Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156592 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Unang Wirastri
"Pneumonia menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi yang terjadi pada pasien anak yang menjalani rawat inap di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto dari tahun 2010 - 2012.
Penelitian bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada balita di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Jenis penelitian observasional menggunakan pendekatan kasus kontrol.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara karakteristik balita (umur, riwayat BBLR, jenis kelamin, status imunisasi campak, status pemberian vitamin A, status gizi balita, dan pemberian ASI eksklusif), karakteristik ibu (pendidikan, pekerjaan dan pengetahuan) serta kepadatan hunian dengan kejadian pneumonia pada balita di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Pendidikan ibu merupakan faktor risiko paling dominan berhubungan dengan kejadian pneumonia pada balita (Exp ( ) = 4,509). Edukasi kepada orang tua yang disesuaikan dengan latar belakang pendidikan diperlukan sebagai upaya pencegahan pneumonia.

Pneumonia has become one of the highest mortality contributors among paediatric patients who admitted to Inpatient Department in Margono Soekarjo Hospital Purwokerto (MSHP) from 2010 - 2012. There are several factors which influence the morbidity and mortality rate due to pneumonia in underfive children.
This study aimed to identified risk factors related to the prevalence of pneumonia in children underfive years old in Margono Soekarjo Hospital Purwokerto. This study was an observational study which used case control approah.
The results showed that there were association between underfive children characteristics (age, history of low birth weight, sex, measles immunization status, vitamin A supplementation record, nutritional status, and exclusive breastfeeding), mother characteristics (education, occupation, and knowledge) and overcrowding with the prevalence of pneumonia in MSHP. Among those variables, education was the most dominant risk factor associated with occurence of pnemonia (Exp (β) = 4,509).
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistianingsih
"Benign Prostat Hiperplasia BPH merupakan pembesaran kelenjar prostat karena peningkatan kadar dehidrotestosteron dan proses penuaan. Salah satu tindakan untuk mengatasi BPH adalah pembedahan Transurethral Resection of the Prostate TURP . TURP sering menimbulkan masalah nyeri bagi pasien. Salah satu upaya untuk mengurangi nyeri dengan intervensi keperawatan mandiri foot massage. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh foot massage terhadap nyeri pasca pembedahan TURP. Desain penelitian quasi eksperimen dengan kelompok kontrol, sampel diambil dengan metode simple random sampling double blind. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 13 responden kelompok kontrol dan 13 responden kelompok intervensi. Hasil penelitian setelah dilakukan foot massage ada perbedaan score nyeri yang bermakna. Rerata nyeri pada kelompok intervensi lebih rendah daripada kelompok kontrol p=0,02 dan ada perbedaan nyeri setiap pemberian intervensi p=0.01 . Kesimpulan foot massage berpengaruh pada penurunan nyeri pasca pembedahan TURP.

Benign Prostatic Hyperplasia BPH is an enlarged prostate gland caused by increased dihydrotestosterone levels and aging process. One way to overcome BPH is Transurethral Resection of the Prostate TURP . However, pain is commonly felt by patients after TURP. The intervention of foot massage may be helpful to reduce the pain. The purpose of this study was to determine the effect of foot massage on the pain arises after TURP surgery. The design of this research was quasi experiment with control group, while the sample was taken by employing simple random sampling method, precisely double blind. The sample in this study consisted of 13 respondents, grouped as the control group, and another 13 respondents, grouped as the intervention group. The result showed that after getting a foot massage there was a significant difference of pain score. The average score of the intervention group was lower than that of the control group p 0.02 and there was a difference of the pain in each intervention p 0.01 . The conclusion is that foot massage has an effect on decreasing the pain after TURP surgery."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T47569
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahyu Septiwi
"Penilaian adekuasi hemodialisis dan kualitas hidup merupakan indikator penting untuk menilai keefektifan tindakan hemodialisis yang diberikan kepada pasien gagal ginjal terminal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara adekuasi hemodialisis dengan kualitas hidup pasien yang menjalani terapi hemodialisis. Desain penelitian menggunakan cross sectional dan pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling sesuai dengan kriteria inklusi. Pengukuran adekuasi hemodialisis dilakukan dengan menggunakan rumus Kt/V, dan penilaian kualitas hidup dengan menggunakan kuesioner WHOQoL. Hasil pengukuran adekuasi 101 responden, 42,6% mencapai adekuasi dan 57,4% tidak mencapai adekuasi.
Hasil penilaian kualitas hidup didapatkan bahwa 53,5% mempunyai kualitas hidup baik dan 46,5% mempunyai kualitas hidup yang kurang. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara adekuasi hemodialisis dan kualitas hidup (p value = 0,000). Pemodelan multivariat faktor risiko menunjukkan bahwa responden yang mencapai adekuasi hemodialisis mempunyai peluang untuk mempunyai kualitas hidup yang baik sebesar 10,6 kali dibandingkan dengan pasien yang tidak mencapai adekuasi hemodialisis setelah dikontrol oleh variabel pekerjaan, kadar Hb, dan depresi. Perawat perlu meningkatkan kualitas asuhan dalam pencapaian adekuasi sehingga akan meningkatkan kualitas hidup pasien hemodialisis.

