Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130924 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nuraini Hakim
"ABSTRAK
Anak cerebral palsy (CP) memiliki berbagai gangguan pada sistem tubuh terutama keterbatasan pergerakan ekstremitas atas. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pengaruh stimulasi bermain balok kayu terhadap perkembangan ekstremitas atas anak dengan CP usia 2-12 tahun. Desain penelitian menggunakan quasi experimental tipe nonequivalent group dengan pretest dan posttest pada kelompok intervensi dan kontrol. Sampel penelitian ini berjumlah 30 anak.
Hasil penelitian menjelaskan adanya pengaruh stimulasi bermain balok kayu oleh pengasuh terhadap perkembangan ekstremitas atas (pvalue 0,012). Faktor predisposisi yang berhubungan dengan perkembangan ekstremitas atas adalah frekuensi stimulasi bermain dan level Manual Ability of Classification System (MACS). Perawat perlu mengembangkan program stimulasi bermain pada anak dengan CP.

ABSTRACT
Cerebral palsy children have wide range of disorder and developmental disabilities especially in movement of upper extremities. This research explained the effect of play stimulation with the box and block test toward the development of upper extremities in children with cerebral palsy. This research used quasi experimental design with intervention and control group. The chosen samples were 30 respondents.
The research showed that there is an effect of play stimulation using the box and block test toward the development of upper extremities in children with cerebral palsy (pvalue 0,012). In advance, nurse are expected to improve a play stimulation program to children with cerebral palsy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42593
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Bustomi
"ABSTRAK
Skripsi ini akan membahas mengenai analisis daya sinyal electroencephalogram (EEG) pada manusia sebagai subjek yang sedang mengerakkan langan kanan bawah kearah atas dan saat subjek dalam kondisi istirahat (resting) dengan sistem brain computer interface (BCI). Proses perekaman sinyal EEG menggunakan alat yang komersil, EMOTIV EPOC+ dengan 16 channel (2 channel sebagai ground). Data hasil perekaman akan diproses untuk mengekstraksi fitur/ciri khas dari sinyal EEG yang dihasilkan sesuai dengan perlakuan subjek, dengan menggunakan wavelet relative power (WRP), dimana sinyal EEG subjek akan ditransformasikan menggunakan discrete wavelet transform (DWT) dengan tipe motherwavelet daubechies4 (db4), untuk menghitung nilai relative power pada semua rentang frekuensi sinyal EEG (alpha, beta, delta, dan theta). Nilai WRP pada setiap rentang frekuensi tersebut akan unik dan spesifik sesuai dengan gerakan subjek, sehingga akan mencirikan apakah subjek menggerakkan lengan kanan bawah kearah atas atau kondisi resting. Pemrosesan sinyal electroencephalogram (EEG) dilanjutkan dengan menjadikan data WRP tersebut sebagai masukan kesistem klasifikasi. Sistem pengklasifikasian akan menggunakan algoritma support vector machine (SVM), yang akan memberikan kesimpulan pada data sinyal EEG random yang dihasilkan subjek tersebut, apakah termasuk dalam kondisi menggerakkan lengan kanan bawah kearah atas atau dalam keadaan istirahat (resting

