Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161864 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Putu Eka Suarjaya
"Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah pelanggan seluler terbesar di Dunia. Saat ini tingkat penetrasi pasar seluler di Indonesia sudah mencapai diatas 100%, hal ini menunjukkan pasar seluler sudah mengalami tingkat jenuh, pertumbuhan pelanggan operator seluler sudah tidak signifikan lagi jika dibandingkan dengan 5 tahun yang lalu. Hal ini berdampak terhadap persaingan yang ketat antar operator dalam hal menarik jumlah pelanggan dengan cara penurunan tarif yang signifikan namun tidak diikuti dengan kualitas layanan yang ditawarkan. Indonesia juga merupakan salah satu negara dengan tingkat churn paling tinggi di Asia yaitu diatas 10%. Melihat kondisi tersebut, layanan Mobile Number Portability (MNP) dapat dijadikan salah satu alternatif solusi bagi pemerintah untuk memberikan layanan terbaik bagi pelanggan seluler, mendorong persaingan yang sehat antar operator ditengah pasar seluler yang mulai jenuh dan mengurangi tingkat churn yang berdampak terhadap pemborosan blok nomor. Mobile Number Portability (MNP) merupakan layanan yang memungkinkan pelanggan untuk berpindah operator tanpa mengganti nomor telepon yang mereka miliki. Dengan implementasi MNP pelanggan seluler diuntungkan dengan kebebasan memilih operator dan tetap mempertahankan nomornya, serta mendapatkan tarif layanan yang lebih baik. Bagi operator, Mobile Number Portability akan mendorong untuk memperbaiki dan memberikan kualitas jaringan yang lebih baik bagi pelanggan, serta menawarkan iklim yang lebih kompetitif diantara operator yang sudah ada. Penelitian ini bertujuan menganalisis kelayakan implementasi MNP di wilayah Jabodetabek dengan menggunakan metode Cost Benefit Analysis dengan obyek penelitian operator GSM.
Penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa untuk kepentingan publik dan operator seluler dengan periode investasi 5 tahun, implementasi MNP ini layak untuk wilayah Jabodetabek. Sedangkan berdasarkan analisis sensitivitas diperoleh bahwa variabel tingkat porting dan nilai tukar (Dollar) merupakan variabel yang paling sensitif yang berpengaruh terhadap kelayakan implementasi MNP tersebut.

Indonesia is one of country with the largest number of mobile subscribers in the world . Currently the mobile market penetration rate in Indonesia has reached above 100 % , it indicates the mobile market has experienced saturation levels, the growth of mobile operator customers are no longer significant when compared to 5 years ago . This has implications for the intense competition between operators in terms of attracting subscribers with a significant decrease in rates but not followed by the quality of services offered. Indonesia is also one of the countries with the highest churn rate in Asia is above 10 %. Based on these conditions, Mobile Number Portability (MNP) services can be used as an alternative solution for the government to provide the best service for mobile customers, encouraging healthy competition among mobile operators amid market begins to saturate and reduce churn rate affecting waste block number. Mobile Number Portability is a service that allows customers to switch operators without changing their phone numbers. With the implementation of MNP, mobile customers benefit from the freedom to choose operators and retaining the number, good price and better service. For operators, Mobile Number Portability would push to improve and provide better network quality for customers, as well as offering a more competitive climate among existing operators. This study aims to analyze the feasibility of implementing MNP in the Greater Jakarta area using the Cost Benefit Analysis with the object of research GSM operators.
This study gives the conclusion that the public interest and the mobile operator with an investment period of 5 years, MNP implementation is feasible for the Greater Jakarta area. While based on the sensitivity analysis shows that the variable porting rate and exchange rates (Dollar) is the most sensitive variables that affect the feasibility of the implementation of MNP."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42245
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Arie Ambary
"ABSTRAK
Number Portability merupakan salah satu langkah yang harus dicapai menuju tercapainya tujuan utama deregulasi dan lingkungan kompetisi layanan telekomunikasi. Kemampuan pelanggan untuk tetap menggunakan nomor telepon mereka walaupun sebenamya mereka telah pindah dari pcnyelenggara telekomunikasi yang satu menuju penyelenggara yang lain, mutlak diperlukan dalam lingkungan kompetisi yang sesungguhnya. Dengan Number Portability, pelanggan dapat dengan leluasa memilih dan menentukan sendiri penyelenggara telekomunikasi yang diinginkan berdasarkan tarif, service dan service feature yang diberikan, tanpa harus menanggung resiko perubahan nomor telepon. Salah satu jenis portability adalah Service Provider Portability dimana pelanggan dapat menentukan sendiri penyelenggara telekomunikasi yang diinginkan.
Skripsi ini akan membahas mengenai implementasi Local Sevice Provider Portability dimana daerah atau wilayah yang dapat dilayani Number Portabilrty adalah suatu daerah tertentu dalam sua.u kode area tertentu. Metode yang akan digunakan dalam implementasi adalah Location Routing Number yang merupakan metode berdasarkan Intelligent Network. Dalam skripsi ini .iuga akan dianalisa mengenai proses atau tahapan dan skenario implementasi Local Service Provider Portability, dampak implemetantasi terhadap jaringan penyelenggara dan perencanaan sistem penomoran. Selain itu akan dianalisa juga mengenai masalah interkoneksi jaringan dan kesiapan infrastruktur jaringan penyelenggara.

