik harus cermat dan seksama dimana hal ini sesuai dengan Pasal 16 ayat (1) Undang-undang Jabatan Notaris. Notaris mempunyai peranan untuk menentukan suatu tindakan dapat dituangkan dalam bentuk akta atau tidak. Sebelum sampai pada keputusan seperti ini, Notaris harus mempertimbangkan dan melihat semua dokumen yang diperlihatkan kepada Notaris. Penting adanya dokumen pendukung atau penunjang untuk dibuatnya suatu akta otentik. Tanpa adanya dokumen pendukung sebagai dasar dibuatnya akta otentik, maka bisa saja dikemudian hari Notaris yang membuat akta otentik tersebut dituntut oleh pihak yang haknya hilang akibat akta tersebut. Selain itu, masalah keotentisitas dari akta tersebut sudah pasti akan dipermasalahkan. Penulis kemudian meneliti permasalahan ini dengan metode penelitian yuridis normatif, dimana penulis dalam meneliti permasalahan ini dengan metode penelitian deskriptif analitis.
Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa walaupun Notaris hanya mencatatkan/menuliskan apa-apa yang dikehendaki dan dikemukakan oleh para pihak yang menghadap Notaris tersebut. Tidak ada kewajiban bagi Notaris untuk menyelidiki secara materil apa-apa (hal-hal) yang dikemukakan oleh penghadap di hadapan Notaris tersebut, namun dengan adanya dokumen penunjang akan meminimalisir kesalahan Notaris dalam pembuatan akta dan mencegah terjadinya segala macam gugatan, tuntutan, ataupun sengketa yang mungkin akan timbul dikemudian hari terkait dengan akta yang dibuatnya. Akibat dari akta yang dibuat yaitu akta tersebut tetap sah dan mengikat sepanjang tidak ada putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap yang menyatakan bahwa akta tersebut menjadi batal atau menjadi akta dibawah tangan.

A Notary in carrying out its authority, before making authentic act must be careful and thorough where it is in accordance in Article 16 paragraph (1) of Notary Act. Notary has a role to determine a course of action can be manifested in deed or not. Before coming to decision like that, Notary must be consider and take a look at all the documents that were presented to the Notary. Supporting document is important to made an authentic deed. Without supporting document as the basis of authentic deed, the in the future the Notary who makes the authentic deed is prosecuted by the party whose the rights have been lost as the consequence of the deed. The author the examine this problem with normative juridical research method, which the author examine this problem with descriptive analytical research method.
From the result of this study concluded that although the Notary only record/write down anything that desired and stated by the parties who facing the Notary. There is no obligation for the Notary to investigate any material (things) are expressed by the parties in facing the Notary, but with supporting document will minimalize errors in the Notary deed and prevent all lawsuit, claims, disputes that might be happen in the future related with the deed that Notary made. The consequence of the deed without supporting document is the certificate remains valid and binding as long as there is no court verdict which has had permanent legal forced which states that the certificate be cancelled or loss of authenticity.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2015
T43976
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfa Tihanna Anwar
"Notaris adalah Pejabat Umum yang berwenang untuk membuat Akta otentik dan kewenangan lain yang ditentukan oleh Undang-Undang Jabatan Notaris (UUJN) Nomor 30 Tahun 2004. Akta Otentik yang dibuat oleh Notaris berupa Minuta Akta. Dari Minuta Akta tersebut, Notaris salah satunya wajib mengeluarkan Salinan Akta. Salinan Akta adalah Salinan kata demi kata dari seluruh Akta dan pada bagian bawah Salinan Akta tercantum frasa 'diberikan sebagai Salinan yang sama bunyinya'. Jika terdapat ketidaksesuian antara isi Salinan Akta dengan Minuta Akta, maka kekuatan hukum ada pada Minuta Akta dan terhadap Notaris yang membuatnya secara nyata melakukan pelanggaran kewajiban terhadap jabatannya yang telah ditentukan dalam UUJN dan Kode Etik Notaris. Dengan demikian terhadap perbuatannya, Notaris dapat dimintai pertanggungjawaban secara perdata, pidana dan berdasarkan UUJN serta Kode Etik Notaris.

