Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 195649 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Niken Cahyorinartri
"Anak dengan disabilitas intelektual memiliki keterampilan adaptif yang lebih rendah. Sebelum anak dengan disabilitas intelektual memahami harapan lingkungan, anak diharapkan terlebih dahulu mengenal dirinya sendiri. Representasi diri merupakan penjabaran yang bersifat kontekstual atas diri dan konstruksi kognitif dan sosial. Anak disabilitas intelektual dengan tahap perkembangan praoperasional, biasanya memiliki representasi diri yang merujuk pada ciri-ciri dan perilaku yang dapat diobservasi. Anak dengan disabilitas intelektual juga perlu mengembangkan kemampuannya dalam mengenal dan memahami emosi. Tujuan penelitian ini adalah membuktikan efektifitas program direct instruction dalam meningkatkan perilaku adaptif melalui representasi diri dan pemahaman emosi pada siswa dengan disabilitas intelektual menengah.Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian kasus tunggal. Subjek penelitian ini adalah seorang siswa dengan disabilitas intelektual menengah (IQ: 49, skala Stanford Binet) dengan usia mental 4 tahun 5 bulan. Program direct instruction belum berhasil meningkatkan perilaku adaptif melalui representasi diri dan emosi pada subjek sebagai anak dengan disabilitas intelektual menengah. Hal ini dipengaruhi keterbatasan intelektual dari subjek sehingga terdapat kemungkinan subjek belum menguasai kemampuan-kemampuan yang dibutuhkan dalam menguasai keterampilan yang diajarkan. Hambatan lain adalah perkembangan bahasa subjek yang terbatas. Kosa kata yang terbatas juga mempengaruhi kemampuan subjek memaparkan hasil pikiran dan perasaannya.

Children with intellectual disability have adaptive skill lower than others. Before children with intellectual disability realize about social expectation, children wished to understand themselves first. Self-representation is contextual description about themselves and cognitive and social construction. Children with intellectual disability with preoperational developmental stage, usually have self-representation that refer to observable things. They also have to developing emotional understanding. The study aimed to determine effectiveness of direct instruction program to enhance adaptive skill through self-representation and emotional understanding in student with moderate intellectual disability. The design use in this study is a single case experiment. The subject of this study is a student with intellectual disability (IQ: 49, Stanford Binet Scale) with mental age 4 years 5 months. Based on analysis showed that direct instruction program haven?t succeed enhanced self-representation and emotion understanding in student with moderate intellectual disability. It can be influenced by subject?s intellectual limitedness. Another limitedness is subject?s language development and vocabulary limited also influenced subject?s ability to tell her mind, thought and feeling.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T41387
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggi Wismumita
"Program ditujukan untuk membuktikan apakah program Direct Instruction dengan dukungan gerakan senam otak dapat meningkatkan kemampuan diskriminasi visual pada anak penyandang disabilitas intelektual sedang. Peningkatan kemampuan diskriminasi visual mencakup: 1) mencari persamaan, 2) mencari perbedaan, 3) mengetahui arah / posisi dari suatu benda, 4) mencari bentuk geometri berdasarkan ukuran, 5) menyusun kata yang memiliki unsur huruf b, d dan p. Program intervensi dilakukan selama 10 hari dengan menggunakan program Direct Instruction, mencakup tahap pendahuluan (introduction), tahap pengajaran, tahap latihan (terstruktur dan mandiri), dan tahap evaluasi. Program ini menekankan adanya tahapan yang diberikan secara hati-hati, pengulangan, dan latihan hingga subyek menguasai kemampuannya dengan baik (mastery). Sementara, komponen utama yang harus tersedia di setiap tahapan yaitu peranan pengajar, analisis tugas, modelling, scaffolding, prompt, umpan balik, dan penguat. Alat bantu yang digunakan khusus bagi subyek yaitu peralatan tiga dimensi dan sandpaper letter, agar memudahkan proses pengajaran bagi subyek yang memiliki brain injury. Mengingat kondisi subyek yang mengalami brain injury, maka program mengikutsertakan pula gerakan senam otak di awal sesi. Tujuannya adalah untuk membangun kerja seluruh otak subyek agar subyek lebih siap dalam menerima pelajaran, memiliki kesadaran mental dan mampu memfokuskan diri selama belajar. Kegiatan senam otak dilakukan selama 15 menit, mencakup empat gerakan dasar dan empat gerakan tambahan. Hasil menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan diskriminasi visual subyek. Setelah program berlangsung, subyek mampu meningkatkan dan mempertahankan kemampuan diskriminasi visualnya, bahkan melampaui kriteria keberhasilan yang harus dicapai, yaitu minimal 80% dari tugas yang diberikan.

