Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 166924 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mahesa Ranggawuni
"Pasar modal merupakan sarana untuk melakukan investasi, baik investasi tunggal maupun dengan membentuk diversifikasi investasi sesuai dengan risiko yang sanggup ditanggung dan return yang diharapkan. Investor perlu memiliki pemahaman yang lebih baik korelasi antara return indek saham dan return indek obligasi serta memahami juga comovement antara aset yang berbeda untuk dapat membuat keputusan diversifikasi, alokasi aset dan manajemen resiko yang efisien. Bagi investor untuk meneliti korelasi antara return indek saham dan return indek obligasi karena hanya dengan diversifikasi antara aset yang memiliki korelasi rendahlah yang dapat mengurangi resiko portofolio.
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Generalized AutoRegressive Conditional Heteroscedasticity (GARCH) yang mampu memperkirakan dengan baik informasi dalam model estimasi dengan melibatkan nilai residual variabel, data sampel merupakan data time series lima negara di Asean periode 2004-2013.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pergerakan standar deviasi return indek saham dan standar deviasi obligasi di Indonesia sebelum dan sesudah krisis tahun 2008 memiliki pergerakan yang sama sebelum krisis, pergerakan return indek saham dan obligasi di Malaysia dan Philipine sebelum dan sesudah krisis tahun 2008 memiliki pergerakan yang sama dengan korelasi yang berbeda, dan pergerakan return indek saham dan obligasi di Singapore dan Thailand sebelumdan sesudah krisis tahun 2008 memiliki hubungan pergerakan yang sama.

The capital market is a means to make investments, either alone or with a form of investment diversification in accordance with the investment risk is borne capable and expected return. Investors need to have a better understanding of the correlation between stock index returns and index returns of bonds and also understand co-movement between different assets to be able to make decisions diversification, asset allocation and risk management are efficient. For investors to examine the correlation between stock index returns and index returns bonds because only the diversification of assets that have a correlation between low, that can reduce the risk of the portfolio.
The methodology used in this study is the Generalized Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (GARCH) which is able to predict with good information in the estimation model involving the residual value of the variable, the sample data is time series data of five ASEAN countries in the period 2004-2013.
The results showed that the movement of stocks and bonds returns index in Indonesia before and after the crisis of 2008 has the same movement before the crisis, the movement of stock index returns and bonds in Malaysia and Philipine before and after the crisis of 2008 has the same movement with different correlation , and movement of stock index returns and bonds in Singapore and Thailand before and after the crisis of 2008 had the movement.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Julia Rani Fransiska
"Penelitian ini bertujuan menganalisa hubungan kointegrasi jangka panjang antara pasar modal selama 23 tahun di 5 negara ASEAN, pola hubungan integrasi pasar modal sebelum dan setelah krisis tahun 1997 di antara 5 negara ASEAN, dan besarnya volatilitas co-movement Indonesia diantara pasar modal negara ASEAN. Metode yang digunakan adalah metode VAR, GARCH, dan Granger Causality. Penelitian ini menunjukan bahwa untuk hubungan kointegrasi antara tahun 1988-2012, Output Johansen Cointegration menunjukan ada regresi kointegrasi yaiu kelima indeks negara Asean bergerak bersamaan dalam jangka panjang. Berdasarkan olah data menggunakan granger causality, hubungan antar pasar saham memiliki hubungan satu arah kecuali hubungan antara IHSG dan PHSC, IHSG dan STI, STI dan KLCI dimana memiliki hubungan dua arah atau saling mempengaruhi. Untuk hubungan kointegrasi antara tahun 1988-1997, Output Johansen Cointegration menunjukan ada regresi kointegrasi yaitu kelima indeks negara Asean bergerak bersamaan dalam jangka panjang. Berdasarkan olah data menggunakan granger causality, hubungan antar pasar saham memiliki hubungan dua arah atau saling mempengaruhi kecuali hubungan antara SET dan PHSC dimana memiliki hubungan satu arah. Untuk hubungan kointegrasi antara tahun 1997-2012, Output johansen cointegration menunjukan ada regresi kointegrasi yaitu kelima indeks negara Asean bergerak bersamaan dalam jangka panjang. Berdasarkan olah data menggunakan granger causality, hubungan antar pasar saham memiliki hubungan satu arah kecuali hubungan antara IHSG dan STI, STI dan KLCI dimana memiliki hubungan dua arah atau saling mempengaruhi.

