Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 191847 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizka Febtrina
"Manfaat pengaturan posisi lateral kanan pada pasien gagal jantung sudah banyak diteliti, tetapi masih belum jelas efek posisi lateral kanan pada hemodinamik pasien gagal jantung. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi efek posisi istirahat lateral kanan terhadap hemodinamik dan tingkat kenyamanan pasien gagal jantung. Metode yang digunakan yaitu randomized controlled trial (RCT) dengan disain cross - over.
Dua puluh orang sabjek gagal jantung derajat II dan III (15 laki - laki dan 5 perempuan) di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK) telah berpartisipasi. Tekanan darah, Mean Arterial Pressure (MAP), denyut jantung, frekuensi pernafasan dan saturasi oksigen diukur sebelum dan setelah pengaturan posisi menggunakan bedsite monitor sedangkan tingkat kenyamanan menggunakan Verbal Rating Scale Questionnaire. Pengukuran dilakukan pada pagi hari (09.00 - 11.00 WIB) dan sore hari (16.00 - 18.00 WIB).
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat efek yang signifikan pada TDS (Pagi: p value 0.000; Sore: p value 0.017), TDD (Pagi: p value 0.004), MAP (Pagi: p value 0.001), denyut jantung (Sore: p value 0.008) sebelum dan setelah dilakukan pengaturan posisi lateral kanan. Terdapat perbedaan yang signifikan tingkat kenyamanan antara kelompok (Sore: p value 0.041). Pengaturan posisi lateral kanan dapat dijadikan sebagai salah satu intervensi keperawatan yang digunakan untuk mempertahankan hemodinamik dan kenyamanan pasien gagal jantung.

Benefits of right lateral position on patients with heart failure has been widely studied, but it is still unclear the effects of right lateral position on hemodynamics of patients with heart failure. This study aimed to identify the effect of right lateral resting position on hemodynamic and level of comfort heart failure patients. The method of this research was a randomized controlled trial (RCT) with a cross - over design.
Twenty subject patients with heart failure stage II and III (15 men and 5 women) at Harapan Kita Cardiac Hospital were participated. Blood pressure, Mean Arterial Pressure (MAP), heart rate, respiratory rate and oxygen saturation (SaO2) were measured pre and post setting the position used bedsite monitor where as the level of comfort used the Verbal Rating Scale Questionnaire. Measurements were taken in the morning (09:00 to 11:00 AM) and evening (04:00 to 06:00 PM).
The results of this study showed there are significant effects on the SBP (Morning: p value 0.000; Evening: p value: 0.017), DBP (Morning: p value 0.004), MAP (Morning: p value 0.001), heart rate (Evening: p value 0.008) pre and post setting the right lateral position. There is a significant difference between group on level of comfort (Evening: p value 0.041). Recommendation is directed to include right lateral position as in the nursing intervention in order to maintain hemodynamic and level of comfort on patients with heart failure.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42397
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marnila Yesni
"Angka kejadian penyakit gagal jantung tinggi baik di dunia maupun Indonesia. Pasien gagal jantung mengalami kualitas tidur yang buruk. Hal tersebut mempengaruhi pada proses pemulihan penyakit dan meningkatkan angka mortalitas dan morbiditas. Pasien memerlukan intervensi untuk mengatasi hal tersebut dan peran perawat sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah ini. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh intervensi keperawatan kombinasi terapi posisi lateral kanan dan murottal qur rsquo;an terhadap kualitas tidur pasien gagal jantung. Metode yang digunakan Quasi Eksperiment dengan pre and post test control grup yang terdiri dari 15 responden kelompok intervensi dan 14 responden kelompok kontrol yang dirawat di RSUP M Djamil Padang, ditetapkan sesuai dengan kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan terdapatnya perbedaan yang signifikan selisih kualitas tidur antara kelompok kombinasi posisi lateral kanan dan murottal qur rsquo;an dengan kelompok kontrol dengan nilai p value=0,000 . Uji statistik yang digunakan adalah uji independent T test. Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia dengan pemberian intervensi kombinasi terapi posisi lateral kanan dan murottal qur rsquo;an dapat membantu mengatasi masalah kualitas tidur yang buruk pada pasien gagal jantung. Disarankan bagi pelayanan kesehatan terutama bagi perawat untuk menerapkan kombinasi terapi ini sebagai salah satu intervensi untuk meningkatkan kualitas tidur pada pasien gagal jantung yang dirawat di rumah sakit.

