Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 101297 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siregar, Marina Nurrahmani
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana pemberian teknik terapi
Unified Protocol (UP) dalam mengurangi gejala gangguan kecemasan pada
mahasiswa. Proses screening awal sekaligus pre-test dilakukan dengan cara
memberikan Penn State Worry Questionnaire, General Health Questionnaire dan
melakukan wawancara singkat pada mahasiswa yang berminat mengikuti proses
screening. Setelah screening,dilakukan terpilihlah tiga orang partisipan yang
memenuhi kriteria partisipan penelitian dan bersedia mengikuti mengikuti sesi UP
sebanyak 6 kali dan mengikuti satu kali sesi follow-up sekaligus post-test (10 – 14
hari setelah terminasi). Penelitian ini menggunakan desain one group before-after
study, dimana peneliti akan melihat perubahan skor partisipan saat pre-test dan
post-test. Hasil kuantitatif dan kualitatif dari penelitian ini menunjukkan bahwa
UP terbukti efektif dalam mengurangi worry dan meningkatkan kondisi kesehatan
mental pada mahasiswa yang menunjukkan gejala gangguan kecemasan.

ABSTRACT
This study evaluated the efficacy of Unified Protocol (UP) in reducing anxiety
disorder symptoms among college students. Researcher used Penn State Worry
Questionnaire, General Health Questionnaire, and brief interview in screening
process. Through screening process, researcher got three participants who was
willing to attend six sessions of UP, followed by a follow-up session (10 – 14
days after termination). Researcher used before-after study design to find out if
Unified Protocol could reduce anxiety disorder symptoms. Results suggest that
UP successfully reduced worry and at the same time it enhanced current mental
health state of college students showing anxiety disorder symptoms."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T42078
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rafi Abimanyu
"Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa kedekatan dengan alam berperan memiliki hubungan yang signifikan dalam peningkatan kesehatan mental dan pengurangan efek kecemasan maupun stres pada individu. Namun, masih terdapat inkonsistensi terkait hubungan tersebut dalam konteks pandemi. Di sisi lain, terdapat penelitian yang membuktikan bahwa resiliensi juga memiliki peran yang penting dalam menurunkan kecemasan individu. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran moderasi resiliensi pada hubungan antara kedekatan dengan alam dan kecemasan pada mahasiswa yang sedang menjalani pembelajaran jarak jauh selama pandemi. Sejumlah 218 partisipan yang terdiri dari 173 orang perempuan dan 45 orang laki-laki Indonesia telah mengikuti penelitian ini dengan rentang usia 18 hingga 24 tahun (M = 20,72; SD = 1,22). Alat ukur dalam kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini antara lain Skala Kedekatan Alam untuk mengukur kedekatan dengan alam, STAI untuk mengukur kecemasan, dan Resilience Scale untuk mengukur resiliensi. Hasil analisis dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kedekatan dengan alam dan kecemasan (r = -0,205; p < 0,01, two-tailed), dan tidak terdapat peran moderasi resiliensi pada hubungan antara kedekatan dengan alam dan kecemasan mahasiswa.

Many previous studies have proven that nature relatedness plays a significant role in improving mental health and reducing the effects of anxiety and stress on individuals. However, there are still inconsistencies between one study and another regarding this relationship. There are also studies that prove that resilience also has an important role in reducing individual anxiety. This study aims to examine the moderating role of resilience in the relationship between nature relatedness and anxiety among students undergoing distance learning during the pandemic. A total of 218 participants consisting of 173 women and 45 men participated in this study with an age range of 18 to 24 years (M = 20,72; SD = 1,22). The measuring instruments in the questionnaire used in this study include the Nature Relatedness Scale to measure nature relatedness, the State Anxiety Inventory to measure anxiety, and the Resilience Scale to measure resilience. The results of the analysis of this study indicate that there is a significant negative relationship between nature relatedness and anxiety (r = -0.205; p<0.01, two-tailed), but there is no moderating role of resilience in the relationship between nature relatedness and student anxiety."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vina Rachmawati
"Penelitian ini membahas mengenai tingkat kecemasan dan stres yang dialami oleh mahasiswa yang mengikuti OSCE. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan tujuan untuk menggambarkan tingkat kecemasan dan stres pada mahasiswa yang mengikuti OSCE. Penelitian ini melibatkan 109 responden dengan kriteria inklusi yaitu mahasiswa aktif dan sudah mengikuti ujian OSCE praktikum anak. Instrumen yang digunakan yaitu Hamilton Rating Scale Anxiety HRS-A dan Perceived Stress Scale PSS. Uji reabilitas instrumen HRS-A memiliki nilai Cronbanch`s Alpa yaitu 0,752 dan uji reabilitas instrumen PSS memiliki nilai Cronbanch`s Alpa yaitu 0,706. Hasil penelitian menunjukkan dari 109 responden didapatkan mahasiswa mengalami kecemasan ringan yaitu 65,1 , kecemasan sedang 17,4 dan kecemasan berat 15,6 dan panik 1,8.
Hasil penelitian menunjukkan dari 109 responden didapatkan mahasiswa yang mengalami stres ringan 0,9, stres sedang 71,6 dan stres berat 27,5. Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi bagi institusi pendidikan mengenai gambaran tingkat kecemasan dan stres pada mahasiswa yang mengikuti OSCE dan hal hal yang dapat membuat cemas dan stres seperti suasana saat OSCE. Peneliti lain dapat mengembangkan penelitian dengan meneliti faktor faktor yang mempengaruhi tingkat stres dan kecemasan serta strategi koping yang digunakan dalam mengatasi kondisi stres yang muncul saat melaksanakan OSCE.

