Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 37597 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marwazi Ansory
"Fenomena gunung es dan window period yang dimiliki oleh kasus HIV/AIDS menjadi salah satu alasan kuat dibutuhkannya upaya penanggulangan HIV/AIDS yang paripurna dan tepat sasaran, oleh karena itu sistem informasi eksekutif Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Depok memegang peranan di dalamnya, tentunya sistem ini perlu dukungan sistem pencatatan dan pelaporan yang baik , berjalan lancar, berjenjang dan berkesinambungan.Membangun sistem informasi eksekutif KPA Kota Depok adalah upaya menyediakan informasi yang berkualitas bagi para pimpinan KPA Kota Depok, sebagai instrumen pendukung pengendalian dan penilaian sehingga dapat mengambil kebijakan dan tindakan yang tepat dalam rangka menciptakan lingkungan yang kondusif untuk upaya penanggulangan AIDS di Kota Depok. Prototype Sistem informasi Eksekutif ini dikembangkan dengan SDLC (System Development Life Cycle) dengan model iterative dan incremental, dibangun dengan berbasis web dan database, menggunakan bahasa program: PHP, dengan database:mysql. Memungkinkan prototype ini dapat dikembangkan terus menjadi lebih baik.

Iceberg phenomenon and owned by the window period of HIV / AIDS(Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome) is one of the reasons it needs strong efforts to combat HIV / AIDS are complete and appropriate, therefore, executive information systems (EIS) in Depok AIDS Commission play a role in it, of course These systems need to support a good system for recording and reporting. Developing Executive information system is an attempt to provide quality information for Depok AIDS Commision leaders, as an instrument of control and assessment support so that it can take policies and measures appropriate in order to create a conducive environment for the AIDS response in Depok. Executive information system prototype was developed with the SDLC (System Development Life Cycle) iterative and incremental model, built with web-based and database, using programming languages: PHP, databases: mysql. This prototype can be developed allowing it keeps getting better.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42382
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Yusup Hidayat
"Jumlah orang yang terinfeksi HIV terus meningkat pesat dan tersebar luas di seluruh dunia. Individu yang dinyatakan terinfeksi HIV, sebagian menunjukkan perubahan psikososial yang berdampak pada dirinya, sehingga memerlukan suatu mekanisme koping. Strategi koping merupakan cara individu menyelesaikan masalah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran strategi koping pasien HIV/AIDS di Poliklinik NAPZA Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor.
Desain penelitian menggunakan desain deskriptif sederhana, dilakukan secara purposive sampling methods terhadap 83 responden. Hasil penelitian menunjukkan strategi koping yang dipakai responden, didapatkan strategi koping yang adaptif 55,6 %, dan stretegi koping yang maladaptif sebanyak 44,4 %.
Penelitian ini mengindikasikan perlunya memberikan dukungan dan mendorong pasien HIV/AIDS dalam menemukan atau meningkatkan koping individu yang adaptif, dan memfasilitasi pasien HIV/AIDS mendapatkan sumber-sumber dukungan. Sehingga pasien HIV/AIDS dapat beradaptasi terhadap kondisinya dan mampu mengelola penyakit yang dialaminya.

People infected with HIV continues to increase rapidly and is widespread throughout the world. HIV-infected individuals, in part demonstrated psychosocial changes that have an impact on him, so it takes a coping strategies. Coping strategies is an individual way to solve the problem. The purpose of this study is to describe the coping strategies of patients with HIV / AIDS in drug Polyclinic Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Hospital.
The study design using simple descriptive design, done by purposive sampling methods against 83 respondents. The results suggest coping strategies employed respondents, found that adaptive coping strategies 55.6%, and maladaptive coping stretegies 44.4%.
