Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 171671 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ida Fitriani
"ABSTRAK
Penelitian ini merupakan studi lanjutan yang membahas inklusifitas dan
penerapannya, dalam hal aksesibilitas bagi penyandang disabilitas di BQMI.
Penelitian ini bertujuan memformulasikan aspek-aspek utama yang perlu
diperhatikan dalam meningkatkan aksesibilitas fisik; aksesibilitas intelektual
terhadap konten pameran; dan representasi penyandang disabilitas dalam narasi di
BQMI. Dalam penelitian deskriptif kualitatif ini, data dikumpulkan melalui studi
pustaka, observasi, simulasi dan wawancara. Peneliti menyarankan agar BQMI
memperbaiki dan menambah fasilitas akses; membuat desain pameran yang dapat
diakses; serta merumuskan representasi yang baik bagi penyandang disabilitas.
Dengan demikian, BQMI diharapkan dapat menjadi museum inklusif yang
mencerminkan indahnya ajaran Islam yang menjunjung tinggi keadilan dan
kesetaraan.

ABSTRACT
This study is a follow-up study that discusses inclusiveness and its application, in
terms of accessibility for persons with disabilities in BQMI. This study aims to
formulate the key aspects to consider in improving physical accessibility;
intellectual accessibility to the content of the exhibition; and the representation of
persons with disabilities in the narrative in BQMI. In this qualitative descriptive
study, data were collected through literature review, observation, simulation and
interviews. Researcher suggest that BQMI should fix and add access facilities;
make accessible exhibition design; and formulate a good representation for
persons with disabilities. Thus, BQMI expected to be inclusive museum that
reflects the beauty of the teachings of Islam that upholds justice and equality."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T42022
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, 2010
R 011.0074 KAT
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Syifaa Husniyyah
"ABSTRAK
Studi ini membahas Konservasi Pasif dan Konservasi Aktif di Bayt Al-Qur rsquoan dan Museum Istiqlal, khususnya koleksi manuskrip di Bayt Al-Qur rsquoan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Data diperoleh dari wawancara terstruktur dan observasi serta analisis dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan konservasi pasif dan konservasi aktif koleksi manuskrip di Bayt Al Qur rsquoan masih banyak kendala yang ditemukan sehingga kegiatan tersebut belum dilakukan secara optimal. Bayt Al-Qur rsquoan perlu membuat kebijakan pelestarian koleksi serta melengkapi fasilitas yang dibutuhkan untuk kegiatan konservasi pasif maupun aktif.

ABSTRACT
This study discusses the Passive Conservation and Active Conservation in Bayt AlQur 39 an and Museum Istiqlal, especially the manuscripts collection in Bayt Al Qur 39 an. This research uses qualitative approach with case study method. Data were obtained from structured interviews and observations and also document analysis. The results show that in the implementation of passive conservation and active conservation of manuscripts collection in Bayt Al Qur 39 an, there are still having many obstacles so that the activity has not been done optimally. Bayt Al Qur 39 an needs to establish a collection conservation policy as well and complementing the facilities needed for both passive and active conservation activities."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M.Raihan Aidil Fitri
"Pelaskanaan vaksinasi di Kota Palembang bagi penyandang disabilitas dinilai banyak mengalami permasalahan, seperti pelaksanaan vaksinasi yang dianggap tidak berjalan karena jumlah vaksinasi kepada disabilitas masih stagnan hingga infrastruktur penunjang yang masih minim. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aksesibilitas pelayanan vaksinasi di Kota Palembang bagi penyandang disabilitas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik pengambilan data dengan menggunakan metode kuantitatif yaitu melalui kuesioner yang disebarkan kepada 70 penyandang disabilitas dan didukung dengan metode kualitatif melalui wawancara mendalam dengan 8 narasumber. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sebesar 94% dari responden menyatakan pelayanan vaksinasi yang ada di Kota Palembang sudah diakses dengan baik. Selanjutnya penelitian ini juga menunjukkan tidak adanya perbedaan pelayanan vaksinasi yang diberikan diantara jenis-jenis disabilitas. Namun masih terdapat kelemahan dalam pelaksanaan vaksinasi kepada disabilitas di Kota Palembang, yaitu informasi yang disediakan oleh pemerintah kurang menyeluruh dan masih ragunya penyandang disabilitas untuk di vaksinasi sehingga angka capaian vaksinasi terhadap disabilitas masih stagnan.

