Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172891 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yohanna Tania
"Karya tulis ini membahas perbedaan cara minta maaf mahasiswa dan mahasiswi angkatan 2010 Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, beserta faktor-faktor yang melatarbelakanginya. Mahasiswa dan mahasiswi melakukan komunikasi secara berbeda, hal ini terlihat pula dalam cara mereka meminta maaf pada satu sama lain. Penelitian ini dianalisa berdasarkan pengamatan terhadap sejumlah strategi permintaan maaf yang biasa digunakan, seperti gerak tubuh dan pemilihan kata (sori atau maaf) dengan mengacu pada beberapa studi dari Bataineh (2005), Chunlin (2013), dan Schumann (2011). Sementara itu, teori Tannen (1993) dan sejumlah penelitian lainnya dijadikan bahan acuan untuk menjelaskan faktor biologis dan lingkungan yang turut memainkan peranan penting dalam perbedaan cara minta maaf tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa pertama, mahasiswa cenderung hanya menggunakan gerak tubuh dibandingkan mahasiswi yang menggunakan gerak tubuh untuk mendukung pernyataan maaf mereka. Kedua, mahasiswa menggunakan kata sori baik terhadap orang yang mereka kenal ataupun tidak, sementara mahasiswi menggunakan kata sori kepada orang yang mereka kenal dan maaf kepada orang yang tidak mereka kenal. Ketiga, baik mahasiswa maupun mahasiswi bersedia untuk meminta maaf duluan terlepas dari siapa yang berbuat salah. Melalui karya tulis ini, disimpulkan bahwa cara minta maaf antara mahasiswa dan mahasiswi dapat bervariasi bukan hanya karena perbedaan gender, tetapi juga karena faktor-faktor lingkungan, seperti hubungan kedekatan, besar-kecilnya masalah, keluarga-masyarakat-personalitas, budaya, dan situasi saat berbicara.

This study examines gender differences in apology strategies among male and female students batch 2010 from Faculty of Humanities Universitas Indonesia as well as the factors behind these differences. Male and female students somehow communicate differently, and this can also be seen in the way they apologize toward one another. This research is analyzed based on some apology strategies observed, such as the use of gestures and choice of words (sorry or maaf) by referring to some studies from Bataineh (2005), Chunlin (2013), and Schumann (2011). Meanwhile, Tannen’s theory (1993) and some other research are used to explain biological and environmental factors playing important roles in these apology strategies.
According to the results, it is found that male students tend to use only gestures rather than female students who use gestures to support their apologies. Moreover, male students see sorry the same way as maaf whereas female students prefer saying sorry toward those they already know and maaf toward those they do not really know. Finally, both male and female students are willing to offer apology first regardless who makes the mistakes. This study concludes that apology strategies among the students vary not only because they are biologically different in some extent, but also because they consider different environmental factors, such as relationship, problems, mood, family-society-personality, cultures, and situations.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Lazare, Aaron
New York: Oxford University Press, 2004
291.2 LAZ o
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Umar Sadikin
"Selebriti sering kali berusaha untuk mendapatkan kembali popularitas mereka dan menghindari "dibatalkan" di media sosial setelah dikritik atas perilaku yang menyakitkan hati. Salah satu pendekatan umum adalah meminta maaf secara publik di media sosial, dengan beberapa orang memilih untuk muncul secara langsung saat meminta maaf. Diasumsikan bahwa selebriti-selebriti ini menggunakan strategi permintaan maaf yang tepat serta gerakan tubuh untuk menciptakan permintaan maaf yang kuat dan efektif. Penulis percaya bahwa keberadaan fitur visual dalam menyampaikan permintaan maaf publik sama pentingnya dengan aspek linguistik, terutama dalam proses pembuatan makna. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penggunaan strategi permintaan maaf serta gerakan tubuh dalam video permintaan maaf publik yang dilakukan oleh tiga selebriti Amerika: Will Smith, Ellen DeGeneres, dan Hannah Brown. Untuk melakukan penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan multimodal, yang dapat membantu mengurai berbagai mode komunikasi dalam penelitian ini — baik yang linguistik maupun yang non-linguistik. Analisis non-linguistik dalam penelitian ini difokuskan pada analisis pandangan mata (gaze analysis), yang terhubung dengan klasifikasi strategi permintaan maaf yang digunakan dalam video-video tersebut. Dalam melakukan analisis, penulis menggunakan teori fungsi pandangan mata yang dikembangkan oleh Leathers dan Eaves (2008), sedangkan strategi permintaan maaf dianalisis berdasarkan teori yang diajukan oleh Trosborg (1994). Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap strategi permintaan maaf cenderung berhubungan dengan perilaku mata tertentu saat dilakukan oleh pembicara.

