Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 199180 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Azhar Harris
"Konsep War Room yang berawal dari dunia militer mulai diterapkan kedalam dunia bisnis dan diadopsi oleh Telkom agar perusahaan mampu bergerak lebih cepat dan lebih fleksibel dari pesaingnya. Terdapat tiga fungsi utama War Room Telkom yaitu Command Center, Competition Center dan Crisis Center. Menurut Departemen Pertahanan Amerika Serikat, ada dua faktor yang meningkatkan fungsi Command & Control yaitu kemampuan dasar dan kemampuan kolaboratif. Sedangkan faktor lainnya adalah dukungan sistem informasi karena sifat alamiah War Room sebagai pusat pengumpul Informasi.
Karya Akhir ini meneliti bagaimana hubungan faktor-faktor keberhasilan kinerja War Room menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) dan hasilnya adalah faktor dukungan sistem informasi memiliki pengaruh yang paling besar dibandingkan faktor lainnya. Fakta ini menujukkan bahwa perkembangan teknologi informasi dan kemudahan akses informasi membuat War Room harus memiliki lebih dari kemampuan dasar dan kemampuan kolaboratif untuk membuat perusahaan tetap kompetitif.

The concept of war room which originates from the military was implemented into the business environment and was adopted by Telkom in order to trigger moving faster and flexible than its competitor. There are three main functions of Telkom War Room namely Command Center, Competition Center and Crisis Center. According to the U.S. Department of Defense, there are two factors that increase the Command & Control functions, are basic and collaborative capabilities. While the other factor is information systems support for the War Room as the nature of information collection center.
This thesis examines how relationship success factors of War Room performance using Structural Equation Modeling (SEM) and the result is a factor of the information systems support have the greatest influence than other factors. This finding shows that the development of information technology and easy access to information makes War Room must have more than basic and collaborative capabilities to make the company remains competitive.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferry Anindito Wibisono
"Tesis ini membahas tentang pengaruh penerapan filosofi TQM terhadap kinerja operasional dengan studi kasus di salah satu industri otomotif yaitu PT Astra Daihatsu Motor. Variabel TQM yang diteliti adalah kepemimpinan, fokus pelanggan, pelatihan dan pemberdayaan karyawan, manajemen proses, dan perbaikan berkelanjutan. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan sumber data primer yang diperoleh melalui kuesioner. Data yang terkumpul dianalisis dengan metode regresi berganda menggunakan perangkat lunak SPSS v.22.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa TQM secara simultan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja operasional. Secara parsial, variabel fokus pelanggan, manajemen proses, dan perbaikan berkelanjutan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja operasional. Namun, variabel kepemimpinan dan variabel pelatihan dan pemberdayaan karyawan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja operasional perusahaan.

The purpose of the study was to learn effect TQM implementation on operational performance in PT Astra Daihatsu Motor. TQM variable that be investigated on this research were leadership, customer focus, employee training and empowerment, process management, and continuous improvement. This study was quantitative research that using questionnaire to collect primary data. The data was analyzed by multiple regression using SPSS v.22.
The result indicates that TQM simultaneously have positive and significant impact on operational performance. Partially, customer focus, process management and continuous improvement have positive and significant impact on operational performance. However, leadership and employee training and empowerment haven rsquo t significant impact on operational performance.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gisti Ayu Pratiwi
"Produktivitas, keselamatan, pengiriman, semangat kerja, dan kualitas adalah aspek penting yang harus diperhatikan oleh organisasi untuk memenangkan keunggulan kompetitif di semua lini bisnis. Selain itu, penerapan manajemen mutu dan kebijakan manajemen karyawan yang buruk akan berdampak negatif terhadap kinerja karyawan dan kinerja perusahaan. Moral karyawan dan pencapaian kinerja karyawan akan lebih baik jika perusahaan mendukung penerapan manajemen kualitas yang terintegrasi. Keunggulan kompetitif dan dukungan karyawan dapat dimiliki dengan menerapkan kaidah Manajemen Mutu Terpadu (MMT). Gugus Kendali Mutu (GKM) adalah salah satu aspek dari filosofi Manajemen Mutu Terpadu yang memiliki dampak signifikan pada peningkatan kinerja perusahaan, kinerja karyawan, dan membangun lingkungan yang positif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh implementasi GKM terhadap moral karyawan dan kinerja karyawan di Indonesia. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan terhadap perusahaan terkait pentingnya penerapan GKM dalam lingkungan perusahaan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah MANOVA, yang digunakan untuk menganalisis pengaruh hubungan antara tujuan GKM pada moral karyawan dan kinerja karyawan secara empiris, serta dilakukan pemodelan penelitian untuk mengetahui pengaruh masing - masing indikator terhadap variabel masing - masing.
