Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 187856 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Supardi
"Studi tentang interseksi antara budaya dan kejahatan merupakan minat yang terus mendapat perhatian di dalam Kriminologi. Budaya dan kejahatan, dalam konteks tertentu, merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Dalam pandangan mainstream hal ini kerap diletakkan dalam kerangka sub-budaya dan cendrrung dipertentangkan dengan budaya mainstream. Kriminologi budaya justru memberi ruang pemahaman yang melihat dan memperlakukan sub budaya semacam ini sebagai budaya yang otonom. Paradigma ini digunakan penulis untuk mencermati fenomena duta Kayuagung sebagai bentuk budaya kejahatan. Duta Kayuagung merupakan budaya kejahatan yang muncul sebagai tanggapan orang Kayuagung atas ketimpangan antara keinginan mencapai tujuan-tujuan budaya dengan keterbatasan cara untuk mencapai tujuan tersebut. Proses kemunculan duta berkaitan dengan transformasi cara orang Kayuagung mencari penghidupan dengan merantau melalui berdagang dengan perahu kajang. Transformasi ini berlangsung seiring proses internalisasi terhadap kondisi eksternal yang dihadapi orang Kayuagung yang berkaitan dengan dinamika perubahan di sekelilingnya. Duta Kayuagung mengalami kesinambungan karena bersifat dinamis dan adaptif terhadap kondisi eksternal yang dihadapi masyarakat Kayuagung. Proses transmisi nilai-nilai duta juga berlangsung dalam bergam aktifitas budaya masyarakat Kayuagung. Duta memiliki peranan sebagai sarana kontestasi bagi masyarakat Kayuagung terutama untuk bersanding dan bertanding dengan masyarakat di luar Kayuagung. Teori yang dijadikan landasan dalam disertasi ini adalah Teori Anomi dari Merton, Teori Transmisi Budaya dari Shaw dan McKay, Teori Demonisasi dari Stanley Cohen dan Teori Practice dari Pierre Boudieu. Metode yang digunakan adalah metode Ginealogi dari Michel Foucault. Kesimpulan disertasi ini adalah praktik duta merupakan bentuk adaptasi atas ketimpangan struktural yang mengalami pelembagaan sehingga menjadi budaya, kesinambungan terjadi karena adanya transmisi nilai-nilai antar generasi dengan menggunakan lahan sosial budaya. Duta merupakan sarana bagi orang Kayuagung untuk mendapatkan posisiposisi sosial dalam konteks kontestasi sesama orang Kayuagung dan bahkan dengan masyarakat di luar Kayuagung.

Studies on the intersection between culture and crimes are interests that continue to get attention in Criminology. Culture and crimes, in certain contexts, are two things that affect each other. It is, in the context of mainstream, often placed in the framework of sub-cultural and tends to be contrasted with the cultural mainstream. Cultural criminology, in fact, gives an understanding space which sees and treats such sub-culture as an autonomous culture. Such paradigm is used by the author to examine the phenomenon of Kayuagung Duta as a form of a criminal culture. Kayuagung Duta constitutes a criminal culture emerging as responses of Kayuagung community to the imbalances between the desire of achieving cultural objectives and the limitations of ways to achieve the objectives. The process of the emergence of duta deals with the transformation of the ways of Kayuagung community making lives by sailing using Kajang boats. Such transformation takes place as the process of internalization of the external conditions faced by Kayuagung community related to the dynamics of change around them. Kayuagung duta runs continuously due to its good dynamics and adaptation to the external conditions faced by Kayuagung community. The transmission processes of duta values also occur in various cultural activities of Kayuagung community. Duta functions as a tool of contestation for Kayuagung community, especially for being equal and competing with outsiders. The author employs various theories, such as Anomie theory of Merton, theory of Cultural Transmission of Shaw and McKay, Demonization theory of Stanley Cohen and Practice theory of Pierre Boudieu. The author also employs the method of Gynealogi of Michel Foucault. The results of the research reveal that the practice of duta is a form of an adaptation on the structural imbalances that experiences an institutional process to become a culture. The continuity happens because of the transmission of values from one generation to the next generation in the social and cultural fields. Duta constitutes a means for Kayuagung community for achieving social positions in the context of contestation with other Kayuagung people and even with outsiders."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
D1913
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siswantoro
"[ABSTRAK
Penulisan ini dibuat untuk mengetahui karier kriminal duta dari hal mendasar
yang bermula dari proses mempelajari tindak kejahatan yang biasa duta lakukan
seperti mencuri, menipu, serta membohongi korban dengan trik-trik yang telah
dipelajari kemudian menerapkan, selanjutnya memutuskan pilihan untuk tidak
melanjutkan profesi seperti duta. Analisis menggunakan sudut pandang teori
desistance serta teori career criminal dengan mengetahui alasan-alasan apa saja
yang melatarbelakangi duta berhenti untuk melakukan tindak kejahatan seperti
yang biasa duta lakukan. Penulisan ini menggunakan metode kajian kepustakaan
melalui penelusuran data sekunder yang berkaitan dengan fokus penulisan. Hasil
dari penulisan ini menyimpulkan bahwa alasan mendasar yang mengakibatkan
duta memilih untuk melakukan desistance berdasarkan alasan internal dan
eksternal dari dalam diri pelaku yang mengacu pada pemikiran dari Farrall &
Calverley dalam bukunya yang berjudul understanding desistance from crime.