Notary is a Public Official who has an authority making the Authentic deed and also other authority which is determined by the Notary Act No.30/2004. The Authentic deed whom made by Notary formed as Minute. One of Notary's duty is making Authentic copy based on Minute. Authentic copy means copy word by word from all the deed, and at the bottom of Authentic copy, added a phrase 'given as a copy which has similliar sound'. If there is an incompatibility between Authentic copy with Minute, legally the truth is in Minute and the Notary whom made it, obviously did a violation concerning Notary Act No.30 of 2004 also the Notary Code Of ethics. Thus, The Notary is able asked by civil and criminal responsibility also based on Notary Act No.30 of 2004 and Notary Code Of ethics."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2011
T28959
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Aliy Andra Putra
"Perubahan besar yang dipicu oleh globalisasi dan pandemi COVID-19 telah menuntut adaptasi dan kreativitas dalam dunia kerja, khususnya di era digital. Generasi milenial dan gen Z, yang mendominasi tenaga kerja saat ini memiliki peran penting dalam menciptakan keunggulan kompetitif dan menjaga keberlanjutan organisasi khususnya startup. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur dan menganalisis seberapa besar pengaruh perceived authentic leadership, organizational identification, dan terhadap employee creativity yang dimediasi oleh work engagement pada pekerja startup di Jabodetabek. Penelitian ini menggunakan metodologi berbasis survey menggunakan kuesioner online dengan penilaian menggunakan Skala Likert. Data 243 orang responden dianalisis menggunakan teknik partial least squares structural equation modeling (PLSSEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perceived authentic leadership dan organizational identification berpengaruh positif terhadap employee creativity, baik secara langsung maupun melalui mediasi work engagement.

Significant changes triggered by globalization and the COVID-19 pandemic have required adaptation and creativity in the world of work, especially in the digital era. The millennial and Z generation, which dominate the workforce today, have an essential role in creating competitive advantages and maintaining the sustainability of organizations, especially startups. This research aims to measure and analyze the influence of Perceived Authentic Leadership, Organizational Identification, and Employee Creativity mediated by Work Engagement in millennial employees who work in startups (Jabodetabek). This research uses a survey-based methodology using an online questionnaire with assessments using a Likert Scale. Data from 243 respondents was analyzed using the partial least squares structural equation modeling (PLS-SEM) technique. The research results show that perceived authentic leadership and organizational identification positively affect employee creativity, both directly and through the mediation of work engagement."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amandha Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh authentic leadership terhadap turnover intention dengan organizational commitment sebagai variabel mediasi. Variabel authentic leadership diukur dengan menggunakan indikator dari Authentic Leadership Inventory (ALI) oleh Neider dan Schriesheim, untuk variabel turnover intention menggunakan beberapa indikator dari Mobley et al. dan yang terakhir untuk variabel organizational commitment diukur menggunakan beberapa indikator dari Mowday et al. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, pengumpulan data yang dilakukan melalui penyebaran kuesioner online dan offline dengan jumlah responden terkumpul sebanyak 105. Analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan analisis deskriptif, analisis regresi, analisis mediasi (causal step) dan analisis sobel test. Hasil penelitian menunjukan bahwa authentic leadership secara signifikan memengaruhi turnover intention. Authentic leadership secara signifikan memengaruhi organizational commitment. Berdasarkan hasil uji mediasi yang telah dilakukan, terdapat pengaruh mediasi signifikan Organizational Commitment pada pengaruh Authentic Leadership terhadap Turnover Intention.

This study aims to examine the effect of authentic leadership on turnover intention with organizational commitment as a mediating variable. The authentic leadership variable was measured by several indicators from Authentic Leadership Inventory (ALI) by Neider and Schriesheim, for the variable turnover intention by several indicators from Mobley et al. and the last for organizational commitment variable was measured by several indicators from Mowday et al. This research used a quantitative approach, collecting data by distributing online and offline questionnaires with 105 respondents collected. Data analysis in this study was conducted by descriptive analysis, regression analysis, mediation analysis (causal step) and sobel test analysis. The results show that authentic leadership significantly affected turnover intention. Authentic leadership significantly influences organizational commitment. Based on the results of mediation tests, there is a significant mediation effect of Organizational Commitment on the influence of Authentic Leadership on Turnover Intention."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfa Fadhilah Rachmawati
"Sehubungan dengan berlakunya UUPA, terhitung sejak tahun 1961 tidak ada lagi tanah yang dapat dikenakan Verponding Eropa, Verponding Indonesia dan Landrente/Pajak Bumi. Namun hingga saat ini, bentuk produk hukum atas pembayaran pajak tanah bekas hak barat seperti Eigendom Verponding masih digunakan sebagai dasar untuk melakukan kegiatan jual-beli tanah melalui pembuatan akta otentik, sehingga menimbulkan masalah mengenai kepemilikan atas tanah itu sendiri di kemudian hari. Berdasarkan dengan apa yang telah dirumuskan diatas, maka penulis bermaksud melakukan penelitian hukum dengan perumusan masalah mengenai kedudukan Eigendom Verponding sebagai bukti kepemilikan tanah dalam pembuatan suatu akta otentik pada Putusan Mahkamah Agung Nomor 82/PK/PID/2017 dan posisi Notaris dalam pembuatan akta otentik mengenai peralihan hak atas tanah bekas hak barat. Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian yuridis normatif dengan jenis data sekunder yang didapat dari studi kepustakaan yang terdiri dari bahan hukum primer, sekunder dan tersier. Berdasarkan pada putusan tersebut, kedudukan Eigendom Verponding dalam pembuatan suatu akta otentik adalah merupakan suatu bukti yang menguatkan seseorang sebagai pemilik tanah asalkan riwayatnya jelas dan pemilik Eigendom Verponding tersebut memang benar adalah pemilik tanah yang bersangkutan sedangkan dalam menangani pembuatan akta otentik mengenai tanah bekas hak barat, posisi Notaris terbatas pada pembuatan Akta Pengikatan Jual Beli, Akta Kuasa Menjual dan Akta Pelepasan Hak.

