Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 175060 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anggun Budiastuti
"Makrosomia merupakan salah satu faktor risiko terjadinya pendarahan postpartum. Peneliti ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara makrosomia dengan perdarahan postpartum di Indonesia tahun 2012. Penelitian ini menggunakan desain studi kasus kontrol dengan bersumber dari data survey demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012. Semua kasus yaitu sebanyak 497 dianalisis dalam penelitian ini sedangkan kontrol dirandom dari seluruh eligible kontrol sehingga didapatkan besar sampel yaitu 994 dengan perbandingan kasus dan kontrol adalah 1:1.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa makromia merupakan faktor risiko kejadian perdarahan postpartum dengan nilai ORadjusted=1.525 (95%CI 1.031- 2.255) setelah dikontrol oleh variabel kunjungan anc dan penolong persalinan. Penelitian ini menyarankan. Penelitian ini menyarankan kepada wanita hamil untuk meningkatan kesadaran akan pentingnya pemeriksaan antenatal care dan penolong persalinan oleh tenaga kesehatan.

Macrosomia is a risk factor for postpartum hemorrhage. This study aim to determine the relationship between macrosomia with postpartum hemorrhage in Indonesia in 2012. This study used a case-control study design using Demographic and Health Survey Indonesia (IDHS) 2012. All of 497 cases were analyzed in this study, while controls were randomized from eligible controls in order to obtain a sample of 994 with a ratio of cases and controls were 1:1.
The results showed that macrosomia as a risk factor for postpartum hemorrhage with OR adjusted = 1.525 (95% CI 1.031-2.255) (controlled by antenatal care visits and birth attendants). This study suggests to pregnant woman to increase awareness of the importance of checking of antenatal care and birth attendant by health workers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41509
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadi Nugroho
"ABSTRAK
Amenore postpartum adalah periode akhir kehamilan perempuan sampai waktu ia
mulai menstruasi kembali. Ini adalah periode ketidaksuburan sementara. Periode
amenore postpartum merupakan peristiwa penting bagi reproduksi dalam rentang
hidup perempuan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan status
menyusui ibu dengan amenore postpartum. Menggunakan data sekunder SDKI
2012 dengan desain studi crossectional, dengan jumlah sampel sebesar 1171
responden. Pada analisis multivariat dengan regresi Cox pada status menyusui ibu
yang berinteraksi dengan penggunaan kontrasepsi non hormonal terhadap
amenore postpartum didapatkan nilai PR 2,18 (95% CI: 1,22-3,89). Ini
menunjukkan pentingnya ibu untuk terus menyusui dan menggunakan kontrasepsi
non hormonal setelah melahirkan sebagai salah satu upaya untuk menjaga jarak
kelahiran yang baik pada periode postpartum.

ABSTRACT
Postpartum amernorrhea is the end period of pregnancy women until she started
the menstruating again. This is just temporary infertility period. Postpartum
amenorrhea period is an important event of women’s reproductive life span. The
objective of this study was to determine the relationship of maternal lactating
status with postpartum amenorrhea. Using IDHS 2012 secondary data’s with
crossectional design study, with 1171 respondents. In multivariate analysis with
Cox regression maternal lactating status which is interacting with non-hormonal
contraception use against postpartum amenorrhea showed the PR is 2,18 (95% CI:
1,22-3,89). It’s showed how importance the mothers must continuing
breastfeeding and using a non-hormonal contraception after delivering as a way to
made a good spacing in the postpartum period."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42027
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eksi Wijayanti
"Menopause merupakan suatu Menopause merupakan suatu kondisi fisiologis normal yang umumnya terjadi pada usia 44,6 sampai dengan 52 tahun. Adanya pengaruh genetik, autoimun, iatrogenic dan idiopatik diduga dapat menyebabkan menopause terjadi lebih cepat. Kondisi ini berkaitan dengan infertilitas dan peningkatan risiko terjadinya penyakit tidak menular dan kematian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status merokok dengan kejadian menopause dini di Indonesia tahun 2012. Penelitian dilakukan menggunakan disain cross sectional menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2012 melibatkan 4.973 perempuan usia 45-49 tahun. Untuk menguji hubungan tersebut dilakukan analisis dengan menggunakan regresi cox.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa perempuan perokok berisisko 1,5 kali untuk mengalami menopause dini dibandingkan dengan perempuan yang tidak merokok setelah dikontrol dengan penggunaan kontrasepsi hormonal (PRadjusted = 1,49, 95% CI = 0,99 - 2,24, nilai p = 0,052).