ABSTRACT
This article is an effort to understand duta criminal career starting from basic
criminal learning process of a duta including theft, fraud, and scam the victims
using certain tricks and methods learned, then practicing those tricks and methods
to finally decide to withdraw from the path of becoming a duta. Within the
analysis, theory of desistance and criminal career is being used to understand and
reasoning behind the decision of desisting from criminal career as a duta. Current
study utilizes secondary data as literary method within the research focus. Result
of current study shows that the reasoning behind this phenomenon are based on
internal and external explanations within the subjects itself, as mentioned by
Farrall & Calverley within their book entitled Understanding Desistance From
Crime., This article is an effort to understand duta criminal career starting from basic
criminal learning process of a duta including theft, fraud, and scam the victims
using certain tricks and methods learned, then practicing those tricks and methods
to finally decide to withdraw from the path of becoming a duta. Within the
analysis, theory of desistance and criminal career is being used to understand and
reasoning behind the decision of desisting from criminal career as a duta. Current
study utilizes secondary data as literary method within the research focus. Result
of current study shows that the reasoning behind this phenomenon are based on
internal and external explanations within the subjects itself, as mentioned by
Farrall & Calverley within their book entitled Understanding Desistance From
Crime.]"
2015
TA-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Chisa Belinda
"Fenomena geng klitih merupakan suatu sebutan masyarakat Yogyakarta terhadap kasus kejahatan jalanan (street crime) yang dilakukan oleh sekumpulan geng remaja/pelajar. Motif kejahatannya beragam dan di luar orientasi materi, seperti balas dendam antarkelompok, menunjukkan solidaritas kelompok, pemberontakan terhadap sistem, hingga ajang unjuk eksistensi diri. Sementara itu, latar belakang lingkungan keluarga, pergaulan di sekolah, dan lemahnya social bond memiliki peran vital dalam pembentukan faktor kriminogen individu yang terlibat. Tesis ini membahas fenomena geng klitih dengan pendekatan kriminologi budaya yang berhubungan dengan subkebudayaan delinkuen, pengaruh dinamika kota dan penduduk, serta peranan agen kontrol sosial baik lembaga pemerintahan hingga masyarakat. Hasil penelitian ini berupa suatu gagasan pengendalian sosial kejahatan di luar peradilan pidana yang berbasis pada pelibatan agen masyarakat sesuai dengan konteks pandangan kriminologi budaya.

A phenomenon of Klitih gang is a term mentioned by the people of Yogyakarta toward street crime conducted by a group of youth/student geng. The motive of the crimes are vary and beyond money orientation, such as revenge among groups, to expressed groups solidarity, rebellion against the system, and to show self exsistence. Meanwhile, family background, school‘s association, and weak social bond have a vital role in forming a criminogenic factor of the person involved. This thesis discusses the phenomenon of the Klitih gang with a cultural criminology approach that is related to delinquent subcultures, the impact of city and population dynamics, and the role of social control agents in both the government agency and society. The result of this thesis is in a form of a notion of social crime control throughout criminal justice based on the involvement of the community in accordance to the context of the cultural criminology views."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: The Indonesian Council on World Affairs (ICWA),
DUINWOR
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Kangjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara VII
"Buku ini adalah buku panduan pergelaran Wayang Wong yang dengan lakon Anuman Duta. Pergelaran ini diselenggarakan di Astana Mangkunagaran dalam rangka menyambut kedatangan Raja Rama VII dari Siam (Thailand) dan Ratu di Astana Mangkunagaran."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
BKL.0741-WY 35
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1991
S20370
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dea Noviyanti
"Jepang terkenal sebagai negara yang kuat dengan culture powernya. Salah satu produk budaya populer Jepang yang terkenal adalah yuru kyara. Yuru kyara merupakan maskot
unik dibuat untuk mempromosikan suatu event, organisasi, kota dan lain-lain. Penelitian ini membahas peran yuru kyara sebagai duta budaya oleh negara asing di Jepang, yaitu negara Israel, Amerika, Finlandia, Afganistan dan Thailand. Terdapat tiga langkah dalam penelitian ini, langkah pertama pengumpulan data yang bersumber dari buku, jurnal dan artikel yang membahas yuru kyara. Langkah kedua penentuan data yang relevan terkait
dengan diplomasi budaya Jepang dengan negara asing. Langkah ketiga menganalisa peran yuru kyara dari data yang telah ditentukan di langkah kedua. Ditemukan bahwa tiga negara yang lebih aktif dalam memanfaatkan peran yuru kyara, yaitu Israel, Amerika dan Finlandia. Israel memfokuskan pengunaan yuru kyara di bidang pariwisata, sedangkan Amerika di bidang pendidikan dan Finlandia di bidang pariwisata serta budaya. Negara Afganistan dan Thailand untuk saat ini belum memaksimalkan penggunaan yuru kyara dalam diplomasi budayanya. Disarankan dilakukan penelitian lanjutan mengenai persentase
keberhasilan yuru kyara diukur dari tiga faktor diplomasi budaya.