The program aimed to see whether the Direct Instruction program with a combination of Brain Gym can enhance visual discrimination skills in moderate intellectual disability children. Improved visual discrimination skills include: 1) find the equation, 2) look for differences, 3) know the direction/position of an object, 4) look for geometric shapes by size, 5) make the word that has elements b, d and p. Intervention program for 10 days using Direct Instruction programs, including the introduction stage, the teaching stage, the stage of practice (guidance and independent), and the evaluation stage. The program emphasizes the repetition of subject matter and exercise to increase the ability to mastery level. Meanwhile, the major components that must be available at each stage are the role of teacher, task analysis, modelling, scaffolding, prompts, feedback, and reinforcement. Material that is used specifically for equipment is the subject of a threedimensional and sandpaper letter, the purpose is to facilitate the teaching of subjects with brain injury. Given the condition of subjects with brain injury, the researches also supported with the Brain Gym. Brain Gym activities conducted at the beginning of each session for 15 minutes. The goal is to build a working whole brain subjects, so subjects can accept the lesson, have the mental awareness and are able to focus while studying. Brain gym activities undertaken include the four basic movements, and four additional movements. The results showed that an increase in visual discrimination skill of the subject. After the program, subject is able to increase and maintain the ability of visual discrimination, even beyond the success criteria that must be achieved, at least 80% of a given task."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T31415
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dotulong, Natasya
"Penelitian ini ditujukan untuk membuktikan apakah program Direct Instruction dapat meningkatkan kemampuan menggunakan uang pada anak penyandang tunagrahita ringan. Peningkatan kemampuan menggunakan uang mencakup pengenalan uang, penjumlahan uang dan pengurangan uang sampai Rp10.000. Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain subyek tunggal pada siswa tunagrahita ringan. Program diberikan selama tiga minggu dengan menggunakan metode Direct Instruction yang mencakup tahap pendahuluan, tahap presentasi materi dan tahap latihan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan menggunakan uang pada subyek setelah program diberikan. Setelah sepuluh hari program dihentikan, subyek juga masih mampu mempertahankan kemampuan menggunakan uang tersebut.

The objective of this research to see whether the Direct Instruction program can enhance the ability to use money in mild intellectual disability children. Improving the ability to use money include the ability to know value of money, addition of money and subtraction of money to Rp10.000,-. This research is single subject design for a student with mild intellectual disability. The research consist of three weeks program using Direct Instruction, including the introduction stage, the material presentation stage, and the practice stage. The result of this study showed that the subject?s ability to use money increase after the program. Ten days after the program, the subject still able to maintain the ability to use money.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T35372
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifa Asra Silmi
"Penelitian ini berfokus untuk melihat efektivitas strategi story map untuk meningkatkan pemahaman bacaan pada siswa dengan disabilitas intelektual ringan. Strategi story map merupakan strategi yang digunakan untuk membentuk skema selama membaca suatu bacaan. Program ini dilakukan dengan pendekatan direct instruction, yaitu peneliti memberi contoh (modelling), memberi arahan minimal (guiding) dan memberi kesempatan pada siswa untuk menjalani strategi secara mandiri (independent practice). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan memahami bacaan pada siswa setelah program diberikan. Setelah tiga hari program dihentikan, subyek juga masih mampu mempertahankan kemampuan memahami bacaan tersebut.