This study indicates the need to provide support and promote HIV / AIDS patients in finding and enhancing adaptive coping individuals, and facilitate HIV / AIDS patients get support resources. So that HIV / AIDS patients can adapt to the conditions and be able to manage the disease they experienced.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S56427
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Puspasari
"Infeksi HIV bukan hanya mempengaruhi kesehatan fisik tetapi juga dapat mengakibatkan kecemasan atau depresi berkaitan dengan mortalitas, terapi, dan stigma, yang kemudian berdampak pada kualitas hidup. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran kualitas hidup Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Rumah Sakit Bhayangkara Indramayu. Penelitian ini menggunakan rancangan studi deskriptif dan mengumpulkan sebanyak 121 responden.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki kualitas hidup kurang baik (63,6%), mayoritas responden memiliki dimensi kesehatan fisik yang kurang baik yaitu (60,3%). Pada dimensi psikologis responden memiliki nilai yang kurang baik (75,2 %). Dalam dimensi interaksi sosial, mayoritas responden juga memiliki nilai yang kurang baik (57,9%). Dalam dimensi lingkungan (62,8%) nilainya kurang baik. Dari dimensi tingkat kemandirian, mayoritas responden (70,2%) nilainya kurang baik. Sedangkan dimensi spiritual, sebanyak 68 orang (56,2%) nilainya kurang baik.

HIV Infection not only affects physical health but also causes anxiety or depression related to mortality, therapy, and stigma, and then influence quality of life. The purpose of this study was to determine the picture quality of life of people living with HIV / AIDS (PLWHA) in Bhayangkara Hospitals Indramayu. This study used a descriptive study design and collect as much as 121 respondents.
The results showed that most of respondents have a poor quality of life (63.6%), more specically, all dimention the of qualiti of life majority respondents showed less than expected. Dimention of physical health, (60.3%), (75.2%), social interaction (57.9%), environmental (62.8%), level of independence (70.2%), and spiritual dimension (56.2%).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triana Arisdiani
"[Waria yang merupakan salah satu populasi kunci dalam peningkatan HIV/AIDS, di Kota Kendal diperkirakan berjumlah lebih dari 400 orang. Dari seluruh kasus HIV/AIDS yang ada di Kendal waria menduduki urutan kelima. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mendalam tentang pengalaman hidup waria dengan HIV/AIDS. Penelitian ini menerapkan desain penelitian deskriptif fenomenologi dengan wawancara mendalam. Sebelas partisipan diperoleh dengan
teknik purposive sampling. Dari hasil penelitian ini teridentifikasi 7 tema yaitu 1) Mengenali identitas diri sebagi waria, 2) Preferensi seksual terhadap laki-laki, 3) Persepsi waria terhadap sumber penularan HIV/AIDS, 4) Arti kehidupan bagi waria dengan HIV/AIDS, 5) Mengalami diskriminasi, 6) Bentuk dukungan waria dengan HIV/AIDS, 7) Hambatan dalam mengakses pelayanan kesehatan. Kesimpulan: seluruh waria menyadari identitas diri sebagai waria, dan mereka
memahami pekerjaan dan perilaku seks beresiko menjadi sumber penularan HIV/AIDS. Sebagian waria mengalami kesulitan dalam mengakses layanan kesehatan akibat adanya diskriminasi;Transgenders is one of the key populations in the increasing in HIV / AIDS case,
is estimated more than 400 people in the city of Kendal. The cases of transgender with HIV in Kendal is ranked on the top five. This study aims to gain a deeper understanding of transgender life experiences with HIV / AIDS. This research applies research design of descriptive phenomenology with depth interview. Eleven participants were recruited by purposive sampling technique. From the results of this study identified seven themes: 1) Recognize identity as a transgender, 2) sexual preference to males, 3) Perception transgenders against
the source of transmission of HIV / AIDS, 4) The meaning of life for transgenders with HIV / AIDS, 5) Experience discrimination, 6) The support transgenders with HIV / AIDS, 7) Barriers in accessing health services. Conclusion: the entire transgender realize identity as transgender, and they understand the work and unsafe sexual behavior becomes a source of transmission of HIV / AIDS. Most transgenders have difficulty in accessing health services due to discrimination;Transgenders is one of the key populations in the increasing in HIV / AIDS case,
is estimated more than 400 people in the city of Kendal. The cases of transgender
with HIV in Kendal is ranked on the top five. This study aims to gain a deeper
understanding of transgender life experiences with HIV / AIDS. This research
applies research design of descriptive phenomenology with depth interview.
