Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181455 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Feri Fernandes
"Remaja merupakan periode transisi dari masa anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental dan emosional. Tujuan penulisan karya ilmiah akhir ini adalah diketahuinya hasil penerapan terapi kelompok terapeutik sebagai bentuk stimulasi perkembangan remaja dengan pendekatan model Stuart dan model promosi kesehatan. Kelompok pertama 16 orang diberikan terapi kelompok terapeutik, pendidikan kesehatan dan pemberdayaan kader, kelompok dua 9 orang diberikan terapi kelompok terapeutik dan pemberdayaan kader saja.
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan terhadap kemampuan remaja dalam menstimulasi perkembangan dan perkembangan identitas diri lebih tingi pada kelompok yang diberikan terapi kelompok terapeutik, pendidikan kesehatan keluarga dan pemberdayaan kader. Terapi kelompok terapeutik direkomendasikan untuk dilakukan pada tatanan pelayanan kesehatan jiwa di masyarakat dengan melibatkan keluarga dan kader kesehatan jiwa untuk mencapai perkembangan remaja yang lebih optimal.

Adolescent is a period of transition from childhood to adulthood which is characterized by the acceleration of the development of physical, mental and emotional. The purpose of writing this paper is known the result of the application of group therapy as a form of therapeutic stimulation of adolescent development with approach of Stuart models and models of health promotion. The first group of 16 people given therapeutic group therapy, health education and empowerment of cadres, the second group 9 people given therapeutic group therapy and empowerment cadre only.
The results showed a higher increase in the ability to stimulate the development and adolescent identity development in the group given therapeutic group therapy, family health education and empowerment cadres. Therapeutic group therapy is recommended to be applied in order of mental health services in the community by involving families and mental health workers to achieve a more optimal adolescent development.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wetik, Syenshie Virgini
"Anak usia sekolah adalah individu yang berada pada rentang usia 6-12 tahun yang dikenal sebagai perkembangan fase industri. Karakteristik dari fase ini terdiri dari peningkatan 8 (delapan) aspek perkembangan yang meliputi perkembangan motorik, kognitif, emosi, bahasa, kepribadian, moral, spiritual dan psikososial. Apabila aspek perkembangan tersebut tidak tercapai maka akan mengakibatkan rasa tidak percaya diri pada anak. Untuk mencapai perkembangan yang optimal perlu dilakukan stimulasi perkembangan pada anak usia sekolah seperti Terapi Kelompok Terapeutik. Tujuan karya ilmiah ini adalah menggambarkan hasil pelaksanaan terapi kelompok terapeutik dalam meningkatkan perkembangan anak usia sekolah. Hasilnya menunjukkan adanya peningkatan kemampuan fase industri usia sekolah pada 22 klien kelolaan serta peningkatan kemampuan Ibu dalam menstimulasi perkembangan anak usia sekolah. Rekomendasi laporan ini dilakukan pada pelayanan kesehatan jiwa di masyarakat untuk mencapai perkembangan fase industri anak usia sekolah yang optimal.

School age children are individuals in the range 6-12 years old. They are in the industry versus inferiority development phase. The characteristic of industrial phase consist of 8 developmental aspect. The developmental aspects are motoric, cognitive, emotions, language, personality, moral, spiritual and psychososial. When those aspects can?t be fulfilled resulted inferiority. To fulfill those aspect children need optimum stimulation such as group therapy. The purpose of this scientific work is to describe the application of therapeutic group therapy in school-aged children to enhanching optimum school-aged development. 22 school-aged children was conducted in this scientific work. The result showed, there were increasing personal ability of the industrial phase in school-age children. This scientific work recommends this therapy to be used in primary health care to achieve optimum school-age development."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Emi Wuri Wuryaningsih
"Upaya promosi kesehatan jiwa sejak masa anak-anak penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Karya ilmiah akhir ini bertujuan menggambarkan hasil penerapan terapi kelompok terapeutik anak toddler dengan memberdayakan ibu dan kader kesehatan jiwa. Metode yang digunakan adalah penerapan terapi kelompok terapeutik dalam program Community Mental Health Nursing. Terapi kelompok terapeutik dapat meningkatkan pencapaian tugas perkembangan kemandirian anak, kemampuan ibu dalam menstimulasi perkembangan anak toddler secara holistik (motorik, kognitif, bahasa, emosikepribadian, moral-spiritual, psikososial), dan kemampuan kader kesehatan jiwa membantu keluarga untuk memfasilitasi perkembangan kemandirian anak toddler. Perawat Jiwa di Puskesmas dapat menerapkan terapi kelompok terapeutik dengan memberdayakan ibu, keluarga, dan kader kesehatan jiwa.