This study discusses the level of anxiety and stress experienced by students who follow the OSCE. This study adopt descriptive design to describe the level of anxiety and stress of students who follow the OSCE. We involved 109 respondents with inclusion criteria are active students and already took pediatric OSCE. The instruments used are Hamilton Rating Scale Anxiety HRS A and Perceived Stress Scale PSS. Reability test of the study showed that from 109 respondents, 65,1 has mild anxiety, 17,4 moderate anxiety, 15,6 sever anxiety, and 1,8 panic.
It was found that students who experienced mild stress 0,9, medium stress 71,6 and heavy stress 27,5. The result of this research is expected to inform educational institution about the level on anxiety and stress of students who follow the OSCE. Also, atmosphere of OSCE as contributing factor can be modified to lowering anxiety and stress and coping startegies used to overcome the stressful condition that arise when carrying out the OSCE."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syed Afdhal Harits Assegaf
"Penelitian ini didasari oleh fenomena pentingnya mengunjungi perpustakaan. Perpustakaan memiliki dampak yang positif menunjang proses belajar pada mahasiswa dengan tujuan meningkatkan kemampuan literasi, membantu kegiatan belajar seperti diskusi dan penyelesaian tugas-tugas karena perpustakaan dianggap sebagai pusat informasi di kampus.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara kecemasan perpustakaan dan performa akademis. Alat ukur kecemasan perpustakaan "Library Anxiety Scale" (LAS) yang dikembangkan oleh Bostick (1993) yang terdiri dari 32 item dan responden sebanyak 193 mahasiswa dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dengan teknik pengambilan data melalui accidental sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis null diterima (r= .034, p <.05), yang berarti tidak terbukti hubungan signifikan antara kecemasan perpustakaan dengan Performa akademis. Implikasi dari hasil penelitian ini adalah mampu menjelaskan kecemasan perpustakaan di fakultas psikologi terhadap perpustakaan psikologi universitas indonesia. Hasil penelitian juga menjelaskan secara kualitatif bagaimana respon yang muncul dari bentuk kecemasan perpustakaan yang kemudian berimplikasi pada performa akademis.

This study is based on the phenomenon of the importance of visiting the library. Libraries have a positive impact on student learning support with the aim of improving the literacy skills, helping and learning activities such as discussions and completion of tasks because the library is considered as an information center on campus.
This study aims to clarify the relationship between library anxiety and academic performance. Measuring tool library anxiety "Library Anxiety Scale" (LAS) developed by Bostick (1993), which consists of 32 items and the respondent as many as 193 students from the Faculty of Psychology, University of Indonesia with the data collection technique through accidental sampling.
The results showed that the null hypothesis is accepted (r = .034, p <.05), which means not proved a significant association between library anxiety with academic performance. The implication of this study is able to explain library anxiety in the psychology department of the library of the university psychology Indonesia. The results also explain qualitatively how the responses that emerged from the shape library anxiety that then has implications for academic performance.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S62031
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Fahrizha Nadia Fitri
"ABSTRAK
Fenomena terkait kecemasan menjadi isu yang banyak dijumpai di kalangan mahasiswa, khususnya terkait cognitive test anxiety. Individu yang memiliki cognitive test anxiety tinggi cenderung berperforma kurang baik pada tes. Beberapa studi telah menemukan bahwa mindfulness dan regulasi diri dapat memengaruhi cognitive test anxiety. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah regulasi diri memediasi hubungan antara mindfulness dan cognitive test anxiety pada mahasiswa. Penelitian ini bersifat korelasional yang dilakukan pada 192 mahasiswa. Pada penelitian ini, cognitive test anxiety diukur menggunakan Cognitive Test Anxiety Scale-17 CTAS-17 Cassady Finch, 2014, mindfulness diukur dengan menggunakan Mindfulness Attention Awareness Scale MAAS Brown dan Ryan, 2003 , dan regulasi diri diukur menggunakan Short Self-Regulation Questionnaire SSRQ Carey, Neal, Collins, 2004 . Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa regulasi diri memediasi secara parsial partially mediation hubungan antara mindfulness dan cognitive test anxiety dengan indirect effect ? = -0,09.

