Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 203594 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Fakhran Al Ramadhan
"Tesis ini membahas tentang konstruksi identitas Skinhead di dalam komunitas Skinhead di Jakarta dan sekitarnya dengan menggunakan penelitian kualitatif deskriptif analitis serta dampak pada praktik komodifikasi yang terjadi dalam bidang industri budaya Jakarta, era 1996 hingga 2014, dimana narasi besar dari kekuatan modernitas yaitu teknologi, perubahan ekonomi dan sosial budaya menjadi landasan global yang mempengaruhi proses tersebut. Hasil dari kesimpulan bahwa konstruksi identitas Skinhead di Jakarta dan sekitarnya serta praktik komodifikasi yang dilakukan tidak dapat dilepaskan dari tujuan dan cita-cita komunitas dan individu Skinhead dalam melakukan pemasaran identitas dan subkultur yang berproses melalui dua cara yaitu eksploitasi dan eksistensi dengan mengalihfungsikan menjadi entitas ekonomi dan mereproduksi kesadaran ideologis demi keberlangsungan generasi Skinhead. Selain itu, peneltian ini juga akan menunjukan keberadaan komunitas subkultur Skinhead di tengah-tengah banyaknya identitas di dalam kota urban yang merespon dominasi budaya berupa negosasi sebagai alternatif diluar sekolah dan pekerjaan dengan mempertahankan nilai lokal Indonesia.

This thesis discusses the Skinhead subculture identity construction in Jakarta and its sorrounding and the impact on commodification practices by using qualitative descriptive analitic research that occur in various areas of cultural industries era of 1996 ? 2014, in which grand narrative of modernity, including technology, economic and sociocultural change, become a global platform that affect the process. The conclusion indicates that the Skinhead subculture construction and the practice of commodification which conducted in various arena of cultural industries can not be separated from the aims and ideals of the Skinhead's subculture's identity project in attempt to do marketing identities and subcultures that proceeds through a two-way, namely exploitation and existence by converting to economic entity and reproduce the ideological consciousness for the sake of Skinhead regeneration. Beside that, this research is to show the existence of Skinhead subculture community amongs many other identities in the urban city that responds the culture domination by negotiating as the alternative activity outside the school and occupation by maintaining the local value owned by the parents culture.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T42213
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fatahillah Dudayev
"This Is England 2006 adalah sebuah film inggris yang mengungkapkan permasalahan terhadap apayang dipercayai orang banyak mengenai cabang kebudayaan skinhead. Film ini sendiri berceritamengenai anak berumur 12 tahun bernama Shaun yang bergabung ke beberapa kelompok skinhead.Tidak seperti film bertema rasis kebanyakan, This Is England 2006 tidak hanya menampilkan satutipe kelompok. Film ini mempermasalahkan kepercayaan tentang seperti apa skinhead itu denganmerepresentasikan dua kelompok yang berbeda dalam cabang kebudayaan tersebut. Dengan melakukananalisis tekstual dan menggunakan beragam kerangka konsep, makalah penelitian ini bertujuan untukmenjawab pertanyaan terhadap apakah identitas cabang kebudayaan skinhead bersifat tunggal, danbagaimana film tersebut merepresentasikan hal ini. Temuan dari penelitian ini menunjukan bahwa tidaksemua anggota skinhead berbagi identitas tunggal yang sama, dimana identitas ini biasanya mendapatpengasosiasian dengan stereotip penampilan fisik, tendensi rasis mereka, dan pandangan merekamengenai politik.