The implementation of vaccination in the Palembang for disabilities is considered to have experienced many problems, such as the implementation of vaccination which is considered not working because vaccinations for disabilities is consistenly stagnant and supporting infrastructure is still less. The purpose of this study was to determine the accessibility of vaccination services in Palembang for persons with disabilities. This study uses a quantitative approach with data collection techniques using quantitative methods, namely through questionnaires distributed to 70 respondents with disabilities and supported by qualitative methods through in-depth interviews with 8 informants. The results of this study indicate that 94% of the respondents stated that the vaccination services in the Palembang were well accessed. Furthermore, this study also shows that there is no difference in the vaccination services provided between types of disabilities. However, there are still weaknesses in the implementation of vaccination for disabilities in the Palembang, the informations provided by the government is less exhaustive and disabilities are still hesitant to be vaccinated, so vaccination against disabilities is still stagnant."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Yunani
"Dalam rumusan yang diberikan ICOM museum berfungsi sebagai lembaga penelitian. kata "the tangible and intangible", merupakan penekanan tentang aspek yang perlu diperhatikan dalam upaya pelestarian bukti-bukti manusia dan lingkungannya. dalam melakukan research (penelitian), keterlibatan masyarakat sangat diperlukan sebagai sumber awal penelitian, sebagai pemilik benda pamer, untuk dilakukan penelitian terhadap nilai (value) yang terkandung pada benda pamer yang dikaitkan dengan pengembangan kekinian yang terjadi pada masyarakat. artinya bahwa segala sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat, menjadi subjek pokok pada pengelolaan museum (public service). dari masyarakat oleh masyarakat sehingga museum dalam operasionalnya tidak lagi eksklusif, tetapi menjadi inklusif.
Museum inklusif adalah museum yang berorientasi kepada masyarakat dan keragamannya dalam pencapaian target pengunjung. pengunjung museum sangat dianggap penting sebagaimana pentingnya museum dalam menentukan isi dan materi sebuah pameran. museum bergantung pelayanannya kepada jumlah pengunjung yang datang (kualitas kunjungan), keragaman jenis, laki-laki dan perempuan, serta keragaman kemampuan yaitu pengunjung yang memiliki kemampuan dalam melakukan kunjungan (sehat secara fisik) maupun pengunjung yang memiliki keterbatasan kemampuan (penyandang cacat). museum tidak mhanya menampilkan hal- hal yang unik dan menarik saja, akan tetapi museum dapat menjaring pengunjung secara beragam, baik tempat/wilayah, fisik, intelektual, maupun emosional. jadi museum inklusif adalah museum yang senantiasa melibatkan pengunjung dalam melakukan berbagai kegiatannya ( participation, representation, dan access) baik program maupun penyajiannya yang berbasis kepada sosial masyarakat.

In the ICOM formula, the museum provided as a research institution. the word "the tangible and intangible", is an emphasis on aspects that need to be considered in efforts to preserve human evidence and the environment. in conducting research (research), community involvement is needed as an initial source of research, as the owner of exhibit objects, to do research on the values ​​contained in exhibit objects that are associated with the development of the present that occurs in society. it means that everything related to society becomes the main subject in museum management (public service). from the community by the community so that the museum in its operations is no longer exclusive, but becomes inclusive.
Inclusive museum is a community-oriented museum and its diversity in achieving the target visitors. museum visitors are considered very important as the importance of the museum in determining the contents and material of an exhibition. The museum depends on its service to the number of visitors (quality of visits), species diversity, men and women, as well as the diversity of abilities, namely visitors who have the ability to make visits (physically fit) and visitors who have limited ability (disabled). The museum does not only display unique and interesting things, but museums can attract visitors in a variety of places, both in place, physical, intellectual, and emotional. so an inclusive museum is a museum that always involves visitors in carrying out various activities (participation, representation, and access) both social and community-based programs and presentations.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
T28566
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adam Gabriel Mounir
"Tulisan ini mengkaji konstruksi diskriminasi dalam bentuk othereness antara pembuat aplikasi dengan penyandang disabilitas tunanetra. Selain itu tulisan ini membahas bagaimana tunanetra menghadapi minimnya digital accessibility di Indonesia. Penelitian etnografi ini berusaha untuk melihat bagaimana pembuat aplikasi dengan kepentingannya, meninggalkan digital accessibility dalam product development yang mereka lakukan dan bagaimana tunanetra berimprovisasi dan menkreasikan adaptasi mereka sebisa mungkin untuk tetap menggunakan produk digital yang mereka butuhkan. Tunanetra menkreasikan microactivist affordances dengan infrastruktur material yang ada, sementara jika gagal, orang lain akan datang membantu dengan menkreasikan people as affordances.