ABSTRACT
Anxiety related phenomenon is a common issue among university students, especially regarding cognitive test anxiety. Individuals who have high cognitive test anxiety tend to perform poorly on a test. Several studies have found that mindfulness and self regulation can affect cognitive test anxiety. This study was conducted to determine whether selfregulation mediates the relationship between mindfulness and cognitive test anxiety in university students. This correlational study conducted on 192 university students. In this study, cognitive test anxiety was measured with Cognitive Test Anxiety Scale 17 CTAS17 Cassady Finch, 2014, mindfulness was measured with Mindfulness Attention Awareness Scale Brown and Ryan, 2003, and self regulation measured with Short SelfRegulation Questionnaire SSRQ Carey, Neal, Collins, 2004. The results of statistical analysis show that self regulation partially mediates relationship between mindfulness and cognitive test anxiety with indirect effect 0,09. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rayhan Maulana Akbar
"

Persebaran gangguan kesehatan mental pada remaja Indonesia menunjukkan angka yang cukup signifikan dimana sebanyak satu dari 20 remaja di Indonesia mengalami permasalahan ini. Gangguan kecemasan umum sebagai salah satu bagian dari gangguan kesehatan mental memiliki tingkat prevalensi paling tinggi serta memberikan dampak signifikan pada penurunan kualitas hidup seseorang. Meskipun dampak yang dihasilkan gangguan kecemasan umum cukup signifikan, belum ditemukan aplikasi spesifik yang berfokus untuk menangani gangguan kecemasan umum, terutama pada remaja. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menggali masalah dan kebutuhan pengguna terhadap penanganan gangguan kecemasan umum pada remaja Indonesia serta mengembangkan dan mengevaluasi prototipe aplikasi yang menjadi solusi atas permasalahan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode desain systemic design framework yang sejalan dengan topik penelitian ini yaitu seputar permasalahan sustainable living. Proses perancangan prototipe menghasilkan solusi atau fitur utama berupa pre-assessment generalized anxiety disorder-7 (GAD-7), konsultasi ahli, komunitas, peer counselor, dan jurnal. Keseluruhan proses perancangan prototipe aplikasi melibatkan 28 responden wawancara serta 347 responden kuesioner mulai dari fase pengumpulan kebutuhan hingga evaluasi yang terdiri dari calon pengguna yang telah divalidasi menggunakan pre-assessment GAD-7, ahli psikolog, dan ahli desain pengalaman pengguna. Rancangan akhir prototipe dievaluasi oleh calon pengguna melalui usability testing, user interview, dan system usability scale sehingga memperoleh usability score sebesar 86, SUS score sebesar 78,3, serta beberapa masukan pada kegiatan user interview yang mengindikasikan aplikasi telah memenuhi kebutuhan pengguna namun membutuhkan perbaikan minor. Penelitian ini memberikan kontribusi secara praktikal kepada Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia dan pengembang aplikasi kesehatan mental.dan kontribusi secara teoritis terhadap penjelasan penggunaan metode pengembangan systemic design framework.