Berdasarkan analisis data yang diperoleh dari survei, disimpulkan bahwa implementasi GKM berpengaruh terhadap moral karyawan dan kinerja karyawan secara empiris dan parsial. Dengan nilai pengaruh secara parsial dari GKM terhadap moral karyawan sebesar 51% dan pengaruh GKM terhadap kinerja karyawan sebesar 47,5%, dengan nilai pengaruh indikator terhadap variabelnya sebesar lebih dari 70%.

Productivity, safety, delivery, employee morale, and quality is an important aspect that has to be concerned by the organization to win the competitive advantage in all Business fields. Furthermore, poor implementation of quality management and employee management policy will negatively impact employee performance and also company performance. Employee morale and employee performance will be better if the company supports the implementation of integrated quality management. Competitive advantage and employee support can be achieved by Total Quality Management (TQM) implementation. Quality Control Circle (QCC) is one aspect of the Total Quality Management (TQM) philosophy that has a significant impact on improving company performance, employee performance, and build a positive environment.
This study aims to determine the effect of quality control circle on employee morale and employee performance in Indonesia. This study also wants to give knowledge to the company how important the implementation of QCC. MANOVA was conducted to analyze the effect of the relationship between the objectives of QCC on employee morale and employee performance empirically, as well as research modeling to determine the effect of each indicator on each variable.
Based on the data analysis obtained from the survey, it was concluded that the objective of the QCC influenced the employee morale and company performance empirically and partially. With the partial effect value of QCC on employee morale of 51% and the effect of QCC on employee performance of 47,5%, with the value of the influence of indicators on the variable of more than 70%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Budi Jatmiko
"Ide dan teori manajemen kualitas dari W. Edward Deming telah diimplementasikan di dunia dalam industri manufacture dan jasa. Fokus penelitian ini adalah untuk menguji Deming Management Method dengan memasukan interfensi indikator pengukur dalam proyek telekomunikasi dengan studi kasus industri telekomunikasi di Indonesia. Dalam penelitian ini akan dianalisis pengaruh indikator pengukur yang diinterfensikan dan korelasi dari hubungan yang dihipotesiskan semuanya terkait secara positif, diawali dengan analisa hubungan antar variabel dengan menggunakan analisa PLS-SEM. Selanjutnya dianalisa apakah ada dukungan kuat untuk menerapkan ajaran dan gagasan W. Edwards Deming ke peningkatan manajemen kualitas proyek telekomunikasi. Dari rumusan masalah akan dianalisa apa saja yang perlu dievaluasi dari hubungan antara Deming Management Method dan peningkatan manajemen kualitas, dan strategi aplikasi yang dapat meningkatkan manajemen kualitas proyek telekomunikasi di Indonesia. Analisa pemetaan dengan menggunakan metode Importance Performance Analysis (IPA) dan strategi pengembangan yang didapat akan dilihat pengaruhnya dengan studi kasus Project Cloud Phase 2 (sebelum penerapan) dan Project Cloud Phase 3 (setelah penerapan) di PT. XYZ. Pengaruh sebelum dan sesudah diukur dengan angka kepuasan stakeholder dengan menggunakan metode Customer Satisfaction Index (CSI). Hasil penelitian menunjukan bahwa Penerapan Deming Management Method dapat memberikan pengaruh positif dan dapat meningkatkan kinerja manajemen kualitas dalam proyek telekomunikasi di Indonesia.