"
2000
S39726
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Mobile Number Portability (MNP) service is one of the methods which applied to increase afair and
healthy competition among operators. This method offers the ability to retain customer?s MSISDN
number when porting from one service provider or operator to another. There are three options of
technical solution to support the implementation of this method they are Intelligent Network based
Signalling Relay Function based and Call Divert Solution. To decide the appropriate technical solution,
we use decision making method based Analytic Hierarchy Process (AHF) with eight criteria. Al-lP shows
that Inteligent Network is the appropriate choice because it has more benefits than others technical
solutions.
"
Jurnal Teknologi, 21(3) September 2007 : 177-186, 2007
JUTE-21-3-Sep2007-177
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Darren Nathanael Tanudirdjo
"ABSTRACT
Modern composter technology has been able to process domestic waste easily. As for the conveniences offered, modern composter must still be operated manually using human power to stir the waste heap. Then there is the problem of quality control, which requires sufficient experience from the user side to process good compost and can be a challenge for new users. Therefore, the aim of this project is to mechanize the process of stirring and quality control to minimize the level of difficulty in the composting process, as well as provide guidance for similar research to be carried out. This project will only cover 3 stages in the design process (Function, Synthesis, and Detail), with design guidelines using existing literature studies. For example, composter design is based on factors that influence the quality of compost, and the choice of sensor type is based on parameters that must be measured and controlled. Everything will be supported by solar panels as a power source that is connected externally via port D.C. to the logic board, which will direct power to all motors and sensors, and control the feedback loop of the sensor data obtained. There are also guidelines for controlling the types of waste that can and cannot be processed by composter, and also the optimal condition of composter to work properly. However, there are some important points to consider before advancing to the next design phase. These points are issues related to price and market share, new ideas for mechanical processes, and issues related to total mass and product portability. The current composter model is still too heavy, and by changing the material used, the total weight can be reduced threefold by increasing the total price to 3 times the initial price that has been determined. This creates a new problem when marketing this product because the specified target price is 4 times the price of the most expensive composter sold in the Australian market. Then there are things that can be updated such as cable routes, automatic cooling systems, and humidity control mechanisms where ideas and technology are available but still need more time to perfect. Therefore, this idea still needs improvement, and further research is still needed to resolve issues related to this idea before advancing to the next phase, with additional research related to analyzing the market share related to this composter.

