Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 125991 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Stevani Anggina
"Kecamatan Babelan merupakan salah satu daerah penghasil minyak bumi dan gas di Kabupaten Bekasi. Masuknya industri migas Pertamina EP ke Kecamatan Babelan, khususnya pada daerah-daerah di wilayah operasional ring I, menyebabkan perubahan terhadap keadaan sosial dan ekonomi daerah tersebut. Pada penelitian ini akan dikaji mengenai bagaimana pengaruh positif industri migas Pertamina EP terhadap sosial ekonomi yang diukur dari penyerapan tenaga kerja, pembangunan fasilitas umum dari CSR Pertamina EP, dan pertumbuhan industri di wilayah operasional ring I di Kecamatan Babelan yang akan di analisis secara deskriptif spasial. Pada penelitian ini, akan dilihat pola keruangan yang terbentuk sebagai pengaruh dari adanya kegiatan industri migas Pertamina EP, yaitu semenjak Pertamina EP aktif melakukan kegiatan produksi hingga saat ini pada masing-masing region yang ada. Secara umum, hasil penelitian menunjukkan bahwa pola sebaran dari pengaruh positif Pertamina EP pada wilayah operasional I menunjukkan pola yang berbeda. Distribusi penyerapan tenaga kerja lokal, pembangunan fasilitas umum dari CSR Pertamina EP, dan pertumbuhan industri cenderung beraglomerasi pada pusat kegiatan industri migas Pertamina EP. Adapun konsentrasi paling banyak terdapat pada jangkauan terdekat dari Pusat Pertamina EP yaitu sejauh 0-3 Km.

Babelan Subdistrict is one of area which have oil and gas industry in Bekasi. The entry of the oil and gas industry Pertamina EP to Babelan, especially in the areas of operational I, causing changes to the social and economic condition of the area. This research will assess about the positive influence of Pertamina EP to the socio-economic development in the operational area in District Babelan ring I. To compare the effect that occurs in each region in the operational area ring I, shall be measured from the distribution of the number of local employment to Pertamina EP, the distribution of the number of social facilities development of CSR programs Pertamina EP, and the distribution of the number of economic development activities since Pertamina EP successfully produce oil and gas. It will be analyzed by descriptive spatial method. In general, the results showed that the distribution pattern of positive effects on the operational area of Pertamina EP I show a different pattern. Distribution of local employment, public facilities construction of CSR Pertamina EP, the growing of industries in the operational area I concentrically near the center of Pertamina EP oil and gas activities. The contentration is in range 0-3 Km from center of Pertamina EP."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S53212
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cipta Hari Bakti
"Penyimpangan curah hujan merupakan salah satu indikator perubahan iklim di Indonesia., yang memiliki dampak negatif bagi sektor pertanian, khususnya tanaman tembakau. Mayoritas penduduk Temanggung adalah petani tembakau, yang mengalami kegagalan panen akibat penyimpangan curah hujan pada musim kemarau tahun 2010. Melalui analisis deskriptif keruangan, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyimpangan curah hujan musim kemarau tahun 2010 dan kerentanan wilayah terhadap penyimpangan curah hujan di Kabupaten Temanggung. Penyimpangan curah hujan tahun 2010 ditentukan berdasarkan curah hujan rata-rata dasarian tahun 1996-2012, sedangkan kerentanan wilayah terhadap penyimpangan curah hujan musim kemarau ditentukan atas aspek tingkat keterpaparan, tingkat sensitivitas dan tingkat kapasitas adaptif dengan metode pembobotan.
Hasil analisis menunjukkan Penyimpangan curah hujan yang terjadi pada musim kemarau tahun 2010 di Kabupaten Temanggung jauh diatas normal (memiliki nilai penyimpangan sebesar 195%). Daerah yang memiliki penyimpangan paling tinggi berada pada Kecamatan Tlogomulyo. Nilai kerentanan wilayah terhadap penyimpangan curah hujan pada musim kemarau berkisar antara 8% sampai dengan 49% dengan memiliki pola keruangan semakin mendekati wilayah kaki Gunung Sindoro-Sumbing (semakin tinggi tempatnya), maka akan semakin besar nilai kerentanannya. Hal sebaliknya, apabila semakin menjauhi wilayah kaki Gunung Sindoro-Sumbing, maka nilai kerentanannya akan semakin rendah.