Quality management ideas and theories from W. Edward Deming have been implemented in the world, especially in the manufacturing and service industries. The focus of this research is to examine the Deming Management Method by including the intervening of the measuring indicators in the telecommunication project with the telecommunications industry case study in Indonesia. In this research, we will analyze the effect of the measured indicators and the correlations of the hypothesized relationships that are all positively related, begin with an analysis of the relationship between variables with the PLS-SEM approach. From the formulation of the problem will be analyzed what needs to be evaluated from the relationship between the Deming Management Method and improving quality management, and strategy that can improve the quality management of telecommunications projects in Indonesia. Mapping analysis use Importance Performance Analysis (IPA) method and development strategies obtained will be seen its influence with the Project Cloud Phase 2 (before application) and Project Cloud Phase 3 (after aplication) case studies at PT. XYZ. The influence before and after is measured by stakeholder satisfaction figures using the Customer Satisfaction Index (CSI) method. The results showed that the application of Deming Management Method can have a positive influence and can improve the performance of quality management in telecommunications projects in Indonesia."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Yudhi Hartanto
"Badan Pengawas Obat dan Makanan sebagai organisasi pelayanan publik telah mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2008. Kemudian dirasakan bahwa ISO 9001:2008 lebih menitikberatkan pembuktian kepatuhan terhadap standar dan belum mengakomodasi kebutuhan Badan POM akan pemenuhan ekspektasi pelanggan serta peningkatan kinerja organisasi secara berkelanjutan. Oleh karenanya penerapan TQM, konsep manajemen kualitas yang lebih luas penting untuk dikembangkan. Meskipun disadari penerapannya di sektor publik memerlukan adaptasi dan modifikasi.
Penelitian bertujuan mengetahui faktor-faktor yang menjadi hambatan dalam implementasi TQM sebagai pengembangan dari penerapan ISO 9001:2008 serta mempertimbangkan strategy improvement yang dapat dilakukan. Penelitian mereplikasi model yang dikembangkan Ngai dan Cheng (1995), menggunakan kuesioner dengan bentuk pertanyaan tertutup dengan jawaban skala likert lima poin. Responden ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data dari 266 responden kemudian dilakukan uji reliabilitas, uji validitas, uji korelasi, dan uji regresi berganda dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 14.
Penelitian mendapatkan hasil faktor hambatan dengan koefisien regresi infrastruktur -0,401, manajerial -0,338, dan organisasional -0,229 bersama-sama mempengaruhi penerapan TQM dengan koefisien korelasi majemuk sebesar 0,708 dengan R square senilai 0,501. Kenaikan nilai faktor hambatan akan diikuti penurunan nilai penerapan TQM. Sehingga model penelitian ini berhasil mengidentifikasi faktor penghambat penerapan TQM di Badan POM.

The National Agency for Drug and Food Control (NADFC) as a public service organizations have obtained ISO 9001:2008 certification. And then felt that ISO 9001:2008 emphasizes adherence to proof of compliance with standards and not yet accommodate the needs to fulfillment of customer expectations and sustainable organizational performance improvement. Therefore the implementation of TQM, the concept of a broader quality management essential to develop. Although it was realized that the implementation in the public sector require adaptation and modification.
The study aims to understand what factors that become barriers on implementing the concept of TQM and consider the improvement strategy to do. Research replicate the model developed by Ngai and Cheng (1995), using a questionnaire with closed-form questions with answers five-point Likert scale. Respondents determined using purposive sampling technique. Data from 266 respondents were then conducted a reliability test, validity test, correlation test, linearity test, and regression test using SPSS statistical software version 14.