The heart failure disease incident rate is high in the world and Indonesia. Heart failure patients suffer from poor sleep quality. This affects the disease recovery process and increases the mortality and morbidity rates. Patients need an intervention to overcome the issue and the role of a nurse is highly needed to overcome it. The purpose of this research was to identify the effects of nursing intervention of combined therapy of right lateral position and murottal qur rsquo an on the sleep quality of heart failure patients. The method used was the Quasi Experiment with the pre and post test control group consisting of 15 respondents of intervention group and 14 respondents of control group treated at RSUP M Djamil Padang, determined according to the inclusion criteria. The results of research indicated that there was a significant difference in the sleep quality of right lateral position and murottal qur rsquo an combination group and the control group with the value p value 0,000 . The statistics test used was the independent T test. Sleep is the necessity of human beings. By giving the intervention of combined therapy of right lateral position and murottal qur rsquo an, the issue of poor sleep quality in heart failure patients may be resolved. Health care service, particularly nurses, is advised to apply this combined therapy as an independent nursing intervention to increase the sleep quality of heart failure patients treated at the hospital. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T49542
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haniatur Rifqi
"Gagal jantung merupakan masalah berkurangnya kemampuan pompa dari ventrikel jantung. Gagal jantung menjadi salah satu komplikasi yang sering terjadi pada Sindrom Koroner Akut (SKA). Tatalaksana awal pasien gagal jantung dan SKA yaitu pemeriksaan EKG, pemeriksaan laboratorium, tirah baring, dan stabilisasi hemodinamik. Gagal jantung mencerminkan ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang cukup ke tubuh. Kondisi ini mengakibatkan gangguan sirkulasi darah dan hemodinamik. Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk menggambarkan asuhan keperawatan pada pasien gagal jantung dengan penerapan positioning lateral kanan dan pengaruhnya terhadap perubahan hemodinamik. Metode penulisan yang digunakan adalah case report. Penerapan posisi lateral kanan merupakan posisi yang direkomendasikan untuk pasien gagal jantung. Asuhan keperawatan diberikan kepada pasien kelolaan yaitu Tn. TK (58 tahun) dengan STEMI dan gagal jantung. Asuhan keperawatan dilakukan selama tiga hari dengan satu hari periode IGD serta dua hari periode ICCU. Masalah keperawatan utama yang dialami pasien adalah penurunan curah jantung. Intervensi keperawatan utama yaitu stabilisasi hemodinamik secara non farmakologi maupun farmakologi. Salah satu intervensi non farmakologi yaitu penerapan posisi lateral kanan. Hasil penerapan positioning lateral kanan pada pasien gagal jantung menunjukkan adanya penurunan tekanan darah, MAP, denyut jantung, dan laju pernapasan, serta adanya peningkatan saturasi oksigen. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian yang dirujuk. Berdasarkan hasil tersebut, diharapkan penerapan positioning lateral kanan dapat dilakukan sebagai salah satu intervensi pada masalah penurunan curah jantung untuk stabilisasi hemodinamik pasien gagal jantung di Instalasi Gawat Darurat maupun Intensive Care Unit.

