Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 186483 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yogyakarta: Pusat Studi Asia Pasifik, Universitas Gadjah Mada, 2000
499.12 PRO
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tien Virginia Arisoi
"ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang gagalnya forum kerjasama Border Liaison Meeting
yang dilaksanakan oleh RI-PNG untuk mengatasi meningkatnya ancaman
keamanan non tradisional di perbatasan RI dan PNG. Border Liaison Meeting
(BLM adalah forum pertemuan tingkat daerah yang diselenggarakan oleh
pemerintah Propinsi Papua (RI) dengan Pemerintah PNG dalam rangka
mendukung pembangunan wilayah perbatasan dan penyelesaian isu-isu keamanan
non tradisional di kawasan perbatasan kedua negara.Penelitian ini adalah
penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif analitis sebagai penelitian
interpretatif yang menekankan pemahaman pada dunia sosial. Penelitian ini
menunjukkan hasil bahwa kedua Negara belum siap untuk melakukan pembukaan
pasar bersama dalam mengimplementasikan hasil BLM dan kurangnya sarana
prasarana bagi petugas pengawas keamanan di perbatasan. Dengan ketidaksiapan
ini maka menghasilkan masalah baru yaitu meningkatnya ancaman keamanan
non-tradisional di kawasan perbatasan RI-PNG khususnya di Propinsi Papua.

ABSTRACT
The focus of this studey is analyzing the failure of Border Liaison Meeting Forum MOU
between the Republic of Indonesia and Papua New Guinea (PNG) to deal with the nontraditional
security threats in the border area of the two countries. BLM is a region-level
forum held by the province of Papua and the government of PNG in order to support the
development of border areas as well as handle the non-traditional issues occurred in these
areas. This study is qualitative research that aims to give a descriptive analysis of a social
phenomenon especially that happens in the border area of Indonesia and PNG. This study
summarize that MOU on BLM between the two countries has failed due to the lack
readiness in opening the open market accessed by the two countries as a way of
implementing the BLM. Moreover, Indonesian officials are still lacking of security
infrastructure to oversee the activities in the border areas. Therefore it gives new
problems especially the rise of non-traditional security threats in the border areas of PNGIndonesia
specifically in the Province of Papua."
2012
T30630
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Karena buku ini berkategori umum maka siapa saja dapat membacanya. Namun biasanya buku ini banyak dicari dan dibaca oleh kalangan remaja hingga orang dewasa.
Orang Asli Papua (OAP) menurut Undang-Undang Otonomi khusus Papua adalah orang yang berasal dari rumpun ras Melanesia yang terdiri dari berbagai suku-suku asli di Pulau Papua dan/atau yang diterima serta diakui sebagai orang asli Papua oleh masyarakat hukum adat Papua. Sebutan Orang Asli Papua melekat dengan istilah Masyarakat Hukum Adat (MHA) yang menggambarkan jati diri orang asli Papua itu sendiri termasuk dalam kontestasi pengelolaan sumber daya alam yang ada di tanah Papua. Dalam hal ini, termasuk dua provinsi di Indonesia yakni provinsi Papua dan Papua Barat.
Sinopsis
Buku ini menyajikan data dan informasi tentang kondisi dan perubahan sosial demografi OAP di Provinsi Papua Barat. Sebagai lokasi kajian yang lebih mendalam adalah dua kabupaten, yaitu:
(1) di Kabupaten Sorong yang merupakan daerah tujuan migrasi sehingga proporsi OAP kecil,
(2) Kabupaten Tambrauw yang penduduknya didominasi oleh OAP. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif."
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2019
995.4 ORG
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Sumardiman
Jakarta: Pradnya Paramita, 1982
341.598 ADI w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Franklin, Karl J.
"In this article the nature of the religious argot associated in particular with the spirits called Andaalu Rimbu and Rundu Rimbu discussed. An attempt has been made to supply the semantic derivations for the argot terms and for alternative names of spirits, even though most of the other spirits do not have as elaborate ceremonies as the AR or RR and few others, apparently, had an argot associated with them.
There are a variety of semantic processes whereby new argot terms are coined.
But most of the coined names are also simply mnemonic expressions. The practical point is that without some such mnemonic device cult adherents would not be able to adapt the argot quickly.
The variation in the names of the spirits suggests that the system has been in operation for a considerable time. There has also been a pragmatic approach to all cults and members are willing to borrow new rituals to suppleĀ­ ment the old. In a similar vein, it is no wonder that the Kewa of today find no problem if God is referred to by four different names by different missions in the area."
Freibourg, Switzerland: St. Paul, 1975
K 499.12 FRA k
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Goldman, Laurence
London: Tavistock, 1983
401.9 GOL t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Williams, Maslyn
Melbourne: Cheshire, 1970
919.503 WIL i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
van der Veur, Paul W.
Canberra: Australian National University Press, 1966
995.3 VEU s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Woolford, Donald Mark
St Lucia,Queensland: University of Queensland Press, 1976
995 WOO p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nelson, Hank
Australia: Penguin Books, 1974
919.503 NEL p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>