Menopause is physiological condition which usually occurs at 44,6 to 52 years. The influence of genetic, autoimmune, infection, and idiopathic thought to cause early menopause. This condition is associated with fertility and increased risk of non communicable disease and mortality.
The objectives of present study is to investigate the association between smoking status and early menopause in Indonesia year 2012. A cross-sectional study of IDHS data analysis was conducted on 4973 Indonesian women, ranging in age between 45-49 years. We applied cox regression analyses (crude and adjusted prevalence ratio (PR)) to examine the association between smoking status and early menopause.
This study shows that women smokers 1,5 times the risk for early menopause compared with non smokers after controlled use of hormonal contraceptives (PRadjusted = 1,49, 95% CI = 0,99 - 2,24, p value = 0,052).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42701
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desi Harvianti
"Data survey SDKI 2012 menunjukkan bahwa angka kematian bayi (AKB) di Indonesia adalah 34 per 1000 kelahiran hidup. Hasil ini menunjukkan bahwa AKB belum mencapai target MDGs dan masih terjadi kesenjangan antar provinsi di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara faktor sosial ekonomi, ibu dan bayi, lingkungan, gizi, serta pengendalian penyakit pada setiap provinsi di Indonesia dengan AKB pada tahun 2012. Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain studi ekologi (multiple group comparison) dengan uji statistik yang digunakan adalah korelais dan regresi linear sederhana.
Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara faktor sosial ekonomi (pendidikan ibu, penggunaan kontrasepsi, dan koefisien gini), faktor ibu dan bayi (jarak kelahiran, kehamilan remaja, BBLR), faktor lingkungan (ketersediaan alat cuci tangan dan pembuangan tinja), serta faktor pengendalian penyakit (perawatan antenatal, penolong persalinan, tempat persalinan, kunjungan neonatal pertama, dan imunisasi dasar lengkap) dengan AKB di Indonesia tahun 2012. Namun, faktor-faktor bias perlu diperhatikan, sehingga perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui hubungan di tingkat individu.

IDHS 2012 survey data showed that the infant mortality rate (IMR) in Indonesia is 34 per 1,000 live births. These results indicate that the IMR not achieve the MDGs and still be a gap between the provinces in Indonesia. The purpose of this study was to determine the correlation between socioeconomic factors, maternal and infant, environment, nutrition, and disease control in every province in Indonesia with IMR in 2012. The study design used in this research is the design of ecological study (multiple group comparison) the statistical test used was correlation and simple linear regression.
The results show that there is a correlation between socioeconomic factors (maternal education, contraceptive use, and the Gini coefficient), maternal and infant factors (spacing births, teenage pregnancy, low birth weight), environmental factors (availability of hand washing and disposal of feces), as well as the controlling factor disease (antenatal care, birth attendance, place of delivery, neonatal first visit, and complete basic immunization) with IMR in Indonesia in 2012. However, these factors need to be considered biased, so more research is needed to determine the relationship at the individual level.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60339
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Afifah Kurniati
"Salah satu upaya percepatan penurunan AKI yaitu meningkatkan kualitas pelayanan persalinan oleh nakes di fasyankes. Pemanfaatan layanan persalinan di fasyankes dipengaruhi oleh pelayanan antenatal yang diterima oleh ibu hamil. Penelitian ini bertujuan mengetahui efek pelayanan antenatal terhadap pemanfaatan layanan persalinan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan analisis regresi logistik multinomial menggunakan sampel penelitian 15.142 wanita usia subur yang melahirkan anak terakhir lima tahun sebelum survei dan terpilih dalam sampel SDKI 2012.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan layanan persalinan di fasyankes 64,63%. Pemeriksaan fisik umum dan obstetri, risiko terjadinya persalinan di rumah baik dengan penolong persalinan nakes maupun dukun 3,64 kali lebih besar terhadap persalinan di fasyankes pada ibu yang hanya mendapat 1 pemeriksaan dibandingkan ibu yang mendapat 4 pemeriksaan. Pemeriksaan penunjang, risiko terjadinya persalinan di rumah dengan penolong persalinan nakes 1,39 kali lebih besar terhadap persalinan di fasyankes pada ibu yang tidak mendapat pemeriksaan dibandingkan ibu yang mendapat pemeriksaan darah dan urin, serta risiko terjadinya persalinan di rumah dengan dukun 1,25 kali lebih besar pada ibu yang hanya mendapat pemeriksaan darah atau urin dibandingkan dengan ibu yang mendapat kedua pemeriksaan.