Mental health promotion in toddlerhood has important role to improve of Indonesian human resource quality. This scientific report describes implementation of toddler’s group therapeutic therapy by empowering mother and mental health cadre. The method used is toddler’s group therapeutic therapy in community mental health nursing program. The result showed the therapy could promote the achievement of autonomy in toddlerhood, the mothers’ ability in stimulating the holistic development of the toddlers (motoric, cognitive, language, emotion, personality, morale – spiritual, and psychosocial), and mental health cadre’s ability to help toddler’s family for otonomy development achievement. Mental health nurses in primary health care can implement the group therapeutic therapy by mother and mental health cadre empowerment.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Henny Kusumawati
"Tahap perkembangan anak usia sekolah dikenal dengan industry vs inferiority berada pada rentang usia 6-12. Karya ilmiah ini bertujuan menggambarkan hasil pelaksanaan terapi kelompok terapeutik TKT anak usia sekolah di komunitas dengan melibatkan 30 orang anak usia sekolah berusia 8-9 tahun, dibagi dalam dua kelompok besar. Metode yang digunakan adalah case study. Kelompok I dilakukan tindakan keperawatan ners dan tindakan keperawatan ners spesialis psikoedukasi keluarga dan terapi kelompok terapeutik. Kelompok II hanya dilakukan tindakan keperawatan ners dan terapi kelompok terapeutik.
Hasil tindakan keperawatan menunjukkan semua anak usia sekolah mengalami peningkatan dalam aspek perkembangan dan kemampuan industry serta kemampuan keluarga. TKT mempengaruhi perkembangan anak usia sekolah secara signifikan. Pelaksanaan TKT anak usia sekolah dengan melibatkan orang tua pada saat terapi sangat direkomendasikan pada tatanan pelayanan kesehatan jiwa di masyarakat dengan memberdayakan KKJ sebagai mitra perawat dalam mencapai perkembangan fase industry.

Stage of school age development are known by the industry versus inferiority that are range in the 6 12 years. This paper aims to describe the results of the implementation of group therapy, therapeutic TKT school age in the community by involving 30 school age, children are range 8 9 years, were divided into two large groups. The method used is a case study. Group I action nursing nurses and specialist nurses nursing actions family psychoeducation group therapy and therapeutic to empower the role KKJ of the volunteer in the home visit. Group II only do nurses and nursing actions therapeutic group therapy.
The results of nursing actions show all school age has increased in the aspects of development and the ability of industry and the ability of the family. TKT implementation of school age by involving parents at the time therapy is highly recommended in order of mental health services in the community by empowering KKJ as nursing partners in achieving the development phase of industry.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Irfanudin
"Perilaku bunuh diri merupakan penyebab kematian utama pada klien skizofrenia yang mengakibatkan kesedihan dan kerugian yang tidak terukur terhadap individu, keluarga dan masyarakat. Tindakan keperawatan ners, Cognitive Therapy dan Sosial Skiil Training diberikan pada klien bertujuan untuk menurunkan tanda gejala risiko percobaan bunuh diri, meningkatkan harga diri klien, mampu mnegontrol emosi dan perilaku, memanfaatkan system pendukung yang ada, mampu mengendalikan keinginan untuk mencederai diri sendiri serta meningkatkan kemampuan klien dalam bersosialisasi dengan orang lain. Tindakan keperawatan diberikan kepada 10 klien risiko bunuh diri 5 klien mendapatkan tindakan keperawatan Ners generalis dan Ners Spesialis Cognitive therapy dan 5 klien mendapatkan tindakan keperawatan ners generalis, ners spesialis cognitive therapy dan social skill training dengan menggunakan pendekatan model stres adaptasi stuart. Hasil yang didapatkan adalah terjadi penurunan tanda gejala risiko bunuh diri pada aspek kognitif, afektif, fisiologis, perilaku dan sosial, terjadi peningkatan harga diri klien dan kemampuan klien dalam bersosialisasi dengan orang lain, dan tindakan keperawatan ners generalis, ners spesialis cognitive therapy dan sosial skill training mempunyai pengaruh yang lebih baik dari pada klien yang hanya mendapatkan pemberian tindakan keperawatan Ners generalis dan Ners Spesialis Cognitive therapy. Hasil penanganan kasus ini merekomendasikan pentingnya tindakan keperawatan ners generalis, ners spesialis cognitive therapy dan sosial skill training dan melakukan pengawasan evaluasi stressor yang muncul serta perlunya kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antidepresan.