ABSTRAK
This thesis will discuss about analysis power spectral of electroencephalogram signal (EEG) in humans as subjects that are moving right arms and when the subject is in state of rest using a brain computer interface (BCI) system. EMOTIV EPOC+ as a commercial device will be used to record EEG signal from the subject with 16 channels (2 channel as ground). Data recording results will be processed to extract its features/characteristics of EEG signals that are generated in accordance with the change of movement from the subject, by using wavelet relative power (WRP). These WRP data calculation can be done by transforming data using the discrete wavelet transform (DWT) with motherwavelet daubechies4 (db4), and calculated the value of its relative power on all frequency range (alpha, beta, delta, and theta). WRP values at each frequency range will be unique and spesific in accordance with the movement of the subject, so that WRP will characterize whether the subject move the right arm towards the top or in resting conditions. Using these WRP data information and the impelementation of support vector machine (SVM) algorithm, the system will provide a conclusion on random EEG signals wheater the subject move its arm or in resting condition. The level of accuracy of the system will be tested by looking at the results of the classification of EEG data by as much as 100 trial."
2016
S63134
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tati Asiati Pouw
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1968
S2193
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wida Arminiati Zuhniah
"Perawatan menstrual hygiene pada anak dengan cerebral palsy memerlukan penanganan berbeda dibandingkan dengan anak normal pada umumnya. Ketidakmampuan mereka dalam mengganti pembalut serta menjaga kebersihan diri menjadikan alasan dibutuhkannya peran orang tua atau pengasuh dalam merawat kebersihan diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran praktik hygiene menstruasi pada remaja cerebral palsy yang dibantu oleh orang tua atau pengasuh. Penelitian menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus. Wawancara mendalam dilakukan pada 6 orang informan secara daring yang dilakukan pada bulan Juni-Juli 2020. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa orang tua dan pengasuh cerebral palsy sangat memahami dan peduli akan perawatan kebersihan menstruasi pada anaknya. Seluruh informan merasakan adanya kerentanan dan keparahan penyakit akibat hygiene menstruasi yang buruk. Informan juga merasakan adanya manfaat dan hambatan dari tindakan pencegahan yang telah dilakukan. Namun sebagian besar informan tidak mencari tahu dan tidak pernah diberikan informasi maupun pengarahan mengenai perawatan hygiene menstruasi pada anak dengan cerebral palsy.

Treatment for menstrual hygiene in children with cerebral palsy requires different treatment compared to normal children in general. Their inability to replace pads and maintain personal hygiene makes the reason for the need for the role of parents or caregivers in caring for personal hygiene. This study aims to determine the description of menstrual hygiene practices in adolescent cerebral palsy assisted by parents or caregivers. This research uses a qualitative approach with a case study design. In-depth interviews were conducted with 6 informants online conducted in June-July 2020. The results of the study showed that parents and caregivers of cerebral palsy were very understanding and concerned about menstrual hygiene care for their children. All informants felt the vulnerability and severity of the disease due to poor menstrual hygiene. The informant also felt the benefits and obstacles from the precautions that had been taken. However, most informants did not find out and were never given information or guidance regarding menstrual hygiene care in children with cerebral palsy.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Eka Putri
"Spastisitas pada palsi serebral merupakan penyebab disabilitas terbesar pada anak-anak 80 . Akupunktur sebagai terapi tambahan diketahui dapat membantu mengurangi spastisitas pada anak dengan palsi serebral. Salah satu modalitas akupunktur dengan efek samping minimal dan aman untuk anak-anak adalah laserpunktur. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh laserpunktur pada titik GV20, GV14, LI4, GB34 dan LR3 terhadap spastisitas pada palsi serebral tipe spastik. Desain penelitian ini adalah uji klinis acak tersamar tunggal dengan kontrol. Melibatkan 60 pasien palsi serebral tipe spastik usia 2-10 tahun yang dibagi menjadi dua kelompok. Pasien yang menyelesaikan terapi hingga akhir penelitian adalah 52 orang, 8 pasien dinyatakan dropout. Kelompok perlakuan sebanyak 26 pasien mendapatkan terapi laserpunktur dan kelompok kontrol sebanyak 26 pasien mendapatkan terapi laserpunktur plasebo, masing-masing sebanyak 12 kali terapi dengan frekuensi 3 kali seminggu. Kemudian pada kedua kelompok dilakukan penilaian spastisitas menggunakan Modified Ashworth Scale MAS sebelum dan setelah mendapatkan perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat penurunan nilai MAS setelah perlakuan pada kelompok laserpunktur dibandingkan kelompok laserpunktur plasebo p < 0,05; 95 IK = 2,616 - 15,230 , terdapat penurunan nilai MAS pada kelompok laserpunktur setelah perlakuan dibandingkan sebelum perlakuan p < 0,05; 95 IK = 2,354 - 11,030 , tidak terdapat penurunan nilai MAS pada kelompok laserpunktur plasebo setelah perlakuan dibandingkan sebelum perlakuan p > 0,05; 95 IK = -7,027 - 2,565 , dan terdapat penurunan nilai MAS 3,6 kali lebih besar pada kelompok laserpunktur dibandingkan kelompok laserpunktur plasebo OR = 3,6, p < 0,05 . Dapat disimpulkan bahwa laserpunktur pada titik akupunktur GV20, GV14, LI4, GB34 dan LR3 terbukti efektif terhadap penurunan nilai MAS dibandingkan dengan laserpunktur plasebo pada anak dengan palsi serebral tipe spastik.