ABSTRAK
Teknologi komposter modern telah mampu mengolah limbah domestik dengan mudah. Adapun kenyamanan yang ditawarkan, komposter modern masih harus dioperasikan secara manual menggunakan tenaga manusia untuk mengaduk tumpukan sampah. Lalu ada masalah kontrol kualitas, yang membutuhkan pengalaman yang cukup dari sisi pengguna untuk memproses kompos yang baik dan bisa menjadi tantangan bagi pengguna baru. Oleh karena itu, tujuan dari proyek ini adalah untuk memekanisasi proses pengadukan dan kontrol kualitas untuk meminimalkan tingkat kesulitan dalam proses pengomposan, serta memberikan panduan untuk penelitian serupa yang akan dilakukan. Proyek ini hanya akan mencakup 3 tahap dalam proses desain (Fungsi, Sintesis, dan Detail), dengan pedoman desain menggunakan studi literatur yang ada. Misalnya, desain komposter didasarkan pada faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas kompos, dan pilihan jenis sensor didasarkan pada parameter yang harus diukur dan dikendalikan. Semuanya akan didukung oleh panel surya sebagai sumber daya yang terhubung secara eksternal melalui port D.C. ke papan logika, yang akan mengarahkan daya ke semua motor dan sensor, dan mengontrol putaran umpan balik dari data sensor yang diperoleh. Ada juga pedoman untuk mengendalikan jenis limbah yang dapat dan tidak dapat diproses oleh komposter, dan juga kondisi optimal komposter agar bekerja dengan baik. Namun, ada beberapa poin penting yang perlu dipertimbangkan sebelum melanjutkan ke fase desain berikutnya. Poin-poin ini adalah masalah yang terkait dengan harga dan pangsa pasar, ide-ide baru untuk proses mekanis, dan masalah yang terkait dengan massa total dan portabilitas produk. Model komposter saat ini masih terlalu berat, dan dengan mengubah bahan yang digunakan, berat total dapat dikurangi tiga kali lipat dengan menaikkan harga total menjadi 3 kali lipat dari harga awal yang telah ditentukan. Ini menciptakan masalah baru ketika memasarkan produk ini karena target harga yang ditentukan adalah 4 kali lipat dari harga komposter paling mahal yang dijual di pasar Australia. Lalu ada hal-hal yang dapat diperbarui seperti rute kabel, sistem pendingin otomatis, dan mekanisme kontrol kelembaban di mana ide dan teknologi tersedia tetapi masih membutuhkan lebih banyak waktu untuk menyempurnakan. Oleh karena itu, ide ini masih perlu ditingkatkan, dan penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk menyelesaikan masalah yang terkait dengan ide ini sebelum maju ke tahap berikutnya, dengan penelitian tambahan terkait dengan menganalisis pangsa pasar terkait dengan komposter ini."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zuhad Kurniawan
"Perkembangan industri telekomunikasi seluler, khususnya seluler GSM menunjukkan peningkatan yang sangat pesat. Dengan perkembangan ini mengakibatkan kompetisi di antara penyelenggara jaringan seluler berlangsung dengan ketat, karena masing-masing operator berusaha menawarkan layanan terbaik kepada konsumen agar mempunyai loyalitas yang tinggi. Namun iklim kompetisi yang sekarang sudah berjalan masih perlu untuk ditingkatkan lagi, sehingga pada akhirnya konsumen akan semakin dimanjakan dengan layanan-layanan yang inovatif.
Salah satu mekanisme yang dapat diterapkan untuk meningkatkan iklim kompetisi agar semakin terbuka dan sehat adalah dengan penerapan konsep Mobile Number Portability. Konsep ini menawarkan kepada konsumen untuk dapat berpindah-pindah penyedia layanan atau operator dengan tetap mempertahankan nomor yang dimiliki sebelumnya. Hal ini tentu saja merupakan Suatu tawaran yang menarik bagi konsumen, karena bagi sebagian orang nomor telepon merupakan suatu identitas pribadi, dan apabila nomomya harus berubah karena berpindah operator, tentu sangat merepotkan untuk menginformasikan nomor yang baru kepada koIeganya.
Ada beberapa jenis metode atau solusi teknis dalam penerapan layanan Mobile Number Portability, yaitu solusi berbasis Jaringan Cerdas, solusi berbasis Signalling Relay Function dan Solusi Pengalihan Panggilan. Dari beberapa solusi tersebut, solusi berbasis Jaringan Cerdas mempunyai beberapa keunggulan sehingga paling sesuai untuk diterapkan pada layanan Mobile Number Portability dimana dilihat dari sisi implementasi relatif lebih mudah karena semua operator telah menerapkan konsep jaringan cerdas. Sehingga hanya diperlukan beberapa modifikasi pada sistim perangkat lunaknya Serta sistim internal routing untuk menerapkan layanan mobile number portability.
Hal ini didukung dengan metode pengambilan keputusan berbasis Analisa Proses Berjenjang dengan delapan kriteria yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan, sehingga diperoleh metode berbasis jaringan cerdas sebagai solusi yang paling sesuai untuk diterapkan di Indonesia.