Suicidal behavior is the leading cause of death in schizophrenic clients resulting in grief of suffering, and unmeasured harm to individuals, families and communities. Nursing intervention and Cognitive Therapy and Social Skiil Training SST are given to clients aimed at reducing the risk symptom signs of attempted suicide, increasing client self esteem, being able to control emotions and behavior, utilizing existing support systems, self injury and improve the ability of clients in socializing with others. Nursing Intervention, CT and SST were given to 5 clients of risk suicide 5 clients received Ners generalist action and Ners Specialist Cognitive therapy and 5 clients received ners generalist treatment, cognitive therapy ners specialist and social skill training by using the stuart tress adaptation model approach. The finding indicated decrease in signs of suicide risk symptoms on the aspects of cognitive, affective, physiological, behavioral and social aspects, increasing client 39 s self esteem and the ability of clients in socializing with others and ners generalist actions, specialist cognitive therapy and social skills training has a better effect than the clients who only get nursing treatment Generalist Ners and Ners Specialist Cognitive therapy. The results of this case recommend the importance of generalist nursing actions, specialist cognitive therapy and social skills training and monitoring evaluating the emerging stressors as well as the need for collaboration with the medical team in the administration of antidepressants"
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Norman Wijaya Gati
"Lansia mengalami perubahan biologis, psikologis dan sosial. Diperlukan dukungan untuk membantu lansia beradaptasi melalui pendekatan keperawatan. Tujuan dari KIA ini adalah menggambarkan penerapan terapi kelompok terapeutik dan reminisence untuk mencapai integritas diri menggunakan pendekatan model stres adaptasi stuart dan model adaptasi Roy. Sejumlah 20 lansia menjalani terapi TKT, 10 yang mengalami depresi dan HDRS dilanjutkan dengan terapi reminisence.
Hasil: terjadi peningkatan integritas diri lansia, penurunan tanda gejala depresi dan HDRS.
Kesimpulan: pemberian TKT dapat membantu lansia beradaptasi dan mencapai integritas diri, sedangkan reminisence mampu menurunkan tanda gejala depresi dan HDRS. Diperlukan penelitian lanjut tentang faktor yang mempengaruhi pencapaian integritas diri.

Elderly changing biologically, psychologically and socially through time. They need support to adapt changes in their lifetime. The purpose of this scientific work is to know the Therapeutic Group Therapy dan Reminisence Application to Achieve Personal Integrity in Elderly Through Stuart Stress Adaptation and Roy Adaptation Model. 20 Elderly recruited to therapeutic group therapy, and 10 depressed elderly continued with Reminiscence therapy.
The Result shows there were increasing personal integrity and decreasing symptom of depression and situational low sel-esteem.
Therapeutic group therapy help elderly adapt the changes, while Reminiscence decrease depression and situational low self-esteem. Need further research about factors influence personal integrity in elderly.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Susanti
"Anak usia sekolah merupakan generasi masa depan bangsa yang perlu diperhatikan tumbuh kembangnya. Perkembangan anak usia sekolah meliputi aspek motorik, kognitif, bahasa, kepribadian, emosi, moral, spiritual, dan psikososial yang dapat distimulasi dengan TKT. Karya ilmiah akhir ini bertujuan menguraikan penerapan terapi kelompok terapeutik terhadap peningkatan pencapaian tugas perkembangan industri anak usia sekolah. Penerapan TKT anak sekolah di komunitas ini menggunakan pendekatan interpersonal Peplau dan perkembangan Erickson. Pemberian TKT meningkatkan kemampuan anak secara motorik, kognitif, bahasa, moral, spiritual, emosi, kepribadian dan psikososial serta kemampuan industri anak usia sekolah. Terapi kelompok terapeutik anak sekolah direkomendasikan untuk dilakukan pada tatanan pelayanan kesehatan di masyarakat sebagai bentuk pelayanan keperawatan kesehatan jiwa pada anak usia sekolah dan keluarga dengan melibatkan kader kesehatan yang ada guna mengoptimalkan perkembangan industri anak sekolah.

School age children are the future generation of the nation. It is important to pay attention to their growth and development. Children?s growth are including motoric, cognitive, language, moral, personality, spiritual, emotional, and psychosocial aspects which can be stimulated using Therapeutic Group Theraphy (TKT). The purpose of this scientific paper was to elaborate the application of TKT in facilitating the achievement of industry developments task of school-age children. TKT was applied to school age children living with their families of selected community area. The Interpersonal theory of Peplau and Erikson were used as an integrated approach. It showed that TKT has increased all aspects of children?s abilities in motoric, cognitive, language, moral, personality, spiritual, emotional, and psychosocial, and also school age children industry abilities. School?s TKT was recommended to be applied in public health service system by integrating the mental health nursing services to school age children and families as well as by involving health cadre to optimize the school age children industry developments sustainability.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Wisanti
"Prevalensi perokok remaja terus meningkat bahkan di usia yang semakin muda. Aktif Mandiri edukasi interaktif, latihan asertif, dan manajemen diri sebagai salah satu tindakan keperawatan yang diharapkan dapat merubah perilaku dan persepsi remaja tentang perilaku merokok. Karya ilmiah akhir ini bertujuan untuk memberikan gambaran pengaruh intervensi keperawatan Aktif Mandiri untuk mengatasi masalah perilaku merokok pada remaja. Pelaksanaan intervensi ini dilakukan di komunitas khususnya setting sekolah yang mengelola 106 remaja perokok di SMP dan keluarga dengan sepuluh keluarga kelolaan di Kelurahan Curug selama satu tahun. Hasil evaluasi menunjukkan ada peningkatan rerata pengetahuan P=0.001, sikap P=0.007, dan perilaku P=0.001 sedangkan pada persepsi tidak terjadi peningkatan rerata P=0.056 dan peningkatan kemandirian keluarga. Intervensi Aktif Mandiri ini dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan perubahan perilaku secara signifikan tentang perilaku merokok. Disarankan agar intervensi Aktif Mandiri diterapkan di sekolah yang terintegrasi dengan program kesehatan remaja.