Komponen suplemen tablet zat besi dan imunisasi TT, risiko terjadinya persalinan di rumah dengan penolong persalinan nakes 1,92 kali lebih besar terhadap persalinan di fasyankes pada ibu yang tidak mendapat tablet zat besi dan imunisasi TT dibandingkan ibu yang mendapat kedua pemeriksaan. Sedangkan risiko terbesar terjadinya persalinan di rumah dengan penolong persalinan dukun 2,16 kali lebih besar pada ibu yang tidak mendapat tablet zat besi dan imunisasi TT dibandingkan ibu yang mendapat keduanya. Semakin sedikit pemeriksaan yang dilakukan, maka risiko menjadi lebih besar untuk terjadinya persalinan di rumah. Oleh karena itu, sangat perlu untuk memberikan penyuluhan tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan agar ibu cenderung melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan, sehingga menekan risiko kematian ibu dan bayi.

One of the efforts to accelerate reduction of MMR by improving the quality of delivery care by skilled birth attendant in health facility. Utilization of delivery care at health facilities is influenced by antenatal care received by the pregnant mother. This study aims to determine the effect of antenatal care on the utilization of delivery care in Indonesia. This study used a cross sectional design with multinomial logistic regression analysis, using 15,142 women aged 15-49 years with a delivery in five years prior to survey selected in the sample IDHS 2012.
The results showed that the utilization of delivery care in health facilities 64.63%. General physical checkup and obstetrics, the risk of delivery in home both with skilled birth attendant and traditional birth attendant more than 3.64 times to deliver in health facility, mothers who only receive one checkup compared to mothers who received 4 checkup. Supporting chekup, the risk of delivery in home with skilled birth attendant were 1.39 times more likely to the delivery in health facility, mother who did not received checkup compared mother who did blood and urine test, as well as the risk of delivery in home with traditional birth attendant were 1.25 times more likely, mothers who only checkup blood or urine test compared with mothers who received 2 checks.
For component of iron tablet supplement and TT immunization, the risk of delivery in home with skilled birth attendant were 1.92 times more likely to delivery in health facility, women who did not receive iron tableet and TT immunization compared to mothers who received both. While the greatest risk of birth at home with traditional birth attendant was 2.16 times more likely mothers who did not receive iron tablet and TT immunization than mothers who received both. Lack of checkup, the risk increase for delivery in home. Therefore, it is very important to promote about the importance of pregnancy checkup so that mothers tend to delivery in health facilities, thus reducing the risk of maternal and infant deaths.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48746
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meyrisca Fatmarani
"Meski tren penggunaan kontrasepsi terus menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun, angka unmet need atau kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi masih tinggi. Total persentase unmet need pada wanita berstatus kawin umur 15-49 tahun di Indonesia adalah 11,4 persen, di mana 4,5 persen untuk menunda kelahiran, dan 6,9 persen untuk membatasi kelahiran. Meski demikian, pemilihan kontrasepsi mantap pada Wanita Usia Subur (WUS) yang bertujuan untuk membatasi kelahiran masih tetap rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan kontrasepsi mantap pada WUS di Indonesia tahun 2012. Penelitian ini menggunakan disain studi cross sectional dengan menggunakan data sekunder SDKI 2012. Sampel pada penelitian ini dibatasi pada WUS yang sedang menikah (currently in union), sedang menggunakan alat kontrasepsi modern (current use modern contraception) MOW/Tubektomi, IUD, suntikan, susuk KB, dan pil KB, dan datanya tersedia lengkap sesuai dengan variabel-variabel yang diteliti. Jumlah sampel yang diteliti sebanyak 16.385 responden. Analisis bivariat menggunakan uji Chi Square.