Eleven participants were recruited by purposive sampling technique. From the
results of this study identified seven themes: 1) Recognize identity as a
transgender, 2) sexual preference to males, 3) Perception transgenders against
the source of transmission of HIV / AIDS, 4) The meaning of life for transgenders
with HIV / AIDS, 5) Experience discrimination, 6) The support transgenders with
HIV / AIDS, 7) Barriers in accessing health services. Conclusion: the entire
transgender realize identity as transgender, and they understand the work and
unsafe sexual behavior becomes a source of transmission of HIV / AIDS. Most
transgenders have difficulty in accessing health services due to discrimination, Transgenders is one of the key populations in the increasing in HIV / AIDS case,
is estimated more than 400 people in the city of Kendal. The cases of transgender
with HIV in Kendal is ranked on the top five. This study aims to gain a deeper
understanding of transgender life experiences with HIV / AIDS. This research
applies research design of descriptive phenomenology with depth interview.
Eleven participants were recruited by purposive sampling technique. From the
results of this study identified seven themes: 1) Recognize identity as a
transgender, 2) sexual preference to males, 3) Perception transgenders against
the source of transmission of HIV / AIDS, 4) The meaning of life for transgenders
with HIV / AIDS, 5) Experience discrimination, 6) The support transgenders with
HIV / AIDS, 7) Barriers in accessing health services. Conclusion: the entire
transgender realize identity as transgender, and they understand the work and
unsafe sexual behavior becomes a source of transmission of HIV / AIDS. Most
transgenders have difficulty in accessing health services due to discrimination]"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T44304
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Dona
"Salah satu tujuan Millennium Developments Goals adalah memerangi HIV/AIDS dan penyakit menular lainnya.Pengetahuan tentang HIV AIDS merupakan salah upaya untuk mencegah penularan HIV di kalangan WPS dan mempengaruhi perilaku pemakaian kondom. Selain itu faktor sosial demografi dikalangan WPS juga mempengaruhi dalam pemakaian kondom.Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan karakteristik dan pengetahuan tentang HIV/AIDS pada Wanita Penjaja Seks Langsung (WPSL) terhadap perilaku mewajibkan pemakaian kondom pada pelanggan. Desain penelitian adalah cross sectional dengan jumlah sampel 120 WPSL diambil secara simpel random sampling.
Hasil analisis statistik diperoleh WPSL yang konsisten mewajibkan pemakaian kondom pada pelanggan sebesar 35%.Analisis bivariat diperoleh variabel status kawin (OR=3,7 95% CI = 1,6-8,8) dan pengetahuan tentang HIV/AIDS (OR=2,6 95% CI= 1,2-5,6) mempunyai hubungan bermakna secara statistik dengan perilaku mewajibkan pemakaian kondom pada pelanggan. Berdasarkan hasil temuan, maka di sarankan untuk meningkatkan kegiatan penyuluhan kesehatan dilokalisasi dalam rangka mencegah penularan HIV/AIDS.

One of the goals of Millennium Developments Goals is to combat HIV/AIDS and other infectious diseases. Knowledge about HIV AIDS can prevent HIV transmission among FSWs and influence condom use behavior. In addition, the social demographic factors among Female Sex Workers (FSWs) also affect the use of condoms. This research to knowRelationship Characteristic and Knowledge About HIV/AIDS in Direct FSWs behavior in have to used condom to clients.The study design was cross sectional with 120 sample of Direct FSWs with simple random sampling.
Result by statistical analysis find that Direct FSWs requires consistent use of condoms to clients that 35%. Bivariat analysis find that variable marital status (OR=3,7 95% CI = 1,6-8,8) and knowledge about HIV/AIDS (OR=2,6 95% CI= 1,2-5,6) had statistically significant between behavior in have to the use of condoms to clients.Based on this finding, it is recommended to increase the health promotion activities to increase condom used in localization to prevent HIV/AIDS transmision.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Sari
"[Begitu banyaknya kegiatan komunikasi di program pencegahan HIV Komisi Penanggulangan AIDS Nasional yang belum dievaluasi secara menyeluruh melatarbelakangi penelitian ini. Oleh karena itu, peneliti tertarik menganalisa lebih jauh tingkatan pemahaman dan tanggapan kelompok sasaran terhadap lembar promosi yang diberikan dalam kampanye komunikasi perubahan perilaku.
Dengan mengaplikasikan kerangka strategis P-Process dan tahapan Steps to Behavioural Change, penelitian ini mengidentifikasi enam elemen sebagai instrumen evaluasi tingkat pemahaman kelompok sasaran yaitu: pengetahuan, persetujuan, maksud, praktik, advokasi dan masukan.
