Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168935 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eliza Eka Nurmala
"ABSTRAK
Anak-anak adalah kelompok umur yang berpotensi untuk menjadi agen perubahan di dalam masyarakat. Oleh karena itu pendidikan higiene perorangan sangat tepat diimplementasikan untuk anak-anak. Tujuan penelitian ini untuk menginvestigasi pengaruh pelatihan cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan menggunakan teknik partisipatory rural appraisal (PRA) yang telah dimodifikasi untuk siswa Sekolah Dasar. Sampel terbagi menjadi kelompok intervensi 1 (diberikan teknik PRA), kelompok intervensi 2 (diberikan teknik ceramah), dan kelompok kontrol (tidak diberikan intervensi). Kemudian dihitung besarnya perubahan nilai pengetahuan dan praktik CTPS setelah 3 bulan pascaintervensi. Hasil penelitian menunjukkan pemberian intervensi berupa PRA memberikan peningkatan pengetahuan yang paling tinggi jika dibandingkan dengan intervensi ceramah serta kelompok kontrol (Δmean pre-post test = 2,96 vs 2,53 vs 0,32). Hal yang sama juga terlihat untuk perubahan nilai praktik CTPS pada kelompok PRA (Δmean pre-post test = 4,77 vs 0,50 vs 1,83). Hasil analisis multivariat menunjukkan pemberian intervensi merupakan faktor yang paling mempengaruhi peningkatan nilai pengetahuan CTPS pada siswa Sekolah Dasar. Sedangkan peningkatan nilai praktik CTPS paling besar dipengaruhi oleh peningkatan nilai pengetahuan CTPS. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa PRA merupakan metode yang paling efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan praktik CTPS siswa Sekolah Dasar.

ABSTRACT
Children are the age group that has the potential to become agents of change in society. It is therefore very appropriate personal hygiene education implemented for children. The purpose of this study was to investigate the effect of training handwashing with soap (HWWS) using the techniques of participatory rural appraisal (PRA) which has been modified for elementary school students.
Samples were divided into intervention group 1 (given PRA techniques), intervention group 2 (given lectures techniques), and a control group (no intervention given). Then we calculated the magnitude of changes in the value of the knowledge and practice of HWWS after 3 months post-intervension. The results showed the provision of intervention in the form of PRA provides increased knowledge of the highest when compared to the lecture intervention and control group (Δmean pre-post test = 2,96 vs 2,53 vs 0,32). The same schemes was seen for changing in the value of practice HWWS in PRA group (Δmean prepost test = 4,77 vs 0,50 vs 1,83). Multivariate analysis showed the administration of the intervention is factor that most influence the increase in the value of HWWS knowledge on elementary school students. While the increase in the value of the HWWS practices influenced by the increase in the value of HWWS knowledge. Based on this study it can be concluded that the PRA is the most effective method in improving the HWWS knowledge and practice of elementary school students."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas indonesia, 2014
T41905
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Shinta Rengganis
"ABSTRAK
Nama : Nur Shinta RengganisProgram Studi : Ilmu Kesehatan MasyarakatJudul : Determinan Perilaku Cuci Tangan pada Anak Usia 9-14 Tahun diKecamatan Kroya Kabupaten Cilacap Tahun 2018Pembimbing : Dr. Dian Ayubi S.KM, M.QIHTemuan penyakit demam tifoid tertinggi di Jawa Tengah berasal dari tiga kabupaten,salah satunya adalah Kabupaten Cilacap. Peningkatan kasus demam tifoid terjadi selamatiga tahun berturut-turut di Puskesmas Kroya I. Salah satu perilaku penyebab penularanpenyakit demam tifoid adalah perilaku cuci tangan. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui faktor yang berhubungan dengan perilaku cuci tangan di Kecamatan Kroya.Penelitian dilakukan di Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap, menggunakan desain crosssectional dengan jumlah sampel sebanyak 136 anak usia 9-14 tahun. Data dikumpulkanmelalui wawancara dengan pedoman kuesioner yang telah diuji validitas danreliabilitasnya serta dianalisis menggunakan regresi logistik ganda melalui aplikasistastitik. Hasil penelitian menunjukkan 73,5 responden berperilaku cuci tangan kurangbenar. Hasil analisis menunjukkan pengetahuan, sikap, dan dukungan teman berhubungansecara signifikan dengan perilaku cuci tangan. Pengetahuan merupakan variabel dominandalam perilaku cuci tangan pada anak usia 9-14 tahun, responden dengan pengetahuantinggi berpeluang untuk berperilaku cuci tangan baik 11,86 kali dibandingkan respondendengan pengetahuan rendah. Puskesmas diharapkan memperkaya materi penyuluhankepada anak dan orangtua serta lebih memaksimalkan program dokter kecil sebagai peereducator anak.Kata Kunci: Perilaku Cuci Tangan, Anak, Pengetahuan