This Paper studies the construction of discrimination in the form of otherness between application developers and people with visual impairments. In addition, this article discusses how visually impaired people face the lack of digital accessibility in Indonesia. This ethnographic research seeks to see how application developers with their interests leaves digital accessibility in their product development and how visually impaired people improvise and create adaptations to be able to keep using the digital products they need. Visually impaired people creates microactivist affordances with the available material infrastructure, while if they fail, other people will come to help by creating people as affordances. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Ayu Gede Jyotidiwy
"Transportasi publik seperti bus, kereta, pesawat, dan lain sebagainya merupakan fasilitas transportasi yang seharusnya dapat diakses oleh semua kalangan, termasuk disabilitas. Infrastruktur dan moda transportasi publik harus mengedepankan konsep Universal Design Principle agar dapat mengakomodir seluruh jenis penumpang. Universal Design Principle adalah pendekatan dalam desain yang memastikan infrastruktur dan moda transportasi dapat diakses, digunakan, dan dinikmati oleh sebanyak mungkin orang, termasuk mereka yang disabilitas. Penelitian ini membahas tentang pengaruh aksesibilitas infrastruktur dan moda transportasi terhadap tingkat penggunaan transportasi publik pada penyandang disabilitas di Stasiun Manggarai. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis karakteristik penyandang disabilitas, menganalisis tingkat aksesibilitas, dan faktor-faktor apa yang saja yang mempengaruhi aksesibilitas infrastruktur dan moda transportasi bagi penyandang disabilitas di Stasiun Manggarai. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional, dengan metode mixed method yang dilakukan pada Juni-Juli 2024. Adapun variabel yang diteliti adalah karakteristik responden (usia, jenis kelamin, dan jenis disabilitas), tingkat aksesibilitas dan faktor-faktor yang mempengaruhi mengacu pada universal design principle dengan cara pengisian kuesioner secara daring dan luring serta observasi dan pengukuran. Data diolah menggunakan SPSS versi 24. Hasilnya, didapati mayoritas penyandang disabilitas yang menggunakan infrastruktur dan moda transportasi KRL di Stasiun Manggarai berusia 31-35 tahun (31; 30,4%), berjenis kelamin perempuan (65; 63,7%), dan disabilitas berupa tuna wicara (36; 35,3%). Tingkat aksesibilitas infrastruktur dan moda transportasi KRL bagi penyandang disabilitas di Stasiun Manggarai tergolong tinggi yaitu 94 responden (92,15%) merasa infrastruktur dan moda transportasi KRL di Stasiun Manggarai cukup memenuhi kebutuhan mereka. Apsek infrastruktur maupun transportasi KRL berdasarkan Universal Design yang paling tinggi adalah Equitable Use dimana 96 responden (94,11%) merasa cukup dan paling rendah adalah Size and Space for Approach and Use dimana hanya 72 responden (70,58%) merasa cukup. Seluruh faktor Universal Design berpengaruh signifikan terhadap tingkat penggunaan moda transportasi KRL. Faktor yang paling dominan mempengaruhi tingkat penggunaan moda transportasi KRL adalah Low Physical Effort, sedangkan aspek yang paling lemah mempengaruhi adalah Size and Space for Approach and Use.