Heart failure is a problem of reduced pumping ability of the heart's ventricles. Heart failure is one of the complications that often occurs in Acute Coronary Syndrome (ACS). Initial management of patients with heart failure and ACS includes ECG examination, laboratory examination, bed rest and hemodynamic stabilization. Heart failure reflects the heart's inability to pump enough blood to the body. This condition results in impaired blood circulation and hemodynamics. The aim of writing this scientific paper is to describe nursing care for heart failure patients by applying right lateral positioning and its effect on hemodynamic changes. The writing method used is a case report. Applying the right lateral position is the recommended position for heart failure patients. Nursing care is provided to managed patients, namely Mr. TK (58 years old) with STEMI and heart failure. Nursing care is provided for three days with one day during the ER and two days during the ICCU period. The main nursing problem experienced by patients is decreased cardiac output. The main nursing intervention is hemodynamic stabilization with non-pharmacological and pharmacological methods. One non-pharmacological intervention is the application of the right lateral position. The results of applying right lateral positioning in heart failure patients showed a decrease in blood pressure, MAP, heart rate and respiratory rate, as well as an increase in oxygen saturation. These results are in line with the results of the research referred to. Based on these results, it is hoped that the application of right lateral positioning can be carried out as an intervention in the problem of decreasing cardiac output to stabilize the hemodynamics of heart failure patients in the Emergency Room and Intensive Care Unit.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Budiyanto
"Posisi tubuh semi fowler 30° lateral kanan yang dianggap upaya proteksi mandiri yang memiliki efek positif terhadap hemodinamik pada pasien gagal jantung, namun belum diketahui dampaknya terhadap curah jantung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh posisi semi fowler 30 lateral kanan terhadap curah jantung. Uji klinis crossover pada 20 subjek gagal jantung akut dengan teknik non randomisasi berdasarkan riwayat gagal jantung. Parameter hemodinamik diukur menggunakan alat LiDCO CNAP. Analisa dilakukan untuk menilai efek residual dan efektifitasnya menggunakan SPSS 26 & NCSS. Rentang usia subjek adalah 26-72 tahun. 75% tidak memiliki riwayat gagal jantung. 85% memiliki penurunan fraksi ejeksi ventrikel kiri <40%. Durasi washout 30 menit tidak menimbulkan efek residual dan tidak bermakna secara statistik (p>0.05). Perbedaan rerata stroke volume (p<0.05), variasi stroke volume 20.1±7.6 vs 43.3±19. Rerata curah jantung 4.88 sedangkan semi fowler 4.20, tidak signifikan secara statistik (p>0.05). Semi fowler 30 lateral kanan menurunkan variasi stroke volume dan meningkatkan rerata curah jantung. Dipertimbangkan sebagai strategi optimalisasi beban awal pada pasien gagal jantung preload dependent.

The right lateral semi fowler 30° body position is considered a self-protective measure that has a positive effect on hemodynamics in heart failure patients, but the impact on cardiac output is not yet known. This study aimed to determine the effect of positioning the right lateral 30 semi fowler on cardiac output. A non randomized Crossover clinical trial on 20 acute heart failure subjects based on history of heart failure. Hemodynamic parameters were measured using the LiDCO CNAP. Statistical analysis was performed to assess the residual effect and assess its effectiveness using SPSS 26 & NCSS software. The age range of subjects is 26-72 years. 75% had no history of heart failure. 85% of subjects had a decrease in left ventricular ejection fraction <40%. The washout duration of 30 minutes caused no residual effect and was not statistically significant (p>0.05). The average stroke volume differs significantly, stroke volume variation in SF30RL was 20.1±7.6 vs 43.3±19 in SF group. The mean cardiac output SF30RL was 4.88 while the semi fowler was 4.20 but not statistically significant (p>0.05). The right lateral 30 semi fowler can increase cardiac output values. Considered as a volume optimization strategy in a preload dependentt patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hary Sakti Muliawan
"Latar Belakang : Disfungsi ventrikel kanan merupakan prediktor mortalitas dan morbiditas terburuk  pada pasien dengan hipertensi pulmonal (HP) prekapiler yang independen terhadap resistensi vaskular paru (RVP). Berbagai studi telah membuktikan bahwa pemberian penghambat oksidasi asam lemak seperti trimetazidine dapat memperbaiki fungsi ventrikel kanan pada hewan coba HP prekapiler. Oleh karena itu, kami berhipotesa bahwa terapi trimetazidine dapat memperbaiki fungsi ventrikel kanan pada pasien HP prekapiler.
Tujuan Penelitian : Mengetahui efek trimetazidine terhadap fungsi ventrikel kanan pasien HP prekapiler.
Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan studi eksperimental acak tersamar ganda. Sampel diambil secara acak dari populasi terjangkau pasien HP prekapiler yang berobat di poliklinik Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK). Pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi akan mendapatkan tablet trimetazidine atau plasebo selama 3 bulan diatas terapi standar HP. Pasca terapi, kedua grup akan dilakukan evaluasi terhadap luaran berupa perubahan fungsi ventrikel kanan yang diukur melalui MRI kardiak pada bulan ke-3.