ABSTRACT
Name Nur Shinta RengganisStudy Program Public Health ScienceTitle Determinant of Handwashing Behavior among Children Aged 9 14years old in Subdistrict Kroya, Cilacap Regency, 2018Counsellor Dr. Dian Ayubi S.KM, M.QIHThe highest tifoid fever disease in Central Java came from three district, one of them isCilacap District. One of the typhoid fever transmission behaviors is hand washing. Theobjective of this study was to identify factors related to handwashing behavior in KroyaSubdistrict. The research was conducted in Kroya I rsquo s Health Center Cilacap Regency byusing cross sectional design with 136 samples from children aged 9 14 years old. Datawere collected through interviews with questionnaires that had been tested for validityand reliability then analyzed with multivariate logistic regression through stastisticapplication. The results showed 73.5 of respondents have not correct handwashingbehavior. The results show that knowledge, attitude, and friend supports relatedsignificantly with handwashing behavior. Knowledge is dominant variable onhandwashing behavior in children aged 9 14 years old, respondents with high knowledgehave a chance 11,86 times to have correct handwashing behavior compared torespondents with low knowledge. Health Center Care is expected to enrich the extensionmaterials to children and parents as well as to maximize peer educators program.Keyword Handwashing Behavior, Children, Knowledge"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50120
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Mardhiah
"ABSTRAK
Penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang belum terselesaikan di Indonesia. Rendahnya cakupan personal hygiene, yaitu kebiasaan cuci tangan dan makanan yang tidak higienis menjadi salah satu faktor risiko terjadinya diare pada anak sekolah dasar. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir terbukti efektif menghilangkan bakteri di tangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan cuci tangan pakai sabun pada anak sekolah dasar dengan kejadian diare di SDN 01 Ciputat, Tangerang Selatan. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan besar sampel 105 siswa kelas 4,5, dan 6. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Maret-April 2018. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan signifikan antara kebiasaan cuci tangan pakai sabun dengan kejadian diare. Variabel confounding dalam penelitian ini adalah jenis kelamin, status gizi, tempat membeli jajanan, frekuensi jajan, kontaminasi E. coli pada jajanan, kebiasaan membawa bekal, sumber air minum, dan kebersihan jamban di rumah. Uji kontaminasi E. coli menunjukkan hasil negatif pada jajanan es, ketoprak, dan soto. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa anak yang tidak biasa cuci tangan pakai sabun berisiko untuk diare 1,21 kali dibandingkan anak yang biasa cuci tangan pakai sabun, setelah dikontrol variabel frekuensi jajan dan kebiasaan membawa bekal. Perlu dilakukan pengendalian risiko kontaminasi makanan di sekolah dengan penyediaan fasilitas cuci tangan pakai sabun di sekolah untuk anak dan pedagang di kantin.

ABSTRACT
Diarrheal disease is still an unresolved public health problem in Indonesia. The Less implementation of personal hygiene, handwashing habits and unhygienic foods are risk factors for diarrhea suffered by children in in primary school. Hand washing with soap and flowing water proves to effectively remove bacteria in the hands. This study aims to explain the relationship of handwashing with soap in primary school children with the incidence diarrhea in SDN 01 Ciputat, South Tangerang. Design of this study is cross sectional with 105 sample of students grade 4,5, and 6. Data collection was conducted in March April 2018. The results showed no significant relationship between handwashing with soap and incidence diarrhea. The confounding variables used in this study are gender, nutritional status, place to buy snack, frequency of snack, E. coli contamination on snack, habit of bringing food supplies, drinking water source, and toilet clean at home. The E. coli contamination test showed negative results on ice cube, ketoprak, and soto. The results of the analysis showed that children who are not always wash their hands with soap at risk for diarrhea 1.21 times than children who always wash their hands, after controlled by variable frequency of snacks and the habit of bringing food supplies. It is necessary to control and reduce the risk of food contamination in schools with providing of handwashing facilities with soap for children and seller in the canteen."
