Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143578 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Siswandi Darmo Saputro
Jakarta: Lentera Ilmu Cendekia, 2015
330.9598 SIS e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Berbagai perkiraan mengenai besarnya laju pertumbuhan ekonomi
Indonesia tahun 1995 tampaknya tidak jauh berbeda dengan tahun 1994 yang melaju sebesar 7,3%. Ini berarti prediksi yang dilontarkan para pengamat pada akhir 1994 lalu tidak terlalu meleset, Ketika itu
Bank Indonesia dan Asian Development Outlook 1994 memasang angka 7,0%. Econit Advisory Group, Merryll Linch sekitar 7,5%. Sedangkan Nomura Research Institute meramalkan sebesar 7,3%. Untuk tahun 1996 angka pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan sedikit di
bawah tahun 1995 karena pemerintah akan berupaya meredam perekonomian yang cenderung overheating. Upaya pendinginan telah dimulai dengan menaikkan reserve requirement bank dari2% menjadi 3%. Selanjutnya, pemerintah tampaknya akan mempertahankan tingkat suku bunga perbankan yang relatif tinggi. Lalu berusaha menahan
laju impor untuk mengurangi pembengkakan defisit transaksi berjalan. Realisasi investasi pada tahun 1996 besar kemungkinan akan lebih rendah dibandingkan tahun 1995. Selain itu, sebagian besar pertumbuhan ekonomi di negara-negara tujuan ekspor utama
Indonesia juga cenderung menurun. "
320 ANC 25:1 (1996)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Berbagai perkiraan mengenai besarnya laju pertumbuhan ekonomi
Indonesia tahun 1995 tampaknya tidak jauh berbeda dengan tahun 1994 yang melaju sebesar 7,3%. Ini berarti prediksi yang dilontarkan para pengamat pada akhir 1994 lalu tidak terlalu meleset, Ketika itu
Bank Indonesia dan Asian Development Outlook 1994 memasang angka 7,0%. Econit Advisory Group, Merryll Linch sekitar 7,5%. Sedangkan Nomura Research Institute meramalkan sebesar 7,3%. Untuk tahun 1996 angka pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan sedikit di
bawah tahun 1995 karena pemerintah akan berupaya meredam perekonomian yang cenderung overheating. Upaya pendinginan telah dimulai dengan menaikkan reserve requirement bank dari2% menjadi 3%. Selanjutnya, pemerintah tampaknya akan mempertahankan tingkat suku bunga perbankan yang relatif tinggi. Lalu berusaha menahan
laju impor untuk mengurangi pembengkakan defisit transaksi berjalan. Realisasi investasi pada tahun 1996 besar kemungkinan akan lebih rendah dibandingkan tahun 1995. Selain itu, sebagian besar pertumbuhan ekonomi di negara-negara tujuan ekspor utama
Indonesia juga cenderung menurun. "
320 ANC 25:1 (1996)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Berbagai perkiraan mengenai besarnya laju pertumbuhan ekonomi
Indonesia tahun 1995 tampaknya tidak jauh berbeda dengan tahun 1994 yang melaju sebesar 7,3%. Ini berarti prediksi yang dilontarkan para pengamat pada akhir 1994 lalu tidak terlalu meleset, Ketika itu
Bank Indonesia dan Asian Development Outlook 1994 memasang angka 7,0%. Econit Advisory Group, Merryll Linch sekitar 7,5%. Sedangkan Nomura Research Institute meramalkan sebesar 7,3%. Untuk tahun 1996 angka pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan sedikit di
bawah tahun 1995 karena pemerintah akan berupaya meredam perekonomian yang cenderung overheating. Upaya pendinginan telah dimulai dengan menaikkan reserve requirement bank dari2% menjadi 3%. Selanjutnya, pemerintah tampaknya akan mempertahankan tingkat suku bunga perbankan yang relatif tinggi. Lalu berusaha menahan
laju impor untuk mengurangi pembengkakan defisit transaksi berjalan. Realisasi investasi pada tahun 1996 besar kemungkinan akan lebih rendah dibandingkan tahun 1995. Selain itu, sebagian besar pertumbuhan ekonomi di negara-negara tujuan ekspor utama
Indonesia juga cenderung menurun. "
320 ANC 25:1 (1996)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Berbagai perkiraan mengenai besarnya laju pertumbuhan ekonomi
Indonesia tahun 1995 tampaknya tidak jauh berbeda dengan tahun 1994 yang melaju sebesar 7,3%. Ini berarti prediksi yang dilontarkan para pengamat pada akhir 1994 lalu tidak terlalu meleset, Ketika itu
Bank Indonesia dan Asian Development Outlook 1994 memasang angka 7,0%. Econit Advisory Group, Merryll Linch sekitar 7,5%. Sedangkan Nomura Research Institute meramalkan sebesar 7,3%. Untuk tahun 1996 angka pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan sedikit di