Deviation of rainfall is one of indicator climate change in Indonesia, which had a negative impact for the sector of agriculture, especially tembakau plants. Most of people in Temanggung work as tembakau farmer, which had a harvest failure cause of deviation of rainfall on dry season in 2010 in Temanggung. With spatial anallysise this studies will know about deviation of rainfall in 2010 and vulnerability of deviation of rainfall on dry season in 2010. Deviation of rainfall in 2010 will known with average of ten days rainfall in 1996-2012, and vulnerability of deviation of rainfall on dry season will known with eksposure, sensitivitas and adaptifity level with scoring metode.
The result of this studies show that deviation of rainfall on dry season in 2010 in Temanggung has far away with normal rainfall on dry season criteria (value of deviation is 195%). Region with highest value is Tlogomulyo subdistrict. Value of vulnerability of deviation of rainfall on dry season in Temanggung is 8% until 49% with spatial anallysise if region close with mount of Sindoro - Sumbing will have highest value vulnerability and the otherwise.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S46981
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reno Aldiano
"Kabupaten Bekasi dikenal sebagai salah satu wilayah lumbung padi di Jawa Barat. Selain sebagai lumbung padi, Kabupaten Bekasi juga dikenal sebagai salah satu sentra industri. Namun, pesatnya industri di wilayah tersebut menyebabkan adanya perubahan penggunaan lahan basah untuk kepentingan industri dan permukiman. Perubahan lahan basah menjadi lahan terbangun mempengaruhi posisi Kabupaten Bekasi sebagai wilayah lumbung padi. Konversi lahan basah dipengaruhi oleh 3 aspek yaitu politik, sawah, dan demografi. Aspek politik terkait dengan kebijakan yaitu RTRW, aspek sawah terkait luas sawah, dan aspek demografi terkait jumlah penduduk. Untuk mengetahui swasembada beras di Kabupaten Bekasi, dilakukan perhitungan produksi beras dengan kebutuhan beras yang diperoleh dari data luas sawah dan jumlah penduduk. Dengan menganalisis luas sawah, produksi beras, dan kebutuhan beras, maka dihasilkan perubahan lahan basah tidak mempengaruhi posisi Kabupaten Bekasi sebagai wilayah lumbung padi. Tercatat ada 13 kecamatan yang pada tahun 2002 dan 2011 mengalami surplus beras yaitu Kecamatan Cibarusah, Bojongmangu, Cikarang Timur, Kedungwaringin, Karangbahagia, Tarumajaya, Tambelang, Sukawangi, Sukatani, Sukakarya, Pebayuran, Cabangbungin, dan Muaragembong. Tercatat ada 5 kecamatan yang pada tahun 2002 dan tahun 2011 mengalami defisit beras yaitu Kecamatan Serang Baru, Cikarang Selatan, Cikarang Utara, Cikarang Barat, dan Tambun Selatan. Tercatat ada 4 kecamatan yang mana pada tahun 2002 mengalami surplus beras namun defisit beras pada tahun 2011 yaitu Kecamatan, Setu, Cibitung, Tambun Utara, dan Babelan.

Bekasi Regency is one of the granary areas in West Java. Also, Bekasi Regency known as one of the industrial centers. However, the rapid industry in the region led to a change in the use of wetlands for the benefit of industry and settlement. Changes in wetlands to land up influencing Bekasi Regency position as a granary areas. Conversion of wetlands affected by the 3 aspects of politics, rice, and demographics. Political aspects related to the spatial policy, aspects related to paddy rice area, and aspects related to population demographics. To find rice selfsufficiency in Bekasi Regency, calculation rice production to the needs of the data obtained from the rice area and population. By analyzing the rice area, rice production, and rice needs, hence resulting wetland changes do not affect the position of the Bekasi Regency as area granary. Noted there are 13 districts in 2002 and 2011 had a surplus of rice that is District Cibarusah, Bojongmangu, Cikarang Timur, Kedungwaringin, Karangbahagia, Tarumajaya, Tambelang, Sukawangi, Sukatani, Sukakarya, Pebayuran, Cabangbungin, and Muaragembong. Noted there are 5 districts in 2002 and in 2011 had a deficit of rice namely Serang Baru, Cikarang Selatan, Cikarang Utara, Cikarang Barat, and Tambun Selatan. Noted there are four districts which in 2002 had a surplus of rice but the rice deficit in 2011 the District Setu, Cibitung, Tambun Utara, and Babelan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S53451
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rycky Kusmana
"Tanaman Akar wangi (Vetiveria zizaniodes) termasuk famili Gramineae, merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri yang cukup potensial di Indonesia. Tanaman Akarwangi ini pula hanya terdapat di Kabupaten Garut propinsi Jawa Barat. Hingga saat ini, produktifitas dari tanaman Akarwangi masih perlu ditingkatkan agar dapat bersaing dengan Negara lain dalam penentuan nilai jualnya. Dari hal ini, perlu adanya peningkatan produktifitas yaitu dengan adanya perluasan luasan tanaman Akarwangi. Di dalam penentuan perluasan luasan tanaman Akarwangi maka perlu dilakukan penentuan wilayah kesesuaian, wilayah potensial lalu prioritas pengembangan lahan untuk tanaman Akarwangi. Kecamatan yang merupakan wilayah prioritas pengembangan dengan kriteria tinggi terdapat pada kecamatan Tarogong kaler dengan luas 657 Ha dan Kecamatan Cilawu dengan luas 178 Ha.