Celebrities often attempt to regain their popularity and avoid being "canceled" on social media after being criticized for offensive behavior. One common approach is to apologize publicly on social media, with some opting to appear in person during the apology. It is assumed that these celebrities use both appropriate apology strategies and gestures to craft a potent and effective apology. The author believes that the existence of visual features in delivering a public apology is as significant as the linguistic aspect, especially in the meaning-making process. This study aims to examine the use of apology strategies as well as gestures in public apology videos done by three American celebrities: Will Smith, Ellen DeGeneres, and Hannah Brown. To carry out this study, the author involves a multimodal approach, which can help to unravel the different modes of communication in this study — linguistic and non-linguistic. The non-linguistic analysis in this study is specified to gaze analysis, which is linked to the classification of the apology strategies used in the videos. In conducting the analysis, the author utilizes the theory of gaze function devised by Leathers and Eaves (2008), whereas the apology strategies are analyzed by the theory proposed by Trosborg (1994). The result shows that each apology strategy tends to be associated with certain eye behaviours when it is performed by the speakers."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Liistigfarin
"This study describes factors affecting individualism and collectivism Using questionnaire to collect data with convenicence sampling method of 188 undergraduate accounting students in Faculty of Economics and Business University of Indonesia Analysis method used are descriptive statistics to examine whether accounting students are more individualism or collectivism and multiple regression linier to examine factors affecting individualism and collectivism using SPSS 23 0 The results show that accounting students are more individualism Gender is significantly associated with horizontal individualism and vertical individualism Students living in Jabodetabek is significantly associated with horizontal collectivism Economic status is significantly associated with vertical collectivism The implication is the company may consider accounting students in Faculty of Economics and Business University of Indonesia to work in corporate governance internal control accounting auditing and employee recruitment.

Penelitian ini membahas tentang faktor faktor yang memengaruhi individualisme dan kolektivisme Pengambilan data menggunakan kuesioner dengan metode convenience sampling kepada 188 responden mahasiswa S1 akuntansi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Metode analisis yang digunakan adalah statistik deskriptif untuk menganalisis apakah mahasiswa akuntansi cenderung lebih memiliki budaya individualisme atau kolektivisme dan regresi linier berganda untuk menganalisis faktor faktor yang memengaruhi individualisme dan kolektivisme dengan menggunakan software SPSS 23 0 Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa akuntansi FEB UI cenderung memiliki budaya individualisme Faktor gender berpengaruh signifikan terhadap individualisme horizontal dan individualisme vertikal Faktor lama tinggal di Jabodetabek berpengaruh signifikan terhadap kolektivisme horizontal Faktor ekonomi berpengaruh signifikan terhadap kolektivisme vertikal Hasil penelitian ini memiliki implikasi bagi perusahaan untuk dapat mempertimbangkan mahasiswa akuntansi FEB UI untuk bekerja dalam bidang tata kelola perusahaan pengendalian internal akuntansi audit serta dapat menjadi pertimbangan dalam perekrutan untuk menempatkan karyawan ke dalam bidang pekerjaan yang memerlukan budaya individualisme atau kolektivisme. "
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S61677
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Sandiningtias
"Studi ini meneliti perbedaan gender pada interupsi antara mahasiswa dan mahasiswi di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia serta faktor yang mempengaruhinya. Mahasiswa dan mahasiswi memiliki tendensi untuk berkomunikasi dengan cara yang berbeda, dan hal ini dapat diamati pada cara mereka menginterupsi satu sama lain di dalam suatu percakapan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa berdasarkan strategi-strategi interupsi seperti question tags, hedges, dan intonasi yang mengacu kepada teori dari Tannen (1993) dan beberapa penelitian terkait dari Ersoy (2008), Ativoragoon dan Panyametheekul (2013) dan Cowie (2000).
Berdasarkan hasil yang didapatkan, mahasiswi cenderung menggunakan tipe high considerateness, terlihat dari penggunaan question tag dan hedges yang lebih banyak; di sisi lain, mahasiswa menggunakan tipe high involvement, terlihat dari penggunaan ujaran singkat dan intonasi naik lebih banyak ketika menginterupsi. Selain itu, mahasiswa cenderung menginterupsi ketika ingin mengganti topik atau mengoreksi ujaran sementara mahasiswi memberikan pernyataan persetujuan dan dukungan dalam percakapan. Kesimpulan yang didapat pada penelitian ini adalah bahwa strategi interupsi pada mahasiswa dan mahasiswi berbeda sebagai akibat dari kecenderungan dominasi.

