Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 196677 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
"Job's tear (coix lacryma-jobi) is a plant that can be developed as an alternative food and sources of carbohydrates. The purpose of this study is to explore the diversity of phenotypic appearance as well as information ..."
PANGAN 24:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hasudungan, Victor Crist
"Tujuan: Mengevaluasi ada tidaknya perbedaan kualitas air mata pada penderita glaukoma yang mengalami mata kering antara yang diberi tetes mata sodium hialuronat 0,1% mengandung bahan pengawet benzalkonium klorida dan tetes mata sodium hialuronat 0,1% tanpa bahan pengawet.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian prospektif terandomisasi. 30 pasien glaukoma yang mengalami mata kering dirandomisasi ke dalam kedua kelompok. Kelompok pertama,mendapatkan obat tetes mata artificial tear mengandung sodium hialuronat 0,1% dengan pengawet benzalkonium klorida, sedangkan kelompok II, mendapatkan obat tetes mata artificial tear mengandung sodium hialuronat 0,1% tanpa pengawet selama 1 bulan. Pemeriksaan Schirmer test, TFBUT, OPI, dan sitologi impresi dilakukan pada kedua kelompok baik sebelum dan sesudah 1 bulan penetesan obat tetes mata artificial tear.
Hasil: Nilai median sitologi impresi sel goblet pasca penetesan artificial tear meningkat pada kelompok I (118,15-485) dan kelompok II (67.0-200), namun secara statistik tidak ada perbedaan bermakna. Nilai rata ? rata TFBUT pasca penetesan pada kelompok I (14,45±7,85) dan kelompok II (13,91±7,46) meningkat dibandingkan sebelum penetesan, serta secara statitstik memiliki perbedaan yang bermakna. Nilai Schirmer test dan OPI pasca penetesan pada kedua kelompok mengalami peningkatan secara klinis dibandingkan sebelum penetesan, namun tidak terdapat perbedaan bermakna secara statistik.
Simpulan: Pemberian artificial tear mengandung sodium hialuronat 0,1% baik dengan pengawet maupun tanpa pengawet selama 1 bulan memberikan peningkatan Schirmer test, TFBUT,OPI dan sitologi impresi sel goblet.

Objectives: To evaluate the difference of quality of tears between glaucoma patients suffering from dry eyes treated with 0.1% sodium hyaluronat eyedrops with preservative benzalconiumchloride and those treated with 0.1% sodium hyaluronat eyedrops without preservative.
Methods: This is a randomized prospective study. Subjects were 30 glaucoma patients suffering from dry eyes, whom later randomized into two groups. Group I was treated with artificial tears eye drops, which contained 0.1% sodium hyaluronat and benzalconium chloride preservative, whereas Group II was treated with artificial tears eye drops, which contained 0.1% sodium hyaluronat without preservative for one-month duration. Before and after the treatment with artificial tears eyedrops, subjects of both groups were tested with Schirmer test, TFBUT, OPI, and impression cytology.
Results: The median of goblet cells in impression cytology after treatment with artificial tears eye drops increased in group I (118, 15 ? 485) and group II (67, 0 ? 200), even though not statistically significant. Mean TFBUT after treatment was also higher in Group I (14.45±7.85) and Group II (13.91±7.46), yet not statistically significant. Schirmer test and OPI results after treatment showed a clinical improvement in both groups, however no statistic result was found to be significant.
Conclusions: Treatment with artifical tears eye drops containing 0.1% sodium hyaluronat with or without preservative for one month will improve Schirmer test, TFBUT, OPI, and goblet cells impressions cytology result on glaucoma patients suffering from dry eyes.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
L. Verina Halim
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan sehubungan dengan geJala
stress yang terJadi di lingkungan organisasi sehari-hari
TuJuannya adalah untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan
antara subJek yang berbeda Jenis kelamin dan kedudukannya
dalam memperseps1kan suatu s1tuas1 stress serta cara responsnya
dalam situasi tersebut Sebagai hipotesa tambahan Juga
akan dilihat ada atau tidaknya pengaruh pengalaman pada persepsi
subJek terhadap situasi stress Semua hipotesa didasarkan pada pandangan bahwa suatu tingkah laku ditentukan
oleh situasi dalam interaksinya dengan respons individu Untuk
pengolahan data d1gunakan analisa faktor dan perbedaan
antar mean Hasil penelitian menunJukkan bahwa situasi yang
dirasakan paling menekan adalah yang berhubungan dengan harga
diri yang agak menekan menyangkut tuntutan terhadap kemampuan dan yang kurang menekan adalah situasi rutin Respons
yang paling sering muncul mencakup keseluruhan organ tubuh seperti otot Jantung dan peredaran darah sedangkan
yang Jarang muncul adalah respons pencernaan Baik dalam hal
Jenis kelamin maupun kedudukan tidak ditemukan adanya perbedaan
yang signifikan Namun dapat dilihat adanya kecenderungan
bahwa pada umumnya subJek wanita lebih merasakan stress
dibandingkan subJek pria dimana perbedaan ini lebih disebabkan oleh wanita yang berkedudukan sebagai penyelia Dalam
hal kedudukan subJek yang berkedudukan sebagai penyelia lebih
merasa stress dibandingkan dengan subJek yang berkedudukan
sebagai manaJer madya Dl samping itu terluhat pula kecenderungan
bahwa subJek yang belum pernah mengalami suatu Si tuasi
stress akan memandang situasi tersebut sebagai lebih menekan
(stressful) dibandingkan mereka yang sudah pernah mengalami."