Pendekatan kualitatif dengan metode penelitian studi kasus, dan teknik pengumpulan data wawancara mendalam digunakan untuk mengeksplorasi informasi sembilan narasumber yang berasal dari kelompok wanita pekerja seks, petugas lapangan, pejabat KPA Nasional dan FHI360 sebagai mitra kerja. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemahaman kelompok sasaran terhadap lembar promosi HIV Counseling Test (HCT) sudah terpenuhi namun perencanaan dan proses pengembangan materi lembar promosi belum terlaksana optimal.;The background of this research is based on the limited qualitative evaluation of HIV prevention campaign conducted by the Indonesia National AIDS Commission. This thesis demonstrates the importance of conducting evaluation in any communication campaigns. Drawing on P-Process framework and Steps to Behavioural Change, this study examines impact of HIV Counseling Test brochure towards female sex workers in Jakarta province. Five elements are administered to evaluate the expected changes: knowledge, approval, intention, practice and adcovacy. In addition, the element feedback is aimed to accommodate considerations. The research applies qualitative approach, study case method and in depth interviews towards 9 sources to gather information. The result of this research suggests that despite of the positive acceptance from the key affected population, Indonesia National AIDS Commission requires to strengthen planning management, development and testing communication materials., The background of this research is based on the limited qualitative evaluation of HIV prevention campaign conducted by the Indonesia National AIDS Commission. This thesis demonstrates the importance of conducting evaluation in any communication campaigns. Drawing on P-Process framework and Steps to Behavioural Change, this study examines impact of HIV Counseling Test brochure towards female sex workers in Jakarta province. Five elements are administered to evaluate the expected changes: knowledge, approval, intention, practice and adcovacy. In addition, the element feedback is aimed to accommodate considerations. The research applies qualitative approach, study case method and in depth interviews towards 9 sources to gather information. The result of this research suggests that despite of the positive acceptance from the key affected population, Indonesia National AIDS Commission requires to strengthen planning management, development and testing communication materials.]"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T44269
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Yunita
"Latar Belakang. Perempuan dengan HIV/AIDS memiliki risiko mengalami psikopatologi yang lebih tinggi dibanding laki-laki, meskipun data pendukung mengenai hal ini sangat minim. Untuk mengatasi stresor yang dialami, penderita HIV/AIDS membangun berbagai bentuk mekanisme koping, dan seringkali menggunakan mekanisme koping yang maladaptif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara psikopatologi dengan mekanisme koping pada perempuan dengan HIV/AIDS.
Metode. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan menilai psikopatologi kuesioner SCL-90 , dan mekanisme koping kuesioner Brief COPE pada perempuan dengan HIV/AIDS di Pokdisus RS Cipto Mangunkusumo.
Hasil. Responden berjumlah 116 orang dengan 37,1 di antaranya memiliki psikopatologi dengan depresi sebagai psikopatologi terbanyak 44,2 . Mekanisme koping yang tersering digunakan oleh seluruh responden adalah religion 46,6 . Korelasi psikopatologi dengan mekanisme koping adalah r= 0,292 dan p=0,001.
Kesimpulan. Didapatkan hubungan bermakna dengan korelasi positif dan kekuatan lemah antara psikopatologi dan mekanisme koping. Mekanisme koping religion lebih banyak digunakan oleh responden tanpa psikopatologi. Responden dengan psikopatologi yang menggunakan koping religion sering disertai dengan penggunaan koping self blame. Manajemen tatalaksana perempuan dengan HIV/AIDS yang komprehensif dapat dilakukan dengan deteksi dini psikopatologi dan mekanisme koping.

Background. Women with HIV AIDS have greater risk than men in having psychopathology while the data was not very considerable. To resolve stress, patients with HIV AIDS build lots of coping mechanism, and often the maladaptive ones. This study aims to assess the relationship between psychopathology and coping mechanism in women with HIV AIDS.
Method. A cross sectional study was conducted to determine the psychopathology using SCL 90 questionnaire, and coping mechanism using Brief COPE questionnaire in women with HIV AIDS at Pokdisus of Cipto Mangunkusumo Hospital.
Result. Among 116 subjects, 37,1 had no psychopathology with depression was the most common psychopatology 44.2. The most used mechanism of coping was religion 46,6. The coefficient correlation between psychopathology and mechanism of coping was r 0,292 and p 0,001.