Hasil : Terdapat 26 subjek penelitian HP prekapiler diikutsertakan dalam penelitian ini dan dirandomisasi ke dalam grup plasebo atau trimetazidine. Sebanyak 10 pasien grup trimetazidine dan 10 pasien grup plasebo berhasil menjalani proses penelitian sampai selesai. Didapatkan perbaikan fungsi fraksi ejeksi ventrikel kanan (FEVKA) secara bermakna pada grup trimetazidine 3.87+1.5% dibandingkan dengan grup plasebo -2.76+1.6% (p0.008, IK 1.96-10.96). Terdapat pula perbaikan kapasitas fungsional secara bermakna pada grup trimetazidine 0.24+0.09 dibandingkan dengan plasebo -0.44+0.16 (p 0.002, IK 0.28 s/d 1.08).
Kesimpulan : Terdapat perbaikan fungsi FEVKA dan kapasitas fungsional secara bermakna pasca terapi trimetazidine selama 3 bulan dibandingkan dengan plasebo diatas terapi standar HP yang sudah rutin dikonsumsi.

RATIONALE: Right ventricular dysfunction is the worst mortality predictor in pulmonary arterial hypertension (PAH). Recent animal PAH studies have demonstrated the benefit of partial fatty acid inhibitor such as trimetazidine in improving right ventricular function. Therefore, we hypothesize that trimetazidine can improve right ventricular ejection fraction (RVEF) in PAH patients.
OBJECTIVE : Investigating the effect of  trimetazidine on right ventricle function in PAH patients.
METHODS: We conducted 3 months randomized double blind placebo controlled trial on PAH patients at outpatient clinic in National Cardiovascular Center Harapan Kita Hospital Indonesia. Those who fulfilled the inclusion criteria will be randomized into trimetazidine or placebo group for 3 months on top of their standard PAH regime. The primary outcome of this study is the differences of RVEF.
MEASUREMENT AND MAIN RESULTS: We randomly enrolled 26 PAH patients equally to receive placebo or trimetazidine for 3 months on top of their standard PAH regime. Total of 10 patients in each group was able to finish the study. There was significant improvement of RVEF in trimetazidine group 3.78+1.5% compared to placebo 2.76+1.6% (p 0.008, CI 1.96 to 10.96). Furthermore, we also observed improvement of functional capacity in trimetazidine group 0.24+0.09 compared to placebo -0.44+0.16 (p 0.002, CI 0.28 s/d 1.08).
CONCLUSIONS: Trimetazidine therapy for 3 months on top of standard PAH regime significantly improve RVEF and functional capacity in PAH patients.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Erwin
"Tingginya angka kejadian rawat inap pasien gagal jantung memiliki resiko kejadian rawat ulang yang sama bila manajemen diri pasien gagal jantung tidak baik. Manajemen diri dipengaruhi oleh berbagai faktor yang beragam dan penelitian ingin mengetahui faktor yang berhubungan dengan manajemen diri pasien gagal jantung. Penelitian ini adalah penelitian cross sectional dengan metode pengambilan data retrospektif pada 70 pasien gagal jantung di ruang rawat jalan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor dukungan keluarga dan faktor aktifitas pelayanan keperawatan merupakan faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi kemampuan manajemen diri pasien gagal jantung (p value=0.000, OR=50.1, CI 95% dan p value=0.013, OR=7.3, CI 95%). Hasil penelitian menyarankan agar pelayanan keperawatan pasien gagal jantung mengutamakan program manajemen diri baik di institusi pelayanan kesehatan hingga sampai di rumah sehingga dukungan keluarga lebih optimal.

The high incidence of hospitalized patients with heart failure will have a risk of re-hospitalization rate if the self-management of patiens with heart failure is insufficient. Self-management is influenced by many factors. This study investigated factors associated with self-management of patients with heart failure.The study used a cross-sectional approach with retrospective data collection method in 70 respondents in outpatient clinics.