1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Syafira Efrial
"Tingkat turnover yang tinggi merupakan salah satu tantangan dalam manajemen terutama untuk meningkatkan retensi dari karyawan sehingga diperlukannya pencegahan akan peningkatan turnover intentions. Keadaan di lingkungan kerja yang penuh tuntutan pekerjaan dapat mempengaruhi tingkat stres dan kepuasan dari karyawan yang bekerja di bank yang mampu berdampak akan turnover intentions. Salah satu sumber daya yang dapat mengatasi tuntutan di dalam pekerjaan dapat berupa job embeddedness yang berasal dari dalam maupun luar faktor pekerjaan. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis pengaruh dari job satisfaction dan job stress terhadap turnover intentions yang dimoderasi oleh job embeddedness kemudian juga moderasi dari job satisfaction pada pengaruh job stress terhadap turnover intentions. Data diperoleh dari 183 karyawan yang bekerja di bank yang ada di Indonesia melalui kuesioner daring. Penelitian ini menggunakan metode SEM dengan Lisrel 8.80. Hasil menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan secara negatif dari job satisfaction dan secara positf dari job stress terhadap turnover intentions. Juga job stress berpengaruh negatif terhadap job satisfaction. Job satisfaction selain berpengaruh langsung, juga mampu melemahkan pengaruh job stress terhadap turnover intentions. Job embeddedness memoderasi secara positif pengaruh job satisfaction pada turnover intentions. Sementara moderasi positif moderasi job embeddedness pada pengaruh job stress dan turnover intentions tidak terbukti secara signifikan.

A high turnover rate is one of the challenges in human resources management, especially to increase employee retention, so it is necessary to do prevention of high turnover intentions rate. Conditions in a work environment which is full of job demands can affect the employees’s stress and satisfaction level which can have an impact on turnover intentions. One of the resources that can overcome the high job demands is job embeddedness which comes from within or outside the job factor. The purpose of this study is to analyze the effect of job satisfaction and job stress on turnover intentions which are moderated by job embeddedness and then also the moderation of job satisfaction on the effect of job stress on turnover intentions. Data were obtained from 183 employees who work at banks in Indonesia through an online questionnaire. This research uses SEM method with Lisrel 8.80. The results show that there is a significant negative effect of job satisfaction and a positive effect of job stress on turnover intentions. Also job stress has a negative effect on job satisfaction. Besides having a direct effect, job satisfaction is also able to buffer the effect of job stress on turnover intentions. Job embeddedness positively moderates the effect of job satisfaction on turnover intentions. Meanwhile, positive moderation of job embeddedness on the effect of job stress and turnover intentions is not significantly proven."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amrul M. S. Baroos
"Tidak diragukan lagi bahwa gangguan kesehatan mental karyawan dapat menimbulkan akibat-akibat yang serius bagi perusahaan maupun industri. Sebagai contoh: depresi, kehilangan harga diri, tekanan darah tinggi, kecanduan alkohol ataupun ketergantungan obat semuanya memperlihatkan hubungan dengan kesehatan mental (Ivancevich & Matteson,1980). Kesemua hal yang disebutkan ini berpengaruh langsung terhadap perusahaan baik dari segi sumberdaya manusia maupun keuangan perusahaan.
Demikian juga halnya dengan penyelam, adanya gangguan kesehatan mental pada penyelam akan memberikan pengaruh yang sangat serius tidak saja bagi diri penyelam itu sendiri tetapi juga kerugian pada perusahaan yang mempekerjakan penyelam tersebut secara operasional maupun moral, yang akhirnya bermuara pada kerugian finansial. Seberapa besar kemungkinan seorang penyelam mendapat gangguan kesehatan mental paling tidak dapat disimpulkan dari gambaran tentang pekerjaan serta lingkungan kerja yang digeluti seorang penyelam yang bekerja pada operasi perminyakan di lepas pantai sebagaimana yang digambarkan berikut ini.]