Assessment of hemodialysis adequacy and quality of life is an important indicator to assess the effectiveness of the actions given to hemodialysis patients with terminal renal failure. This study aims to determine the correlation between hemodialysis adequacy with the life quality of patients who undergoing hemodialysis therapy. The research used cross sectional design and the samples were taken by using purposive sampling method in accordance with the criteria of inclusion. Hemodialysis adequacy measurement was done by using the formula Kt / V, and assessment of quality of life by using questionnaire WHOQoL. Results of adequacy to 101 respondents showed 42.6% achieved adequacy and 57.4% did not achieve adequacy.
The quality of life assessment measurement showed 53.5% had good quality of life and 46.5% had poor quality of life. Statistical analysis showed that there was a significant correlation between hemodialysis adequacy and quality of life (p value = 0.000). Multivariate modeling of risk factors showed that respondents who achieve adequate hemodialysis have the opportunity to have good quality of life 10.6 times compared with patients who didn?t achieved hemodialysis adequacy after controlled by variables, Hb concentration, and depression. The nurses need to improve the quality of service in the adequacy achievement so that it will improve the quality of life of hemodialysis patients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Indriyani
"Prosedur pemasangan infus dapat menimbulkan nyeri dan juga trauma pada anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kompres hangat dan dingin kering terhadap skala nyeri anak usia sekolah saat pemasangan infus. Desain penelitian yang digunakan kuasi eksperimen post test only non equivalent control group yang terbagi dalam tiga kelompok yaitu kompres hangat (15 responden), kompres dingin (15 responden) dan kontrol (15 responden).
Hasil Uji statistik dengan Anova menunjukkan ada perbedaan pengaruh pada ketiga kelompok terhadap skala nyeri dengan p value = 0,0001; α: 0,05 dan hasil uji post hock menunjukkan bahwa pemberian kompres dingin mempunyai mean difference paling besar yaitu -4,267. Berdasarkan hasil penelitian ini maka kompres dingin lebih efektif menurunkan nyeri, oleh karena itu kompres dingin lebih disarankan untuk diterapkan dalam menurunkan nyeri pada anak yang dilakukan prosedur pemasangan infus.

IV canule insertion procedure can cause pain and also trauma in children. The purpose of this study was to determine the effect of dried warm and cold compress on pain rating scale of school-age children IV canule insertion. The study design used quasi-experimental post-test only non-equivalent control group, which were divided into three groups: warm compress (15 respondents), cold compress (15 respondents) and control (15 respondents).
Anova analysis showed there were differences in the effect of the three groups on the pain scale with p value = 0.0001; α : 0.05 and post hock test results showed that administration of cold compresses has the greatest mean difference (-4.267). Based on these results, the cold compress is more effectively to reduce pain, therefore, cold compress is recommended to be applied in reducing pain in children who carried IV canule insertion.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35301
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susi Hartati
"Pneumonia pada balita di Indonesia masih merupakan masalah kesehatan utama. Hal ini terlihat dengan tingginya angka morbiditas dan mortalitas pneumonia. Salah satu satu upaya untuk menurunkannya adalah dengan mengetahui faktor risiko yang menyebabkan terjadinya pneumonia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada anak balita di rumah sakit. Desain yang digunakan adalah cross sectional dengan 138 sampel.
Hasil penelitian dengan regresi logistik didapatkan 4 faktor risiko yang berhubungan significant yaitu usia balita, riwayat pemberian ASI, status gizi balita dan kebiasaan merokok keluarga. Kegiatan edukasi kepada orang tua balita tentang beberapa faktor tersebut perlu ditingkatkan untuk mencegah terjadinya pneumonia.