2018
T50709
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adisa Yusuf Reksoprodjo
"Salah satu bentuk pola hidup bersih adalah mencuci tangan. Cuci tangan dapat mendatangkan banyak manfaat, antara lain mencegah infeksi yang ditularkan melalui kontak langsung, mencegah infeksi nosokomial serta menurunkan jumlah flora transien. Saat ini, banyak pihak, yang terlibat dalam pelayanan kesehatan, tidak perhatian terhadap kebiasaan mencuci tangan. Hal ini dijumpai tidak hanya dari kalangan rumah sakit dan paramedis, bahkan sampai mahasiswa kedokteran. Penelitian menggunakan desain potong lintang untuk mengetahui asosiasi antara jumlah sumber informasi dengan pengetahuan, sikap, serta perilaku cuci tangan serta faktor-faktor yang berhubungan pada populasi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Angkatan 2007. Pemilihan populasi ini diharapkan dapat mewakili masyarakat Indonesia yang terpelajar sebagai gambaran umum kebiasaaan mencuci tangan. Penelitian cuci tangan ini mengambil data perilaku melalui hasil observasi dan data pengetahuan serta data sikap dari pengisian kuisioner oleh responden. Berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi dan menggunakan metode convenient sampling serta informed consent, didapati 96 responden dengan profil sosiodemografi 49% responden berusia 19 tahun, 61.5% responden adalah perempuan, 95.8% responden tidak memiliki riwayat alergi, dan 56.3% responden mendapatkan informasi cuci tangan yang baik dan benar dari satu sumber informasi saja. Pada penelitian ini jumlah sumber informasi, jenis kelamin, dan riwayat alergi tidak mempunyai hubungan yang bermakna terhadap pengetahuan, sikap serta perilaku cuci tangan mahasiswa FKUI angkatan 2007. Pengecualian dari hasil tersebut adalah hubungan jenis kelamin terhadap perilaku dan pengetahuan terhadap sikap yang mempunyai hubungan bermakna. Responden perempuan punya peluang perilaku cuci tangan lebih baik sebesar 3,3 kali lipat dibanding laki-laki (95% CI:1.4 – 7.9). Sedangkan, responden yang berpengetahuan baik memilki peluang sikap cuci tangan lebih baik sebesar 3.5x dibanding yang berpengetahuan buruk (95% CI: 1.1 – 11.0)

Handwashing is the implementation of healthy lifestyle nowadays. There are many benefit from it, such as prevent the nosocomial infection, direct-contact transmission diseases, and reducing the amount of transient flora. Nowadays, handwashing matter has still been ignored, not only from hospital society and paramedic, but also from the medical student. This study is aimed obtaining the association of source information with knowledge about, attitude toward, and also behaviour of handwashing and investigating its influencing factors. This study was conducted at Faculty Medicine University of Indonesia (FMUI) involved students from year 2007 as a study subjects. With convenient sampling and based on eligibility of the inclusion criteria, 96 study subjects were recruited and they voluntarily signed the informed consent paper. The data of behaviour handwashing was taken with observation checklist. Self-completed questionnaire was used to collect data of knowledge about and attitude toward handwashing. Based on the socio-demography variables, 49% were 19 years old, 61,5% were women, and 95,8% didn’t have any alergic history, 56,3% got about the good handwashing from one source. The study shows that gender, alergic history, and good handwashing information sources haven’t significant association, statistically, with knowledge about, attitude toward, and also behaviour of handwashing. Nonetheless, female student is 3.34 times better than male student to have a good behaviour in handwashing (95% CI:1.4 – 7.9). Knowledgeable student tend to have better attitude toward handwashing 3.55 times than poor knowledge student (95% CI: 1.1 – 11.0). To conclude, variable that have a significant association with behaviour of handwashing is gender. Plus, the knowledge about handwashing is vital in improving attitude toward handwashing to a better degree."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Crisnah Indah
"Praktik cuci tangan merupakan faktor kunci dalam menurunkan dan mencegah
infeksi terkait pelayanan kesehatan. Masih rendahnya praktik cuci tangan di
kalangan petugas kesehatan menyebabkan angka infeksi di rumah sakit masih
cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi elemen yang menjadi
penyebab masih rendahnya praktik cuci tangan enam langkah melalui pendekatan
elemen strategi implementasi multimodal WHO di RS Islam Siti Khadijah.