This study focuses to see the efectiveness of story map to increase reading comprehension for student with mild intellectual disabilities. Story map is a strategy to build a schemata during reading. This program is created using direct instruction approach, consist of three step:modelling, guiding, independent practice. The result of this study showed that the subject's reading comprehension skill increased after this program. Three days after program, subject still maintain the reading comprehension skill.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T42190
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Primalita Putri Distina
"Pada proses belajar mengajar di sekolah, siswa diharapkan mampu berhasil secara akademis, tak terkecuali siswa Sekolah Dasar. Akan tetapi, terdapat beberapa hambatan yang membuat siswa memiliki pencapaian akademis rendah di sekolah, yang salah satunya adalah kesulitan belajar Westwood, 2008; Commodari, 2012. Salah satu penyebab dari kesulitan belajar adalah atensi yang buruk Westwood, 2008. Siswa tidak akan bisa mencapai keberhasilan secara akademis tanpa fokus dan terikat pada tugas-tugas yang diberikan saat belajar di kelas York, Gibson, Rankin, 2015. Perilaku fokus dan terikat pada tugas ini disebut sebagai perilaku berorientasi tugas. Perilaku berorientasi tugas pun menjadi salah satu faktor penting dari performa akademis di kelas, termasuk dalam pelajaran matematika King, 2012. Performa akademis matematika dilihat dari produktivitas subjek mengerjakan soal-soal yang diberikan dan ketepatan subjek dalam menjawab soal-soal tersebut dengan benar Reid, dalam Rafferty Raimondi, 2009. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas program intervensi self-monitoring dalam meningkatkan perilaku berorientasi tugas dan performa akademis matematika pada siswa kelas 5 Sekolah Dasar dengan kesulitan belajar. Penelitian ini menggunakan desain single-subject, tipe desain A-B dengan tahap tindak lanjut. Alur program terdiri dari tahap baseline, pengajaran self-monitoring, pelaksanaan intervensi, dan satu minggu kemudian mendapatkan pengukuran kembali pada tahap tindak lanjut. Efektivitas program intervensi dilihat dengan menggunakan percentage of non-overlapping data PND dan analisis visual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program intervensi self-monitoring efektif untuk meningkatkan perilaku berorientasi tugas dan produktivitas pengerjaan tugas pada subjek, tetapi tidak pada ketepatan menjawab soal dengan benar. Hasil pengukuran pada tahap tindak lanjut menunjukkan kemampuan subjek mempertahankan perilaku berorientasi tugas, produktivitas, dan ketepatan dalam menjawab soal.

In the process of teaching and learning in school, students are expected to be able to succeed academically, no exception for Elementary School students. However, there are some obstacles that make students have low academic achievement in school, and one of them is learning difficulty Westwood, 2008, Commodari, 2012. One of the causes of learning difficulties is poor attention Westwood, 2008. Students will not be able to achieve academic success without being focused and attached to the tasks while studying in the classroom York, Gibson, Rankin, 2015. The focus and attach on the tasks behavior is called on task behavior. On task behavior becomes one of the important factors of academic performance in the classroom, including in mathematic subject King, 2012. Mathematic academic performance could be seen from student productivity working on assignment and student accuracy in answering the task correctly Reid, in Rafferty Raimondi, 2009. This study aims to examine the effectiveness of self monitoring intervention program in enhancing on task behavior and mathematic academic performance for 5th grade Elementary School student with learning difficulty. This study used a single subject design, type A B design with follow up phase. The program consisted of the baseline stage, self monitoring training, the intervention phase and the follow up stage a week later. The effectiveness of intervention program was measured using percentage of non overlapping data PND and visual inspection. The results indicated that self monitoring intervention program was effective to improve on task behavior and productivity, but not accuracy. Measurement in follow up stage showed students 39 ability to maintain on task behavior, productivity, and accuracy. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
T49179
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firsta Andrina Sukmawan
"Disabilitas intelektual merupakan kondisi keterbatasan yang signifikan dalam fungsi intelektual dan perilaku adaptif seseorang yang muncul sebelum usia 18 tahun. Salah satu bagian dari perilaku adaptif adalah keterampilan konseptual, yang di dalamnya mencakup keterampilan membaca yang bersifat fungsional atau biasa disebut membaca fungsional. Tujuan utama dari membaca fungsional untuk siswa dengan disabilitas intelektual ringan adalah membaca untuk melindungi diri sendiri dan untuk mendapatkan informasi yang berguna untuk keseharian mereka, oleh sebab itu kemampuan ini penting dimiliki untuk penyesuaian diri dan hidup secara mandiri di lingkungannya.
Intervensi berupa strategi parafrase yang terdiri dari tiga langkah yaitu membaca read, bertanya ask, dan menceritakannya kembali put terbukti dapat meningkatkan pemahaman bacaan bagi siswa SMA dengan disabilitas intelektual ringan melalui penelitian oleh Hua, Woods-Groves, Ford, dan Nobles 2014 dan Feeney 2012, namun implementasi dari strategi ini pada siswa dengan disabilitas intelektual ringan yang berada di jenjang SMP belum ditemukan.
Pada penelitian berdesain single subject experimental study ini, peneliti ingin melihat apakah strategi RAP Read, Ask, Put efektif dalam meningkatkan pemahaman bacaan fungsional pada siswa dengan disabilitas intelektual ringan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan skor pemahaman bacaan fungsional antara sebelum dan sesudah diberikan program intervensi dengan strategi Read, Ask, Put RAP, subjek juga dapat mempertahankan kemampuannya tanpa bimbingan peneliti.