Plant Vetiver (Vetiveria zizaniodes) included in the family Gramineae, that's one of the essential oil-producing plants enough potential in Indonesia. This is just a Akarwangi plant in Garut, West Java province. Until now, the productivity of the crop Akarwangi still needs to be improved in order to compete with other countries in the determination of the value of price. From this, it is necessary an increase in productivity, with the expansion of the Akarwangi plants expressing. In the determination of Akarwangi plants expressing the expansion needs to be done then the determination of the suitability of potential priority areas, and the development of land for the plant Akarwangi. Kecamatan development priority area with high criteria contained on sub Tarogong kaler's stars with an area of 657 Ha and Sub Cilawu with an area of 179 Ha."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S57397
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asfirmanto W.A.
"Kopi Arabika merupakan tanaman yang menjadi komoditas pada Dataran Tinggi Kintamani dan Gayo. Tanaman tersebut memiliki kondisi fisik wilayah tertentu dan budidaya petani yang tepat untuk dapat tumbuh secara optimal dan menghasilkan buah kopi yang berkualitas. Kondisi fisik wilayah yang berpengaruh adalah ketinggian, lereng, curah hujan, dan jenis tanah, sedangkan budidaya yang berpengaruh adalah jenis pupuk, waktu panen, dan jenis pengolahan pasca panen.
Karakteristik kondisi fisik wilayah dan budidaya yang berbeda akan memengaruhi kualitas kopi yang dihasilkan. Penelitian ini akan melihat perbedaan dari kondisi fisik wilayah dan budidaya dalam menghasilkan kopi di Kintamani dan Gayo, yang selanjutnya akan dilihat pengaruhnya terhadap kopi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan keruangan (spasial) untuk menganalisis perbedaan kondisi fisik dan budidaya pada dua tempat yang samasama menghasilkan kopi dengan kualitas tingkat 1. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan pada kondisi fisik dan budidaya di dua tempat sehingga berpengaruh terhadap kopi yang dihasilkan, yaitu curah hujan pengolahan masa panen.

Arabica coffee is one of the plants that become commodities in Kintamani and Gayo Highlands. The plant has a certain physical condition and farmer's cultivation to be able to grow optimally and produce good quality of coffee. The physical condition that influence is altitude, slope, rainfall, and soil type, while influence in cultivation is the type of fertilizer, harvest, post-harvest and processing types.
Characteristics of the physical conditions and different aquaculture will affect the quality of the coffee produced. This study will look at the difference of physical conditions and cultivation of the coffee produced in Kintamani and Gayo, who will next be seen influenceon the coffee.
This study uses a spatial approach to analyze the differences in the physical conditions and cultivation in two places where equally produce coffee with quality level 1. Results of this study indicate there are differences in physical condition and cultivation in two places so that resulting effect on the coffee, the rainfall and harvest processing.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S47782
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aghny Fitriany
"Pertumbuhan Jakarta yang semakin pesat menyebabkan pembangunan di Jakarta terus meningkat dan menimbulkan permasalahan penurunan muka tanah. Penurunan muka tanah sendiri dapat berpengaruh terhadap wilayah banjir, yakni dapat mempengaruhi kedalaman dan durasi banjir. Jakarta Barat, khususnya wilayah Rawa Buaya, merupakan salah satu wilayah yang mengalami permasalahan penurunan muka tanah dan banjir.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji korelasi antara penurunan muka tanah dengan wilayah banjir di Rawa Buaya.Metodologi yang digunakan adalah dengan mengkorelasikan antara data sekunder titik pengamatan penurunan tanah yang diinterpolasi dan data kedalam dan durasi banjir yang diperoleh dari hasil survei lapang.
Dengan menggunakan analisis autokorelasi spasial, korelasi antara penurunan muka tanah dengan kedalaman dan durasi banjir hanya terjadi di sebagian kecil saja dari wilayah Rawa Buaya. Hal ini ditunjukkan dengan nilai indeks Moran’s I sebesar 0,361 dan 0,378 yang berarti memiliki korelasi spasial yang lemah. Pengaruh penurunan muka tanah terhadap kedalaman dan durasi banjir yang ditunjukkan dengan nilai R2 masing-masing hanya sebesar 13,1 persen dan 14,4 persen. Wilayah yang memiliki korelasi antara penurunan tanah dan wilayah banjir ada dibagian tengah hingga utara Rawa Buaya.