The growth in the cellular market over the coming years show rapid improvement. This will increase the competition among GSM operator due to each of them offer the best service to customers in order to keep their loyalty. The current competition needs to be improved and finally customers will get the best services.
One of method which can be applied to increase the fair competition among operators is to implement Mobile Number Portability service. This concept offers the ability to retain their MSISDN number when porting hom one service provider to others. Off course it?s interesting from customer?s point of view since generally the phone number reflect the private identity and ability to retain their number when porting avoid to re-inform the number to their colleagues.
Some methods or technical solution will support the implementation of Mobile Number Portability, they are : Intelligent Network based Solution, SRF based Solution and Call Divert Solution. Intelligent Network based Solution has more benefits than others and chosen as suitable solution for Mobile Number Portability with consideration all GSM operators have implemented Intelligent Network concept. To implement this solution need modifications on the switching software and internal routing.
This solution has been chosen supported by decision making method based Analytic Hierarchy Process (AHP) and eight criteria which most influence to choose suitable solution. Finally, the Intelligent Network method is suitable solution for Mobile Number Portability implementation in Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16938
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifqi Annas Albasyahri
"Pemerintah Indonesia memiliki target bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23% pada tahun 2025 dan 31% pada tahun 2050. Dengan target ini, Indonesia dinilai akan mulai melakukan investasi pada pemasangan energi baru terbarukan untuk menggantikan pembangkit dengan bahan bakar fosil. Dengan perubahan eksistensi pembangkit, pastinya terdapat beberapa kemungkinan permasalahan baru pada sistem kelistrikan di Indonesia yang bersangkutan dengan kualitas daya seperti frekuensi/tegangan yang tidak stabil, perminataan beban yang berlebih, atau fluktuasi daya pembangkitan. Battery Energy Storage System (BESS) atau Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) merupakan salah satu jenis pembangkit yang dapat memperbaiki kualitas frekuensi sistem. Akan tetapi, pengimplementasian BESS sebagai ancillary services di Indonesia masih diragukan jika dibandingkan PLTD jika hanya dilihat dari aspek finansial. Oleh karena itu, perlu dilakukan kajian lebih lanjut mengenai alternatif yang seharusnya dilakukan untuk memperbaiki frekuensi sistem kelistrikan di Indonesia. Penelitian ini akan menganalisis kedua alternatif tersebut menggunakan analisis biaya dan manfaat dilihat dari aspek finansial dan nonfinansial. Analisis finansial akan mengkaji kedua alternatif melalui perhitungan Internal rate of Return (IRR), Net Present Value (NPV), Discounted Payback Period (DPP), dan Profitability Index (PI) atau Benefit to Cost Ratio (BCR). Sementara itu, analisis nonfinansial akan mengkaji dari segi keteknikan, lingkungan, dan sosial. Dari hasil analisis ini, Penelitian menghasilkan kesimpulan bahwa BESS memiliki untuk diimplementasikan sebagai ancillary services di Indonesia. Proyek BESS pada wilayah TT menghasilkan NPV > 0, IRR 6,09, DPP selama 9 tahun, dan BCR 1,18. Sementara itu, proyek PLTD menghasilkan NPV > 0, IRR 5,64, DPP selama 7 tahun, dan BCR 1,427.