Intellectual disability is a significant limitation in the intellectual function and adaptive behavior of a person that appears before the age of 18 years. One of the adaptive behaviors is conceptual skill, which includes functional reading. For students with mild intellectual disabilities, the main purpose of functional reading is to protect themselves and get benefecial information for their daily lives. This ability is also important for self adjustment and to live independently in their environment.
The intervention to strengthen this skill through paraphrasing strategies that consists of three steps read, ask, and putting the information in their own words, has been proven to improve reading comprehension in high school students with mild intellectual disability Hua, Woods Groves, Ford, Nobles, 2014 Feeney, 2012, but the implementation of this strategy on student with mild intellectual disability in junior highschool is yet to be found.
Through this single subject experimental study design, the researcher aimed to see whether RAP strategy is effective in improving functional reading comprehension for student with mild intellectual disability.
The results showed that there is an improvement in participant's functional reading comprehension before and after the intervention program. The participant was also able to maintain their functional reading ability even without guidance from the researcher.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
T49141
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marchantia Andranita
"Siswa underachiever adalah siswa yang prestasi akademiknya berada dibawah potensi kecerdasan yang ia miliki. Siswa underachiever dengan tipe coasting digambarkan sebagai siswa yang tidak termotivasi dan kurang peduli dalam menyelesaikan tugas sekolah serta aktivitas yang dilakukan terkait nilai yang dicapainya. Kurang peduli dan belum memiliki kebiasaan belajar yang baik membuat siswa underachiever dengan tipe ini kurang memiliki regulasi diri terkait belajar. Program intervensi Self Regulation Empowerment Program (SREP) adalah salah satu cara untuk meningkatkan keterampilan regulasi diri.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas program intervensi (SREP) dalam meningkatkan regulasi diri pada seorang siswa underachiever dengan tipe coasting. Setelah dilakukan analisis perbandingan hasil pre-test dan post-test dengan alat ukur MLSQ, diketahui bahwa program yang diberikan dapat meningkatkan regulasi diri pada siswa underachiever dengan tipe coasting.

Underachievement has explained as the difference between potential and actual output. Meanwhile, coasting underachiever has described as unmotivated, easygoing and doesn’t have concern in completing assignments and also activities in learning. Lack of achievement and study habit makes the underachiever doesn’t have good self regulation in learning. Self Regulation Empowerment Program (SREP) can enhance self regulation skill.
This study aim is to test the effectiveness of SREP to enhance self regulation of coasting underachiever. MSLQ is measure changes of behavior before and after intervention. It is shows SREP effective in enhancing self regulation of coasting underachiever.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T35766
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shanti Nurfianti Andin
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah intervensi melalui modeling dan attributional retraining dapat meingkatkan self-efficacy dalam membaca bacaan berbahasa Inggris pada siswa Sekolah Dasar. Seorang siswa kelas V SD dengan self-efficacy yang rendah dalam membaca bacaan berbahasa Inggris menerima latihan membaca nyaring dan memahami bacaan berbahasa Inggris melalui modeling serta attributional feedback yang mengarahkan untuk mengatribusikan keberhasilan pada kemampuannya dan mengatribusikan kegagalan pada kurangnya usaha. Self-efficacy, kemampuan membaca nyaring, pengetahuan mengenai strategi pemahaman bacaan, dan pola atribusi diukur sebelum dan sesudah intervensi. Berdasarkan data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa intervensi melalui modeling dan attributional retraining dapat meingkatkan selfefficacy dalam membaca bacaan berbahasa Inggris pada siswa Sekolah Dasar.