The results found that the factor of family support and nursing care activities are the most dominant factors influencing the ability of self-management in patients with heart failure (p value=0.000, OR=50.1, 95%CI and p value=0.013, OR=7.3, 95%CI). The results of this study suggested that in providing care of patients with heart failure, a self-management program should become a priority both for health care institutions and patients at home so that the family support is more optimal.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35786
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Janno
"Angiografi koroner dan PCI/PTCA transfemoral, dapat menimbulkan komplikasi perdarahan dan haematom. Penggunaan bantal pasir 2,3 kg sebagai penekan mekanikal dapat meminimalkan insiden perdarahan dan haematom, akan tetapi penggunaan bantal pasir 2,3 kg terlalu lama dapat menimbulkan rasa tidak nyaman bagi klien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan efektifitas penekanan mekanikal dengan bantal pasir 2,3 kg antara 2, 4 dan 6 jam terhadap insiden perdarahan, haematom dan rasa tidak nyaman. Metode penelitian randomized controlled trial desain paralel tanpa matching.
Metode sampling randomisasi dengan random blok. Jumlah sampel 90 orang, kelompok intervensi I 30 orang, intervensi II 30 orang dan kontrol 30 orang. Kelompok intervensi I menggunakan bantal pasir 2,3 kg selama 2 jam, kelompok intervensi II selama 4 jam dan kelompok kontrol selama 6 jam. Observasi dan pengukuran dilakukan setiap 2 jam pada semua kelompok, alat ukur yang digunakan lembar observasi, tensi digital terkalibrasi, monofilamen dan keluhan rasa tidak nyaman.
Hasil penelitian tidak ada responden yang mengalami perdarahan pada semua kelompok, tidak ada perbedaan insiden haematom diantara kelompok (p value = 0,866). Ada perbedaan signifikan tingkat rasa nyaman diantara kelompok pada observasi 4 jam (p value = 0,003) dan pada observasi 6 jam (p value = 0,0005). Perlu modifikasi SOP tentang penggunaan bantal pasir 2,3 kg sebagai penekan mekanikal dari 6 jam menjadi 2 jam. Penggunaan bantal pasir 2,3 kg 2 jam tidak meningkatkan insiden perdarahan dan haematom, akan tetapi meningkatkan rasa nyaman klien.

Angiography coroner and PTCA with transfemoral approach of catheter commonly having vascular complications, such as bleeding and hematoma. Using a 2,3 kg sandbag as a mechanical compression to minimize incidence of bleeding and hematoma in a longer period of compression would have side effect that increase patient discomfort. This study was aim at evaluating the different effects of putting a sandbag 2,3 kg between two, four, and six hours on femoral access site after cardiac invasive procedure toward vascular complications rate and the severity of discomfort level.
The research design was randomized control trial study where 90 patients were included and divided randomly into three different groups. A 2,3 kg sandbag was applied for two hours, four hours, and six hours after sheath removal, to the first, second, and third group respectively. Every 2 hours until 6 hours the observation of bleeding, hematoma and discomfort for each groups were taken with sphygmomanometer digital, monofilament and the observation sheets.
The result of study demonstrated that no patient has any bleeding as a complication of procedure, and there is no significant differences incidence of hematoma between groups (p value = 0,866), however there is significant differences the client experienced of discomfort were found after 4 hours using 2,3 kg sandbag on femoral access site as a mechanical pressure (p value = 0,003), and after 6 hours (p value = 0,0005). As a research recommendation a of SOP is required from six hours becomes two hours in using a 2,3 kg sandbag as a mechanical pressure.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sitoresmi Waranggani Aristawati
"Latar Belakang
Gagal jantung merupakan penyebab kematian jantung terbanyak kedua di Indonesia. Berdasarkan data Rumah Sakit Pusat Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK), angka kematian HFrEF meningkat dari tahun 2017-2021.
Tujuan
Mengetahui prediktor rawat ulang dan kematian pasien HFrEF di RSJPDHK tahun 2022 dalam follow up satu tahun.
Metode
Penelitian ini bersifat analitik dengan desain fixed cohort untuk melihat kematian dan rawat ulang pasien HFrEF di RSJPDHK.