The prevalence of mental health disorders among Indonesian teenagers shows a significant figure, with one in 20 teenagers in Indonesia experiencing these issues. Generalized anxiety disorder, as one of the mental health disorders, has the highest prevalence rate and significantly impacts a person's quality of life. Despite the significant impact of generalized anxiety disorder, no specific application has been found that focuses on addressing this issue, especially among teenagers. Therefore, this research aims to explore the problems and user needs regarding the management of generalized anxiety disorder among Indonesian teenagers. It also aims to develop and evaluate a prototype application as a solution to these problems. This research utilizes the systemic design framework method, which aligns with the research topic of sustainable living issues. The prototype design process results in a main solution or feature, including a pre-assessment using the Generalized Anxiety Disorder-7 (GAD-7) questionnaire, expert consultations, community support, peer counseling, and journal. The entire prototype design process involves 28 interview respondents and 347 questionnaire respondents, from the needs gathering phase to evaluation, which includes validated users through the GAD-7 test, psychologists, and user experience design experts. The final prototype design is evaluated by potential users through usability testing, user interviews, and the System Usability Scale, obtaining a usability score of 86 and an SUS score of 78.3. Additionally, user interviews provide feedback indicating that the application meets user needs but requires minor improvements. This research contributes practically through a clickable prototype that can be further developed by healthcare application developers. This research provides practical contributions to the Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia) and mental health application developers. It also offers theoretical contributions in explaining the use of the systemic design framework development method."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Raihan Andriqa; Rayhan Maulana Akbar; Salman Marsha
"Persebaran gangguan kesehatan mental pada remaja Indonesia menunjukkan angka yang cukup signifikan dimana sebanyak satu dari 20 remaja di Indonesia mengalami permasalahan ini. Gangguan kecemasan umum sebagai salah satu bagian dari gangguan kesehatan mental memiliki tingkat prevalensi paling tinggi serta memberikan dampak signifikan pada penurunan kualitas hidup seseorang. Meskipun dampak yang dihasilkan gangguan kecemasan umum cukup signifikan, belum ditemukan aplikasi spesifik yang berfokus untuk menangani gangguan kecemasan umum, terutama pada remaja. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menggali masalah dan kebutuhan pengguna terhadap penanganan gangguan kecemasan umum pada remaja Indonesia serta mengembangkan dan mengevaluasi prototipe aplikasi yang menjadi solusi atas permasalahan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode desain systemic design framework yang sejalan dengan topik penelitian ini yaitu seputar permasalahan sustainable living. Proses perancangan prototipe menghasilkan solusi atau fitur utama berupa pre-assessment generalized anxiety disorder-7 (GAD-7), konsultasi ahli, komunitas, peer counselor, dan jurnal. Keseluruhan proses perancangan prototipe aplikasi melibatkan 28 responden wawancara serta 347 responden kuesioner mulai dari fase pengumpulan kebutuhan hingga evaluasi yang terdiri dari calon pengguna yang telah divalidasi menggunakan pre-assessment GAD-7, ahli psikolog, dan ahli desain pengalaman pengguna. Rancangan akhir prototipe dievaluasi oleh calon pengguna melalui usability testing, user interview, dan system usability scale sehingga memperoleh usability score sebesar 86, SUS score sebesar 78,3, serta beberapa masukan pada kegiatan user interview yang mengindikasikan aplikasi telah memenuhi kebutuhan pengguna namun membutuhkan perbaikan minor. Penelitian ini memberikan kontribusi secara praktikal kepada Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia dan pengembang aplikasi kesehatan mental.dan kontribusi secara teoritis terhadap penjelasan penggunaan metode pengembangan systemic design framework.