This study aims to know whether intervention using modeling and attributional retraining can enhance self-efficacy in reading English text for elementary school student. A 5th grader with low self-efficacy in reading English text received modeling of oral reading and application of reading comprehension strategies followed by attributional feedback directing him to attribute his successes to his ability and his failure to lack of effort. Self-efficacy, oral reading ability, knowledge of reading comprehension strategies, and attribution pattern are measured before and after intervention. Based on data obtained, it can be concluded that modeling and attributional retraining can enhance self-efficacy in reading English text for elementary school student."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T35767
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tamana Ihda Husna Zain
"Disabilitas intelektual ditandai dengan keterbatasan pada fungsi intelektual dan fungsi adaptif, keterbatasan ini menghambat pemenuhan kebersihan diri, yang nantinya akan membentuk perilaku menjaga kebersihan diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran kondisi umum dan perilaku kebersihan diri pada anak dengan disabilitas intelektual. Tujuan lain adalah untuk melihat perbedaan perilaku ditinjau dari usia, klasifikasi disabilitas intelektual, dan penghasilan orang tua. Penelitian dilakukan dengan desain Cross Sectional. Teknik pengambilan sampel total sampling. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 66 anak di Kota Bekasi. Hasil penelitian ini menunjukan presentase sebanding antara anak dengan disabilitas intelektual yang memiliki perilaku menjaga kebersihan diri baik dan kurang baik, serta mayoritas anak memiliki kebersihan diri yang baik (59,1%). Tidak terdapat perbedaan yang signifikan terkait gambaran perilaku menjaga kebersihan diri ditinjau dari usia anak (p = 0,330; α = 0,05) dan penghasilan orang tua (p = 0,371; α = 0,05). Terdapat perbedaan yang signifikan terkait gambaran perilaku menjaga kebersihan diri ditinjau dari klasifikasi disabilitas intelektual yang dimiliki (p = 0,013; α = 0,05). Terdapat perbedaan kondisi umum terkait kebersihan diri ditinjau dari perilaku menjaga kebersihan diri anak (p = 0,02; α = 0,05). Hasil penelitian ini merekomendasikan untuk membentuk perilaku kebersihan diri yang baik pada anak disabilitas inelektual. Perawat dapat melakukan upaya preventif dan promotif dalam asuhan pada klien dengan disabilitas. Perawat pada layanan kesehatan di puskesmas atau di unit kesehatan sekolah dapat melakukan promosi dan pendidikan kesehatan atau mengambil peran dalam pemberian asuhan.

Intellectual disability is the limitation on intellectual and adaptive functions, the limitation limits the fulfillment of personal hygiene, that may shape personal hygiene behavior. This study aims to identify general conditions and personal hygiene behavior on children with intellectual disabilities. Another goal is to see the differences of personal hygiene behavior among age, classification of intellectual disability, and parents' income. The study was conducted on Cross Sectional design and total sampling method. The number of samples required is 66 children in Bekasi. The results showed a comparable percentage of children with intellectual disabilities who have good and poor personal hygiene behavior, and majority had good personal hygiene (59.1%). There were no significant difference on personal hygiene behavior among age (p = 0,330; α = 0,05) and parents' income group (p = 0.371; α = 0,05). There was a significant difference on personal hygiene behavior among intellectual disability classification (p = 0.013; α = 0,05). There was a significant difference on self hygiene general conditions in term of children self care behavior (p = 0.02; α = 0,05). The results of this study recommend us to establish good personal hygiene behavior in children with intellectual disabilities. Nurses are able to take a role. Nurses in all setting such as in health service or school health unit can carry out health promotion, education, or providing direct care."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manaloe, Sylvana Uli Basa Evi Dame
"Pada penelitian ini intervensi yang dilakukan untuk meningkatkan reading comprehension dan reading self efficacy adalah dengan memberikan pelatihan pemahaman bacaan melalui self expalanation reading training (SERT) sehingga diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuannya dalam menjelaskan isi bacaan dengan menggunakan berbagai strategi memahami bacaan yang terdapat di SERT. Selain itu, memberikan pelatihan memahami bacaan dengan SERT dapat membuat siswa mengembangkan kemampuan untuk meregulasi proses memahami bacaannya secara mandiri sehingga siswa merasakan pengalaman keberhasilan dalam memahami bacaan ekspositori. Penelitian ini menggunakan single subject design pada siswa dengan pemilihan sampel menggunakan purposive sampling. Setelah dilakukan analisis perbandingan hasil pre-test dan post-test, diketahui bahwa melatih pemahaman bacaan melalui self explanation reading training yang diberikan efektif dalam meningkatkan reading comprehension dan reading self efficacy pada siswa kelas 4 SD.

This research using intervention in order to improve reading comprehension and reading self-efficacy by providing training through self explanation reading training (SERT) so that student is expected to improve its ability to explain the content of the reading materials using a variety of reading comprehension strategies contained in SERT. In addition, providing a training activity to understand the reading materials using SERT can make the student develop the ability to regulate the process of reading on their own understanding, so that student experienced success in expository reading comprehension. This research uses a single subject design with the selection of the student sample using purposive sampling. After analyzing the results between pre-test and post-test results, it is understood that the given reading comprehension through self-explanation reading training proved as effective in improving reading comprehension and reading self-efficacy on fourth grade elementary student.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T36741
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>