Pneumonia in children under five in Indonesia is still a major health problem. This can be seen in the high rates of morbidity and mortality of pneumonia. One of the efforts to lower it is by knowing the risk factors that cause pneumonia.
This study aims to determine the risk factors associated with the incidence of pneumonia in children under five in hospital. The study uses cross sectional design with 138 samples.
The results obtained with logistic regression show four significant risk factors: children under five, history of breastfeeding, nutritional status of children and family smoking habits. Promotion and awareness campaign on these factors should be conducted to prevent pneumonia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sumiati
"Studi ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik penderita pneumonia balita dan faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian pneumonia balita. Studi ini dilakukan pada bulan Februari sampai Maret 2014 di 1 Puskesmas kecamatan dan 5 Puskesmas kelurahan yang ada di wilayah Kecamatan Ciracas. Desain Studi yang digunakan adalah desain potong lintang (cross sectional).Jumlah sampel pada studi ini adalah 556 responden. Sampel diambil secara proportional stratified random sampling. Dari studi ini diketahui balita yang menderita pneumonia sebesar 152 balita (27,3%) dan yang tidak menderita pneumonia sebanyak 404 balita (72,7%).
Hasil analisis multivariat menunjukan terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan kejadian pneumonia yaitu, ASI Eksklusif OR 3,630 (95% CI: 2,266-5,818), status gizi balita OR 2,126 (95% CI: 1,191-3,777), riwayat imunisasi campak OR 2,372 (95% CI: 1,326-4,245), pengetahuan ibu OR 2,126 (95% CI: 1,197-3,777), sosial ekonomi OR 1,948 (95% CI 1,216-3,121), dan polusi rumah tangga OR 2,466 (95% CI: 1,405-4,330). Upaya intervensi terhadap perbaikan status gizi balita, promosi ASI eksklusif, status imunisasi campak, polusi dalam rumah tangga, dan peningkatan pengetahuan ibu, mempunyai peranan yang penting bagi pencegahan penyakit pneumonia pada balita.

This study aims to reveal the characteristics of pneumonia on children under five years old and factors associated with the occurrence of pneumonia on children under five years old. This study was conducted from February to March 2014 in six public health centers (Puskesmas) Ciracas sub-district, Eastern Jakarta. Cross sectional design was used in this study with the sample size of 556 respondents (mothers of children). Sample was taken by proportional stratified random sampling method.
It was found that 27.3% among respondent`s children were diagnosed with pneumonia. Result of multivariate analysis showed that there are some factors associated with the occurrence of pneumonia on children under five years old including exclusive breast-feeding with OR 3.630 (95% CI: 2.266-5.818), nutrition status OR 2.126 (95% CI: 1.191-3.777), measles immunization OR 2.372 (95% CI: 1.326-4.245), mother`s knowledge OR 2.126 (95% CI: 1.197-3.777), socio-economy OR 1.948 (95% CI 1.216-3.121), and indoor pollution OR 2.466 (95% CI: 1.405-4.330). Intervention efforts such as enhancing children`s nutritional status, promotion of exclusive breast feeding, measles immunization, mother`s knowledge, socio-economy and indoor pollution play an important role in the prevention of pneumonia on children under five years old.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42325
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Medya Aprilia Astuti
"Pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi pernapasan yang masih tinggi kejadiannya pada usia balita. Banyak faktor yang dapat memengaruhi pneumonia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui  faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada balita. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 237 balita. Berdasarkan uji regresi logistik prediktif didapatkan ada 5 variabel yang berhubungan  dengan kejadian pneumonia yaitu usia, durasi pemberian ASI, riwayat imunisasi, kepadatan hunian dan status ekonomi. Adapun faktor yang paling berhubungan dengan kejadian pneumonia pada penelitian ini adalah riwayat imunisasi (OR 20,372). Program promosi kesehatan pada pelayanan kesehatan lebih ditingkatkan mengenai faktor risiko tersebut sebagai upaya preventif terjadinya pneumonia pada balita. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian dengan metode case control.