Penyelam adalah suatu profesi yang tidak dapat dikesampingkan dalam operasi pencarian dan pengeksploitasian lapangan minyak dan gas bumi di lepas pantai. Lingkungan pekerjaan dan cara-cara melakukan tugas yang harus dilaksanakan dengan menyelam di dalam laut sangatlah berbeda dengan lingkungan pekerjaan dan cara-cara bekerja yang dilakukan orang di darat. Lingkungan pekerjaan di dalam air menuntut ketahanan fisik dan kesehatan seorang penyelam tetap prima serta membutuhkan peralatan khusus yang harus dapat melindungi para penyelam dari pengaruh lingkungan kerja yang mengelilinginya. Beberapa perlengkapan selam yang dikenakan pada tubuh seperti pengatur aliran udara untuk bernafas, tangki cadangan udara, pakaian selam yang melindungi penyelam dari penurunan suhu badan, alat pemberat yang membantu penyelam untuk turun ke kedalaman yang lebih besar, sepatu selam dengan ship dan lain-lain peralatan, menuntut kemampuan penyelam untuk menyesuaikan diri dalam menggunakannya.
Pada pekerjaan menyelam yang membutuhkan waktu relatif lama serta kedalaman yang lebih besar, teknik dan peralatan yang digunakan lebih khusus lagi. Selain itu diperlukan pula suatu proses treatment terhadap penyelam untuk mengembalikan kondisi fisiknya kepada keadaan normal setelah baru saja mengalami tekanan-tekanan fisik ketika berada di kedalaman laut. Treatment dilakukan baik ketika sedang menyelam yaitu berupa penggunaan gas-gas campuran untuk meringankan pernafasan, maupun setelah selesai menyelam yaitu dengan proses dekompresi secara bertahap untuk mencegah kemungkinan terjadinya kerusakan pada organ tubuh penyelam seperti pecahnya paru paru, pendarahan otak, keracunan gas dan lain-lain. Demikian pula lingkungan kerja di dalam laut yang sifatnya sangat berbeda dengan kondisi lingkungan kerja di darat, seperti ombak, arus laut, suhu yang dingin, tekanan air terhadap tubuh, bouyancy, visibility, maupun ancaman dari binatang laut merupakan stresor yang dapat memberikan tekanan secara fisik maupun psikis kepada penyelam. Di samping itu dibutuhkan kemaanpuan untuk dapat bekerja sendiri di dalam air karena keterbatasan jarak pandang serta adanya hambatan-hambatan untuk dapat berkomunikasi antara seorang penyelam dengan penyelam lainnya.
Bentuk pekerjaan yang dilakukan para penyelam pada operasi eksploitasi minyak dan gas bumi di lepas pantai sebagian terbesar merupakan pekerjaan-pekerjaan yang banyak hubungannya dengan pemasangan konstruksi bawah laut. Pemasangan pipa-pipa untuk mengalirkan minyak dan gas bumi, penempatan anjungan-anjungan produksi maupun anjungan pemboran pada posisinya yang tepat di dasar laut, pemeriksaan dan perbaikan kerusakan-kerusakan yang terdapat pada fasilitas bawah air karena adanya keretakan pada sambungan las kaki-kaki anjungan, kebocoran pipa-pipa alir minyak dan gas maupun kerusakan-kerusakan yang ada pada dinding kapal yang ada di bawah permukaaan air. Jenis pekerjaan yang diutarakan di atas melibatkan ukuran maupun bentuk benda-benda yang besar dan rumit dengan berat yang tidak biasa bila dibandingkan dengan ukuran, bentuk maupun berat benda-benda yang biasa ditangani di darat? "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Audya Medina
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari employer branding terhadap retensi serta kepuasan kerja dan komitmen karyawan sebagai variabel mediasi. Penelitian ini termasuk ke dalam tipe applied research, kuantitatif dengan desain penelitian non-eksperimental. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Penelitian ini dilakukan terhadap karyawan PT.XYZ dengan total responden sebanyak 100 orang yang sebagian besar merupakan Generasi Y. Analisis data penelitian ini menggunakan metode structural equation modeling dengan aplikasi SmartPLS.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa employer branding berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja, selanjutnya kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap komitmen karyawan, dan komitmen karyawan berpengaruh signifikan terhadap retensi. Retesi karyawan yang menjadi isu bagi PT.XYZ yang perlu ditingkatkan agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Dari hasil penelitian yang menunjukkan employer branding berpengaruh secara signifikan terhadap retensi, dapat dikatakan untuk meningkatkan retensi karyawan perusahaan dapat melakukan strategi employer branding.