The rapid growth of Jakarta led to construction's rise and caused land subsidence problems. Land subsidence it self can work on the flood areas, which can affect the depth and duration of flooding. West Jakarta, particularly Rawa Buaya is a region with land subsidence and flooding's problems.
This study aimed to assess the correlation between land subsidence and flood areas in Rawa Buaya. The methodology used is correlation between secondary data of land subsidence's observations points that are interpolated and data of flooding’s depth and duration that are obtained from surveys.
By using spatial autocorrelation analysis, the correlation between land subsidence and flood’s depth and duration only occurs in a small fraction of Rawa Buaya. This is indicated by the values of Moran's I index that are 0.361 and 0.378, which means having a weak spatial correlation. The influence of land subsidence on flood’s depth and duration was indicated by R2's values that are 13.1 percent and 14.4 percent. The regions that has correlation between land subsidence and flooding there in the middle region to the north of Rawa Buaya.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S53591
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risky Kurniawan
"Wilayah perkotaan Cilacap terdapat beberapa industri besar, permukiman padat, serta padatnya mobilitas kendaraan bermotor yang mengakibatkan peningkatan emisi karbon dioksida. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sebaran jumlah emisi karbon dioksida di wilayah perkotaan Cilacap dalam konteks spasial. Dalam penelitian ini dihitung estimasi emisi karbon dioksida menggunakan variabel penggunaan tanah yaitu industri, kendaraan bermotor, aktivitas penduduk, dan lahan pertanian. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dan keruangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa emisi dengan jumlah tinggi terkonsentrasi di bagian Selatan daripada di bagian Utara wilayah perkotaan Cilacap. Hal ini disebabkan di bagian Selatan wilayah perkotaan Cilacap terdapat lebih banyak industri serta lahan terbangun.

Cilacap urban area consists of three big industries, crowded housings, and also high vehicle mobility that cause increased the carbon dioxide emission. This research was conducted to analyze the distribution of estimation from carbon dioxide emission at Cilacap urban area in spatial context. In this research was calculated estimation of carbon dioxide emission from land use variables such as industry, vehicle, people activity, and agricultural land. This research used descriptive and spatial analysis method. The result shows that high amount of emission concentrated more on Southern than Northern part of Cilacap urban area. It is because the Southern Cilacap urban area has more industry area and built up area."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S53114
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadyan Verly Luthfi
"Tersedianya sistem medis modern tidak membuat segala permasalahan kesehatan dapat terselesaikan. Maraknya keberadaan klinik terapi bekam sebagai salah satu ceruk pasar di bidang kesehatan saat ini mengindikasikan perubahan pola pemikiran, sikap dan perilaku masyarakat dalam menyelesaikan segala permasalahan kesehatan termasuk menyembuhkan penyakit. Masyarakat pada umumnya akan memilih klinik terapi bekam yang profesional baik dari segi fasilitas dan pelayanan yang ditawarkan. Kesesuaian dengan fasilitas dan pelayanan klinik yang ada dapat mendorong calon konsumen bergerak lebih jauh untuk memanfaatkan layanan klinik tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui wilayah pelayanan klinik terapi bekam dan faktor-faktor yang mempengaruhi jangkauan wilayah pelayanannya. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan komparatif secara keruangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan pada faktor dari karakteristik klinik berupa tenaga kerja dan tempat tidur bekam menghasilkan pula perbedaan pada jangkauan wilayah pelayanan suatu klinik terapi bekam. Perbedaan besaran jangkauan wilayah pelayanan klinik terapi bekam akan menyebabkan pula perbedaan variasi pada faktor dari karakteristik konsumen yang terlihat pada pendapatan, jenis moda, etnis dan jenis tempat tinggal.