Public transportation such as buses, trains, planes, and other modes of transport are facilities that should be accessible to all groups, including people with disabilities. Public transportation infrastructure and modes must prioritize the Universal Design Principle concept to accommodate all types of passengers. The Universal Design Principle is an approach in design that ensures infrastructure and modes of transportation can be accessed, used, and enjoyed by as many people as possible, including those with disabilities. This research discusses the influence of infrastructure and transportation mode accessibility on the level of public transportation use by people with disabilities at Manggarai Station. The objectives of this study are to analyze the characteristics of people with disabilities, analyze the level of accessibility, and identify factors that affect the accessibility of infrastructure and transportation modes for people with disabilities at Manggarai Station. This research uses a cross-sectional study design, with a mixed-method approach conducted in June-July 2024. The variables studied include respondent characteristics (age, gender, and type of disability), level of accessibility, and influencing factors based on the universal design principle. Data collection methods include online and offline questionnaires, as well as observation and measurement. Data is processed using SPSS version 24. The results show that the majority of people with disabilities using the infrastructure and KRL (electric rail) transportation at Manggarai Station are aged 31-35 years (31; 30.4%), female (65; 63.7%), and have speech impairments (36; 35.3%). The level of accessibility of infrastructure and KRL transportation for people with disabilities at Manggarai Station is considered high, with 94 respondents (92.15%) feeling that the infrastructure and KRL transportation at Manggarai Station adequately meet their needs.The highest-rated aspect of KRL infrastructure and transportation based on Universal Design is Equitable Use, where 96 respondents (94.11%) feel it is adequate. The lowest-rated aspect is Size and Space for Approach and Use, where only 72 respondents (70.58%) feel it is sufficient. All Universal Design factors significantly influence the level of KRL transportation use. The most dominant factor influencing the level of KRL transportation use is Low Physical Effort, while the weakest aspect influencing it is Size and Space for Approach and Use."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiarahayu Sanjaya
"Untuk mendukung hak para penyandang disabilitas khususnya dalam penyediaan aksesibilitas pada transportasi publik, pemerintah sebagai regulator mengeluarkan kebijakan terkait penyediaan aksesibilitas pada pelayanan jasa transportasi publik bagi penyandang disabilitas. Implementasi kebijakan ini ditujukan untuk memberi kemudahan kepada penyandang disabilitas yang ingin menggunakan transportasi publik, salah satunya Commuter Line Jabodetabek sebagai transportasi yang paling diminati di wilayah Jabodetabek. Analisis implementasi ini menggunakan 4 faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan berdasarkan Teori Edward III yakni Komunikasi, Sumber-sumber, Disposisi, dan Struktur Birokrasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa permasalahan yang terjadi adalah kurangnya komunikasi pihak terkait dengan penyandang disabilitas yang menyebabkan fasilitas tidak sesuai dengan kebutuhan disabilitas atau mengalami kerusakan, adanya kewenangan yang tidak dijalankan seperti seharusnya, kurangnya pemahaman petugas frontliner mengenai pelayanan disabilitas, serta permasalahan teknis. Dari permasalahan tersebut, penelitian ini menyarankan PT. KCI untuk meningkatkan keterlibatan penyandang disabilitas, memberikan pelatihan kepada seluruh petugas frontliner, serta meningkatkan koordinasi antar pihak terkait.

To support the rights of person with disabilities, especially in the provision of accessibility in public transportation, the government as a regulator has issued a policy regarding the provision of accessibility on public transportation services for person with disabilities. The implementation on this policy intended to provide facilities for persons with disabilities who want to use public transportation, one of them being Commuter Line Jabodetabek which is the most popular transportation in Jabodetabek area. The analysis of this implementation uses 4 factors that affect the policy implementation based on Edward III Theory, namely : Communication, Resources, Disposition, and Bureaucratic Structures. The analysis shows that the problems occur are the lack of communication between parties related to persons with disabilities which cause the facilites do not suits disability needs or are damaged, the presence of authority that is not carried out as it should, lack of frontliners understanding of disability service, and technical problems. From these problems, this research suggests PT. KCI to increase the involvement of persons with disabilities, provide training to all frontliners, and improve coordination between related parties."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Marwah Adinda
"TransJakarta sebagai transportasi publik memiliki kewajiban melaksanakan kebijakan terkait aksesibilitas pada transportasi publik bagi disabilitas yang dibentuk oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Provinsi. Namun, masih ditemukan ketidaksesuaian pemberian pelayanan yang aksesibel bagi penyandang disabilitas di TransJakarta. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan dengan menggunakan teori implementasi kebijakan publik oleh Merilee S. Grindle (1980). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah post-positivist,teknik pengumpulan data melalui data primer yang dilakukan dengan wawancara mendalam dan data sekunder berupa studi literatur. Hasil analisis menggambarkan bahwa dalam pelaksanaan kebijakan penyediaan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas masih ditemukan sejumlah faktor penghambat. Melalui 21 Indikator masih terdapat 9 indikator yang menjadi penghambat, yaitu kurangnya pelibatan dan komunikasi dengan penyandang disabilitas sehingga terdapat fasilitas yang tidak sesuai, petugas frontlineryang belum memahami pelayanan disabilitas, pelaksana masih belum sepenuhnya tanggap akan masukan stakeholder, instruksi penyediaan fasilitas dalam konten kebijakan yang dibentuk oleh pemerintah masih kurang mendetail, kurangnya sosialisasi dan edukasi terkait fasilitas bagi disabilitas sehingga adanya ketidakpahaman target group serta kurangnya awarenessmasyarakat umum, dan adanya sistem prasarana yang sudah terbentuk belasan tahun sehingga perbaikan fasilitas dilakukan bertahap dan memakan waktu cukup lama.