Obtain research results the infrastructure, managerial, and organizational barrier factors jointly affect the implementation of TQM with correlation coefficient of 0.708 with a compound R square of 0.501. Infrastrukture coefficiean regression -0,401, managerial -0,338, and organisational -0,229. The increase in the value of barriers factor would be followed by decrease in the value of the implementation of TQM. So that the model is able to identify barriers factor the implementation of TQM in the NADFC.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ganesh Putranta HJ
"Dengan persaingan yang sangat ketat dan dalam mempersiapkan menuju era globalisasi, perusabaan terus berupaya meningkatkan efektifitas dan efisiensi dari setiap proses. Semua bagian pun tak luput dari perbaikan-perbaikao baik proses maupun sistem, bahkan perusahaan melakukao rekayasa ulang hanya untak mendapatkan proses ataupun sistem yang terbaik untak diadopsi pada perusahaan mereka. Business Process Reengineering (BPR) merupakan suatu metode untuk meningkatkan efisiensi dan efektifias secara dramatis dao radikal. Sedaogkao TQM merupakao metode perbaikan secara terus-menerus dan bertahap. Dengan bergabungnya metode BPR dan TQM maka terciptalah business process impruvement (BPI). Dengan menggunakan metode BPI maka proses bisnis dapat ditingkatkan secara terus-mene.rus dan dramatis serta radikal.

With the high competitive and in preparing to globalization em, each companies must keep on trying to level up their effectivity and efficiency in every process, All department getting improve their process and system, even companies reengineer just to get the best process and system so they can adopt it in their companies. Business Process Reengineerlng (BPR) is a method to increase effectivity and efficiency in dramatically and radically way. But, TQM is a method in continuous improvement With the blend of BPR and TQM method than croate a new method called business process improvement (BPI). If BPI is used then process can be improve continuos dramatically and radically way."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S50442
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
J. Ravianto Putra
"ABSTRAK
Seperti tertera dalam judul penelitian ini ingin mengamati peranan supervisor dalam manajemen mutu. Dipilihnya supervisor sebagai fokus penelitian adalah karena orang ini berhadapan dengan karyawan secara langsung, sehingga diperkirakan perananannya sangat besar dalam menghasilkan mutu dan produktivitas. Alasan lain adalah karena peranan manajer lini pertama ini makin dituntut dunia usaha dalam menghadapi persaingan yang makin tajam, makin mahalnya sumberdaya dan meningginya tuntutan pelanggan akan kualitas, terlebih lagi menghadapi tenaga kerja Indonesia yang belum memiliki etos kerja produktif.
Industri farmasi termasuk diantara industri yang telah berkembang lebih awal dibandingkan jenis industri lain di Indonesia, terdorong oleh kemudahan yang diciptakan oleh Pemerintah pada awal Era Orde Baru untuk merangsang investasi termasuk masuknya modal asing. Oleh karenanya industri ini telah memiliki banyak pengalaman di bidang manajemen, menyebabkan penelitian tentang manajemen mutu dalam industri ini menjadi relevan untuk tujuan penelitian. Pada tahun 1970 tercatat 167 perusahaan industri farmasi di Indonesia, dan pada tahun 1989 meningkat menjadi 238 perusahaan (2,2% per tahun) yang mana 90% diantaranya berada di pulau Jawa. Dalam perkembangan selanjutnya, industri ini dihadapkan pada pengawasan peraturan Pemerintah dan persaingan pasar yang ketat.
Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan No: 43/MENKES/SK/11/1988 tentang CPOB, bahkan cara pembuatan obat, pencatatan produksi, ruangan untuk produksi, sanitasi, kualifikasi manajer produksi dan manajer pengawasan mutu memperaleh pengaturan oleh Pemerintah. Pengawasan mutu dalam industri farmasi menjadi lebih terdorong lagi kearah Pengendalian Mutu Total.