Spasticity is a common feature of cerebral palsy 80 and the most common cause of disability in children. Acupuncture as an adjunctive therapy is known to help reduce spasticity in children with cerebral palsy. One of the acupuncture modalities with minimal side effects and safe for children is laser acupuncture or laserpuncture. This study aims is to determine the laserpuncture effects on GV20, GV14, LI4, GB34 and LR3 to spasticity on spastic cerebral palsy patients. The study design is a randomized single blinded clinical trial, involving 60 patients aged 2 to 10 years, divided into two groups. Only 52 patients who completed therapy until the end of the study, 8 patients stated dropout. The treatment group 26 patients received laserpuncture therapy, and the control group 26 patients received laserpuncture plasebo, each patient get 12 times therapy with frequency 3 times a week. Both of groups evaluated for spasticity using Modified Ashworth Scale MAS before and after treatment. The results showed a decrease in MAS score after treatment p 0,05 95 CI 2,616 15,230 in the laserpuncture group compared to the placebo group, a decrease in MAS score in the laserpuncture group after treatment p 0,05 95 CI 2,354 11,030 compared to before treatment, there is no improvement in the placebo group after treatment p 0,05 95 CI 7,027 2,565 compared to before treatment, and there was a decrease in MAS score 3,6 time greater in the laserpuncture group compared to the placebo group OR 3,6, p 0,05 . It can be concluded that laserpuncture therapy more effectively reduce MAS score in patients with spastic cerebral palsy compared to laserpuncture placebo. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Damayanti
"Di Indonesia, masalah gizi buruk masih sangat memprihatinkan dan salah satu daerah dengan status gizi buruk terbanyak adalah Nusa Tenggara Timur NTT. Salah satu desa di NTT yang juga merupakan desa miskin dan sulit air adalah Desa Pero Konda di Sumba Barat Daya. Oleh karena itu, diduga banyak kejadian kekurangan gizi pada daerah tersebut sehingga perlu dilakukan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi dengan asupan protein pada anak usia 2-12 tahun di Desa Pero Konda. Desain penelitian ini adalah potong lintang analitik. Data yang digunakan adalah data primer. Data diambil melalui pengukuran berat badan dan tinggi badan, serta dengan bantuan instrumen kuesioner food recall 24 jam. Status gizi ditentukan berdasarkan Kurva CDC-2000 dengan indeks berat badan menurut usia BB/U, tinggi badan menurut usia TB/U, dan berat badan menurut tinggi badan BB/TB. Setelah itu, data diolah dengan SPSS versi 20 dan dianalisis dengan uji chi-square. Terdapat 99 responden pada penelitian ini. Hasilnya menunjukkan terdapat 52 orang responden perempuan 52,5 dan 47 orang responden laki-laki 47,5. Dari hasil pengukuran status gizi berdasarkan indeks BB/U, TB/U, dan BB/TB didapatkan 57 responden 57,6 berperawakan kurus, 33 responden 33,3 berperawakan pendek, dan 34 responden 34,3 memiliki status gizi kurang. Sebanyak 34 responden 34,3 memiliki asupan protein yang cukup dan 65 responden 65,7 memiliki asupan protein kurang. Berdasarkan anamnesis food recall, asupan protein terbanyak didapat dari protein hewani cumi dan ikan. Pada uji chi-square, tidak terdapat perbedaan bermakna antara kecukupan asupan protein dengan status gizi berdasarkan indeks BB/U, TB/U, dan BB/TB. Disimpulkan, status gizi pada anak di Desa Pero Konda tergolong kurang dan tidak terdapat hubungan yang bermakna secara statistik dengan asupan protein.