This study aims to analyze the long-term cointegration relationship between capital market for 23 years in five ASEAN countries; patterns of relationship capital market integration before and after the 1997 crisis in the ASEAN 5 countries, and the magnitude of volatility co-movement between the Indonesian capital markets of ASEAN countries and uses method VAR, GARCH, and Ganger Causality. This study shows that for a cointegration relationship between years 1988-2012, Output Johansen Cointegration regression showed no cointegration means the five Asean countries indices move together in the long run. Based on the data if using granger causality, the relationship between the stock market has a 1-way relationship unless the relationship between IHSG and PHSC, IHSG and STI, STI and KLCI which has a 2-way relationship or mutual influence. For cointegration relationship between years 1988-1997, Output Johansen Cointegration regression showed no cointegration means the five Asean countries indices move together in the long run. Based on the data if using granger causality, the relationship between the stock market has a 2-way relationship unless the relationship or interplay between SET and PHSC which has a 1-way relationship. For cointegration relationship between years 1997-2012, Output johansen cointegration regression showed no cointegration means the five Asean countries indices move together in the long run. Based on the data if using granger causality, the relationship between the stock market has a 1-way relationship unless the relationship between IHSG and STI, STI and KLCI which has a 2-way relationship or interplay.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S53431
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fachriza
"Pengaruh perubahan nilai tukar terhadap perekonomian Indonesia menjadi topik menarik sejak terjadi krisis nilai tukar rupiah pada tahun 1997 yang telah menyebabkan keseimbangan internal semakin parah. Hal ini tercermin dari melonjaknya inflasi dari 5,17% pada tahun 1996/1997 menjadi 34,22% pada akhir tahun anggaran 1997/1998 (BI, 1998). Melemahnya nilai tukar telah menyebabkan kenaikan yang tinggi pada harga barang-barang yang mengandung komponen impor. Pada sisi fiskal, depresiasi rupiah yang tajam telah mengakibatkan pengeluaran pemerintah meningkat.
Keterkaitan antara nilai tukar dan inflasi akan semakin jelas ketika terjadi perubahan sistem nilai tukar dari sistem nilai tukar mengambang terkendali (managed floating exchange rate) ke sistem nilai tukar mengambang bebas (freefloating exchange rate). Inflasi mengalami trend kenaikan yang lebih tajam ketika diberlakukan free floating exchange rate sejak kuartal kedua tahun 1997. Fluktuasi inflasi juga lebih tampak ketika periode free floating exchange rate dibandingkan periode sebelumnya. Inflasi tampak mempunyai trend menurun ketika terjadi penguatan nilai tukar rupiah pada kuartal pertama tahun 1999.
Kenyataan lain akibat depresiasi rupiah adalah adanya kontraksi output ketika sistem nilai tukar yang dipakai free floating exchange rate. Depresiasi rupiah yang tajam terjadi setelah penerapan free floating exchange rate dibarengi dengan adanya kontraksi output Indonesia. Depresiasi rupiah mengakibatkan barang-barang modal yang dibutuhkan industri dalam negeri mengalami lonjakan harga. Keadaan ini membuat perusahaan mengurangi kapasitas produksi barang yang mempunyai kandungan impor tinggi. Penurunan kapasitas produksi inilah yang menandai telah terjadi kontraksi output. Dengan demikian depresiasi rupiah telah menyebabkan terjadinya penurunan output.
Model yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah VECM untuk melihat keterkaitan antara nilai tukar terhadap inflasi dan output dan peranan kebijakan nilai tukar terhadap inflasi dan dampak penerapan kebijakan nilai tukar terhadap output pada krisis tahun 1997/1998 dan krisis tahun 2008. Alasan menggunakan metode VECM untuk melihat dampak nilai tukar terhadap inflasi dan output baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.

Effect of exchange rate changes on the Indonesian economy has been a hot topic since the exchange rate crisis in 1997 that has led to increasingly severe internal balance. This is reflected in the soaring inflation of 5.17% in 1996/1997 to 34.22% at the end of fiscal year 1997/1998 (BI, 1998). The weakening of the exchange rate has led to a high rise in the price of goods that contain imported components. On the fiscal side, the sharp depreciation of the rupiah resulted in increased government spending.