The prevalence of mental health disorders among Indonesian teenagers shows a significant figure, with one in 20 teenagers in Indonesia experiencing these issues. Generalized anxiety disorder, as one of the mental health disorders, has the highest prevalence rate and significantly impacts a person's quality of life. Despite the significant impact of generalized anxiety disorder, no specific application has been found that focuses on addressing this issue, especially among teenagers. Therefore, this research aims to explore the problems and user needs regarding the management of generalized anxiety disorder among Indonesian teenagers. It also aims to develop and evaluate a prototype application as a solution to these problems. This research utilizes the systemic design framework method, which aligns with the research topic of sustainable living issues. The prototype design process results in a main solution or feature, including a pre-assessment using the Generalized Anxiety Disorder-7 (GAD-7) questionnaire, expert consultations, community support, peer counseling, and journal. The entire prototype design process involves 28 interview respondents and 347 questionnaire respondents, from the needs gathering phase to evaluation, which includes validated users through the GAD-7 test, psychologists, and user experience design experts. The final prototype design is evaluated by potential users through usability testing, user interviews, and the System Usability Scale, obtaining a usability score of 86 and an SUS score of 78.3. Additionally, user interviews provide feedback indicating that the application meets user needs but requires minor improvements. This research contributes practically through a clickable prototype that can be further developed by healthcare application developers. This research provides practical contributions to the Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia) and mental health application developers. It also offers theoretical contributions in explaining the use of the systemic design framework development method."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sinta Dewi
"Penelitian ini membahas tentang hubungan antara penggunaan lampu ketika tidur dengan kualitas tidur pada mahasiswa Program Studi Sarjana Reguler Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesi. Desain penelitian ini menggunakan deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang dipilih adalah 218 mahasiswa program studi sarjana regular FIK UI. Peneliti menggunakan teknik random sampling dalam memilih responden. Alat ukur yang dipakai dalam penelitian ini merupakan kuesioner yang terdiri dari bagian pertanyaan demografi, pemilihan penggunaan lampu ketika tidur, dan pertanyaan dari instrument Pittsburgh Scale Quality Index (PSQI) untuk mengukur kualitas tidur.
Hasil penelitian ini diuji dengan Uji T independen. Berdasarkan uji statistik didapatkan rerata total skor PSQI sebesar 8,26 dengan nilai p=0,926 dimana p>0,05, maka secara statistik tidak ada perbedaan (hubungan) yang signifikan antara kualitas tidur mahasiswa yang lampunya dimatikan dengan yang lampunya dinyalakan ketika tidur. Dengan hasil penelitian ini, diharapkan mahasiswa memahami faktorfaktor yang mempengaruhi kualitas tidur sehingga tercapainya kualitas tidur yang baik.

This study discusses the relationship between the use of lights when you sleep with sleep quality in Regular Undergraduate students of the Faculty of Nursing at Indonesi. The design of this study using correlative descriptive cross sectional approach. Selected sample was 218 undergraduate students of regular FIK UI. Researchers used random sampling techniques in selecting respondents. Measuring devices used in this study is a questionnaire consisting of demographic questions section, the selection of the use of lights when sleep, and the instrument Pittsburgh Scale Quality Index (PSQI) to measure the sleep quality.
The results of this study were tested by independent T test. Based on the statistical test obtained a mean of PSQI total score 8,26 and p value = 0.926 where p> 0.05, statistically there was no difference (relationship) significant between sleep quality students with the lights turned off its lights turned on when sleeping. With the results of this study, students are expected to understand the factors that affect the quality of sleep so as to achieve good quality sleep."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S56309
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmala Sari
"Ansietas merupakan perasaan yang tidak jelas yang timbul dari ketakutan yang ditandai dengan perasaan yang tidak menentu, tidak berdaya, terisolasi dan gelisah. Ketika mahasiswa mengalami ansietas, cara untuk menguranginya adalah dengan menggunakan perilaku menghindar, salah satunya dengan melakukan prokrastinasi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan tingkat ansietas dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa profesi FIK UI. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan jumlah sampel 116 mahasiswa profesi yang dipilih dengan metode total sampling. Analisis bivariat antara tingkat ansietas dengan prokrastinasi akademik menggunakan uji Pearson Chi Square dengan confident interval 95 . Hasil penelitian mendapatkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat ansietas dengan prokrastinasi akademik mahasiswa profesi p:0,003 . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat ansietas pada mahasiswa profesi menentukan perilaku prokrastinasi akademik.