In Indonesia, undernourished is still become a concern problem and province which has the most undernourished children is Nusa Tenggara Timur NTT. One of its village where poverty and lack of water are common is Pero Konda at Sumba Barat Daya. Based on the data, a study needs to be done. This study aims to evaluate the association between protein intake with the nutritional status of children age 2-12 years old in Pero Konda. Analytic cross sectional studies using primary data was used in this study. The weight and height of the children were measured, and the 24 hour food recall was gathered through questionnaire. Nutritional statuses were assessed using curve of CDC 2000 grow chart with weighth for age index W/A, height for age index H/A, and weight for height index W/H. After that, the data processed using SPSS version 20 and analyzed with chi square test. There were 99 respondent in this study. The results showed there were 52 girl respondents 52,5 and 47 boy respondents 47,5. Based on the results of nutritional statusses rsquo measures using W/A, H/A, and W/H index, there were 57 respondent 57,6 wasting, 33 respondent 33,3 stunting, and 34 respondent 34,3 undernourished. A total of 34 respondents 34,3 had adequate protein intake and 65 respondents 65,7 have poor protein intake. Based on the anamnesis food recall, the highest protein sources were from animal protein squid and fish. In the chi square test, there are no significant differences between the protein intake and nutritional status based on W/A, H/A, and W/H index. In conclusion, the nutritional status of children in Pero Konda was considered undernourished and there was no statistically significant association with protein intake."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70358
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Mia Wiyarsih
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas gambaran stress pada orang tua yang memiliki anak cerebral palsy di YPAC Jakarta dan bagaimana strategi coping dalam menghadapi stressor tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tahapan stres yang terjadi pada orang tua yang memiliki anak cerebral palsy, mengetahui strategi coping yang digunakan oleh orang tua, bagaimana bentuk perilaku coping yang digunakan, dan apa dampak perilaku coping tersebut bagi orang tua. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode wawancara mendalam terhadap 18 orang, 9 informan orang tua, 7 informan guru pendamping, dan 2 informan pengasuh. Hasil penelitian mendapatkan orang tua mengalami gejala stress secara fisik dan psikologis, strategi coping berorientasi pada penyelesaian masalah yang dihadapi (Problem focused coping), sedangkan bentuk perilaku coping yang muncul yaitu Planfull Problem Soving, assistance Seeking, dan suppression of competing activities yang termasuk dalam Problem focused coping dan turning to religion, mental disengangement, positive reinterpretation and growth, acceptance, dan denial yang termasuk dalam Emotion focused coping. Dampak dari perilaku coping yang dilakukan orang tua yaitu Exercised Caution.

ABSTRACT
The focus of this study is a description of stress in cerebral palsy children?s parents in YPAC Jakarta and how coping strategies to deal with the stressor. The aim of this research is to find out stages of stress that occurs in cerebral palsy children?s parents, coping strategy orientation used by parent, how it works and what impact for the parent. This research is a qualitative in-depth interviews of 18 individuals, 9 informants parents, 7 informant teacher assistant, and 2 informants caregivers. The results show that parents experiencing symptoms of stress physically and psychologically, the coping orientation is on Problem Focused Coping, while coping behaviors are Planfull Problem Soving, assistance Seeking, dan suppression of competing activities which include in Problem Focused Coping, and then turning to religion, mental disengangement, positive reinterpretation and growth, acceptance, dan denial that included in Emotion Focused Coping. The impacts for the parent are Exercised Caution.
"
2016
S63052
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anissa Maharani
"Keterlambatan perkembangan pada aspek kemandirian anak masih menjadi salah satu masalah kesehatan di Indonesia. Studi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemberian stimulasi psikososial dengan status perkembangan kemandirian anak usia 3-6 tahun. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah analitik komparatif melalui pendekatan cross-sectional. Subjek dalam penelitian ini adalah 110 ibu/ pengasuh dengan anak berusia 3-6 tahun. Teknik pengambilan data menggunakan instrumen Early Childhood-Home Observation and Measurement of Environtment EC-HOME dan Early Childhood Independence Scale, sementara itu analisis data menggunakan uji Chi-Square. Hasil statistik uji Chi-Square menunjukkan terdapat hubungan secara bermakna antara pemberian stimulasi psikososial dengan status kemandirian anak dengan nilai P-Value=0,012.