The linkage between the exchange rate and inflation will be more apparent when there is a change of the exchange rate system from managed floating exchange rate to a free floating exchange rate system. Inflation experienced a sharper upward trend when applied free floating exchange rate since the second quarter of 1997. Fluctuations in inflation are also more visible when the period of free floating exchange rate compared to the previous period. Inflation appears to have a downward trend in the event of strengthening the exchange rate in the first quarter of 1999.
Another fact due to the depreciation of the rupiah is a contraction of output when the exchange rate system used free floating exchange rate. Sharp depreciation occurred after the adoption of free floating exchange rate coupled with a contraction of output in Indonesia resulting depreciation of capital goods needed domestic industry experienced a surge in prices. This situation makes the company reduce production capacity of goods that have a high import content. The decline in production capacity is what marks the output contraction has occurred. Thus depreciation has led to a decrease in output.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T42873
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tobing, Anggia Eben Haezer
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menjelaskan hubungan saling ketergantungan pasar saham di Asia dan Amerika Serikat sebelum, selama, dan sesudah terjadinya krisis finansial di Amerika Serikat tahun 2008?2009. Metode penelitian yang digunakan untuk melihat adanya hubungan saling ketergantungan adalah lewat uji koefisien korelasi dan uji kausalitas Granger. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan saling ketergantungan pada sebelum, selama, dan sesudah terjadinya krisis. Sebelum terjadinya krisis, terdapat hubungan saling ketergantungan antara Singapura dan Jepang, Singapura dan Amerika Serikat, Hong Kong dan Amerika Serikat, India dan Amerika Serikat; selama terjadinya krisis, Singapura dan Hong Kong, Cina dan India saling memiliki ketergantungan; dan sesudah terjadinya krisis, terdapat hubungan saling ketergantungan antara Hong Kong dan India, Hong Kong dan Amerika Serikat.

This research aims to identify and explain the interdependence of Asian stock markets and the United States stock market before, during, and after the United States financial crisis in 2008?2009. The research methodology that has been used to identify this interdependence is the correlation coefficient test and the Granger causality test. The results of these tests identified and confirmed proven interdependencies before, during, and after the crisis. Before the crisis, interdependencies existed between Singapore and Japan, Singapore and the United States, Hong Kong and the United States, India and the United States; during the crisis, Singapore and Hong Kong, China and India were all interdependent; and after the crisis, interdependencies existed between Hong Kong and India, Hong Kong and the United States.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Prakoso Dewantoro
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari kompetisi dan risiko terhadapprofitabilitas perbankan di Indonesia dari tahun 2001-2014. Penelitian ini menggunakanmetode panel dengan data tahunan selama 14 tahun 2001-2014 . Penelitian ini menemukanbahwa industri perbankan di Indonesia sejalan dengan teori Contestable Market dikarenakantemuan bahwa konsentrasi tidak relevan bagi pebankan dalam meningkatkan profitabilitas. Pengaruh kompetisi menggunakan lerner index mengkonfirmasi pengaruh negatif kompetisiterhadap profitabilitas. Untuk risiko sendiri ditemukan bahwa sebelum krisis finansial 2008,perbankan secara umum dapat meningkatkan profitabilitasnya dengan cara meningkatkan risk-taking miliknya. Setelah 2008, risiko malah cenderung berpengaruh negatif pada profitabilitasperbankan. Pada penelitian ini ditemukan bahwa terdapat pengaruh dari risiko insolvensiterhadap profitabilitas bank, namun pengaruhnya tidak sekuat pengaruh risiko kredit.