Anxiety is an unclear feeling arising from fears characterized by feelings of uncertainty, helplessness, and isolation. When students perceived anxiety, a way to reduce it is use avoidance behaviour one of them by doing procrastination. The study aims to see the correlation of anxiety level and academic procrastination in clinical nursing students in FIK UI. This study used a cross sectional design with 116 clinical nursing students in the community selected by total sampling methods. The bivariate analysis between anxiety level and academic procrastination using the Pearson Chi Square test with 95 confident interval. Results of the study found that there was significant correlation between anxiety level and academic procrastination in clinical nursing students p 0,003 . These results indicate that the level of anxiety in clinical nursing students determine academic procrastination."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S67954
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifa Noor Aziza
"Latar Belakang: Prevalensi kecemasan pada mahasiswa lebih tinggi dibandingkan pada populasi umum. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor akademis, status sosioekonomi, faktor budaya, moral, psikologis, dan biologis. Tingginya tingkat kecemasan juga meningkatkan risiko terjadinya gangguan sendi temporomandibula pada mahasiswa.
Tujuan: Mengetahui hubungan antara kecemasan dan gangguan sendi temporomandibula pada mahasiswa, serta mengetahui hubungan antara jenis kelamin, status sosioekonomi (tingkat pendidikan orang tua dan jumlah pendapatan keluarga), dan faktor budaya (asal daerah) dengan kecemasan dan gangguan sendi temporomandibula pada mahasiswa.
Metode: Studi dengan desain cross-sectional berupa kuesioner online, yang disebarkan pada bulan November 2021 kepada mahasiswa Universitas Indonesia dengan jumlah responden 527 mahasiswa. Kuesioner yang diberikan merupakan State-Trait Anxiety Inventory yang terdiri dari 2 bagian dengan total 40 pertanyaan dan berfungsi untuk mengukur kecemasan, serta Temporomandibular Disorder Diagnostic Index (TMD-DI) yang berjumlah 8 pertanyaan dan digunakan untuk mengukur gangguan sendi temporomandibula.
Hasil Penelitian: Uji chi-square menunjukkan adanya perbedaan bermakna (p<0.05) kecemasan, baik A-State maupun A-Trait, terhadap gangguan sendi temporomandibula. Uji korelasi kendall menunjukkan kecemasan, baik A-State maupun A-Trait, memiliki korelasi bermakna yang bersifat positif dan lemah terhadap gangguan sendi temporomandibula. Uji chi-square menunjukkan adanya perbedaan bermakna (p<0.05) jenis kelamin terhadap kecemasan,baik A-State maupun A-Trait. Kemudian, uji korelasi kendall menunjukkan jenis kelamin memiliki korelasi bermakna secara statistik terhadap kecemasan. Namun, uji continuity correctionmenunjukkan tidak adanya perbedaan bermakna (p 0.05) jenis kelamin terhadap gangguan sendi temporomandibula. Uji chi-square juga menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna (p 0.05) status sosioekonomi (tingkat pendidikan orang tua dan jumlah pendapatan keluarga) dan faktor budaya (asal daerah) terhadap kecemasan dan gangguan sendi temporomandibula.
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara kecemasan, baik A-State maupun A-Trait, dengan gangguan sendi temporomandibula pada mahasiswa. Terdapat pula hubungan antara jenis kelamin dengan kecemasan, baik A-State maupun A-Trait, pada mahasiswa. Namun, tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan gangguan sendi temporomandibula, serta status sosioekonomi (tingkat pendidikan orang tua dan jumlah pendapatan keluarga) dan faktor budaya (asal daerah) dengan kecemasan, baik A-State maupun A-Trait, dan gangguan sendi temporomandibula pada mahasiswa.

Background: The prevalence of anxiety in college students are higher than in general population. This can be influenced by several factors, including academic, socioeconomic status, cultural, moral, and also biological factors. The high level of anxiety also increases the risk of temporomandibular disorder in college students.
Objective: This study aims to find out the association between anxiety and temporomandibular disorder, and also find out the association between gender, socioeconomic status (parental education and monthly family income), and cultural factor (origin) with anxiety and temporomandibular disorder in college students.
Methods: A cross-sectional study using online questionnaire of 527 students from University of Indonesia, that conducted on November 2021. There are two given questionnaires, State-Trait Anxiety Inventory that consisted of two part and 40 questions in total to assess anxiety, and Temporomandibular Disorder Diagnostic Index that consisted of 8 questions tao assess temporomandibular disorder.
Result: The chi-square test showed that there was a statistically significant difference (p<0.05) of temporomandibular disorder based on anxiety, either A-State or A-Trait. The kendall correlation test showed that temporomandibular disorder, have positive and weak statistically significant correlation to anxiety, either A-State or A-Trait. The chi-square test showed that there was a statistically significant difference (p<0.05) of anxiety, either A-State or A-Trait, based on gender. The kendall correlation test also showed that gender, have positive and weak statistically significant correlation to anxiety, either A-State or A-Trait. However, the continuity correction test showed that there was no statistically significant difference (p 0.05) of temporomandibular disorder based on gender. The chi-square test also showed that there was no statistically significant difference (p 0.05) of anxiety, either A-State and A-Trait, and temporomandibular disorder based on socioeconomic status (parental education and monthly family income) and cultural factor (origin).
Conclusion: There was an association between anxiety, either A-State or A-Trait, and temporomandibular disorder, as well as gender and anxiety, either A-State or A-Trait, in college students. However, no association was found between gender and temporomandibular disorder, as well as socioeconomic status (parental education and monthly family income) and cultural factor (origin) with anxiety,either A-State or A-Trait, and temporomandibular disorder in college students.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>