Ditemukan 62210 dokumen yang sesuai dengan query
Nabilla Vidya Ulfa
"Artikel ini mengungkapkan krisis maskulinitas yang terdapat dalam cerita pendek berjudul Le Lit 29 karya Guy de Maupassant dengan menggunakan pendekatan struktural dari Roland Barthes yang memusatkan pada analisis sintagmatik dan analisis semantik naratif. Penelitian ini memperkuat penelitian sebelumnya dengan tema serupa yakni Maupassant?s Men : Masculinity and The Franco-Prussian War milik Jonathan Patrick dari Merton College, Oxford yang telah menganalisis tokoh (bagian dari latar) dalam cerpen tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat krisis maskulinitas baik dalam alur maupun latar (tokoh, ruang dan waktu) dalam cerita pendek Le Lit 29.
This article reveals the crisis in masculinity in Guy de Maupassant?s short story entitled Le Lit 29 by using Roland Barthes? structural approach which emphasizes syntagmatic and semantic narrative analysis. This research strengthens previous research which has the same theme, Maupassant?s Men: Masculinity and The Franco-Prussian War written by Jonathan Patrick from Merton College, Oxford in which he has analyzed its characters (part of setting). The research result indicates that the crisis in masculinity shown both in plot and setting (characters, place and time) of this short story Le Lit 29."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Annisa Dhea Ellita
"Artikel ini berusaha untuk mengungkap makna yang terkandung dalam cerita pendek yang berjudul Le Père karya Guy de Maupassant dengan menggunakan pendekatan struktural dari Roland Barthes. Guy de Maupassant terkenal dengan ciri khas karyanya yang banyak menceritakan tentang rasa pesimis. Sama halnya dengan cerita pendek yang mengisahkan tentang seorang pria bernama François Tessier yang jatuh cinta kepada wanita bernama Louise ini, dalam cerita ini ia ingin menunjukkan bahwa penyesalan atas suatu kesalahan atau perbuatan buruk akan selalu datang terakhir dan terkadang, saat penyesalan itu datang, seseorang sudah terlalu terlambat untuk bisa memperbaiki semuanya. Tidak ada yang bisa dilakukan lagi untuk menebus kesalahan yang telah dilakukan dan yang tersisa tinggallah penyesalan dan kehampaan yang akan terus menghantui kehidupan seseorang. Tokoh François Tessier dalam cerpen ini menunjukkan betapa menyiksa dan menderitanya seseorang apabila menjalani kehidupan yang selalu dibayangi oleh penyesalan akan masa lampau dan di waktu yang bersamaan ia tidak berdaya untuk berbuat apapun untuk keluar dari penderitaan tersebut.
This article attempts to reveal the meaning behind Guy de Maupassant’s short story Le Père using Roland Barthes’s theory of structural approach. Guy de Maupassant is always known with his own characteristic in his works which often portray the pessimism as the main theme. The same goes with this short story which tells about a man named François Tessier who was deeply in love with a woman named Louise. This story wants to show us that the regret upon our past mistakes and bad behavior always come late and sometimes, when the regret comes, it is just too late to fix everything. Nothing can be done to make everything right and what left is only the regret and emptiness which will always haunt us. François Tessier’s character in this story pictures how suffocating and excruciating a life can be if someone is haunted by a lifetime remorse while at the same time he can do nothing to escape from the misery."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Nissa Ardeasari
"Skripsi ini membahas sikap patriotik tokoh-tokoh cerita di dalam tiga ceritapendek Guy de Maupassant. Dengan menggunakan analisis sintagmatik dan paradigmatik, sikap patriotik tersebut diteliti berdasarkan peristiwa-peristiwa cerita, deskripsi tokoh, serta latar ruang dan waktu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tokoh-tokoh, baik tokoh utama maupun tokoh pendukung di dalam Boule de Suif, Mademoiselle Fifi, dan Le Lit 29, bersikap patriotik. Tokoh-tokoh tersebut membawa ide-ide patriotik Maupassant selama perang Prancis-Prusia berlangsung.
The focus of this study is the patriotic attitude of the characters in the three short stories of Guy de Maupassant. Using the syntagmatic and paradigmatic analysis, that patriotic attitude could be observed based on the story events, characters description, and by the places and times as well. The result of this study shows that the characters, whether the main characters or the secondary characters in Boule de Suif, Mademoiselle Fifi, and Le lit 29 are patriotic. Those characters represent the patriotic ideas of Maupassant during the Franco-Prussian war."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S13821
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Nindya Rianni
"Penelitian ini membahas cerpen Le Papa de Simon karya Guy Maupassant untuk menemukan pelajaran dan pesan yang tersembunyi dalam cerpen tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dengan teori sintagmatik dan paradigmatik dari Roland Barthes. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah cerpen Le Papa de Simon karya Guy Maupassant. Hasil dari analisis yang dilakukan dalam penelitian ini memperlihatkan bahwa banyak hal positif bagi kehidupan yang terdapat di dalam cerpen tersebut.