Hasil
Total populasi pasien HFrEF 2022 sebanyak 1951 orang, dengan sampel penelitian sebesar 452 orang. Proporsi rawat ulang 47% (n=214), kematian 21% (n=97), lost to follow up 25,8% (n=117). Analisis menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi rawat ulang adalah usia 61-70 tahun (p 0,027, OR 0,26), pendidikan rendah (p 0,024, OR 0,38), chronic kidney disease (p 0.025, OR 1,56), dan hiponatremia (p 0,017, OR 2,10). Faktor independen terhadap luaran kematian adalah pendidikan rendah (p 0,009, HR 2,33), NTproBNP tinggi (p <0,001, HR 1,01), dan lama rawat RS ≥ 7 hari (p 0,031, HR 1,61).
Kesimpulan
Prediktor rawat ulang pasien HFrEF adalah usia 61-70 tahun, pendidikan rendah, chronic kidney disease, dan hiponatremia. Prediktor kematian pasien HFrEF adalah pendidikan rendah, NTproBNP tinggi, dan lama rawat RS ≥7 hari.

Introduction
Heart failure is the second-leading cause of death in Indonesia. Data from Harapan Kita Hospital (RSJPDHK), showed the mortality rate of HFrEF had increased from 2017 to 2021.
Aim
To determine the predictors of one-year-readmission and one-year-mortality rate of HFrEF patient at RSJPDHK in 2022.
Method
This analytic study with a fixed cohort design focus on investigating the survival and readmission rate of HFrEF patients at RSJPDHK.
Results
In 2022, there were 1,951 HFrEF patients, sample were 452 individuals. The readmission rate was 47% (n=214), mortality rate was 21% (n=97), and lost to follow-up rate was 25.8% (n=117). Analysis revealed that factors affecting readmissions are age 61-70 years old (p 0,027, OR 0,26), low education (p 0,024, OR 0,38), chronic kidney disease (p 0,025, OR 1,56), and hyponatremia (p 0,017, OR 2,10). Independent factors affecting mortality rate including low education (p 0,010, HR 2.33), high NTproBNP (p <0,001, HR 1,01), and hospital stay ≥ 7 days (p 0,031, HR 1.61). Conclusion
In HFrEF patients, the predictors for readmission are age 61-70 years old, low education, chronic kidney disease, and hyponatremia, while the predictors for mortality are low education, high NT-proBNP, and hospital stays ≥7 days.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tulus Satriasih
"ABSTRAK
Latar Belakang: Antikoagulan warfarin dipakai seumur hidup pada pasien pascabedah katup jantung mekanik karena memiliki risiko tromboemboli. Dosis warfarin berlebih nilai international normalized ratio/INR di atas rentang target optimum menimbulkan efek samping perdarahan, sedangkan dosis warfarin kurang nilai INR di bawah rentang target optimum menimbulkan tromboemboli. Nilai INR optimum berbagai ras dan suku berbeda-beda. Di RS JPDHK belum pernah dilakukan studi mengenai penggunaan warfarin dan target INR optimum, padahal jumlah pasien pascabedah katup jantung mekanik semakin meningkat dari 411 pasien pada tahun 2011 menjadi 685 pasien pada tahun 2016. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui frekuensi efek samping perdarahan dan tromboemboli pada pasien tersebut, nilai INR optimum dan kemungkinan adanya interaksi warfarin dengan obat lain.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif yang diambil dari rekam medik RS JPDHK. Data frekuensi perdarahan dan tromboemboli diambil dari semua pasien yang mendapatkan terapi warfarin pascabedah katup jantung mekanik tahun 2011. Nilai INR, dosis warfarin dan kemungkinan interaksi warfarin dievaluasi pada 30 pasien perdarahan, 30 pasien tromboemboli dan 30 pasien yang tidak mengalami komplikasi melalui data rekam medik pasien bedah katup jantung mekanik sebelum tahun 2017.Hasil: Jumlah pasien yang menjalani bedah katup jantung mekanik tahun 2011 adalah 43 dan didapatkan frekuensi perdarahan mayor 11 pasien 25,6 , perdarahan minor 5 pasien 11,6 serta tromboemboli 10 pasien 23,3 . Terdapat perbedaan bermakna p.