With respect to the entry into force of Basic Agrarian Law, starting from 1961, there is no land which can be charged with Verponding of Europe, Verponding of Indonesia, and Landrente Land Tax. However, until now, the form of a legal product on the payment of land tax from the former Western rights, such as Eigendom Verponding, is still used as the basis for buying and selling land through the issuance of authentic deed, so it causes a problem about the land ownership itself in the future. Based on what is formulated above, the researcher intends to conduct a legal research with a problem formulation about the position of Eigendom Verponding as the proof of land ownership in issuing an authentic deed in Supreme Court Decision No. 82 PK PID 2017 and the position of notary in issuing an authentic deed concerning the transition of land rights from former Western rights. This research used the normative juridical method with secondary data which were obtained from the literature study which consists of primary, secondary, and tertiary legal materials. Based on the verdict, the position of Eigendom Verponding in issuing an authentic deed is a proof for a person as the landowner as long as the history is obvious and the owner of Eigendom Verponding is truly the owner of the related land, while the position of notary, in handling the transition of land rights from the former Western rights, is only limited to issuing Deed of Sale and Purchase, Deed of Authority to Sell, and the Deed of Release of Right."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T51071
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Situmeang, Anggian Peter Dolly
"ABSTRAK
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah sistem
konvensional menjadi sistem berbasiskan teknologi. Perkembangan tersebut berimbas kepada banyak profesi, salah satunya adalah Notaris. Kebutuhan masyarakat akan salinan akta dalam bentuk elektronik seperti untuk penggunaannya pada lelang e-tender atau untuk memudahkan pemberian informasi kepada pihak ketiga tidak dapat dihindari. Sampai hari ini belum ada regulasi mengenai salinan akta dalam bentuk elektronik, namun dalam Undang-Undang nomor 8 tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan dan Undang-Undang nomor 43 tahun 2009 tentang Kearsipan telah diatur
pengalihan dokumen ke dalam bentuk mikrofilm atau media lain serta mengenai legalisasi dan autentikasinya. Ketentuan-ketentuan tersebut dapat menjadi acuan alih media dan sebuah solusi untuk peningkatan efisiensi dan efektivitas dalam kegiatan kenotariatan. Penelitian ini dilakukan dengan metode pendekatan yuridis normatif yang menitikberatkan pada data kepustakaan khususnya pada peraturan-peraturan terkait. Data yang diperoleh kemudian dianalisis untuk menjawab pokok permasalahan