This research finds the values in short story of Le Papa de Simon by Guy de Maupassant. The method used in this research is a qualitative research method by using the theory of Roland Barthes, paradigmatic and sintagmatic theory. The data used in this study is the short story itself. The results of the analysis show that there are many positive things for life in that short story."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Ikg Baskara T.
"Era Romantisme merupakan masa kejayaan kesusastraan Prancis, karena karya-karya sastra yang penuh dengan kebebasan berekspresi dan berimajinasi. Salah satu tema yang dikenal adalah tema fantastik. Tema ini mengusung unsur-unsur irasionalitas yang ditumpahkan ke dalam cerita. Peristiwa-peristiwa yang dimunculkan cenderung mengejutkan, menakutkan, dan terkesan tidak mungkin terjadi di dunia nyata. Tema fantastik ini dapat kita temukan pada salah satu cerpen (cerita pendek) karya Guy de Maupassant, yakni, Le Horla, yang terdiri dari peristiwa-peristiwa yang seperti tidak masuk akal pikiran kita. Keunikannya adalah unsur-unsur yang ada dalam cerita membuat pembaca merasakan sensasi ketakutan yang tidak biasa. Makalah ini akan membahas bagaimana unsur-unsur fantastik tersebut ditampilkan di dalam cerpen.
Romanticism era was the heyday of French litterature, where there are litterary works that are full of expression and freedom of imagination. One theme (or genre) that is known is fantastic. This theme brings the elements of irrationality that spilled into the story. Events that appear likely shocking, frightening, and seem unlikely to happen in the real world. This fantastic theme can be found on one of the short story by Guy de Maupassant, namely, Le Horla, consisting of such events that is as absurd our minds. The uniqueness is that there are elements in the story makes the reader can experience the feel of the horror that was built by the author so that the reader felt unusual sensation of fear. This paper discusses how these fantastic elements appear in the stories."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Arum Setyaning Hudi
"[
ABSTRAK Simone de Beauvoir melihat terdapat dualitas seksual dalam masyarakat yang menjadikan perempuan sebagai gender kedua. Laki-laki dianggap sebagai makhluk yang lebih tinggi daripada perempuan, bahkan hanya laki-laki yang disebut sebagai human sedangkan perempuan menjadi liyan. Dalam cerpen Le Vengeur karya Guy de Maupassant ini, dualitas seksual dapat terlihat melalui tokoh Leuillet dan Mathilde. Penelitian pada cerpen ini menggunakan pendekatan struktural dari Roland Barthes. Dualitas seksual dapat dilihat melalui analisis sintagmatik dan analisis semantik naratif. Melalui cerpen, perbedaan peran laki-laki dan perempuan dapat dilihat melalui tokoh Leuillet yang menjadi penggerak utama cerita, sedangkan Mathilde hanya berperan sebagai pendukung cerita. Tokoh Mathilde ada jika tokoh Leuillet menggerakkan cerita, dan tokoh Mathilde tidak dapat muncul di awal dengan sendirinya. Penelitian ini akan menunjukkan terdapat dualitas seksual dalam cerpen, bahwa laki-laki selalu yang menjadi tokoh penggerak dan aktif, sedangkan perempuan hanya bisa menjadi penunggu dan pasif.
ABSTRACT Simone de Beauvoir notices there is sexual duality in a society where women are seen as the second gender. Men are considered superior than women, and are labeled as human, while women are persived as the others. Sexual duality is also seen in Le Vengeur written by Guy de Maupassant. This study used Roland Barthes? structural approach. Based on this study, sexual duality can be seen using the syntagmatic analysis and semantic narrative analysis. In this story, the different roles of men and women are portrayed through Leuillet and Mathilde. Leuillet is the main character, while Mathilde is the supporting character. Mathilde cannot appear in the story by herself. This study reveals that men always play the main active character, while women can only play passive supporting character.;Simone de Beauvoir notices there is sexual duality in a society where women are seen as the second gender. Men are considered superior than women, and are labeled as human, while women are persived as the others. Sexual duality is also seen in Le Vengeur written by Guy de Maupassant. This study used Roland Barthes? structural approach. Based on this study, sexual duality can be seen using the syntagmatic analysis and semantic narrative analysis. In this story, the different roles of men and women are portrayed through Leuillet and Mathilde. Leuillet is the main character, while Mathilde is the supporting character. Mathilde cannot appear in the story by herself. This study reveals that men always play the main active character, while women can only play passive supporting character., Simone de Beauvoir notices there is sexual duality in a society where women are seen as the second gender. Men are considered superior than women, and are labeled as human, while women are persived as the others. Sexual duality is also seen in Le Vengeur written by Guy de Maupassant. This study used Roland Barthes’ structural approach. Based on this study, sexual duality can be seen using the syntagmatic analysis and semantic narrative analysis. In this story, the different roles of men and women are portrayed through Leuillet and Mathilde. Leuillet is the main character, while Mathilde is the supporting character. Mathilde cannot appear in the story by herself. This study reveals that men always play the main active character, while women can only play passive supporting character.]"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Rhea Hafizha
"Artikel ini membahas mengenai sebuah cerita pendek berjudul Madame Baptiste karya Guy de Maupassant. Cerpen ini menceritakan kisah seorang perempuan yang bunuh diri akibat tekanan masyarakat akan masa lalunya sebagai seorang korban perkosaan. Maupassant adalah seorang penulis beraliran naturalis. Karya-karyanya seringkali merupakan cerminan realitas sosial dalam masyarakat. Ia terutama sangat tertarik dengan tema perempuan dan patriarki yang merupakan topik hangat pada abad ke-19. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bentuk-bentuk dominasi budaya patriarki yang terdapat dalam cerpen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penggabungan antara pendekatan struktural dan pendekatan sosiologi sastra. Hasil analisis menunjukkan adanya dominasi patriarki dalam berbagai aspek kehidupan tokoh utama.