The purpose of this study is to analyze the effect of employer branding on retention, also employee satisfaction and employee commitment as mediator variable. This study belongs to the type of applied research, and quantitative non- experimental research design. Data collected by using a questionnaire. This research was conducted on employees who work at PT.XYZ with total respondent of 100, which is majority a Generation Y. Data analysis is conducted using structural equation modeling with SmartPLS application.
The result of the study show that employer branding have significant effect on employee satisfaction, and employee satisfaction have significant effect on employee commitment, employee commitment have significant effect on retention. Employee retention becomes an issue for PT.XYZ that needs to be improved in order to compete with other companies. The study that shows employer branding significantly affect retention, therefore to improve the employee retention of a company can do employer branding strategy.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yatna Nayaputera
"Persaingan bisnis yang semakin ketat dan diikuti oleh lingkungan yang sering berubah, kesuksesan suatu organisasi tidak bisa lepas dari peran serta customer service employee yang berfungsi sebagai ujung tombak perusahaan. Maka dari itu kepuasan kerja dan stres kerja customer service employee harus diperhatikan oleh perusahaan. PT. Plaza Indonesia Realty Tbk. dijadikan sebagai objek penelitian dikarenakan pertumbuhan cepat tetapi turnover tinggi dalam tiga tahun terakhir.
Tujuan penelitian ini untuk menemukan bagaimana besarnya pengaruh kepuasan kerja terhadap intensi turnover customer service employee, stres kerja terhadap intensi turnover customer service employee, dan kepuasan kerja dan stres kerja terhadap customer service employee di PT. Plaza Indonesia Realty Tbk.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa intensi turnover pada customer service employee dipengaruhi secara negatif dan signifikan oleh besarnya persepsi customer service employee akan kepuasan kerja. Selain itu intensi turnover customer service employee juga dipengaruhi secara positif dan signifikan oleh besarnya persepsi customer service employee akan Stres Kerja. Sedangkan intensi turnover customer service employee juga dipengaruhi secara positif dan signifikan oleh besarnya persepsi customer service employee akan kepuasan Kerja dan Stres Kerja. Sementara dari hasil wawancara, kepuasan kerja dan stres kerja mempunyai pengaruh yang positif akan alasan keluar atau resign.
Penelitian diharapkan dapat memperkaya hasil-hasil penelitian mengenai kepuasan kerja dan stress kerja terhadap intense turnover di sektor swasta. Untuk penelitian selanjutnya disarankan menggunakan wawancara dengan karyawan yang masih aktif guna mengetahui secara mendalam faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi intense turnover customer service employee di sektor swasta.

An increasingly competitive business environment followed by frequent changes, as well as in achieving an organization's success is inseparable from the role of customer service employee that serves as the spear head of the company. So, job satisfaction and work stress customer service employee should be considered by the company. PT. Plaza Indonesia Realty Tbk. serves as the object of research because of its rapid growth but high turnover in customer service employee in the last three years.
The purpose of this study is to discover how the magnitude of the effect of job satisfaction on turnover intentions in customer service employee, work stress on turnover intentions in customer service employee, and job satisfaction with work stress on turnover intentions in customer service employee.
The results of this study indicate that the turnover intention to the customer service employee of the company is affected by the negatife and significant perception of the customer service employee in variable of work satisfaction. Also the intention of the turnover intention in customer service employee of the company is also affected by the positive and significant perception of customer service employee in variable of job stress. While the results of the interviews, the variable of job stress, and the job satisfaction has a positive and significant influence and the strongest reason to intention leave or resign.
This study is expected to enrich the results of research on job satisfaction, job stress and turnover intentions in the private sector. Future studies are advised to use interviews with employees who are still active to know in depth the factors affecting turnover intention of customer service staff in the private sector.
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2011
T29508
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Goro Binardjo
"Pembangunan berarti menciptakan kondisi-kondisi untuk merealisasikan human person utility. Menurut Seers (1972), evaluasi pembangunan difokuskan pada tiga kreteria yang saling berhubungan, yaitu reduksi kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan. Ditegaskan juga bahwa target pendapatan nasional dianggap tidak relevan sebagai indikator yang baik tentang pembangunan. Alasannya kenaikan pendapatan nasional tidak otomatis mengurangi ketimpangan karena pembangunan dapat disinominkan dengan konsep perbaikan.