Pneumonia is one of the respiratory infections that is still high at the age of five. Many factors can affect pneumonia. This study aims to determine the factors associated with the incidence of pneumonia in infants. The research design used was cross sectional with a total sample of 237 toddlers. Based on the predictive logistic regression test, there were 5 variables related to the incidence of pneumonia, namely age, duration of breastfeeding, immunization history, occupancy density and economic status. The factors most associated with the incidence of pneumonia in this study were immunization history (OR 20,372). Health promotion programs on health services are more improved regarding these risk factors as a preventive effort for the occurrence of pneumonia in children under five years. Future studies are expected to be able to conduct research using the case control method."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T54338
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Ayu Rianawati
"Penumonia adalah salah satu penyebab mortalitas tertinggi pada balita sehingga penyakit ini mendapat perhatian lebih dari pemerintah. Tingginya angka kejadian pneumonia tidak terlepas dari beberapa faktor resiko. Penelitian ini membahas tentang kejadian pneumonia pada balita serta faktor yang berhubungan dengannya. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional, jumlah sampel sebanyak 100 orang, dilakukan di Puskesmas Kecamatan Pancoran Tahun 2014. Analisa hubungan dengan menggunakan uji chi square dan regresi logistik.
Hasil uji statistik multivariat menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada balita adalah anggota keluarga yang merokok dengan nilai OR=10,304 (95% CI: 2,988 - 35,528), usia balita dengan nilai OR=7,411 (95% CI: 2,406 - 22,828), ASI eksklusif dengan nilai OR=3,390 (95% CI: 1,201 - 9,571) dan sosial ekonomi orang tua dengan nilai OR=3,227 (95% CI: 0,987 - 10,556). Oleh karena itu upaya promotif dan preventif tentang beberapa faktor tersebut harus lebih ditingkatkan untuk menhindari terjadinya pneumonia pada balita.

Pneumonia is one of the causes of the highest mortality in infants so the desease gets more attention from the goverment.The high incidence of pneumonia was not apart of some risk factors. This study discusses the incidence of pneumonia in infants and factors associated with it. This study is a quantitative with cross sectional design, total sample of 100 people, performed in the public health center districts of Pancoran in 2014. Analysis of the relationship using the chi-square and regresi logistics.
Multivariate statistical tests results showed that the variables related with incidence of pneumonia in infats is family members who smoke with OR=10,304 (95% CI: 2,988 - 35,528), age of infants with OR=7,411 (95% CI: 2,406 - 22,828), exclusive breastfeeding with OR=3,390 (95% CI: 1,201 - 9,571), and parental sosioeconomic with OR=3,227 (95% CI: 0,987 - 10,556). Therefore promotive and preventive efforts on several factors must be improved to avoid the occurrence of pneumonia in infants.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55954
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herman
"Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) terutama pneumonia merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian pada bayi dan anak balita di negara berkembang termasuk Indonesia. Dari 15 juta kematian yang diperkirakan terjadi dikalangan anak di bawah usia lima tahun (balita) setiap tahun di negara berkembang, kira-kira 4 juta kematian (26,6 %) disebabkan oleh penyakit ISPA terutama pneumonia. Di Kabupaten Ogan Komering Ilir penyakit pneumonia masih menjadi masalah kesehatan dimana dari data prosentase sepuluh penyebab kematian balita sebesar 30 % menempati urutan teratas.
Penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian pneumonia balita dalam wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun 2002. Studi ini menggunakan desain kasus-kontrol. Kasus adalah balita yang menderita radang paru ditetapkan berdasarkan kriteria diagnosis Puskesmas yang di dalam registernya dinyatakan sebagai penderita pneumonia, sedangkan kontrol adalah anak balita yang bertempat tinggal dalam satu kelurahan/desa dengan tempat tinggal kasus. Data diperoleh dari wawancara dengan menggunakan kuesioner pada ibu balita dan dilakukan observasi dengan cara pengukuran dan pengamatan untuk mendapatkan data kepadatan rumah dan keadaan ventilasi. Analisis data meliputi analisis univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil akhir uji multivariat menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara ventilasi hunian OR=4,21 (95 % CI: 2,0-8,6) p=0,000, riwayat pemberian vitamin A OR=4,14 (95 % Cl: 2,4-7,0) p=0,000 kepadatan hunian 0R=3,41 (95 % CI: 2,0-5,6) p=0,000, adanya perokok dalam keluarga OR= 2,97 (95 % CI:1,6-5,2) F0,000, imunisasi campak OR-2,21 (95 % CI: 1,3-3,6) p=0,002, dengan kejadian pneumonia pada balita.
Dari hasil penelitian ini disarankan agar pemberian vitamin A secara gratis setiap bulan Februari dan Agustus diantarkan langsung oleh kader ke rumah balita, bukan ibu balita yang mengambil kerumah kader/kepala desa. Mengadakan penyuluhan kesehatan masyarakat mengenai pengaruh buruk rokok terhadap kesehatan balita, manfaat imunisasi campak dalam rangka untuk mencegah terjadinya pneumonia pada balita. Kerja sama lintas sektoral dengan Dinas Pekerjaan umum dalam rangka memperbaiki kualitas lingkungan perumahan terutama mengenai ventilasi hunian yang memenuhi syarat kesehatan dan kepadatan hunian.