Hasil analisis menunjukkan umur (≥33 tahun; OR=17,827, 95% CI: 13,142-24,182), pendidikan (tinggi; OR=2,189, 95% CI: 1,295-3,699), status pekerjaan (bekerja; OR=1,256, 95% CI: 1,087-1,452), daerah tempat tinggal (perkotaan; OR=2,229, 95% CI: 1,933-2,570), status ekonomi (teratas; OR=4,452, 95% CI: 3,525-5,622; menengah atas; OR=2,408, 95% CI: 1,878-3,039; menengah; OR=2,048, 95% CI: 1,592-2,634; menengah bawah; OR=1,372, 95% CI: 1,052-1,790), paritas (>5 anak; OR=12,579, 95% CI: 9,944-15,912; 3-4 anak; OR=8,944, 95% CI: 7,324- 10,922), biaya pelayanan KB (mahal; OR=2,225, 95% CI: 1,928-2,566), sumber pelayanan KB (pemerintah; OR=4,380, 95% CI: 3,803-5,044), dan keputusan ber-KB (bersama; OR=1,859, 95% CI: 1,596-2,165) berhubungan dengan pemilihan kontrasepsi mantap.

Although the trend of contraceptive use continued to increase over the years, the number of unmet need in Family Planning (FP) remain high. The total percentage of unmet need among married women aged 15-49 in Indonesia is 11.4 percent; 4.5 percent for delaying births and 6.9 percent for limiting births. However, the permanent contraceptive choice in Women of Reproductive Age (WRA) which is to limit births remains low. This study aims to determine factors associated with permanent contraceptive choice among WRA in Indonesia 2012. This study used a cross-sectional study design using secondary data IDHS 2012. The sample in this study is limited on currently married WRA, who are using modern contraception (female sterilization/tubectomy, IUD, injection, implant, and birth control pills), and have complete data according to the variables studied. The number of samples is 16.385 respondents. Bivariate analysis using Chi Square test.
The analysis showed that age (≥33 years; OR = 17.827, 95% CI: 13.142 to 24.182), education (higher; OR = 2.189, 95% CI: 1.295 to 3.699), employment status (employed; OR = 1.256, 95% CI: 1.087 to 1.452), area of residence (urban; OR = 2.229, 95% CI: 1.933 to 2.570), economic status (richest; OR = 4.452, 95% CI: 3.525 to 5.622; richer; OR = 2.408, 95% CI: 1.878 to 3.039; middle; OR = 2.048, 95% CI: 1.592 to 2.634; poorer; OR = 1.372, 95% CI: 1.052 to 1.790), parity (>5 children; OR = 12.579, 95% CI : 9.944 to 15.912; 3-4 children; OR = 8.944, 95% CI: 7.324 to 10.922), cost of FP services (expensive; OR = 2.225, 95% CI: 1.928 to 2.566), source of FP services (public; OR = 4.380, 95% CI: 3.803 to 5.044), and FP decisions (together; OR = 1.859, 95% CI: 1.596 to 2.165) are associated with the permanent contraceptive choice.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Witri Zuama Qomarania
"ABSTRAK
Angka Kematian Bayi merupakan salah satu indikator pembangunan suatu bangsa. 60 persen kematian bayi terjadi pada periode neonatal 0-28 hari . Berdasarkan data SDKI 2012 angka kematian neonatal mengalami penurunan sebesar 41 persen dari 32 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 1991 menjadi 19 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2012. Namun selama dua periode terakhir 2007 dan 2012 angka kematian neonatal stagnan pada 19 per 1000 kelahiran hidup. Salah satu faktor ibu yang dapat meningkatkan risiko kematian neonatal adalah paritas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status paritas dengan kematian neonatal berdasarkan data SDKI 2012. Desain penelitian yang digunakan adalah kasus kontrol dengan sampel sebanyak 324 responden terdiri dari 81 kasus dan 243 kontrol, yang merupakan bayi kelahiran terakhir pada persalinan tunggal dengan berat badan lahir ge;1000 gram dan memiliki data yang lengkap. Kasus merupakan bayi yang mengalami kematian pada usia 0-28 hari, sedangkan kontrol merupakan bayi yang hidup melewati usia 28 hari. Hasil analisis multivariat dengan menggunakan regresi logistik ganda, setelah dikontrol oleh variabel berat lahir didapatkan adanya perbedaan risiko yang signifikan untuk terjadinya kematian neonatal antara ibu dengan paritas 1 dan ge; 4 dibandingkan ibu dengan paritas 2-3. Ibu dengan status paritas 1 dan ge; 4 memiliki risiko 1,756 kali untuk mengalami kematian neonatal dibandingkan ibu dengan paritas 2-3.