ABSTRACT
This study aims to examine the impact of competition and risk on the profitability of Indonesianbanking industry in 2001 2014. This study use panel data method with annual data for 14 yearsperiod 2001 2014 . The result of the study show that Indonesian banking industry are in linewith the contestable market theory because finding shows that concentration is not relevant fora bank to increase their profitability. Using lerner index, it is confirmed that competition havenegative impact to bank profitability. For risk. It is founded that before the 2008 financialcrisis, a bank can increase their profitability by higher their risk taking. But after the 2008financial crisis, it is founded that risk have a negative impact to a bank profitability. This studyalso found that insolvency risk have a significant impact to bank profitability, although theimpact is not as significant as credit risk."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S63597
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rike Dian Ainul Firdaus
"Skripsi ini meneliti tingkat comovement pasar modal antara negara ASEAN-5 (Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand dan Philipina) dan negara maju (Australia, Inggris, Jepang, Korea Selatan, Cina) terhadap pasar modal Amerika serta menguji tingkat comovement intra ASEAN-5 pada periode 2000-2014. Pengujian tingkat comovement menggunakan analisis wavelet dan Dynamic Conditional Correlation (DCC). Hasil dari penelitian ini adalah tingkat comovement tergantung pada tingkat pembangunan ekonomi, aspek regional dan aspek skala waktu. Hasil tersebut mempengaruhi pengambilan keputusan investasi terkait diversifikasi internasional. Kedua hasil analisis menunjukkan ASEAN-5 belum terintegrasi sepenuhnya, namun dalam jangka panjang integrasi ASEAN dapat dilakukan.
The purpose of this study is to measure capital market comovement between ASEAN-5 (Indonesia, Malaysia, Singapore, Thailand and Philippines) and the other developed countries (Australia, UK, Japan, South Korea, and China) with respect to US capital market as well as to test market comovement between ASEAN-5 capital markets for period 2000-2014. Market comovement is measured using wavelet analysis and Dynamic Conditional Correlation (DCC). The results of this study propose that market comovement depends on level of economic development, regional aspect, and timescale of return. These results would influence investment decision on international diversification. Both of the analysis gives conclusion that ASEAN capital markets have not been fully integrated, but in the long term financial integration can be implemented."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
14-24-54791617
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifki Nurfaiz
"Resesi merupakan bagian dari siklus ekonomi yang terjadi dalam suatu periode waktu tertentu. Artikel ini bertujuan untuk menginvestigasi efek volatility spillover pada periode pandemi COVID-19 yang terjadi pada tahun 2020 dengan menggunakan data indeks pasar saham negara-negara AS dan ASEAN: Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina. Investigasi pada periode krisis 2008 juga diinvestigasi untuk dianalisa perbedaan keduanya. Dalam penelitian ini model BEKK-MGARCH digunakan untuk menganalisis efek spillover volatilitas antar indeks saham. Kausalitas Granger juga diselidiki untuk memahami arus kausalitas antar pasar saham. Hasilnya tidak jauh berbeda dengan penelitian sebelumnya dari Vo (2020), dimana semua pasar saham ASEAN kecuali Filipina terkena dampak volatilitas spillover oleh pasar AS. Dari kedua periode, secara umum, masing-masing indeks ASEAN juga memberikan pengaruh volatilitas ke indeks ASEAN lainnya secara bidirectional, dengan indeks JKSE dan KLSE yang volatilitasnya paling terintegrasi dengan indeks lainnya dan indeks PSE yang paling sedikit terintegrasi.

Recession is part of the economic cycle that occurs in a certain period of time. This article aims to investigate the effects of volatility spillover in COVID-19 pandemic that occurred in 2020 using stock market index data from the US and ASEAN countries: Indonesia, Malaysia, Singapore, Thailand, and the Philippines. investigations during the 2008 crisis period were also investigated to analyze the differences between the two. In this study, the BEKK-MGARCH model was used to analyze the spillover effect of volatility between stock indices. Granger causality was also investigated to understand the flow of causality between stock markets. The results are not much different from previous research from Vo (2020), where all ASEAN stock markets except the Philippines were affected by the volatility spillover by the US market. From the two periods, in general, each ASEAN index also gives a bidirectional influence of volatility to other ASEAN indices, with the JKSE and KLSE indices having the most volatility integrated with other indices and the PSE index being the least integrated."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Nabila Saraziva