Penelitian ini berasumsi bahwa komitmen pimpinan puncak atas mutu tidak diragukan; dan semua persyaratan untuk menghasilkan mutu produk yang baik telah dipenuhi ke empat perusahaan yang diteliti. Sampel penelitian terdiri dari 64 supervisor dari empat perusahaan farmasi terkemuka di Jakarta; dua berstatus PMDN yang sudah "go public", dan dua berstatus PMA; kesemuanya dengan karyawan di atas 200 prang. Kuesioner diambil satu kali pada kuartal akhir tahun 1990.
Variabel yang diamati termasuk (a) kematangan super-visor; (b) rasa tanggung jawab atas pengawasan mutu; (c) komitmen manajer madia atas tugas manajerial; (d) komitmen supervisor atas tugas supervisi manajerial; (e) kesiapan unit organisasi pengendalian mutu; dan (f) mutu keluaran termasuk biaya mutunya.
Kematangan supervisor berurusan dengan "job contexs", yaitu pengetahuan dan pengalamannya dalam menjalankan tugas; diukur dari lama memangku jabatan, masa kerja, usia, pendidikan, pelatihan supervisi, dan lokakarya manajemen yang diikuti.
Kuesioner untuk mengukur variabel-variabel tersebut diatas cukup valid dengan validitas alat ukur Kr = 0,99; sedangkan konsistensi hasil pengukuran atau reliabilitasnya belum bisa ditentukan karena belum terjadi pengulangan pengukuran.
Penelitian ini mengajukan 21 proposisi, diantaranya 18 sudah dianggap dalil yang tidak memerlukan pengujian kembali. Ketiga hipotesis yang diajukan :
H1: "Makin positif kematangan supervisor, makin positif komitmennya terhadap tugas supervisi manajerial, dengan faktor-faktor lain konstan".
H2: "Makin positif persentase komitmen supervisor atas waktu untuk pelaksanaan tugas-tugas supervisi, makin positif kinerja karyawan, dengan ukuran kinerja kualitas dan biaya kualitas, dengan faktor-faktor lain konstan".
H3: "Makin positif kesiapan organisasi pengendali mutu, makin positif kualitas produk yang dihasilkan".
Diantara ketiga hipotesis tersebut, dengan pengujian melalui metode tabulasi menggunakan skala Likert untuk menjumlahkan skor hasil pengukuran indikator, matriks silang, perusahaan sebagai variabel kontrol, dan korelasi bivariat antar-skor perusahaan, ditemukan bahwa : hipotesis (1) tidak terbukti; hipotesis (2) dan hipotesis (3) terbukti.
Penelitian ini menyarankan agar: (a) penelitian sejenis yang komprehensif lebih digalakan perguruan tinggi karena akan menambah bobot lulusannya dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan; (b) agar perusahaan farmasi memperluas peran supervisor mencakup tanggung jawab manajerial; (c) memperbanyak pelatihan supervisi secara lebih sistematis dengan materi dan metode yang lebih memunculkan komitmen atas tugas manajerial dan rasa tanggung jawab atas pengendalian mutu."
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suparyanti
"Tesis ini membahas efektivitas implementasi ISO 9001: 2000 sebagai sistem manajemen kualitas untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan Griya Pijat Bersih Sehat Cabang Jakarta. ISO 9001:2000 adalah suatu standar internasional yang berisikan persyaratan-persyaratan tertentu untuk sistem manajemen kualitas. Penelitian ini merupakan sebuah studi kasus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan Griya Pijat Bersih Sehat telah menunjukkan kinerja yang baik dalam melayani pelanggan. Dengan kinerjanya ini, Griya Pijat Bersih Sehat berhasil memberikan kepuasan kepada pelanggan-pelanggannya. Hal ini berarti bahwa implementasi ISO 9001:2000 sebagai sistem manajemen kualitas di Griya Pijat Bersih Sehat sudah efektif.