ABSTRACT
The development of information and communication technology has changed the conventional system into a system based on technology. The said development is impacted on many professions, one of which is a Notary. The public need of a copy of deed in electronic form to be used in e-tender auction or to facilitate the provision of information to third parties can not be avoided. There is no regulation regarding copy of deed in electronic form to this day, but in the Law No. 8 of 1997 concerning Company Documents and the Law No. 43 of 2009 concerning Archives have arranged the transfer of documents into the form of microfilm or other media as well as the legalization and its authentication. Those regulations can be a reference for changing the media and a solution to improved efficiency and effectiveness in the
activities of notaries. This research was conducted with normative juridical approach that focuses on literature data, especially on the related regulations. The data obtained then were analyzed and used to answer the main issues"
2016
T45412
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Karyawan berpendidikan tinggi di dalam suatu organisasi
seringkali menghadapi permasalahan sehubungan dengan
perkembangan karirnya di perusahaan, salah satunya adalah
ketidaksesuaian antara nilai-nilai yang mereka miliki dengan
tuntutan dalam pekerjaan dan jalur karirnya. Oleh karena itu
penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan
gambaran mengenai pola sistem nilai karyawan yang berada
dalam karir manajerial dan karir teknis.
Penelitian ini bersifat deskriptif, dengan menggunakan
alat ukur Personal Values Questionnaire dari England yang
telah dimodifikasi. Subyek penelitiannya adalah sarjana
teknik dan sarjana akuntansi yang bekerja dalam karir
manajerial dan karir teknis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kedua kelompok karir terdapat nilai-nilai operatif dominan yang sama dan
polanya tidak menunjukkan perbedaan yang berarti. Pada tiap
kelompok karir terdapat nilai-nilai yang khas, walaupun
jumlahnya relatif kecil. Nilai-nilai yang khas pada karir
manajerial adalah Kepemimpinan dan Inisiatif, sedangkan pada
karir teknis nilai-nilai yang khas adalah Ketrampilan,
Tenaga Terlatih dan Manajer.
Pola sistem nilai antara karir manajerial dan teknis
memiliki perbedaan yang signifikan bila dikelompokkan
berdasarkan bidang ilmu teknik dan akuntansi. Pola sistem
nilai pada tiap karir juga berbeda bila dibandingkan antara
bidang ilmu teknik dan akuntansi. Pola sistem nilai pada
tiap kelompok karir juga terdapat perbedaan antara yang
berpengalaman 5 tahun ke bawah dengan yang telah
berpengalaman lebih dari 5 tahun. Selain itu juga terdapat
perbedaan yang signifikan antara kelompok karir manajerial
dengan karir teknis yang telah berpengalaman manajerial
lebih dari 5 tahun dengan kelonpok karir teknis yang telah
berpengalaman teknis lebih dari 5 tahun.
Untuk studi selanjutnya disarankan untuk menggunakan
subyek yang telah berada lebih dari 5 tahun pada tiap jalur
karirnya dan memiliki minat yang sesuai dengan jalur
karirnya. Selain itu diperlukan subyek dalam jumlah besar,
terutama bila akan memakai Personal Values Questionnaire."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeremy Hugo Enrico
"Studi organisasi yang dilakukan pada pekerja kerah biru masih terbatas, namun mayoritas pekerja di Indonesia kerah biru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti pekerja kerah biru di Indonesia dan apakah mereka mampu mencapai Organizational Citizenship Behaviour (OCB). Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk menguji peran tiga anteseden terhadap OCB yakni, Authentic Leadership, Organizational Culture dan Job Crafting. Data dikumpulkan dari pekerja kerah biru di industri pengisian dan distribusi LPG (Liquid Petroleum Gas); 82 total responden terkumpul. Data diproses dengan SmartPLS 3.2.8 untuk Partial Least Square Path Modeling (PLS-PM).
Temuan menunjukkan bahwa Authentic Leadership memiliki pengaruh positif pada Job Crafting, yang kemudian memiliki pengaruh positif pada OCB. Oleh karena itu, Job Crafting dianggap sebagai variabel mediasi antara Authentic Leadership dan Job Crafting. Melalui OCAI di mana tipe Organizational Culture diidentifikasi, hanya satu dari empat jenis budaya, (Market culture type) yang ditemukan memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap Job Crafting. Implikasi dan saran berdasarkan temuan ini dibahas di akhir artikel.

Organizational studies done on blue-collar workers are sparse, yet the majority of workers in Indonesia are blue- collar. The purpose of this study is to examine Indonesian blue-collar workers and whether or not they are able to achieve Organizational Citizenship Behaviour (OCB). Specifically, this research aims to examine the roles of three antecedents to OCB, which are Authentic Leadership, Organizational Culture and Job Crafting. The data was collected from blue-collar workers in the LPG (Liquid Petroleum Gas) filling and distribution industry; a total of 82 responses were collected. The data was processed with SmartPLS 3.2.8 for Partial Least Square Path Modelling (PLS-PM).
The findings show that Authentic Leadership has a positive influence on Job Crafting, which then has a positive influence on OCB. Hence, Job Crafting is considered a mediating variable between Authentic Leadership and Job Crafting. Through the OCAI where organizational culture types are identified, only one out of the four culture types, (Market culture type) was found to have a significant positive influence on Job Crafting. Implications and suggestions based on these findings are discussed at the end of the article.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia , 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>