Developmental delay in the aspect of child autonomy is still one of the health problems in Indonesia. This study aims to determine the relationship between psychosocial stimulation and the development of autonomy in children aged 3 6 years. The method used is a comparative analytics through a cross sectional approach. Subjects in this study were 110 mother caregiver with children aged 3 6 years. The data was collected using the Early Childhood Home Observation and Measurement of Environtment EC HOME and Early Childhood Independence Scale, while the data analysis used Chi Square test. The statistical results of Chi Square test show there is a significant relationship between psychosocial stimulation and the independence status of children with P Value 0,012.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yonda Gestaningrum
"Tesis ini disusun untuk menilai pengaruh latihan Functional Chewing terhadap fungsi mengunyah pasien anak palsi serebral dengan disfagia fase orofaringeal menggunakan metode penelitian evidence-based case report (EBCR). Pencarian literatur dilakukan pada Cochrane, Pubmed, Science direct, Oxford Academic dan Sage Journals sesuai dengan pertanyaan klinis. Penelitian ini menggunakan meta-analisis pada kedua jurnal yang didapat untuk menilai kualitasnya berdasarkan validitas, kepentingan dan aplikabilitasnya. Dari hasil meta-analisis didapatkan bahwa subjek penelitian adalah disfagia orofaringeal pada anak palsi serebral dengan GMFCS level V dan indikator kemampuan mengunyah Karaduman Chewing Performance Scale (KCPS) 4 yang mendapatkan latihan Functional Chewing memiliki kemampuan mengunyah yang lebih baik dibandingkan yang mendapatkan latihan oromotor tradisional. Kesimpulan penelitian ini adalah latihan Functional Chewing dapat meningkatkan kemampuan mengunyah pada pasien anak palsi serebral dengan disfagia fase orofaringeal.

This thesis was designed to assess the effect of Functional Chewing exercise on the chewing function of children with cerebral palsy with oropharyngeal dysphagia using an evidence-based case report (EBCR) research method. A literature search was performed on Cochrane, Pubmed, Science direct, Oxford Academic and Sage Journals according to clinical questions. This study uses a meta-analysis of the two journals obtained to assess their quality based on their validity, importance and applicability. From the results of the meta-analysis, it was found that the research subject was oropharyngeal dysphagia in children with cerebral palsy with GMFCS level V and the Karaduman Chewing Performance Scale (KCPS) 4 chewing ability indicator who received Functional Chewing exercise had better chewing ability than those who received traditional oromotor exercise. The conclusion of this study is that Functional Chewing exercises can improve chewing ability in children with cerebral palsy with oropharyngeal dysphagia."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Putri Rahmawati
"Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai ketahanan keluarga pada keluarga yang memiliki anak cerebral palsy dan bersekolah di YPAC Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Data kualitatif yang diperoleh dikumpulkan melalui studi literatur, observasi, dan wawancara mendalam. Hasil dari penelitian ini, yaitu menggambarkan sumber kesulitan dan sumber kekuatan yang dimiliki oleh keluarga dengan anak cerebral palsy. Selain itu, penelitian ini juga melihat interaksi yang terjalin antara keluarga dengan lingkungan di sekitarnya. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui jika sumber kesulitan dan sumber kekuatan dominan berasal dari dalam diri anggota keluarga individu, dimana ketika sumber kesulitan tidak didukung oleh sumber kekuatan maka sumber kesulitan tersebut dapat menghasilkan sumber kesulitan baru. Ketika keluarga memiliki sumber kesulitan yang banyak dan tidak memiliki sumber kekuatan yang memadai, maka keluarga akan mengalmi krisis. Krisis tersebut dapat diminimalisir dengan adanya bantuan dari lingkungan di sekitarnya, seperti keluarga besar dan komunitas di sekitar keluarga.

This study aims to describes family resilience in families who have cerebral palsy children and studying at YPAC Jakarta. This research used qualitative approach with case study research. Qualitative data were collected from literature study, observation and interview. The results of this research shows that every family with cerebral palsy children has a different risk and protective factors. The dominants factors comes from within the individual, and every risk and protective factors could bring up another risk and protective factors. When families have many risk factors and do not have adequate protective factors, the family will end up in crisis. The crisis can be minimized with the help of the surrounding environment, such as extended families and communities around the family. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>