"Selama krisis, profitabilitas bank cenderung menurun. Oleh karena itu, manajemen berusaha untuk meminimalisir inefisiensi dalam mengoperasikan bisnisnya. Dengan 35 bank di Indonesia, penelitian ini menganalisis dampak krisis pada skor efisiensi bank sebelum dan setelah krisis 2008. Penelitian ini menggunakan data envelopment analysis (DEA), Wilcoxon test, dan analysis of variance yang diterapkan pada data dari tahun 2006 hingga 2019. Berdasarkan data envelopment analysis (DEA), mayoritas bank (43% - 69%) belum efisien dari tahun 2006 hingga 2019. Mayoritas bank di Indonesia belum menjalankan fungsinya sebagai intermediasi sehingga kurang efisien dalam memanfaatkan inputnya untuk menghasilkan output pada tingkat tertentu. Di samping itu, penelitian ini menunjukkan perbedaan yang signifikan antara efisiensi bank sebelum dan sesudah krisis berdasarkan uji Wilcoxon. Hal ini menunjukkan bahwa regulasi dan model bisnis pasca krisis tahun 2008 berdampak signifikan terhadap efisiensi perbankan di Indonesia. Beberapa variabel (total aset, biaya operasional, total pendapatan, dan pendapatan bersih) menunjukkan pertumbuhan yang meningkat bahkan setelah krisis. Di sisi lain, penelitian ini menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara efisiensi bank berdasarkan BUKU (Bank Umum berdasarkan Kegiatan Usaha) atau bank berdasarkan kegiatan usaha dengan uji analysis of variance. Rata-rata, bank besar lebih efisien bahkan selama krisis keuangan. Penelitian ini pun menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara efisiensi bank berdasarkan capital adequacy ratio buffer dengan uji analysis of variance. Namun, penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara efisiensi bank berdasarkan mayoritas kepemilikan saham. Bank dengan mayoritas kepemilikan saham oleh lokal ditemukan lebih efisien. Studi ini menunjukkan bahwa kerangka kebijakan memiliki peran krusial pada efisiensi bank. Pembuatan kebijakan dapat bisa lebih kompatibel dan fleksibel dalam kaitannya dengan isu yang sedang berlangsung. Regulator dan pengawas bank perlu membuat kebijakan perbankan yang dapat mendorong kinerja bank dan meningkatkan ukuran bank, tetapi di saat yang sama mengendalikan efisiensinya. Oleh karena itu, kebijakan perbankan harus mendorong profitabilitas, permodalan, dan pertumbuhan sekaligus mengendalikan efisiensinya.

During financial crisis, the profitability of businesses tends to decline. Therefore, managements aim to minimize inefficiencies in running their businesses. Using 35 banks in Indonesia, we analyze the crisis effect on bank’s efficiency before and after crisis in 2008. This study utilizes data envelopment analysis (DEA), Wilcoxon test, and analysis of variance which applied to accounting data spanning from 2006 to 2019. Based on data envelopment analysis (DEA), most banks (43%-69%) are not efficient yet from 2006 to 2019. The majority of banks in Indonesia have not yet performed their function as an intermediary wherein they are not efficient enough to utilize their inputs to produce a certain level of output. This study shows significant differences between bank efficiency before and after crisis based on Wilcoxon test. This indicates that regulations and business models after crisis in 2008 have a significant impact on bank efficiency in Indonesia. Some variables (total assets, operating expenses, total revenues, and net income) show an increasing growth even after the crisis. On the other hand, this study shows there is no significant differences between bank efficiency based on BUKU (Bank Umum berdasarkan Kegiatan Usaha) or bank based on business activities based using analysis of variance. On average, large banks are more efficient even during the financial crisis. This study also shows there is no significant differences between bank efficiency based on capital adequacy ratio buffer using analysis of variances. However, this study shows that there is significant differences between bank efficiency based share ownership. Bank with majority of local ownership is found to be more efficient. This study shows that the regulatory framework play a crucial role in the banks’ efficiency configuration. The policy design can be more compatible and flexible in relation with the issues raised. Regulators should adopt policies that can promote bank performance and increase the size of banks but at the same time controlling the efficiency. Therefore, banking policy should promote profitability, capitalization, and growth while at the same time controlling its efficiency."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vini Novia Waldini Muham
"[Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis keterkaitan dinamis antara indeks pasar modal Indonesia dengan ASEAN-5+ China setelah terjadinya krisis keuangan global 2008. Analisis keterkaitan juga memasukkan pasar saham Jepang sebagai salah satu negara yang memiliki kapitalisasi pasar saham terbesar di dunia dan juga negara partner perdagangan terbesar bagi Indonesia. Penelitian dilakukan dengan menggunakan nilai penutupan indeks bulanan dari periode Januari 2002 sampai dengan Desember 2014, dan membagi nya kedalam tiga sub periode untuk meperluas hasil penelitian, yaitu periode sebelum krisis, saat krisis, dan setelah krisis. Dengan menggunakan model Vector Autoregression (VAR), hasil penelitian menunjukkan bahwa pada periode krisis ditemukan adanya peningkatan hubungan kointegrasi pada pasar saham ASEAN-5, China, dan Jepang dibandingkan pada periode sebelum dan setelah krisis. Hubungan kausal satu arah juga ditemukan dari pasar saham negara lain kepada pasar saham Indonesia pada masing-masing periode. Lebih lanjut, hasil analisis impulse response dan variance decomposition menunjukkan bahwa pasar saham Indonesia merespon secara positif kepada sebagian besar guncangan yang diberikan oleh pasar saham ASEAN-5 +China. Pasar saham Jepang, Singapura, dan China merupakan pasar saham yang memberikan kontribusi pengaruh paling besar dalam pergerakan pasar saham Indonesia pada masing-masing periode.