Digunakan desain cross sectional dengan pendekatan kuantitatif dilanjutkan
pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan praktik cuci tangan enam
langkah baik (61,9% ) dan ketersediaan air dan sabun merupakan faktor yang
paling dominan berkontribusi terhadap pelaksanaan praktik cuci tangan enam
langkah

Hand washing practice is key factor to decrease and prevent of health-care
assosiated infections. Poor of hand washing practice among healthcare workers
causing hospital infection rates are still high. This study aimed to identify the
elements that cause the low six-step of hand washing practice through the element
of WHO multimodal strategy implementation approach in Siti Khadijah Islamic
Hospital, Palembang in 2016. The design was cross-sectional, used quantitative
approach, continued by qualitative approach. The results showed that the six-step
of hand-washing practice was good (61.9%) and availability of water and soap to
be the most dominant factor contributed to the implementation of six steps of
hand washing practice
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nathania Andromeda
"Berdasarkan konsep WHO (1994): The Four Pillars of Safe Motherhood Departemen Kesehatan menerapkan pelayanan kebidanan dasar melalui pertolongan persalinan aman dan bersih. Rumah sakit sebagai organisasi pelayanan kesehatan diharapkan dapat menjadi agen perubah perilaku hidup sehat dengan menjaga higienitas diri melalui praktek higienitas tangan. Membudayakan keselamatan pasien dengan melakukan praktek higienitas tangan yang baik dan benar diharapkan dapat menurunkan angka infeksi nosokomial. Di Indonesia angka kematian ibu masih merupakan masalah utama dalam bidang kesehatan.
Angka kematian ibu mengacu pada jumlah kematian ibu pada kehamilan,
persalinan dan masa nifas. Penelitian dilakukan dengan metode kuantitatif
menggunakan uji t test dan chi square serta regresi logistik berganda dengan
analisis bootstrapping. Sampel adalah bidan di ruang bersalin RSB Asih Panglima
Polim Jakarta dengan cara pengambilan data melalui observasi serta pengisian
kuesioner. Cuci tangan responden yang sesuai standar “5 Kesempatan Higienitas
Tangan” lebih banyak yang angka kepatuhannya (61.1%) masih di bawah ratarata,
sedangkan pada standar “11 Langkah Cuci Tangan” didapatkan lebih banyak
(55.6%) yang angka kepatuhannya di atas rata-rata. Faktor predisposisi yang
secara statistik terbukti signifikan berhubungan dengan angka kepatuhan cuci
tangan bidan adalah usia, masa kerja, pengetahuan, dan sensitifitas kulit, faktor
pemungkin yang secara statistik terbukti signifikan berhubungan dengan angka
kepatuhan cuci tangan bidan adalah pelatihan. Hasil uji multivariat menyatakan
sarana prasarana dan kepatuhan terhadap standar “5 Kesempatan Higienitas
Tangan” adalah faktor yang paling dominan mempengaruhi kepatuhan terhadap
standar “11 Langkah Cuci Tangan”. Dibutuhkan perhatian lebih dari pihak
manajemen dan dukungan pimpinan RS terhadap higienitas tangan agar dapat
meningkatkan angka kepatuhan cuci tangan para petugas kesehatan di RSB Asih.