Adolescent smoker prevalence continues to increase in younger ages. Aktif Mandiri intervention interactive education, assertive training, and self-management is a nursing action as a strategy to prevent and handle smoking behavior by changing the perception and behavior of adolescents. The aim of this paper were to identify the influence of Aktif Mandiri on adolescents behavior and perception about smoking, conducted in school and family settings. Implementiation of this intervention was conducted in the community especially in school settings with 106 adolescent smokers in junior high schools and ten families at Curug. The result showed that there was significant increase of knowledge P = 0.001, attitude P = 0.007, and behavior P = 0.001, while there was no change in perception aspect P = 0.056 and increase of family independence. This Aktif Mandiri intervention can significantly increasing knowledge, attitude and behavior about smoking behavior. Aktif Mandiri education is recommended to implemented in school and integrated with adolescent health program. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Deasti Nurmaguphita
"Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran dari hubungan pola asuh dengan perilaku seksual beresiko pada remaja di Kecamatan Pundong Kabupaten Bantu!, DIY. Desain penelitian ini adalah descriptive correlational secara cross sectional. Responden dalam penelitian ini berjumlah 102 remaja. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara pola asuh dengan perilaku seksual beresiko pada remaja. Sedangkan variabel yang paling mempengaruhi perilaku seksual beresiko pada remaja di Kecamatan Pundong Kabupaten Bantu! adalah pola asuh otoriter. Penelitian ini merekomendasikan perlu adanya pola komunikasi dalam keluarga yang terbuka untuk mencegah perilaku seksual beresiko pada remaja.

This study was aiming to gain an overview of the parenting relationship with a risk sexual behavior in adolescents in Pundong Bantul, Y ogyakm1a. The design of study was cross-sectional descriptive correlational. Respondents in this study amounted to 102 teenagers. The sampling technique was done by cluster sampling. The results of this study suggested a link between parenting style with risk sexual behavior in adolescents. The most influenced variable sexual risk behavior in adolescents in Pundong, Bantul was authoritarian parenting. The study recommended the need for open communication patterns in family to prevent risk sexual behavior in adolescents.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42407
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alexandra Azalea Vargas
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan ayah dengan masalah perilaku remaja di Jakarta Pusat. Masalah perilaku yang diukur dalam penelitian ini adalah masalah emosional, distres psikologis, conduct problem, dan perilaku kekerasan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan alat ukur keterlibatan ayah, Strength and Difficulties Questionnaire (SDQ) untuk mengukur masalah emosional dan conduct problem, Hopkins Symptom Checklist-25 (HSCL-25) untuk mengukur distres psikologis, dan alat ukur perilaku kekerasan. Responden dalam penelitian ini adalah siswa kelas X yang berasal dari tiga sekolah menengah atas (SMA) di Jakarta Pusat dan ayah yang menjadi responden dalam penelitian ini. Sebanyak 403 responden anak dan 133 responden ayah dipilih melalui teknik random sampling. Berdasarkan teknik analisis data pearson correlation test, terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan ayah dan tiga bentuk masalah perilaku, yakni masalah emosional, distres psikologis, serta conduct problem. Adapun pada perilaku kekerasan tidak ditemukan hubungan yang signifikan dengan keterlibatan ayah.

This quantitative study investigated the relationship between father involvement and behavior problems among adolescents in Central Jakarta. Behavior problems consisted of emotional problem, psychological distress, conduct problem, and violent behavior. Father involvement inventory are used to measure father involvement, subtest of emotional symptom and conduct problem of The Strength and Difficulties Questionnaire (SDQ) to measure emotional and conduct problem, The Hopkins Symptom Checklist-25 (HSCL-25) to measure psychological distress, and violent behavior inventory to measure violent behavior. There were 403 adolescents and 133 father participated in this study, selected by random sampling. According to measurement using Pearson Correlation Test, the results indicated that there were significant relationships between father involvement and emotional problem, psychological distress, as well as conduct problem. No significant relationships were found between father involvement and violent behavior."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55790
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>