Acute respiratory infection especially pneumonia, is the number one cause of mortality and morbidity of infant and children in developing countries included Indonesia. U the developing countries, about 4 millions out of 15 millions under five deaths every year are due to acute respiratory tract infection. In Ogan Komering Ilir district, pneumonia is still a major health problem and also a number one rank among ten cause of children under five years morbidity rate with 33 %.
The aim of this study is to investigate factors related to pneumonia incidence in children under five years in Ogan Komering Ilir district in 20002. Design of this study is case control. The case is under-five with pneumonia that diagnosed by Puskesmas noted as pneumonia in the register book and the control is under-five children live in the same house crowdedness and ventilation condition. Data were analyzed by univariate, bivariate and multivariate analysis.
Multivariate analysis show five independent variable that related to pneumonia incidence in under-five children, that is ventilation condition OR 4.21 (95 % CI: 20-8.6) p=0.0000, vitamin A consumption history OR 4.14 (95 % CI: 2.4-7.0) p=0.0000, housing crowdedness OR 3.41 (95% CI: 2.0-5.6) p=0.0000, smokers among family OR 2.97 (95% Cl: 1.6-5.2) p= 0.0000, and measles immunization OR 2.21 (95% CI: I.3-3.6) p=0.0002.
Based on the research, it is suggested that free vitamin A distributed on February and August could be dropped directly to under-five children's mothers instead of picked up by under-five children's mothers to cadres of village's house. Health promotion program about smoking adverse effect to under-five children health and measles immunization advantages to prevent pneumonia incidence in under-five children should be conducted in the community. Inter-sector's coordination with the Dinas Pekerjaan Umum should be implemented in order to improve quality of housing environment especially healthy and crowdedness.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T2746
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriah Siti Nurjanah
"Secara global setiap tahunnya pneumonia menyebabkan kematian hampir sebanyak 1 juta pada anak usia dibawah 5 tahun. Populasi yang rentan terserang pneumonia adalah anak-anak usia kurang dari 2 tahun (Baduta). Period prevalence pneumonia pada anak Baduta berdasarkan data Riskesdas 2013 sebesar 1,7%.
Tujuan dari penelitian ini ialah mengetahui gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada anak baduta di Indonesia dengan menggunakan data Riskesdas tahun 2013. Desain penelitian ini adalah cross-sectional. Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan masingmasing variabel yang diteliti, dan analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.
Hasil penelitian menunjukkan berhubungan secara statistik dengan kejadian pneumonia pada baduta: umur 13-23 bulan berisiko 1,7 dibandingkan umur 0-12 bulan, tidak diberikan kolostrum (OR=1,742; 95% CI= 1,140-2,664), belum diberikan imunisasi campak karena umur anak (OR= 0,548; 95% CI= 0,388-0,773), tinggal di perdesaan (OR=1,448; 95% CI= 1,093-1,919), ada asap hasil pembakaran (OR=1,511; 95% CI= 1,142-1,998), ventilasi ruangan masak/dapur kurang (OR=1,829; 95% CI= 1,279-2,614), dan status sosial ekonomi rendah (OR=1,807). Belum dapat disimpulkan hubungan yang pasti bermakna secara statistik karena analisis dilakukan sampai bivariat, perlu dilakukan analisis multivariat.

Globally each year, pneumonia causes almost 1 million deaths in children under 5 years of age. Populations susceptible to pneumonia are children aged less than 2 years. Period prevalence of pneumonia in children under two years based on data Riskesdas 2013 by 1.7%.
The aim of this study is to reveal the factors associated with the incidence of pneumonia in children under two years in Indonesia using data Riskesdas 2013. The study design was cross-sectional. Univariate analysis is used to describe each of the variables studied, and bivariate analysis is used to examine the relationship between the dependent and independent variables.
The results showed statistically associated with the incidence of pneumonia in children under two years old: age 13-23 months of age at risk of 1.7 compared to 0-12 months, not given colostrum (OR = 1.742; 95% CI = 1.140 to 2.664), not given measles immunization for the child's age (OR = 0.548; 95% CI = .388 to .773), live in rural areas (OR = 1.448; 95% CI = 1.093 to 1.919), there was the smoke of burning (OR = 1.511; 95% CI = 1.142 -1.998), ventilate the room cookware / kitchen less (OR = 1.829; 95% CI = 1.279 to 2.614), and lower socioeconomic status (OR = 1.807). Can not be concluded definite relationship was statistically significant due to the bivariate analyzes were performed, multivariate analysis is needed.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S61406
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>