This Is England 2006 is a British film that discloses the problematization of what many believe theskinhead subculture is. The film itself tells the story of 12-year-old Shaun who joins several skinheadgroups. Unlike most racism-themed films, This Is England 2006 does not only shows one kind ofgroup. The film problematizes the belief of what skinhead is by representing two different kinds ofgroups within the subculture. By doing textual analysis, and using various conceptual frameworks, thisresearch paper aims to achieve the answer on whether skinhead subculture rsquo;s identity is singular, andhow the movie represents this. The findings of this research show that not all skinhead members sharethe same singular identity, in which identity commonly associated with stereotypical physicalappearances, their racist tendencies, and their views on politics."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Jihan Febrianti
"Penelitian ini bertujuan menggali konstruksi identitas pelaku street fashion di kalangan anak muda perkotaan, dan mengidentifikasi apakah mereka merupakan kelompok sosial yang membangun subkultur ditandai dengan simbol-simbol identitas tertentu. Studi-studi sebelumnya mengategorikan pelaku street fashion sebagai subkultur anak muda, sementara di Indonesia tergolong sebagai fenomena budaya baru yang muncul pada pertengahan tahun 2022. Sebab itu, kehadiran pelaku street fashion remaja pinggiran kota menarik untuk diteliti dan dikaji secara sosiologis. Studi oleh Wardhana (2022) atas pelaku Citayam Fashion Week (CFW) hanya melihat potensi ekonomi bagi industri UMKM. Melalui kajian kualitatif ini, menempatkan pelaku CFW sebagai kasus dan diwawancara secara mendalam, serta diobservasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para pelaku CFW membentuk kelompok yang bersifat cair. Adanya pihak-pihak luar “menginterupsi” upaya mereka berproses menjadi kelompok dan membangun subkultur, dalam hal ini salah satunya termasuk media sosial. Mereka tidak memiliki aturan/norma dan tujuan yang disepakati bersama. Selain itu, tidak ada kegiatan yang terstruktur dan terpola sehingga identitas yang ditampilkan para pelaku bukanlah hasil konstruksi secara kolektif, melainkan lebih individual. Kalaupun ada atribut yang terkesan sebagai ciri khas kelompok, pada dasarnya lebih karena adanya sikap saling meniru. Media sosial menjadi menjadi ruang bagi para pelaku untuk menunjukkan identitas dan seolah merupakan kelompok sosial yang membangun subkultur.

This study aims to explore the identity construction of street fashion doers among urban youth, and identify whether they are a social group that builds a subculture characterized by certain identity symbols. Previous studies have categorized street fashion doers as a youth subculture, while in Indonesia they are classified as a new cultural phenomenon that emerged in mid-2022. Therefore, the presence of suburban youth street fashion doers is interesting to study and study sociologically. Wardhana's (2022) study of Citayam Fashion Week (CFW) doers only looks at the economic potential for the MSME industry. Through this qualitative study, CFW doers were placed as cases and were interviewed in depth, as well as observed. The results of the study show that CFW doers form groups that are fluid. The existence of outsiders "interrupts" their efforts to process into groups and build subcultures, in this case one of which includes social media. They do not have rules/norms and mutually agreed goals. In addition, there are no structured and patterned activities so that the identities displayed by the actors are not the result of collective construction, but are more individual. Even if there are attributes that seem to be the characteristics of a group, basically it is more due to mutual imitating. Social media has become a space for actors to show their identity and as if they are social groups that build subcultures."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Made Gede Windu Saskara
"ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang (re)konstruksi identitas disc jokey di
Jakarta serta dampaknya pada praktik komodifikasi yang terjadi dalam berbagai bidang industri budaya Jakarta, era 1990-2010, dimana narasi besar dari kekuatan modernitas, yaitu teknologi, perubahan ekonomi dan sosial budaya, menjadi landasan global yang turut mempengaruhi proses tersebut.
Hasil penelitian tiba pada satu kesimpulan bahwa rekonstruksi identitas
DJ serta praktek komodifikasi yang dilakukan dalam berbagai bidang industri budaya Jakarta, tidak dapat dilepasan dari tujuan serta ciri-ciri proyek identitas DJ, serta upayanya melakukan pemasaran identitas dan subkultural yang berproses melalui dua cara, yaitu eksploitasi dan eksistensi. Eksploitasi yatu mengalihfungsikan identitas DJ dari entitas sosial menjadi entitas ekonomi, sedangkan eksistensi yang mereproduksi kesadaran ideologis demi penguatan (re)konstruksi identitas dan regenerasi identitas. Kedua tujuan tersebut pada
hakikatnya saling terkait demi tujuan pasar dan pengakuan atas keberadaan posisi DJ dalam masyarakat. Dalam praktiknya, agenda kreatif tersebut melibatkan relasi dengan aktor-aktor industri budaya lainnya dalam dinamika masyarakat yang dilandasi oleh pola konstelasi dan kolaborasi. Proyek ini juga menghadapi tantangan dari budaya dominan, yang selalui mengidentikkan gambaran DJ dengan stigma negatif industri hiburan malam yang sarat dengan perilaku moral yang
dekaden.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif bersandarkan pada metode
sejarah dengan menggunakan konsep-konsep sosiologi. Model penulisan dilakukan secara deskriptif eksplanatif dan analitis. Gejala sosial yang dihasilkan sebagai akibat interaksi antara aktor dan struktur menjadi suatu peristiwa sekaligus fakta historis yang memiliki keunikan pada setiap gejala sosial yang dihasilkannya, namun bagaimanapun juga ia dapat dijelaskan dalam pola-pola umum yang bersifat sosiologis."