The objective of this study is to analyze the dynamic linkages between Indonesia and ASEAN-5 + China stock markets index after the 2008 global financial crisis. The study also considers the Japanese stock market as one of the major world stock market and one of the largest trading partner for Indonesia. Data consisting of monthly stock index closing price over the period January 2002 to December 2014, and divide it into three sub periods, i.e. pre-, during-, and post-crisis. By applying Vector Autoregression model (VAR), results indicate that cointegration is found stronger during crisis period compared to pre- and post-crisis period. The unidirectional causal relationship also found from other stock markets to Indonesia stock market in each period. Further, the impulse reponse and variance decomposition analysis shows that Indonesia stock market responded positively to most of shock caused by the ASEAN-5+China stock markets. Japan, Singapore, and China stock markets are the top three countries contributing in influence to Indonesia stock market movements in each period., The objective of this study is to analyze the dynamic linkages between Indonesia and ASEAN-5 + China stock markets index after the 2008 global financial crisis. The study also considers the Japanese stock market as one of the major world stock market and one of the largest trading partner for Indonesia. Data consisting of monthly stock index closing price over the period January 2002 to December 2014, and divide it into three sub periods, i.e. pre-, during-, and post-crisis. By applying Vector Autoregression model (VAR), results indicate that cointegration is found stronger during crisis period compared to pre- and post-crisis period. The unidirectional causal relationship also found from other stock markets to Indonesia stock market in each period. Further, the impulse reponse and variance decomposition analysis shows that Indonesia stock market responded positively to most of shock caused by the ASEAN-5+China stock markets. Japan, Singapore, and China stock markets are the top three countries contributing in influence to Indonesia stock market movements in each period]"
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dandy Dwi Ramdani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modal bank terhadap dua dimensi kinerja, yaitu probabilitas kelangsungan hidup (probability of survival) dan pangsa pasar (market share) bank di Negara ASEAN-5 pada periode Krisis Asia 1997 dan Krisis Global 2008. Pada penelitian ini menggunakan data panel, dan terdapat dua model, dimana model 1 yaitu untuk melihat pengaruh modal terhadap probabilitas kelangsungan hidup bank dengan menggunakan metode regresi logit dan model 2 untuk melihat pengaruh modal terhadap pangsa pasar dengan menggunakan metode regresi OLS. Terdapat dua hasil temuan utama pada penelitian ini, pertama yaitu modal bank memiliki pengaruh positif terhadap probabilitas bank bertahan hidup pada satu periode setelah krisis Asia 1997 dan krisis Global 2008. Kedua, penelitian ini juga menemukan bahwa modal bank memiliki pengaruh positif terhadap persentase perubahan pangsa pasar bank pada periode Krisis Asia 1997 dan Krisis Global 2008.

This research aims to determine the effect of the bank's capital towards two dimensions of bank performance, ie probability of survival and market share bank in ASEAN-5 during The Asian Crisis 1997 and The Global Crisis 2008. This research using panel data and there are two models, where the first model is to determine the impact of bank's capital towards bank`s probability of survival with logit regression method, and the second model is to determine the impact of bank's capital towards bank`s market share with OLS regression method. There are two main result. First, bank`s capital helps to increase bank`s probability of survival during The Asian Crisis 1997 and The Global Crisis 2008. Second, bank`s capital helps to increase bank`s market share during The Asian Crisis 1997 and The Global Crisis 2008."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S64036
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>