bawah tahun 1995 karena pemerintah akan berupaya meredam perekonomian yang cenderung overheating. Upaya pendinginan telah dimulai dengan menaikkan reserve requirement bank dari2% menjadi 3%. Selanjutnya, pemerintah tampaknya akan mempertahankan tingkat suku bunga perbankan yang relatif tinggi. Lalu berusaha menahan
laju impor untuk mengurangi pembengkakan defisit transaksi berjalan. Realisasi investasi pada tahun 1996 besar kemungkinan akan lebih rendah dibandingkan tahun 1995. Selain itu, sebagian besar pertumbuhan ekonomi di negara-negara tujuan ekspor utama
Indonesia juga cenderung menurun. "
320 ANC 25:1 (1996)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sri Paransih Darmastuti
"Konsep green economy muncul sebagai suatu gagasan dan solusi terhadap fenomena kerusakan lingkungan hidup yang terjadi secara global, khususnya dalam merespon fenomena-fenomena berikut: eksploitasi sumber daya alam oleh aktor negara maupun non-negara, terjadinya misalokasi modal yang berujung pada terjadinya krisis finansial global sebagai akibat dari liberalisasi perdagangan yang ditopang oleh ideologi kapitalis, serta orientasi negara-negara dalam mewujudkan pembangunan ekonomi jangka pendek yang menegasikan aspek lingkungan dan kesejahteraan sosial.
Tujuan dari tinjauan literatur ini adalah memetakan perkembangan literatur mengenai green economy secara konseptual dan praktik kebijakan berdasarkan tiga level analisis, yaitu global, regional, dan nasional. Tinjauan literatur ini berfokus untuk menjawab pertanyaan bagaimana perkembangan green economy ditinjau dari sisi konseptual dan praktik kebijakan.
Melalui metode tipologi, terdapat tiga poin utama yang dapat menjelaskan jawaban dari pertanyaan di atas. Pertama, terdapat kontestasi wacana dalam perkembangan green economy di tingkat global, yaitu ditinjau dari perspektif tiga institusi internasional UNEP, OECD, World Bank serta perspektif akademisi. Kedua, terdapat faktor-faktor yang menentukan perkembangan praktik kebijakan green economy di suatu negara maupun kawasan, yaitu faktor institusional, faktor sumber daya manusia, serta faktor finansial. Ketiga, tata kelola lingkungan oleh aktor negara dan aktor non-negara memegang peranan penting dalam perkembangan praktik kebijakan green economy, khususnya ditinjau dari perspektif ilmu hubungan internasional. Sebagai kesimpulan, tulisan ini berargumen bahwa ditinjau dari pembahasan konseptual green economy yang masih terpusat pada tataran global serta beragamnya intensitas tantangan yang dihadapi dalam perkembangan praktik kebijakan di level global, regional, dan nasional, kondisi dunia saat ini masih sangat jauh dari implementasi green economy.

The concept of green economy emerges as an idea and solution to the environmental damage phenomenon happening globally, especially as a responding act to the following phenomenas the exploitation of natural resources by state and non state actors, the occurrence of capital misallocation that led to the global financial crisis as a result of trade liberalization which supported by capitalist ideology, and the orientation of countries for implementing short term economic development that negates the environment and social welfare aspects.
The objectives of this literature review is to mapping the development of literature on green economy based on conceptual and policy practices in terms of three levels of analysis, which are global, regional, and national. This literature review focuses on answering the question of how the green economy evolves in terms of conceptual and policy practices.
Through typology method, there are three main points that can explain the answer to the question above. First, there is a contestation of discourse in the development of green economy at the global level, which are viewed from the perspective of three international institutions UNEP, OECD, World Bank , and also viewed from academic perspectives. Second, there are several important factors that determine the development of green economy policy practices within a country or region, which are institutional factor, human resources factor, and financial factor. Third, environmental governance by state actors and non state actors play an important role in the development of green economy policy practices, especially viewed from international relations perspective. In conclusion, this paper argues that in terms of the green economy conceptual discussion that is still centered on the global level and the diverse intensity of challenges encountered in the policy practices development at global, regional, and national levels, the current world condition is still very far from green economy implementation."