Conclusion. There was significant differences with positive and correlation between psychopathology and mechanism of coping. Religion coping more used by respondent with no psychopathology. Respondent with psychopathology often use religion and self blame coping. A comprehensive management in female with HIV AIDS can be done by early detection of their psychopathology and coping mechanism.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Savitri Wulandari
"ABSTRAK
Latar Belakang: Pada pasien dengan HIV/AIDS seringkali ditemukan adanya psikopatologi dan mekanisme koping maladaptif yang berpengaruh terhadap perkembangan penyakitnya. Terapi Kelompok Suportif Ekspresif (TKSE) merupakan salah satu bentuk terapi kelompok yang dapat dilakukan pada pasien dengan HIV/AIDS. Terapi kelompok menunjukkan hasil dalam perbaikan gangguan mood, respon koping yang maladaptif, fobia dan rasa sakit. Selain itu terapi kelompok juga telah terbukti efektif untuk mengatasi stres, memerbaiki persepsi yang salah, mengatasi krisis pribadi, memberikan harapan yang realistis, dan menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam jumlah CD4 serta penurunan viral load HIV. Saat ini perlu dilakukan penelitian yang membuktikan bahwa TKSE yang dilakukan pada pasien dengan HIV/AIDS dapat mengubah psikopatologi dan mekanisme koping agar memerbaiki perkembangan penyakitnya.
Metode: Penelitian eksperimental secara consecutive sampling pada pasien dengan HIV/AIDS di Pokdisus HIV-AIDS RSCM Jakarta menggunakan kuesioner SCL-90 dan penilaian mekanisme koping COPE.
Hasil: Tidak terdapat perubahan nilai skor SCl-90 yang bermakna (p=1.000) dan tidak terdapat perbedaan perubahan mekanisme jenis koping (p=0.168) pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah dilakukan TKSE) namun TKSE berpeluang sebagai faktor protektif terhadap kecenderungan subjek penelitian mengalami psikopatologi jika hanya mengikuti therapy as usual (TAU). Mekanisme koping utama yang dipakai adalah Active, Acceptance dan Religious. Pemberian TKSE pada kelompok intervensi dapat mempertahankan koping positif yang sudah dipakai dibandingkan bila hanya mendapatkan TAU seperti pada kelompok kontrol. Bila penggunan koping yang bersifat Emotion lebih menonjol, psikopatologi yang dialami oleh individu akan tampak lebih jelas.
Simpulan: Pada penelitian ini tidak terdapat perubahan nilai skor psikopatologi dan mekanisme koping yang bermakna pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah dilakukan TKSE tapi terlihat TKSE dapat berpeluang sebagai faktor protekktif. Pemberian TKSE pada kelompok intervensi tampaknya dapat mempertahankan koping positif yang sudah dipakai. dibandingkan bila hanya mendapatkan TAU seperti pada kelompok kontrol. Selain itu bila penggunan koping yang bersifat Emotion lebih menonjol, psikopatologi yang dialami oleh individu akan tampak lebih jelas.

ABSTRACT
Background: Psychopathology and maladaptive coping mechanism were frequently found in HIV/AIDS patients which could influence the progression of the disease. Supportive Expressive Group Therapy (SEGT) is a form of group therapy which could be conducted on HIV/AIDS patients. Group therapy has been shown to improve mood disorders, maladaptive coping responses, phobias and pain. It was also effective in managing stress, false perception, overcome personal crisis, providing realistic expectation and significantly increasing CD4 cell count and reducing HIV viral load. A research is conducted on HIV/AIDS patients to prove that SEGT can alter psychopathology and coping mechanism in order to improve the development of the disease.
Methods: Experimental study with consecutive sampling on HIV/AIDS patients in Pokdisus HIV-AIDS RSCM Jakarta using SCL-90 questionnaire and coping mechanism assessment COPE.
Results: There were no significant change in SCL-90 score (p=1.000) and coping mechanism types (p=0.168) in the intervention group before and after SEGT but SEGT could act as a protective factor toward the tendency of research subject to have psychopathology when they only receive TAU. Three main coping mechanisms were Active, Acceptance and Religious. SEGT could maintain positive coping being used in the intervention group compare to only TAU which given to the control group. Psychopathologies were more prominent in individuals using Emotion coping mechanism.