Based on the concept of the WHO (1994): The Four Pillars of Safe Motherhood
Department of Health implements a basic obstetric care through safe and clean
delivery assistance. Hospital as a health care organization is expected to be the
agents of change of health behavior by maintaining hygiene of self through hand
hygiene practices. Cultivating patient safety by implementing a correct hand
hygiene practice is expected to reduce the number of healthcare associated
infection. In Indonesia mother death rates remains a major problem in the health
sector. Mother death rates refers to the number of maternal deaths in pregnancy,
childbirth and the postpartum period. The study was conducted by quantitative
methods using T-test, chi square test and multiple logistic regression with
bootstrapping analyses. The sample was a midwife in the delivery room RSB
Asih Panglima Polim Jakarta by collecting data through observation and
questionnaires. Hand-wash respondents according to the standard "5 Hand
Hygiene Opportunities" more of the compliance rate (61.1%) is still below
average, while the standard "11 Steps of Hand Wash" earned more (55.6%) are
above the compliance rate average. Predisposing factors that are statistically
proven significantly associated with hand washing compliance rate of midwives
are age, years of service, knowledge, and sensitivity of the skin, enabling factors
that are statistically proven significantly associated with hand washing compliance
rate of midwives is training. The results of the multivariate test state that the
infrastructure and adherence to standards "5 Hand Hygiene Opportunities" is the
most dominant factor affecting adherence to the standard "11 Steps Hand
Wash". It takes more attention from management and leadership support of the
hospital to hand hygiene in order to increase the compliance rate of hand washing
among health workers in RSB Asih
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Barus, Linda Sari
"Mencuci tangan dapat dilalcukan oleh anak yaitu sebelum dan sesudah beraktifitas sebagai upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit. Penelitian ini bertujuan unhrk mengidentifikasi efektivitas permainan terapeutik: Cuci tangan dengan flannelgrapft kombinasi demonstrasi terhadap ketepatan anak dalam mencuci tangan. Desain pada penelitian ini menggunakan quasi elcsperiment: post test-only non equivalent control group terhadap 96 anak usia 3-12 tahun yang dibagi menjadi kelompbk intervensi dan kontrol dengan consecutive sampling. Hasil penelitian menunjulJcan bermain terapeutik: cuci tangan menggunakan flannelgraph kombinasi demonstrasi efektif terhadap ketepatan anak mencuci tangan (p < 0,001). Hasil penelitian dapat diaplikasikan sebagai intervensi berrnain terapeutik di rumah sakit.

Hand washing activitity can be done by children before and after the children do activities as an effort in the prevention and control of infections in hospitals. This study aims to identifu the effectiveness of therapeutic play: Handwashing with flannelgraph combination of demonstrations toward the accuracy of children in hand washing . The design of this research uses a quasi experiment: post-test-only non equivalent control group towards 96 aged 3-12 who were divided into the intervention group and the control goup with consecutive sampling. The results showed that the therapeutic play: Handwashing with flannelgraph combination demonstration is effective toward the children accuracy of hand washing (p <0.001). The results of this study can be applied as an interventions of therapeutic play in hospitals.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T41475
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edison Sahputra
"ABSTRAK
Nama : Edison SahputaProgram Studi : Kajian Administrasi Rumah SakitJudul : Analisis Penerapan Praktik Cuci Tangan Perawat diRuang Rawat Inap RSUD Kemayoran Jakarta SebagaiSalah Satu Syarat Akreditasi Rumah Sakit Tahun 2017Akreditasi rumah sakit adalah untuk keselamatan pasien dengan menilai praktikcuci tangan pada kelompok kerja Pencegahan Pegendalian Infeksi PPI versiKARS 2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat praktik cuci tangan yangdilakukan perawat di ruang rawat inap RSUD Kemayoran sehari-hari yangmerupakan salah satu syarat akreditasi rumah sakit. Metode yang dilakukan adalahpenelitian kuantitatif-kualitatif mixed method . Desain penelitian kuantitatifsecara cross sectional dan data kualitatif diperoleh dengan pengamatan langsungdan wawancara mendalam. Hasil praktik cuci tangan perawat sebesar 58,3 .Variabel usia, ruang kerja, pengingat di tempat kerja, media belajar, ketersediaansarung tangan, telusur kars dan sikap ada hubungan Praktik cuci tangan, p Value

ABSTRACT