2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nursyam El Muhammadi
"The thesis examine about the influence of macroeconomy toward sectoral stock price index in Indonesia Stock Exchange period 2000 - 2008. The objective is to know how GDP, Bank Indonesia Certificate rate, REER, world crude oil price and Dow Jones index influence stock index fluctuation in stock sector and also the influence of each variable toward each stock sector index.
Data was taken from panel data which contains from monthly data starting from 2000 up to 2008 for independent variable and stock sector price index as dependent variable. The author estimated independent variable as GDP, Bank Indonesia Certificate rate, REER, world crude oil price and Dow Jones index toward Stock Sector index price. The estimation used ordinary least squares method.
Base on the estimation, most of variable accord with research hypothesis. However WTI or world crude oil price not in accordance with research hypothesis. It was presume by significant increase in agriculture and mining stock price index which caused by increasing in international commodity market. Meanwhile, increasing agriculture and mining commodity price caused by increasing in world crude oil price.
The author recommendations are:
1) As an alternative financial institution, government should force stock market by providing incentive which made the corporate move forward to be a member in stock market.
2) Government should force agriculture sector since the significant increase in stock price index come from it. There after it will increase the contribution in agriculture sector toward GDP.

Penelitian ini tentang pengaruh makro ekonomi terhadap indeks harga saham sektoral di Bursa Efek Indonesia pada periode 2000-2008. Tujuan penelitian adalah mengetahui besarnya pengaruh PDB, tingkat suku bunga SBI, REER, harga minyak dunia dan indeks Dow Jones terhadap fluktuasi indeks saham sektoral dan besarnya pengaruh masing-masing variabel tersebut terhadap masing-masing indeks saham sektoral.
Data yang dipergunakan data panel yang terdiri dari data bulanan tahun 2000 sampai dengan tahun 2008 untuk variabel independen dan indeks harga saham sektoral sebagai variabel dependen. Penulis mengestimasi variabel independen berupa PDB, tingkat suku bunga SBI, REER, harga minyak dunia dan indeks Dow Jones terhadap indeks harga saham sektoral. Estimasi mempergunakan methode OLS (ordinary least squares).
Berdasarkan hasil estimasi, secara keseluruhan variabel yang diteliti telah sesuai dengan hipotesa penelitian. Hanya variabel WTI atau harga minyak dunia tidak sesuai dengan hipotesa penelitian. Hal ini diduga karena kenaikan indeks harga saham pertanian dan pertambangan yang sangat tinggi yang disebabkan oleh kenaikan harga komoditas di pasar international. Sementara tingginya harga komoditas pertanian dan pertambangan tersebut disebabkan oleh kenaikan harga minyak dunia.
Penulis merekomendasikan agar:
(1) Sebagai lembaga alternatif pembiayaan, pemerintah harus mendorong pasar modal dengan memberikan insentif bagi dunia usaha untuk menjadi emiten di pasar modal.
(2) Pemerintah perlu mendorong sektor pertanian mengingat besarnya peningkatan indeks harga saham sektor pertanian. Sehingga akan meningkatkan kontribusi sektor pertanian terhadap PDB."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T287\98
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmat Wibisono
"Studi ini membahas peran dari variabel makroekonomi yaitu inflasi, tingkat suku bunga bank sentral, output gap dan nilai tukar USD/IDR terhadap yield obligasi pemerintah dalam jangka pendek, menengah dan panjang. Dampak yang ditimbulkan dari pengaruh perubahan masing-masing variabel makroekonomi tersebut berbedabeda antar masing-masing obligasi pemerintah berdasarkan jangka waktunya. Hal ini akan mempengaruhi keputusan investor dalam memilih obligasi pemerintah. Model error correction yang digunakan dalam penelitian ini membantu untuk dapat memberikan informasi atas hubungan jangka pendek dan hubungan jangka panjang dari variabel makroekonomi dan yield obligasi pemerintah berdasarkan jangka waktunya. Disamping itu juga dapat diperoleh informasi mengenai speed of adjustment dari yield obligasi pemerintah apabila terjadi shock.

This study discussed impact of macro economy variables such as inflation rate, central bank interest rate, output gap and exchange rate to short term, medium term and long term government bond yield. The impact of those macro economy variables differ on government bond yield, depend on government bond maturity. Using an Error correction model (ECM) help us to identify short run and long run relation between government bonds yield and macro economy variables. Despitefully, using an Error correction model give us information about speed of adjustment from government bond yield if there are any economy shock."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T27573
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>