ABSTRACT
Background Anticoagulant warfarin is used for a lifetime in patients after mechanical valve replacement procedure because of tromboembolic risks. Warfarin should be used carefully since it has a narrow therapeutic window. Warfarin overdose INR above the target range is associated with bleeding, while underdose INR below the target range may lead to among thromboembolic complications. The optimum INR value may be different races and ethnicity. The INR value recomended by the American Heart Association AHA American College of Cardiology ACC 2017 is 2.5 3.0. In National Cardiac Center ldquo Harapan Kita rdquo Hospital no study has been carried out on the use of warfarin and the optimum INR value. Mean while, the number of patients with prosthetic mechanical valves is increasing from 450 patients in 2011 to 685 patients in 2016. This study aimed to find out the frequency of bleeding and thromboembolic complications in these patients, the optimum INR value and the possibility of interaction between warfarin and other drugs. Method In this retrospective study, the data of frequency of bleeding and thromboembolic was obtained from the medical records of patients given warfarin after mechanical heart valve replacement in 2011. The data of INR value, warfarin dose, and the possibility of interaction between warfarin and other drugs used concomittantly were evaluated in 30 patients with bleeding, 30 patients with thromboembolic and 30 patients without complication, who had mechanical heart valve replacement procedure prior to 2017.Results Out of 43 patients with mechanical heart valve replacement in 2011, the frequency of major bleeding was 11 patients 25,6 , minor bleeding was 5 patients 11,6 , and thromboembolic was 10 patients 23,3 . The INR mean level in bleeding patients group 6,32, CI95 5.2 7.7 was significantly different p"
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Basuki Rachmat
"Salah satu fokus perhatian dalam tatalaksana gagal jantung adalah manajemen perawatan mandiri (self care) yang dapat memberikan dampak bermakna dalam perbaikan gejala dan tanda gagal jantung, kapasitas fungsional, kualitas hidup, morbiditas dan prognosis. Sejalan dengan hal tersebut penulis tertarik untuk mengembangkan suatu inovasi pemberian edukasi pasien gagal jantung melalui aplikasi mobile yang dapat dibuka melalui smartphone. Dengan metode ini yang penulis sebut aplikasi mobile EduCard, diharapkan pasien dapat lebih sering membaca dan melihat materi edukasi sehingga akan meningkatkan kemampuan untuk melakukan perilaku self care. Pada penelitian ini akan dilihat pengaruh dari edukasi melalui aplikasi mobile EduCarrd terhadap kemampuan melakukan self care pasien gagal jantung. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif quasi experiment, pre and post test with control, dimana peneliti akan memberikan intervensi pada subyek penelitian, kemudian membandingkan efek sebelum dan sesudah intervensi terhadap kemampuan melakukan self care pada pasien gagal jantung. Hasil penelitian ini menunjukkan ada peningkatan nilai kemampuan melakukan self care pada kelompok intervensi setelah diberikan intervensi sebesar 3,5 poin. Namun hasil uji statistik tidak bermakna dengan nilai p > 0,05. Sedangkan bila dibandingkan kelompok kontrol maka kemampuan melakukan self care kelompok intervensi berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan ada perbedaan yang bermakna dengan nilai p 0,001 pada α 0,05. Kesimpulan bahwa ada pengaruh dari pemberian edukasi melalui aplikasi mobile EduCard terhadap kemampuan melakukan selfcare pasien gagal jantung.

One of the focuse in the treatment of heart failure is self care management which can provide in improving sign and symptom of heart failure, functional capacity, quality of life, morbidity and prognosis. In line with this, the authors are interested in developing an innovation in providing education for heart failure patient through a mobile application that can be opened through smartphone. With this method that we called it EduCard, it is hoped that patients can read and view educational material more often so that it will increase the ability to perform self care behaviour. In this study the effect of education through mobile application EduCard will be seen on the ability of self care behaviour in heart failure patient. This study uses a quasi experimental quantitative research type pre and post test with control in which the researcher will provide intervention to the research subject and then compare the effects before and after intervention on the ability of self care behaviour in heart failure patients. The results of this study indicate an increasing of the ability to do self care among intervention group post test by 3,5 poin. But the statistical analysis showing not significant with p value > 0,05. When compared to the control group, the ability of self care behaviour in the intervention group by the statistical analysis show a significant difference with p value 0,0001, α 0,05. The conclusion is that there is a significant effect of providing education through mobile application EduCard on the ability of selfcare behaviour of heart failure patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>