Name Edison SahputaStudy Program Hospital Administration StudyTitle Analysis of Implementation of Nurse Hand WashingPractices at Inpatient Room of RSUD KemayoranJakarta As One of the Accreditation Terms of Hospitalin 2017Hospital accreditation is for patient safety by assessing handwashing practices inworking group of Infection Prevention and Control IPC version 2012. Thepurpose of this research is to see the practice of handwashing done by nurses inKemayoran Hospital ward everyday which is one of the requirements of hospitalaccreditation. The method used is quantitative qualitative research mixedmethod . Quantitative research design is cross sectional and qualitative data isobtained by direct observation and in depth interview. The result of nurse handwashing practice was 58,3 . Age variables, workspace, workplace reminders,learning media, availability of gloves, search kars and relationship attitudesHandwashing Practice, p Value "
2017
T48524
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tisa Indriyani
"Kasus diare pada golongan umur 5-14 tahun memiliki jumlah yang cukup tinggi. Untuk meminimalisir resiko terjadinya penularan penyakit diare diperlukan tindakan cuci tangan pakai sabun (CTPS) karena terbukti efektif untuk mematikan virus diare. Namun, kesadaran masyarakat terhadap CTPS masih terbilang rendah sehingga dibutuhkan pendidikan kesehatan salah satunya bisa dilakukan dengan metode demonstrasi dan metode ceramah. Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan metode demonstrasi dan metode ceramah terhadap tingkat pengetahuan, sikap dan motivasi CTPS pada siswa-siswi sekolah dasar di Kecamatan Jiput. Pengambilan data menggunakan lembar kuesioner yang dibagikan kepada siswa SDN Banyuresmi 1 dan SDN Jiput 4. Jenis penelitian kuantitatif dan desain penelitian quasi eksperimen yaitu one group pretest-posttest design. Analisis penelitian ini menggunakan Uji Wilcoxon untuk melihat adanya suatu perubahan pengetahuan, sikap, dan motivasi siswa mengenai CTPS sebelum dan sesudah diberikan intervensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kenaikan yang signifikan secara statistik dari pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode demonstrasi dan metode ceramah terhadap pengetahuan, sikap dan motivasi tentang cuci tangan pakai sabun siswa sekolah dasar di Kecamatan Jiput.

Cases of diarrhea in the age group 5-14 years have a fairly high number. To minimize the risk of transmission of diarrheal disease, it is necessary to wash hands with soap because it is proven to be effective in killing the diarrhea virus. However, public awareness of washing hands with soap is still relatively low so that health education is needed, one of which can be done by the demonstration method and the lecture method. This study is to determine the effect of health education using the demonstration method and the lecture method on the level of knowledge, attitudes and motivation of washing hands with soap in elementary school students in Jiput District. Data were collected using a questionnaire that was distributed to students at SDN Banyuresmi 1 and SDN Jiput 4. The type of quantitative research and quasi-experimental research design was one group pretest-posttest design. The analysis of this study used the Wilcoxon test to see a change in students' knowledge, attitudes, and motivation regarding washing hands with soap before and after the intervention was given. The results showed that there was a statistically significant increase in the effect of health education with the demonstration method and the lecture method on the knowledge, attitudes and motivation of elementary school students about washing hands with soap in Jiput District."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Mayangsari
"ABSTRAK
Telah dibuat sebuah alat pencuci tangan otomatis dengan memanfaatkan
mikrokontroler AT89S51. Produk-produk sanitari yang ada belum memanfaatkan secara
maksimal proses pengotomatisan. Padahal dengan otomatisasi misalnya pada sistem
pencuci tangan, kita dapat mengatur volume air dan sabun rata-rata yang dibutuhkan
pengguna untuk mencuci tangan sehingga dapat mengurangi penggunaan air dan sabun
yang berlebihan. Sistem ini diatur melalui program dengan menggunakan software Reads
51. Untuk proses otomasi, digunakan sensor Passive Infra Red (PIR). Sensor ini
diletakkan pada saluran keluaran fluida dan blower. Jika sensor PIR pada saluran
keluaran fluida mendeteksi adanya tangan, maka saluran keluaran fluida akan
mengalirkan air selam 8 detik, sabun selama 6 detik, kemudian air untuk membilas
selama 12 detik. Tetapi jika sensor PIR pada blower yang mendeteksi adanya tangan
maka blower sebagai pengering tangan akan menyala selama 12 detik. Dengan
pendesaian alat ini maka diharapkan akan menjadikan proses pembelajaran otomasi
dengan lebih mudah dan lebih efektif."
2007
TA1058
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>