The Indonesia government has set a target of New and Renewable Energy (NRE) sector for about 23% in 2025 and 31% in 2050. Along with this target, Indonesia is expected to start investing in the installation of renewable energy sector to replace conventional power plant (fossil fuel-fired power plant). With the change of existing power plants, there are certainly some new potential problems arised in the Indonesian electricity systems related to the power quality such as unstable frequency/voltage, excessive load demand, or fluctuation of power generation. Battery Energy Storage System (BESS) or Diesel Power Plant are the type of generation plant which can improve the quality of frequency in the system. However, BESS implementation as ancillary services in Indonesia is still doubtful compared to PLTD if only seen by financial analysis. Therefore, several studies need to be carried out to determine the best alternatives to improve the frequency of Indonesia’s electricity system. This research will analyze which is the better implementation (BESS or PLTD) by using cost benefit analysis considering financial and nonfinancial aspects. Financial analysis will analyze the two alternatives by calculating Internal rate of Return (IRR), Net Present Value (NPV), Discounted Payback Period (DPP), dan Profitability Index (PI) atau Benefit to Cost Ratio (BCR). Meanwhile, nonfinancial analysis will analyze in the technical, environment, and social. Along with this analysis, this research generates the conclusion that BESS has the potentials to be implemented as ancillary services in Indonesia’s electricity system. BESS in TT region generates NPV > 0, IRR 6,09, DPP in 9 years, dan BCR 1,18. Meanwhile, Diesel generator generates NPV > 0, IRR 5,64, DPP in 7 years, dan BCR 1,427."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizani Imaniar
"Dalam forum United Nation Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) – Conference of Parties (COP) ke-21 pada Desember 2015, Presiden Republik Indonesia menyampaikan komitmen nasional terkait penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) salah satunya melalui pengembangan energi terbarukan. Komitmen nasional ini ditindaklanjuti dengan pengembangan roadmap energi nasional yang dikenal dengan Grand Strategi Energi Nasional (GSEN) oleh Dewan Energi Nasional (DEN) dimana Indonesia memiliki target Nationally Determined Contributions (NDC) sebesar 314 juta ton CO2e per tahun penurunan emisi karbon dari sektor energi yang harus dicapai pada tahun 2030 (hingga 2020 telah tercapai 64,4 juta ton CO2e per tahun).
Salah satu upaya yang dilakukan terkait pengembangan energy terbarukan adalah dengan implementasi biodiesel yang sejak tahun 2019 telah mulai diimplementasikan dengan pencampuran bahan bakar diesel dengan Fatty Acid Methyl Ester (FAME) yang saat ini dikenal dengan B30 (blending 30% bahan bakar nabati dengan 70% bahan bakar diesel). Namun Secara teknis B30 dengan blending FAME tidak bisa melebihi 30% karena keterbatasan teknis (water content, monoglyceride, dll). Sedangkan Presiden Republik Indonesia memiliki target yang cukup ambisius yaitu tingkat blending yang lebih tinggi yaitu B40 bahkan hingga B50. Untuk itu, Hydrotreated Vegetable Oil (HVO) muncul sebagai solusi yang dapat memenuhi dari sisi kriteria teknis. Namun terdapat beberapa pertimbangan dari sisi keekonomian nya.
Setelah penelitian ini mengukur kelayakan dari sisi finansial proyek, serta mempertimbangkan pula beberapa aspek benefit lain yang muncul antara lain seperti kontribusi terhadap target pencapaian NDC sebesar 521,000 ton reduksi CO2e per tahun, penghematan current account deficit dan lain sebagainya maka proyek ini layak dari sisi Economic Benefit Cost Analysis.

In the 21st United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) – Conference of Parties (COP) forum in December 2015, the President of the Republic of Indonesia conveyed national commitments related to reducing greenhouse gas (GHG) emissions, one of which is through the development of renewable energy. This national commitment was followed up with the development of a national energy roadmap known as the Grand National Energy Strategy (GSEN) by the National Energy Council (DEN) in which Indonesia has a Nationally Determined Contributions (NDC) target of 314 million tons of CO2e per year to reduce carbon emissions from the energy sector. must be achieved by 2030 (by 2020 64.4 million tonnes of CO2e per year have been reached).
One of the efforts made related to the development of renewable energy is the implementation of biodiesel, which since 2019 has begun to be implemented by mixing diesel fuel with Fatty Acid Methyl Ester (FAME) which is currently known as B30 (30% blending of biofuels with 70% of biofuels). diesel fuel). However, technically, B30 with FAME blending cannot exceed 30% due to technical limitations (water content, monoglyceride, etc.). Meanwhile, the President of the Republic of Indonesia has a fairly ambitious target, namely a higher blending level of B40 and even up to B50. For this reason, Hydrotreated Vegetable Oil (HVO) emerged as a solution that can meet the technical criteria. However, there are some considerations from an economic point of view. After the study of the financial feasibility of the project also the implememtation of HVO Biodiesel, by also considering other several aspects of benefits arise, such as the contribution to the NDC target of 521,000 tonnes CO2e reduction per year, savings in the current account deficit and so on. Thus, this project considered as feasible by the Economic Benefit Cost Analysis conducted
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dadan Sumantri
"Fokus penelitian ini adalah menganalisis loyalitas konsumen internet service provider dengan menggunakan mobile access dengan mengambil studi kasus pada pelanggan internet broadband di Jabodetabek. Variabel yang digunakan untuk mengukur loyalitas adalah variabel kepuasan pelanggan, service quality, switching cost, persepsi harga dan corporate image.
Metode analisis data pada penelitian ini adalah metode survey dengan menganalisis data utama yang bersumber dari kuesioner yang disebarkan kepada 200 pelanggan internet broadband dari pelanggan konsumen internet service provider yang menggunakan mobile wireless access. Teknik sampel yang digunakan adalah judgment sampling dengan sampling error sebesar 5% dan tingkat kepercayaan sebesar 10%.
Hasil Penelitian ini adalah variabel kepuasan pelanggan dan variabel switching cost yang mempengaruhi secara signifikan variabel loyalitas. Sedangkan variabel service quality secara signifikan mempengaruhi variabel kepuasan pelanggan dan variabel corporate image.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan, untuk meningkatkan loyalitas pelanggan, maka perusahaan disarankan menciptakan switching cost dengan cara menumbukan rasa enggan untuk berpidah ke ISP lain dan menciptakan kepuasan pelanggan dengan mengoptimalkan service quality. Selain itu, pengoptimalan service quality oleh perusahaan diharapkan dapat meningkatkan corporate image.