Variabel penduduk baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi laju pembangiman. Jumlah penduduk yang besar dengan laju pertumbuhan yang tinggi, apabila tidak diimbangi dengan sumber daya manusia (human. resources) yang memadai justru akan menjadi bumerang bagi laju pembangunan. Oleh karena itu pengupayaan pengembangan dan pendayagunaan sumber daya manusia harus mempunyai penakanan yang lebih serius. Pengembangan sumber daya manusia mempunyai dimensi yang luas, sepertinya; mutu modal manusia, sosial ekonomi, sampai pada budaya manusia. Dengan demikian pengembangan sumber daya manusia tidak hanya sekedar meningkatkan kemampuan semata, akan tetapi adanya kebebasan dalam menentukan pilihan yang akan diambil, sepertinya kebebasan dalam soal memilih jenis pekerjaan yang akan dipilih.
Menurut Wirosuhardjo (1988), kecenderungan makin tingginya persentase penganggur yang berpendidikan strata satu (Sarjana) ini salah satu penyebabnya adalah makin tinggi pendidikan, aspirasi untuk mendapatkan kedudukan atau kesempatan kerja yang sesuai juga lebih tinggi. Menurut Ananta dan Sugiharso (1993) meningkatnya persedian tenaga kerja yang berpendidikan tinggi juga akan menurunkan penghargaaan terhadap ijasah dan segala tanda tamat mengikuti suatu pendidikan. Hal ini menunjukan bahwa gelar seorang pencari kerja buka satu-satunya jaminan untuk memperoleh pekerjaan di masa yang akan datang."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T930
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ninik Wara Lestari
"PENDAHULUAN
Pada suatu sore kira-kira pada penghujung tahun 1992, terjadi perbincangan antara saya dengan teman-teman satu wisma/pondokan. Kami berjumlah delapan orang, terdiri dari tiga orang perempuan dan lima orang laki-laki yang dikirim oleh pimpinan Universitas kami di Semarang untuk menempuh studi S2 di Universitas Indonesia (UI) Jakarta. Ada dua orang (laki-laki) yang berpendidikan Sarjana Sastra Inggris ditawari mengajar bahasa Indonesia untuk orang asing di Jakarta. Kemudian lima orang ( tiga laki-laki dan dua perempuan termasuk saya ) yang berpendidikan Sarjana Ekonomi ditawari untuk ikut mengelola perusahaan teman atau mengajar di berbagai Universitas swasta di Jakarta. Pada umumnya mereka sudah hampir menyelesaikan teori dan tinggal menyusun tesis.
Ada hal yang menarik dalam perbincangan ini, yaitu bagaimana mereka menanggapi masalah tersebut. Melihat tarif mengajar orang asing per jam dinilai tinggi oleh teman saya yang berpendidikan Sarjana Sastra Inggris, maka mereka mau menerima tawaran mengajar. Demikian juga teman saya yang berpendidikan Sarjana Ekonomi, mereka bersedia mengarbankan waktunya untuk menunda pulang ke Semarang demi menerima tawaran 'mengajar di berbagai Universitas swasta di Jakarta dengan imbalan jasa mengajar yang memadai untuk menambah penghasilan. Sebaliknya bagi teman saya perempuan dan saya sendiri masih berpikir panjang untuk menerima tawaran mengajar tersebut. Walaupun honor yang kami terima lama dengan teman laki-laki, tetapi karena kami menilai bahwa pulang (minimal dua minggu sekali) ke Semarang lebih panting daripada mendapat tambahan uang, maka kami belum bersedia menerima tawaran mengajar di Jakarta.
Di penghujung tahun 1945, teman-teman saya sudah menyelesaikan pendidikan 52-nya. Mereka masih juga mengajar. Dengan pendidikan S2-nya, tawaran semakin banyan. Karena ada kewajiban untuk mengajar di Semarang, mereka semakin selektif untuk menerima tawaran pekerjaan. Tambahan uang sudah tidak begitu menarik bagi mereka, karena waktu untuk leisure yang dipunyai semakin terbatas. Mereka harus mengalokasikan waktu sebaik-baiknya untuk memenuhi kewajiban di Semarang (termasuk mengurus keluarga) dan kewajiban di Jakarta.
Secara tidak sadar bahwa perbincangan tersebut sebetulnya membicarakan tentang penawaran tenaga kerja. Mereka yang memilih mengajar dan berapa jumlah jam kerja yang ditawarkan oleh mereka dipengaruhi oleh tingkat upah di pasar. Inilah yang disebut studi tentang penawaran tenaga kerja."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1996
T3934
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>