2011
T29770
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S10606
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chandraditya Kusuma
"Skripsi ini mendiskusikan tentang subkultur straight edge, terutama budaya, identitas, serta resistensi yang dimilikinya. Straight edge merupakan subkultur dengan warna gaya hidup positif yang berkembang di skena punk dan anak muda yang hedonis di Amerika Serikat era 80-an. Sepanjang sejarah straight edge telah berubah dari lagu hardcore punk berdurasi 49 detik, menjadi sebuah subkultur yang muncul di berbagai komunitas underground di seluruh dunia. Mengambil studi kasus straight edge Jakarta, skripsi ini berusaha untuk melihat bagaimana subkultur straight edge dimaknai oleh individu dan kelompoknya, bagaimana identitas straight edge dibangun dan dikelola, serta bagaimana secara kolektif straight edge meresistensi budaya hedonis dari punk dan anak muda secara umum."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yena Badruddin
"This research analyse individual motivation in anime-manga (Japanese animation and comic books) fans communities to consume the non-dominant media and how it constructs their social identity. Through a multi-level analysis comparative and narative methods integrating micro, messo and macro factors this research finds that individual choose anime-manga as the base of their identity."
[Place of publication not identified]: Jurnal Penelitian Ilmu Komunikasi, 2006
TJPI-V-3-SeptDes2006-75
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Leonardus Pandu Hapsoro
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai proses konstruksi identitas aktor dalam
komunitas KISS di era globalisasi budaya. Penelitian ini akan menjelaskan
bagaimana proses konstruksi dari identitas moral aktor terbentuk di era globalisasi
budaya. Konstruksi identitas moral aktor di era globalisasi ini akan menjadi jangkar
bagi agen bertindak untuk melestarikan budaya tradisional dengan motivasi,
semangat dan harapan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
menggunakan kerangka pemikiran Zygmunt Bauman antara modernitas cair dan
agenis moral. Melalui kerangka agensi moral, penelitian ini menunjukan bagaimana
proses konstruksi identitas moral berawal dari keresahan aktor atas kondisi budaya
tradisional di era globalisasi. Identitas moral aktor tersebut mampu membentuk
praktik sosial agen dalam kehidupan kesehariaannya. Pertama, dengan membentuk
komunitas KISS. Kedua, sebagai landasan aktor bertindak serta memilih
pilihannya. Penulis berpendapat bahwa ekspresi dari identitas aktor melalui gerakan
sosial ini akan berperan menciptakan keberagaman budaya di era globalisasi dalam
modenitas cair. Melaui pendekatan analitis ini, yaitu identitas dan agensi moral di
dalam proses globalisasi, penulis keluar dari dikotomi antara homogenisasi dan
heterogenisasi dalam pandangan orientasi struktur. Penulis ingin bergerak menjauh
dari pandangan agentless dalam proses globalisasi, yaitu dengan melihat dinamika
agensi. Melalui agen dan betuk agensi moral, penelitian ini ingin berpendapat
bahwa di dalam proses dan dampak globalisasi, manusia tidak tertahan pada kondisi
?adalah? atau tekanan struktural, melainkan terdapat optimisme untuk melihat suatu
harapan atas kondisi yang ?seharusnya? atau lebih baik.
ABSTRACT
This study discusses about the process of identity construction of actor in the KISS
community in an era of cultural globalization. This study will explain how the
construction process of moral identity actor is formed in the era of cultural
globalization. Moral identity construction of the actor in the era of globalization
will be the anchor for agents to act and preserve the traditional culture wiht
motivation, passion, and hope. This study used a qualitative approach by using the
framework of Zygmunt Bauman concept liquid modernity and moral agency.
Through the framework of moral agency, this study shows how the construction of
moral identity process begins with the actor disquite over the state of traditional
culture in globalization era. Moral identity of the actor is capable of forming social
practices agent in a daily life. First, by forming a community KISS. Second, as the
cornerstone of actors to act and to select the choice in their life. The author argues
that the expression of the identity of the actor through this social movement will
create the role of cultural diversity in the era of cultural globalization and liquid
modernity. Through this analytical approach, which is an identity and moral agency
in the process of globalization, the author wantsto move away from an agentless
view of globalization process by viewing at the dynamics of the agency. Through
agents and the form of moral agency, this study argue that in the process and impact
of globalization, people are not retained on the condition of ?is? or structural
pressure, but their is an optimism to see any hope on the condition that ?should? or
a better."