This research is focus to analyze the internet service provider of consumer loyalty on mobile wireless access by taking a case study in broadband internet at Jabodetabek. Customer satisfaction, service quality, switching cost, price perceptions and corporate image are used to measure customer loyalty.
The survey method using quesioner as main data which questionnaires distributed to 200 customers of broadband internet service provider internet consumer customers using mobile wireless access by judgment sampling technique. s used Sampling error is 5% and confidence level is 10%.
The results of this study are the variables of customer satisfaction and switching cost variables are significantly affect the loyalty variable. While service quality variables significantly affect customer satisfaction variables and the variable corporate image.
The results of research and analysis is to increase customer loyalty, the company suggested creating barrier using switching costs and create customer satisfaction by optimizing service quality. In addition, the optimization of service quality by the company is expected to improve the corporate image.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S45168
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benhardi
"

Teknologi 5G yang diharapkan dapat dikomersialisasikan mulai tahun 2020 diperlukan untuk memenuhi peningkatan permintaan komunikasi data. Salah satu tantangan mewujudkannya terletak pada pemilihan spektrum frekuensi yang tepat untuk implementasi 5G di Indonesia.

Tesis ini membahas secara spesifik aspek tekno-ekonomi dalam menguji kelayakan investasi spektrum frekuensi 28 GHz untuk 5G di Indonesia. Dua indikator utama yang dijadikan sebagai bahan masukan dalam pendekatan Cost-Benefit Analysis dalam studi ini yaitu faktor BHP Izin Penggunaan Spektrum Frekuensi yang dijadikan sebagai acuan biaya investasi operator dan faktor pendapatan operator dari sisi data layanan 4G.

Berdasarkan analisis yang dilakukan, ditemukan bahwa investasi pada spektrum frekuensi 28 GHz untuk implementasi 5G di Indonesia akan mencapai titik impas setelah melewati tujuh tahun semenjak implementasi komersial layanan 5G dimulai. Dalam jangka waktu sepuluh tahun investasi, operator memperoleh keuntungan finansial setelah berinvestasi layanan 5G pada spektrum frekuensi 28 GHz.

Selain operator, regulator dalam hal ini negara Indonesia juga dapat meningkatkan penerimaannya yang berasal dari BHP yang merupakan Penerimaan Negara Bukan Pajak dari sektor industri telekomunikasi. Oleh karenanya, studi pada tesis ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi dan rekomendasi bagi regulator di Indonesia dalam menentukan spektrum frekuensi yang tepat untuk era 5G yang sebentar lagi akan dimulai.


The 5G technology that is expected to be commercialized starting in 2020 is needed to meet the increasing demand for data communication. One of the challenges in making it happen lies in the selection of the right frequency spectrum for the implementation of 5G in Indonesia.

This thesis discusses specifically the techno-economic aspects in testing the feasibility of investing the 28 GHz frequency spectrum for 5G in Indonesia. The two main indicators that are used as input in the Cost-Benefit Analysis approach in this study are the BHP factor Permission for the Use of Frequency Spectrum which is used as a reference for operator investment costs and operator income factors in terms of 4G service data.

Based on the analysis conducted, it was found that investment in the 28 GHz frequency spectrum for 5G implementation in Indonesia would break even after passing seven years since the commercial implementation of the 5G service began. Within ten years of investment, operators obtain financial benefits after investing 5G services in the 28 GHz frequency spectrum.

In addition to operators, regulators in this case the Indonesian state can also increase its revenue from BHP which is a Non-Tax State Revenue from the telecommunications industry sector. Therefore, the study in this thesis is expected to be one of the references and recommendations for regulators in Indonesia in determining the right frequency spectrum for the era of 5G which will soon begin.

"
2019
T52915
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mishan, Ezra J.
London: George Allen and Unwin, 1976
300.155 MIS e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>