Namun demikian, hasil penelitian ini juga menyarankan Griya Pijat Bersih Sehat untuk memberikan informasi yang lebih memadai tentang pelayanan yang ditawarkan oleh perusahaan serta fasilitas parkir bagi pelanggan Griya Pijat Bersih Sehat. Dua atribut pelayanan ini diangggap penting oleh pelanggan, tetapi kinerja perusahaan belum dapat memenuhi tingkat kepentingan pelanggan tersebut.

This thesis discusses about the effectiveness analysis of ISO 9001: 2000 implementation as a quality management system for the customer satisfaction in Griya Pijat Bersih Sehat, Jakarta. ISO 9001:2000 is an international standard that gives requirements for an organization?s Quality Management System. This research is a case study.
As a whole, the result of this research indicates that Griya Pijat Bersih Sehat has a good performance in delivering its services. It can lead Griya Pijat Bersih Sehat to increase its customer satisfaction. It means that the ISO 9001:2000 implementation in Griya Pijat Bersih Sehat is already effective to achieve its objective.
Nevertheless, the result of this research also suggests Griya Pijat Bersih Sehat to give enough information about its services and the availability of parking facility which is provided for its customers. Both of attributes are important things for customers, but the company performance hasn?t met the customer?s importance yet."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T25373
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eddy Chandra
"Tesis ini membahas pengaruh penerapan sistem manajemen mutu dan manajemen keselamatan terintegrasi, terhadap ketepatan waktu pelaksanaan pekerjaan konstruksi bagi kontraktor yang berada di wilayah jabodetabek. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian berupa survei. Hasil penelitian menemukan bahwa kelengkapan dokumen perencanaan proyek, pemahaman kontraktor akan dokumen QS, kesadaran pekerja akan QS, serta fasilitas dan alat penunjang kegiatan QS dalam suatu penerapan sistem manajemen mutu dan keselamatan yang terintegrasi secara serentak memberikan pengaruh sebesar 77.6% terhadap waktu pelaksanaan pekerjaan.

This thesis are reviewing the implementation effect of the integrated quality Management and safety Management System to execution timeliness of construction work for contractor at the Jabodetabek Region. This research is a quantitative study with a type of survey research. The results found that the completeness of project planning documents, contractor understanding to QS documents, awareness of workers to QS, as well as facilities and supporting tools to QS activities within an application of integrates quality and safety Management System gave impact of 77.6 % to the execution time job.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42615
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Nirmala Budiman
"Tesis ini membicarakan mengenai Analisis Kinerja Rumah Sakit Pluit menggunakan Malcolm Baldridge for Perfomance Excellence sebagai alat ukur.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja rumah sakit Pluit dari sisi kepemimpinan, perencanaan strategis, pelanggan, tenaga kerja, pengukuran kinerja dan teknologi, operasional dan hasilnya. Studi ini menggunakan pendekatan operasional dengan fokus analisis problem dan analisis deskriptif menggunakan metode wawancara mendalam dan Consensus Making Group. Evaluasi berdasarkan Kriteria Malcolm Baldrige yang mempunyai dua dimensi yaitu : proses dan hasil. Hasil evaluasi dari Rumah Sakit Pluit menggunakan Malcolm Baldrige memperlihatkan bahwa Rumah Sakit Pluit sekarang ini berada dalam masa stagnasi. Harus ada tindakan-tindakan yang diambil agar Rumah Sakit Pluit dapat memperbaiki kinerjanya.

This thesis discuss about performance analysis in Pluit Hospital using Malcolm Baldridge for Performance Excellence as the tool. The purpose of this study is to analyze Pluit hospital performance from leadership, strategic planning, focus on customer, performance measurement and technology, focus on workforce, focus on operational and the results. This study using operational research approach focusing on problem analysis and descriptive analysis using in-depth interview and Concensus Decision Making Group. The evaluation based on Malcolm Baldridge Criteria scoring system which have two (2) dimension : process and result. The evaluation result for Pluit Hospital using Malcolm Baldridge shows that Pluit Hospital is in the time of stagnancy. There are several measures that has to be taken so Pluit Hospital can improve its performance.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T36130
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>