Japan is known as a strong country with culture power. One of the popular products of Japanese popular culture is Yuru kyara. Yuru kyara is a unique mascot created to promote an event, organization, city and others. This final project discusses the role of the yuru kyara as acultural ambassador from foreign countries in Japan, Israel, America, Finland, Afghanistan and Thailand. There are three steps in this final project, the first step
is collecting data sourced from books, journals and articles that discussed yuru kyara. The second step is the determination of relevant data related to Japanese cultural diplomacy with foreign countries. The third step is analyzes the role of the yuru kyara from the data
specified in the second step. It was found that three countries were more active in exploiting the role of yuru kyara is Israel, America and Finland. Israel focuses on the use of the yuru kyara in tourism, while America in education and Finland in tourism and culture. Afghanistan and Thailand have not yet maximized the use of yuru kyara in cultural diplomacy. It is recommended that further research be made related the percentage of success of the yuru kyara measured by three factors of cultural diplomacy.
"
2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fahda Amir
"Tulisan ini memaparkan upaya pemerintah Arab Saudi dalam memperkenalkan budaya dan pariwisata Arab Saudi. Pemerintah Arab Saudi menyadari bahwa mereka tidak selamanya dapat bergantung pada sektor minyak. Mohammed bin Salman meluncurkan Visi Saudi 2030 sebagai rencana untuk mengurangi ketergantungan pada sektor minyak dan mendiversifikasi ekonomi. Salah satu poin pentingnya adalah mengembangkan sektor pariwisata. Otoritas Pariwisata Arab Saudi berupaya untuk memperkenalkan budaya dan pariwisata mereka dengan menunjuk grup Kpop Super Junior yang memiliki popularitas besar dan mampu menarik publik internasional. Metode penelitian yang digunakan untuk menyusun artikel adalah metode kualitatif. Teknik pengumpulan data berupa studi pustaka dan data yang digunakan adalah data sekunder, seperti buku, jurnal, berita, artikel, dan video di internet. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori perubahan sosial dan diplomasi budaya. Hasil penelitian ini menunjukkan keseriusan Arab Saudi dalam memperluas sektor pariwisata yang ditandai dengan upaya mereka menggandeng Super Junior sebagai Duta Pariwisata Arab Saudi. Kerja sama Arab Saudi dengan grup asal Korea Selatan ini memiliki potensi untuk menarik wisatawan dan investor asing serta mengubah citra Arab Saudi di publik internasional dari konservatif menjadi lebih terbuka.