ABSTRACT
Infant Mortality Rate is one indicator of development of a nation. 60 percent of infant deaths in the neonatal period 0 28 days . Based on the 2012 IDHS data, the neonatal mortality rate decreased by 41 percent from 32 per 1000 live births in 1991 to 19 per 1000 live birth in 2012. However, during the last two periods 2007 and 2012 the neonatal mortality rate is stagnant in 19 per 1000 live births. One of the maternal factors that may increase the risk of neonatal death is parity. The study aims to determine the association between parity and neonatal mortality based on IDHS 2012 data. The study design used case control with 324 respondents consist of 81 cases and 243 controls, which is the last birth on a single birth with birth weight 1000 grams and has complete data. Cases are babies who die from the age of 0 28 days, while control is a baby who lives more than the age of 28 days. The result of multivariate analysis using multiple logistic regression, after controlled by the variable of birth weight was found significant different of risk for neonatal mortality between mother with parity 1 and ge 4 compared to mother with parity 2 3. Mothers with parity status 1 and ge 4 having 1,756 times of the neonatal mortality compared to mothers with parity 2 3."
2017
T47637
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Coraima Okfriani
"Indonesia menjadi salah satu negara dengan AKN paling tinggi di Asia Tenggara yaitu sebesar 17 per 1000 kelahiran hidup. Pulau Jawa merupakan pulau yang dihuni lebih dari setengah penduduk Indonesia dengan jumlah kematian neonatal dini di Pulau Jawa paling tinggi se Indonesia berdasarkan laporan SDKI 2012. Selain itu dua provinsi di antaranya memiliki AKN di atas AKN nasional yaitu Banten dan Jawa Tengah. Kematian neonatal disebabkan oleh berbagai faktor yaitu sosiodemografi pelayanan kesehatan karakteristik bayi lahir dan riwayat komplikasi ibu. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor faktor yang berhubungan dengan kematian neonatal di Pulau Jawa tahun 2012. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis data sekunder Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia SDKI 2012 dengan jumlah sampel yang digunakan adalah 3662 sampel. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara kematian neonatal dengan ibu yang berpendidikan rendah hubungan kematian neonatal dengan paritas ge 3 anak dan hubungan kematian neonatal dengan BBLR
Indonesia is one of country that has the highest NMR in Southeast Asia amounted to 17 per 1000 live births. Java island is a home to more than half population of Indonesia with the highest number of early neonatal mortality based on IDHS 2012 report. Moreover two provinces in Java Island Banten and Central Java have NMR above national. Neonatal mortality caused by multifactors for examples sociodemographic health care newborn characteristics and mother's complication history. According to that this study aims to know about the factors related to neonatal mortality in Java island in 2012 based on IDHS 2012 report. Method used secondary data analysis from IDHS 2012 report with numbered of sample are 3662. The results are there is association between association between neonatal mortality with low mother's education association between neonatal mortality with parity ge 3 kids and association between neonatal mortality with low birth weight."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60309
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Yuri Ekaningrum
"Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan suatu masalah multifaktor yang berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan otak anak sehingga menyebabkan penurunan kecerdasan. Selain itu, BBLR berdampak serius terhadap kejadian morbiditas dan mortalitas perinatal di Indonesia. Salah satu faktor yang mempengaruhi BBLR adalah komplikasi kehamilan yang mengganggu kesehatan ibu dan janinnya. Desain penelitian yang digunakan adalah potong lintang dengan pendekatan observasional analitik. Penelitian ini menggunakan data sekunder SDKI 2012 dengan teknik penarikan sampel cluster sampling tiga tahap. Sampel yang diambil berjumlah 13.143 responden dengan 1.611 responden memiliki BBLR dan 11.532 bayi BBLN.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara pendidikan ibu, status sosial ekonomi, jarak kelahiran, jenis kelamin bayi, tenaga pemeriksaan kehamilan, dan kualitas pelayanan antenatal dengan BBLR. Ibu yang mengalami komplikasi kehamilan 1,78 kali lebih tinggi berisiko untuk melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan ibu yang tidak mengalami komplikasi kehamilan.

Low birth weight (LBW) is a multifactor problem affect brain growth and development in children so that cause intelligence degradation. Beside that, LBW affects seriously towards perinatal morbidity and mortality in Indonesia. One factor that affect LBW is pregnancy complication that disturb mother and fetus health. Research design that is used is cross sectional with analitical observational approach. This research uses secondary data IDHS 2012 with cluster sampling three stage technique. Sample total is 13.143 respondents that 1.611 respondents have LBW babies and 11.532 respondents have normal weight babies.
Research result shows that there are association between educational attainment, social economic status, birth interval, sex of babies, prenatal care worker, and quality of antenatal care with LBW. Mother who sustain pregnancy complication has risk 1,78 times higher than mother who does not sustain pregnancy complication.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54358
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aghnia Dima Rochmawati
"Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah BBLR di Indonesia memiliki prevalensi sebesar 7,3, berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2012. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa kejadian BBLR lebih banyak terjadi pada ibu yang berusia 15-19 tahun pada saat kehamilan. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa terdapat hubungan antara kejadian BBLR dengan kehamilan pada usia remaja 15-19 tahun setelah mengendalikan seluruh variabel confounding. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kasus kontrol 1:1 , dengan menggunakan data sekunder dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia SDKI tahun 2012. Jumlah kasus untuk penelitian ini adalah 871 orang dengan kontrol 871 orang. Variabel kovariat dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan, paritas, komplikasi kehamilan, komplikasi persalinan, umur kandungan saat K1 ANC dan frekuensi kunjungan ANC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna OR: 2,65; p value= 0,013; 95 CI: 1,232-5,712 . setelah mengendalikan variabel confounding yaitu tingkat pendidikan komplikasi kehamilan, umur kandungan saat K1 ANC dan frekuensi kunjungan ANC.

Low Birth Weight LBW in Indonesia has the prevalence of 7,3 according to IDHS 2012. Some research showed that more LBW occurences happened to mother aged 15 19 at the time of birth. This study aims to prove the association between adolescent pregnancy and low birth weight after controlling all the confounding variables. The method used for this study is case control 1 1 by analyzing IDHS 2012. The selected cases are 871 with 871 controls. Covariate variables are education, parity, complication during pregnancy, complication at birth, months of pregnancy at first antenatal visit and number of antenatal visit. The result of the study is that there is a significant association between adolescent pregnancy after controlling all confounding variables which are education, complication during pregnancy and months of pregnancy at first antenatal visit and number of antenatal visit OR 2,65 p value 0,013 95 CI 1,232 5,712."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69537
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>