This article discusses a short story entitled Madame Baptiste by Guy de Maupassant. It tells the story of a woman who committed suicide due to public pressure on her past as a rape victim. Maupassant is a naturalist writer. His works are often a reflection of the society. He was particularly interested in women themes and patriarchy which was a very popular topic in the 19th century. This study aims to find forms of patriarchal dominance contained in the short story. The method used in this research is merging between structural approach and sociology of literature. The results of the analysis indicate that patriarchal domination exists in every aspects of the main character's life."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Napitupulu, Gracia Hanna Gloria
"
ABSTRAKArtikel ini membahas mengenai hubungan antara psikologi dan sastra yang terdapat dalam cerpen Lui? karya Guy de Maupassant. Fokus pada artikel ini adalah memperlihatkan adanya unsur psikologis berupa gangguan kejiwaan yang dimiliki oleh tokoh Aku. Cerpen Lui? menceritakan keadaan tokoh utama ndash; Aku ndash; yang memiliki rasa takut berlebih yang membuatnya melakukan hal yang tidak wajar. Artikel ini menunjukkan gangguan psikologis yang dialami oleh tokoh Aku melalui analisis penokohan serta alur dan latar.
ABSTRACTThis paper discusses about the relation between psychology and literature in Lui , a short story by Guy de Maupassant. The purpose of this article is to reveal psychological elements leading to mental disorder which influenced the main character in all his actions and decisions. The short story recounts the main character rsquo s mental state who, possessed by excessive fear, caused him to do unreasonable acts. The psychological disorder of the main character is analyzed through the story rsquo s characterization, plot, and setting. "
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Windari Suryaningsih
"Artikel ini membahas gambaran penantian dalam cerpen L'Attente karya Guy De Maupassant. Dalam menganalisis tema tersebut penelitian ini menggunakan teori sintaktika dan semantik. Penantian dalam cerpen ini digambarkan dengan kemalangan, kesedihan, dan kesendirian. Penggambaran tersebut dapat diterjemahkan sebagai cerminan kehidupan yang pesimis dalam menanti kematian.
This article provides an overview of waiting in a short story entitled L'Attente by Guy de Maupassant. Theory of syntax and semantics are used in analyzing this topic. Waiting in this short story illustrated with misfortune, sadness, and loneliness. That kinds of depiction can be interpreted as a reflection of the life that awaits death pessimistic. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Amanda Ariani
"Tujuan penelitian ini adalah untuk menunjukkan ciri-ciri fantastik yang terdapat di dalam karya. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan struktural. Teori yang digunakan dalam skripsi ini adalah teori struktural dari Roland Barthes tentang hubungan sintagmatik dan paradigmatik, teori M. P. Schmitt dan A. Viala tentang sekuen, teori Tzvetan Todorov tentang cerita fantastik, serta teori Raymond Rog_ mengenai struktur cerita fantastik. Analisis sintagmatik menunjukkan bahwa terdapat berbagai peristiwa supranatural yang menyebabkan ketakutan dan keraguan pada tokoh dan pembaca apakah peristiwa itu nyata atau hanya khayalan. Dari analisis penokohan terdapat tokoh yang tidak mempercayai hal-hal supranatural dan selalu mempertanyakan peristiwa aneh yang terjadi sehingga menimbulkan keraguan. Selain itu terdapat pula tokoh supranatural yang misterius hingga akhir cerita. Analisis sudut pandang menunjukkan bahwa karya ini menggunakan sudut pandang sama tahu dengan penutur yang mengungkapkan peristiwa sebatas apa yang diketahui oleh penutur, sedangkan dari pilihan kata terlihat bahwa banyak digunakan kata-kata yang menimbulkan efek fantastik. Sebagai kesimpulannya, semua aspek yang dibahas dalam skripsi ini menunjukkan bahwa karya Le Horla termasuk dalam genre fantastik."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S14410
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library