This article discusses the Saudi Arabian government's efforts in introducing Saudi Arabian culture and tourism. The Saudi Arabian government realizes that they cannot always depend solely on the oil sector. Mohammed bin Salman launched Vision Saudi 2030 as a plan to reduce dependence on the oil sector and diversify the economy. One of its important points is the enhancement of the tourism sector. The Saudi Arabian Tourism Authority aims to introduce their culture and tourism by appointing the K-pop group, Super Junior, which has significant popularity and is capable of attracting international audiences. The research method used to compile the article is qualitative. The data collection technique involves a library study using secondary data sources such as books, journals, news, articles, and videos on the internet. The theory used in this research is the theory of social change and cultural diplomacy. The research findings highlight Saudi Arabia's seriousness in expanding the tourism sector, notably marked by their efforts to collaborate with Super Junior as Saudi Arabia's Tourism Ambassador. Saudi Arabia's collaboration with the South Korean group has the potential to attract tourists and foreign investors, as well as change Saudi Arabia's international public image from conservative to more open."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sella Enoviana
"Analisis Situasi
1. Perkembangan financial technology di Indonesia yang kian meningkat khususnya pada subsektor Peer to Peer Lending (P2P Lending)
2. Pintek (PT Pinduit Teknologi Indonesia) hadir sebagai salah satu startup P2P Lending dengan fokus layanan pada penyediaan pinjaman dana pendidikan baik formal maupun nonformal di Indonesia
3. Masyarakat khususnya mahasiswa belum banyak mengetahui tentang Pintek sebagai penyedia layanan pinjaman dana pendidikan
4. Pintek memiliki komunitas Duta Edupreneur yang menyasar mahasiswa sebagai influencer bagi lingkungan sekitarnya terhadap layanan dari Pintek
5. Melalui hasil diskusi, diketahui bahwa Pintek membutuhkan program dalam rangka memaksimalkan potensi yang dimiliki komunitas Duta Edupreneur guna meningkatkan brand awareness perusahaan khususnya pada lingkup universitas
Tujuan
Meningkatkan interaksi dan partisipasi anggota dalam rangkaian kegiatan komunitas Duta Edupreneur serta meningkatkan brand awareness Pintek sebagai solusi investasi masa depan di kalangan mahasiswa khususnya pada anggota komunitas Duta Edupreneur
Khalayak Sasaran
Fokus pada anggota komunitas Duta Edupreneur sebagai khalayak sasaran utama, dan mahasiswa lain di sekitar lingkup anggota sebagai khalayak sasaran sekunder.
- Geografis: Anggota komunitas Duta Edupreneur (primer) serta mahasiswa lain (sekunder) yang berdomisili di Jabodetabek dan Bandung.
- Demografis: Laki-laki dan perempuan, 17-25 tahun, SES B-C, dengan pekerjaan sebagai mahasiswa.
- Psikografis: Memiliki minat pada pengembangan kompetensi diri melalui pendidikan formal maupun nonformal, memiliki keinginan untuk memberikan kebermanfaatan bagi sekitarnya.
- Behavioral: Senang berkumpul dalam komunitas, pengguna gawai aktif dan senang membagikan informasi kepada sekitarnya, digital savvy.
Pesan Kunci
Pintek memberikan kesempatan untuk mengembangkan kompetensi diri sebagai investasi masa depan Program "Ciptakan Kesempatan bersama Pintek" akan terbagi dalam rangkaian kegiatan berupa:
1. Pembuatan Web Page Khusus Duta Edupreneur
2. Optimalisasi Penggunaan Media Komunikasi (WhatsAppGroup dan Instagram)
3. Pengembangan Kompetensi Anggota
4. Special Event Komunitas
Jadwal
Januari - Juli 2020
Anggaran
Rp37.500.000,00
Evaluasi
Input: Evaluasi persiapan program
Output: Evaluasi atas hasil dari pelaksanaan program
Outcome: Evaluasi dampak yang diperoleh dari pelaksanaan program

Situation Analysis
1. Financial Technology especially Peer to Peer Lending (P2P Lending) has been increasing in Indonesia
2. Pintek (PT Pinduit Teknologi Indonesia) is one of P2P lending that provides loan over formal and nonformal education in Indonesia
3. There are still many target audience that has not know much about Pintek`s services
4. Pintek has Duta Edupreneur as their Brand Community which targets students to become influencers for their surroundings towards services from Pintek
5. Pintek needs a program to maximize the potential of the Duta Edupreneur community in order to increase company brand awareness, especially in the scope of universities
Goals
Increasing member interaction and participation within the Duta Edupreneur community program and increasing Pintek`s brand awareness as a future investment solution among students, especially members of the Duta Edupreneur community
Target Audience
Focus on Duta Edupreneur members as primary target audiences, and other students around Duta Edupreneur as secondary target audiences.
- Geographic: Duta Edupreneur members (primary) and other students (secondary) that lives in Jabodetabek and Bandung.
- Demographics: Student, male and female, 17-25 years old, SES B-C.
- Psychographic: Has an interest in developing self-competence through formal and non-formal education, has a desire to provide benefits to the surrounding.
- Behavioral: Happy to gather in communities, active gadget users and like to share information with the surrounding, digital savvy.
Key Message
Pintek provides an opportunity to develop self-competence as an investment in the future Program "Ciptakan Kesempatan bersama Pintek" will be divided into activities of:
1. Develop a Web Page for Duta Edupreneur
2. Optimizing the use of WhatsApp Group and Instagram
3. Member Competency Development
4. Community`s Special Event
Schedule
January - July 2020
Budget
Rp37.500.000,00
Evaluation
Input: Program preparation
Output: Conducting evaluation for the result of the execution
Outcome: Measuring the effects of the program
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Purwadi
Surakarta: Cendrawasih, 2010
899.222 PUR s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>