2015
S60972
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sugiatmi
"Di Indonesia praktik Inisiasi Menyusui Segera (IMS) dalam 1 jam setelah persalinan masih rendah, yaitu 44%. Praktik menyusui eksklusif selama 6 bulan (EBF) juga rendah yaitu 32%. Karakteristik ayah dan saluran informasi yang digunakan memengaruhi keberhasilan praktik menyusui tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran karakteristik dan saluran informasi pada ayah terhadap praktik inisiasi menyusui segera dan pemberian ASI eksklusif. Penelitian ini adalah analisis data sekunder studi 'Peran Ayah dalam Optimalisasi Praktik Pemberian ASI: Sebuah Studi di Daerah Urban Jakarta, 2007' dari SEAMEO-TROPMED RCCN, Universitas Indonesia.
Disain penelitian Cross sectional, dilakukan pada 536 ayah dan ibu yang memiliki balita sehat berumur 0-6 bulan di Jakarta Selatan, pada Desember 2006 - Oktober 2007 dalan sebuah wawancara menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan proporsi praktik IMS di Jakarta adalah 17.5% dan proporsi EBF adalah 29.1%. Terdapat hubungan antara paritas dan komposisi keluarga dengan praktik EBF dan terdapat hubungan antara keaktifan ayah mencari informasi menyusui/makanan bayi dengan praktik IMS. Tidak terdapat hubungan karakteristik ayah dan sumber infromasi serta frekuensi akses dengan praktik IMS. Demikian pula tidak terdapat hubungan saluran informasi dengan praktik EBF.

In Indonesia breastfeeding initiation (BI) within one hour is 44% and exclusive breastfeeding (EBF) practice is 32%. Father?s characteristics and channel information influence successful breastfeeding practice. The purpose of this research was to find out father?s characteristic and channel information that related to breastfeeding initiation and exclusive breastfeeding practiced by the mother. This research used secondary data from the study: Strategic Roles of Fathers in Optimizing Breastfeeding Practices: A Study in Urban Setting of Jakarta, 2007 collected by SEAMEO-TROPMED RCCN, University of Indonesia in December 2006 - October 2007 using questionnaire.
Design study was cross sectional with the sample of 536 pairs parents with healthy infant age 0-6 months. Result showed that proportion of BI in Jakarta is 17.5% and EBF 29.1%. There were relationship between parity and family composition with EBF practice, between father being active looking for breastfeeding information with BI. There were no relationship between father?s characteristics, information source and access frequency with BI. There was no relationship between channel information with EBF.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T41266
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Khanifah
"Dakwah nikah muda di media sosial Instagram melibatkan akun dakwah @gerakannikahmuda dan para selebgram pelaku nikah muda seperti @alvin_411, @larissachou, @natta_reza, dan @wardahmaulina_ yang memiliki pengikut ribuan sampai jutaan. Penelitian ini memetakan bagaimana identitas religius anak muda muslim dikonstruksi melalui narasi-narasi dakwah digital di media sosial baik oleh akun dakwah @gerakannikahmuda maupun akun-akun selebgram pelaku nikah muda sebagai religious influencer. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif melalui etnografi digital dengan pendekatan cultural studies untuk melihat bagaimana keterkaitan antara dakwah digital dengan konstruksi identitas religius anak muda muslim masa kini. Ditemukan bahwa dakwah nikah muda dalam akun @gerakannikahmuda dilakukan dengan strategi membangun rasa takut dan meromantisisasi nikah muda yang menunjukkan praktik digital religion. Sementara identitas religius anak muda muslim urban dikonstruksi melalui narasi kesalihan berupa penolakan terhadap pacaran dan dukungan terhadap nikah muda, serta Islamisasi gaya berpakaian perempuan dan domestikasi perempuan dinegosiasikan oleh aktor-aktor yang terlibat dalam arus dakwah nikah muda di Instagram sehingga pemaknaannya pun tidak tunggal, baik oleh para selebgram pelaku nikah muda maupun anak muda muslim sebagai audiens yaitu ada yang mengafirmasi dan ada yang menolak narasi dakwah tersebut. 

Young marriage da’wa on Instagram involved da’wa accounts @gerakannikahmuda and young married celebgram couples like @alvin_411, @larissachou, @natta_reza, and @wardahmaulina_ who have thousands and millions followers. This research described how muslim youth religious identity is constructed through digital da’wa narration in social media da’wa accounts like @gerakannikahmuda and young married couples as religious influencers. The methode used in this research is qualitative method using digital ethnography with cultural studies approach to understand how digital da’wa and muslim youth identity construction are related. The research finds that there are two strategies used by @gerakannikahmuda in their da’wa that shows digital religion practices. Those strategies are building fear and romanticizing young marriage. Meanwhile, urban muslim youth religious identity is constructed through piety narration that condemn courthsip and encourage young marriage, islamization on women’s clothing style, and the domestication of women. Those are being negotiated by young married couples and da’wa audiences so the interpretation is vary: either affirming or disavowing the da’wa."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>