This study examines gender differences in interruptions among male and female students in Faculty of Humanities University of Indonesia as well as the factor affecting them. Male and female students have a tendency to communicate differently, and this can be observed by the way they interrupt each other in a conversation. This paper is aimed to analyzed based on interruption strategies such as the use of question tags, hedges, and intonation by referring to Tannen?s theory (1993) and some studies related from Ersoy (2008), Ativoragoon and Panyametheekul (2013) and Cowie (2000).
According to the results, it is found that female students tend to use high considerateness style which indicated by using more question tags and hedges; on the other hand, male students use high involvement style which shown by performing more short utterance and raising intonation while doing interruptions. Moreover, male students have a tendency to interrupt when they want to switch topic and correct the utterance or information while female students give words of agreement and support within the conversation. This research concludes that the interruption strategies used by the students vary as a consequence of the dominance tendency.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Gadis Arivia Effendi
"Dunia menganggap bahwa teknologi adalah netral. Teknologi perlu dicurigai karena fakta-faktanya bergender. Tulisan ini akan mengurai kaitan antara maskulinitas dan teknologi; serta mengevaluasi bagaimana hubungannya dengan perempuan. Kajian ini mengungkap bahwa teknologi adalah konstruksi sosial dan bersifat politis. Hasil dari kajian teoritis mengungkapkan bagaimana efek konstruksi ini pada masyarakat modern. Kemudian ditutup dengan bagaimana feminisme membuka kedok ilmiah dan mendekonstruksi epistemologinya untuk perdebatan sosial kontemporer dan keadilan gender."
Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan, 2013
305 JP 18:3(2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ellen M. Yasak
"Negara memiliki kewajiban untuk menghapus diskriminasi terhadap perempuan dan laki-laki di semua bidang kehidupan. Gender steretiping berbahaya ketika membatasi kapasitas perempuan dan laki-laki untuk mengembangkan kemampuan pribadi mereka, dalam mengejar karier profesional dan menyangkut pilihan hidup. "
Jakarta: Ary Suta Center, 2019
330 ASCSM 45 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jasmine Nabila Widyaningrum
"Konstruksi gender merupakan sebuah masalah yang sudah ada sejak dulu hingga sekarang. Permasalahan tersebut muncul antara laki-laki dan perempuan karena adanya banyak perbedaan dalam peran yang dimiliki, fungsi, dan tanggung jawab. Konstruksi gender bahkan sudah terlihat saat bayi baru lahir. Penelitian ini bertujuan mencari tahu bagaimana perbandingan konstruksi gender dalam poster iklan rokok Belanda (Caballero 1980, Caballero 1995, dan Marlboro 1999) dengan poster iklan rokok dari Indonesia (Djarum Super 1985, Djarum Super 1989, dan Gudang Garam 1999). Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dan teori semiotika Roland Barthes mengenai makna denotasi dan konotasi, penelitian ini membandingkan representasi konstruksi gender berdasarkan teori J. MacInnes pada tiga poster iklan rokok Belanda dengan tiga poster iklan rokok Indonesia. Analisis menghasilkan kesimpulan bahwa poster iklan rokok Indonesia lebih banyak memunculkan konstruksi gender dibandingkan poster iklan rokok Belanda. Poster iklan rokok Belanda memperlihatkan nilai toleransi lebih tinggi karena tokoh dengan gender yang berbeda digambarkan sebagai individu yang setara.

Gender construction is a problem that has existed until now. These problems arise because of the differences in roles, functions and responsibilities between men and women. Gender construction can even be seen when a new baby is born. This study aims to compare gender construction in Dutch cigarette advertising posters (Caballero 1980, Caballero 1995, and Marlboro 1999) with cigarette advertising posters from Indonesia (Djarum Super 1985, Djarum Super 1989, and Gudang Garam 1999). This research uses a descriptive qualitative method and Roland Barthes' semiotic theory which discusses the meaning of denotation and connotation. This study compares the representation of gender construction based on J. MacInnes theory on three Dutch cigarette advertisement posters with three Indonesian cigarette advertisement posters. The analysis concludes that Indonesian cigarette advertisement posters generate more gender constructs than Dutch cigarette advertisement posters. Dutch cigarette advertisement posters show a higher tolerance value because characters with different genders are depicted as equal individuals."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jakarta: CIBA, 2007
305.3 ANG
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>