TransJakarta as public transportation has the obligation to implement policies related to accessibility in public transportation for persons with disabilities established by the Central Government and the Provincial Government, however, problems are still found in providing accessible services for persons with disabilities. Therefore, this study aims to describe the factors that influence policy implementation by using the implementation of public policy implementation theory by Merilee S. Grindle (1980). The method used in this research is post-positivist, data collection techniques through primary data conducted by in-depth interviews and secondary data in the form of literature studies. The results of the analysis illustrate that in the implementation of the policy of providing accessibility for persons with disabilities, a number of inhibiting factors are still found. Through 21 Indicators there are still 9 indicators that become obstacles, namely the lack of involvement and communication with people with disabilities so that there are inadequate facilities, lack of frontliner’s understanding of disability service, implementers are still not fully responsive to stakeholder input, the instructions for providing facilities in the policy are still not detailed, lack of socialization and education related to facilities for disabilities so that there is a lack of understanding of the target group and a lack of awareness of the general public, and the existence of an infrastructure system that has been established for a dozen years so the improvement of facilities is carried out in stages and takes quite a long time."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dzulfiqar Mazin
"Adanya peraturan terkait penyandang disabilitas yaitu Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Penyandang Disabilitas membuat pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus memperhatikan pemenuhan hak bagi penyandang disabilitas salah satunya dalam bidang ketenagakerjaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi program pengembangan tenaga kerja penyandang disabilitas di Kota Semarang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni menggunakan pendekatan post-positivist. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui metode wawancara mendalam dan studi literatur. Adapun teknik pengolahan data dalam penelitian ini bersifat kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan implementasi program pengembangan tenaga kerja penyandang disabilitas telah dilakukan Dinas Tenaga Kerja Kota Semarang melalui Program Peningkatan Produktivitas bagi Masyarakat. Dalam pelaksanaan program berdasarkan aspek pengorganisasian, interpretasi, penerapan atau aplikasi, kesesuaian antara program dengan pemanfaat, kesesuaian antara program dengan organisasi pelaksana, dan kesesuaian antara kelompok pemanfaat dengan organisasi pelaksana, terdapat dua aspek yang belum terpunuhi yaitu interpretasi dan kesesuaian antara program dengan pemanfaat. Terdapat hambatan dalam pelaksanaan program ini yaitu keterbatasn anggaran. Saran yang diberikan agar Pemerintah Kota Semarang dapat mengatasi hambatan yang ada dalam implementasi program.

The existence of regulations related to persons with disabilities namely Law Number 8 of 2016 concerning Persons with Disabilities makes the central government and regional governments must pay attention to the fulfillment of the rights for persons with disabilities, one of which is in the field of employment. This study aims to analyze the implementation of development programs for workers with disabilities in the city of Semarang. The method used in this study is to use a post-positivist approach. The data in this study were obtained through in-depth interviews and literature studies. The data processing techniques in this study are qualitative. The results of this study indicate that the implementation of the workforce development program for people with disabilities has been carried out by the Semarang City Manpower Office through the Productivity Improvement Program for the Community. In the implementation of programs based on aspects of organizing, interpreting, implementing or applying, the appropriateness of the program with the beneficiaries, the appropriateness of the program with the implementing organization, and the suitability between the beneficiary groups and the implementing organization, there are two aspects that have not been fulfilled, namely interpretation and appropriateness of the program with the beneficiaries. There are obstacles in the implementation of this program, namely budget constraints. Suggestions are given so that the Semarang City Government can overcome the obstacles that exist in the implementation of the program."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>