The availability of modern medical system apparently couldn’t overcome all of the health problems. The increasing number of cupping therapy clinic as one of the niche markets in the health sector today indicate the changing of people’s thought patterns, attitudes and behavior to resolve all health issues including curing diseases. People will generally choose a professional cupping therapy clinic both in terms of facilities and services offered. Conformance with clinical facilities and services can encourage someone to move further to utilize the services of the clinic. The aim of this research is to determine service area of cupping therapy clinic and the factors that affect the range of the service area. Spatial approach with comparative and descriptive method was used to analyze this research. The results showed that the differences in factor of clinic characteristic which is the quantity of the workers and cupping bed resulting the differences on the range of cupping therapy clinic’s service area. The differences on range of the service area will result in factors of consumer characteristics are more varied in terms of income, type of modes, ethnicity, and type of dwelling.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S53680
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ocky Siswanto Suhono
"Dengan adanya game-game online yang terus berkembang dan bermunculan di Indonesia, maka bermunculan pula bisnis tempat bermainnya. Game center sebagai usaha bidang jasa sangat erat hubungannya dengan konsumen. Kegagalan game center selain karena faktor lokasi, juga dipengaruhi oleh persepsi konsumen terhadap game center. Masalah penelitian yaitu karakteristik lokasi game center bagaimana yang menarik konsumen dalam jumlah besar beserta karakteristik konsumen di tiap kategori game center. Tujuan penelitian untuk mengetahui karakteristik lokasi dan konsumen game center di Kecamatan Palmerah. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan analisis keruangan. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah game center jenis waralaba semuanya termasuk dalam kategori game center besar yang terdapat di kelas jalan kolektor, sedangkan game center mandiri terdiri dari berbagai kategori (besar, menengah, dan kecil) yang lokasinya cenderung berada pada kelas jalan kolektor. Jumlah konsumen bertambah seiring dengan semakin besarnya game center, namun jumlah konsumen terbanyak dimiliki oleh game center yang berada pada jalan-jalan kolektor dengan penggunaan tanah permukiman padat penduduk dan dekat dengan fasilitas pendidikan. Perbedaan kategori dan lokasi game center mengakibatkan adanya perbedaan karakteristik konsumen.

With the online games are constantly evolving and appear in Indonesia, it is also emerging business playground. Game center as business services sector is closely connected with consumers. Failure besides gaming center due to its location, is also influenced by consumers' perceptions of the game center itself. The research problem is how the game center location characteristics that attract consumers in the large numbers along with the characteristics of consumers in each category of game center. Research purposes to determine the site characteristics and consumer game center in the District Palmerah. This is a qualitative study with spatial analysis. The results obtained from this study is Game Center type of franchise are all included in the category of big game center located on collector road class, while the standalone game center consists of various categories (large, medium, and small) which tend to be located on the class of collector roads. The number of consumers increases with the more extensive of the game center, but the number of consumers most owned by gaming center located on collector streets in densely populated residential land use and near to educational facilities. Differences game center category and location results in disparities consumer characteristics."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S53418
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suci Dwi Rahsetya
"Tembakau (Nicotianae tabacum L) merupakan salah satu komoditas pertanian yang dikembangkan di Indonesia. Salah satu penghasil tembakau di Indonesia adalah Kabupaten Temanggung. Tembakau yang dihasilkan di Kabupaten Temanggung memiliki kualitas yang terbaik karena wilayah Temanggung yang cocok untuk penanaman tembakau. Faktor fisik dan penggunaan tanah di Kabupaten Temanggung memiliki pengaruh terhadap kualitas tembakau. Kualitas tembakau dalam penelitian ini dinilai berdasarkan harga jual tembakau dengan melihat pengaruh kesesuaian lahan dan penggunaan lahan. Sebaran kualitas tembakau tinggi berada di lahan sesuai dan lahan cukup sesuai dengan jenis penggunaan lahan mayoritas lahan tegalan. Sebaran tembakau rendah berada di lahan sesuai marjinal dengan jenis penggunaan lahan sawah.

Tobacco (nicotianae tabacum L) is one of the agricultural commodities that developed in Indonesia. One producer of tobacco in Indonesia is Temanggung. Tobacco produced in Temanggung has the best quality because the area is suitable for tobacco. Physical factors and landuse in Temanggung has an impact on the quality of tobacco. Quality of tobacco based on the selling price of tobacco . Distribution of high quality tobacco has located in the Distribution of high-quality tobacco land is suitable and sufficient land in accordance with the majority of types of land use dry land. Low tobacco distribution is in accordance marginal land with the use of wetland types."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S46028
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>