Conclusion: In this study there was no significant difference in the change of SCL-90 scores and the types of coping mechanism in the intervention group before and after SEGT, but SEGT could act as a protective factor towards the tendency of psychopathology occurrence. SEGT could maintain positive coping being used in the intervention group. Psychopathologies were more prominent in individuals using Emotion coping mechanism.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajriyati Nur Azizah
"Duapertiga Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) berusia dewasa mengalami depresi. Depresi merupakan respon terhadap masalah psikososial akibat diagnosa positif HIV yang menyebabkan isolasi diri dan perilaku beresiko bunuh diri. Tujuan penelitian kualitatif fenomenologi ini menggambarkan pengalaman depresi ODHA dewasa menjalani tugas perkembangan psikososialnya. Partisipan penelitian berjumlah 8 orang dan data dikumpulkan dengan wawancara mendalam. Enam tema yang dihasilkan: perjalanan penyakit merubah seluruh aspek kehidupan, menutup diri sebagai respon terhadap stigma, depresi sebagai respon kehilangan, strategi psikososial sebagai pilihan koping, kesadaran akan makna spiritual, dan kekuatan dukungan sosial dalam pencapaian peran dan harapan. Penelitian menyarankan ketersediaannya layanan keperawatan bagi ODHA berbasis komunitas.

Two-thirds of adult people with HIV/AIDS (PLWH) suffer from depression. Depression is a response to psychosocial problems as a result of HIV positive diagnosis that causes self-isolation and suicide risk transmit. The goal of this qualitative with phenomenological study was to describe the experience of depression in adult people with HIV/AIDS undergoing psychosocial developmental tasks. This research was involved 8 participants with in-depth interview as a methode to collect the data. Six themes marked the experience: the course of the disease changes all aspects of life, hide the HIV status as a response to stigma, depression as a response to loss, psychosocial as alternative coping strategy, awareness of spiritual meaning, and the strength of social support in the achievement of roles and expectations. Research suggested the availability of nursing services for PLWH community based."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Halleyantoro
"ABSTRAK
Toksoplasmosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii. Penyakit infeksi ini dapat menyebabkan kondisi fatal bila terjadi pada pasien imunokompromis, misalnya adalah toksoplasma ensefalitis (TE) yang menyerang sistem saraf pusat. Untuk menegakkan diagnosis Toxoplasma sebagai penyebab kelainan SSP (sistem saraf pusat) pada pasien HIV sangat sulit, sehingga diperlukan metode pemeriksaan lain sebagai alternatif, salah satunya adalah pemeriksaan PCR mendeteksi gen B1 dari Toxoplasma gondii. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode PCR pada sampel CSS (cairan serebrospinal) yang sesuai untuk menegakkan diagnosis TE dan mengetahui keunggulan dan kelemahan pemeriksaan PCR dibandingkan pemeriksaan IgG anti-Toxoplasma pada cairan serebrospinal. Penelitian dilakukan pada cairan serebrospinal pasien HIV/AIDS dengan gangguan serebral. Hasil pemeriksaan PCR dari 88 sampel CSS pasien HIV yang datang ke Laboratorium Parasitologi FK UI, adalah 23 (26,1%) positif dan 65 (73,9%) negative T. gondii. Ada hubungan postif bermakna antara pemeriksaan PCR dengan pemeriksaan IgG anti-Toxoplasma dari CSS.

ABSTRACT
Toksoplasmosis is a disease caused by infection of Toxoplasma gondii. This infection can caused a life threatening condition in immunocompromised patients, for example toxoplasma ensefalitis (TE) which attack central nervous system. It is very difficult to diagnose Toxoplasma as a cause of CNS infection in HIV patient, so we need another methods as alternative, one of which is one of which is a PCR detection of Toxoplasma gondii B1 gene. This research aims to develop a PCR method on samples Cerebrospinal Fluid (CSF) that suitable for TE diagnosis and determine the advantages and disadvantages PCR methods compared to detection of anti-Toxoplasma IgG from CSF. The study was conducted in the cerebrospinal fluid of patients with HIV / AIDS with cerebral disorders. PCR examination results of 88 samples CSS HIV patients who came to the Laboratory of Parasitology FK UI, was 23 (26.1%) positive and 65 (73.9%) negative T. gondii. There is a significant positive relationship between PCR and detection anti-Toxoplasma IgG from CSF.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>