Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161323 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Masad
"Konteks realitas di era reformasi, menghadapkan pemimpin daerah pada tantangan untuk melakukan komunikasi politik yang demokratis. Namun, mereka sering dihadapkan pada hambatan kompleks. Kompleksitas misalnya ini bisa ditemukan pada kasus gaya komunikasi politik Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, atau Ahok, saat menghadapai penolakan penertiban PKL di Pasar Tanah Abang. Penelitian ini bertujuan mendikripsikan gaya komunikasi politik Ahok, dan klaim keshahihan dalam pernyataan-pernyataannya. Landasan konseptual yang digunakan adalah teori tindakan komunikatif dari Jurgen Habermas, terutama teori speech act yang komunikatif. Penelitian dilakukan dengan analisa wacana kritis, dengan model analisa wacana dari Teun Van Dijk. Hasil penenelitian menunnjukkan, gaya komunikasi politik Ahok adalah komunikasi low context. Pernyataan-pernyataan Ahok, memiliki tingkat keshahihan tinggi. Namun, gaya komunikasi politik Ahok gagal menciptakan proses komunikasi yang komunikatif, karena adanya sejumlah distorsi komunikasi.

Context of political reality in reform era, exposes local leaders on the challenges to practice the democratic political communication. However, they are often faced with complex obstacles. This complexity can be found in the case of political communication style of the Vice Governor of Jakarta, Tjahaja Basuki Purnama, or Ahok, while facing rejection regulating street vendors in Tanah Abang Market. This study aims to describe Ahok political communication style, and validity claims in his statements. Conceptual basis used is the theory of communicative action of Jürgen Habermas, particularly communicative speech act theory. The study was conducted with a critical discourse analysis, with models of discourse analysis Teun Van Dijk. The results of this study demonstrate that Ahok's communication style is low context communication. Ahok's statements have a high level of validity. Ahok's political communication style not managed to create a process of communicative communication, because of the amount of distortion of communication."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T41726
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fachruddin Syarif
"ABSTRAK
Penelitian ini mengkaji wacana berita putusan persidangan Basuki Tjahaja Purnama atas dugaan penistaan agama tanggal 9 Mei 2017 dalam surat kabar Frankfurter Allgemeine Zeitung dan S ddeutsche Zeitung dengan menggunakan pendekatan Analisis Wacana Kritis AWK Fairclough. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif berbentuk studi pustaka. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif-analisis kontrastif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa surat kabar Frankfurter Allgemeine Zeitung dan S ddeutsche Zeitung cenderung berpihak pada Basuki Tjahaja Purnama Ahok dan membahas konflik agama, tetapi menggunakan strategi wacana yang berbeda. Surat kabar Frankfurter Allgemeine Zeitung lebih berani mengungkapkan putusan persidangan yang dimenangkan oleh pihak Islamis, sedangkan surat kabar S ddeutsche Zeitung mendeskripsikan perlahan-lahan imaji radikal dan proses persidangan Basuki Tjahaja Purnama.

ABSTRACT
This research examines the news discourse of Basuki Tjahaja Purnama rsquo s court verdict for alleged blasphemy on May 9th, 2017 in the Frankfurter Allgemeine Zeitung and S ddeutsche Zeitung newspapers using the Critical Discourse Analysis approach CDA Fairclough. This research is a qualitative research that is based on literature review. The method that used in this research is descriptive contrastive analysis. The result indicates that the Frankfurter Allgemeine Zeitung and S ddeutsche Zeitung newspapers tend to side with Basuki Tjahaja Purnama Ahok and discuss religious conflict, but using different discourse strategies. The Frankfurter Allgemeine Zeitung newspaper bolder revealing court verdict won by an Islamist side, while the S ddeutsche Zeitung newspaper describes slowly the radical images and Basuki Tjahaja Purnama rsquo s court process."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Machin, David
"How do media texts manipulate and persuade us? How do language and images play out the ideas, values and identities? This book shows readers exactly how language, power and ideology are negotiated in media texts, from magazine and advertising, to YouTube and music videos. Presenting a systematic toolkit of theories, concepts and techniques for doing language and image analysis, students learn how to dig deep into discourses and the media landscape. With case studies and examples from a range of traditional and new media content"
Los Angeles: Sage, 2010
401.41 MAC h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ied Sabilla
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertunjukan komunikasi
kepemimpinan seorang kepala daerah. Dengan menggunakan pendekatan
dramaturgi, peneliti melakukan pengamatan berperan serta didukung dengan
wawancara mendalam dan penggunaan data-data sekunder untuk melakukan studi
dokumen. Hasil penelitian menunjukan bahwa kepala daerah melakukan
komunikasi kepemimpinan secara berlapis, mulai dari keterampilan
pengembangan strategi hingga pengunaan keterampilan dalam konteks situasi
organisasi yang lebih kompleks. Kemampuan komunikasi dipertunjukan dalam
peran yang berbeda-beda berkisar pada fungsi administratif pimpinan, fungsi
manajerial, hingga politik. Kerja sama antara tim dalam organisasi dengan tim
profesional dalam perannya sebagai tenaga ahli dapat membawa pemimpin
mewujudkan figur kepemimpinan yang kuat sementara pemanfaatan teknologi
memberikan kontribusi perubahan terutama dalam organisasi pemerintahan karena
penyebaran informasi-informasi pembangunan dapat dilakukan melalui beragam
kanal dan dengan memanfaatkan media sosial.

ABSTRACT
This research aims to understand the performance of leadership
communication of a regional head. By applying dramaturgical approach,
researcher conducted participant observation method completed with indepth
interview and used of secondary data to do the document studies. The results
show that regional head as a leader, implements leadership communication that
consist of layered expanding skills from strategy development to the use of the
skills in more complex organizational situation. Communication skills shown in
some different roles such as administrative, manajerial to politic function. The
cooperation between internal team in an organization with professional team or
specialist can create a strong leadership figure while the use of technology gives
contribution to the governmental organization change because the dissemination
of development informations can be socialized through various channels and by
utilizing social media."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T46305
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Athifa Naziha
"Pemberdayaan perempuan adalah sebuah proses dimana perempuan mendapatkan kekuatan dan kendali atas kehidupan mereka dan memperoleh kemampuan untuk membuat pilihan strategis. Meskipun kemajuan besar dalam pemberdayaan perempuan terlihat secara bertahap, perempuan terus menghadapi diskriminasi di setiap belahan dunia. Hingga saat ini, perempuan masih memperjuangkan haknya dengan menyuarakan pemberdayaan perempuan melalui berbagai media, termasuk musik. Kajian ini menganalisis Five Women’s Empowerment Components (European Institute for Gender Equality, 2016) dalam Run the World (Girls) karya Beyoncé dengan melakukan Critical Discourse Analysis, khususnya dengan menganalisisnya dengan Halliday’s Metafunctions of Language (1994) yang terdapat pada liriknya. Setelah melihat pengalaman perempuan, sikap penyanyi, dan keseluruhan tema dan lirik lagu yang dianalisis dengan metafungsi bahasa, penelitian ini menyimpulkan bahwa melalui lagu Run the World (Girls), Beyoncé mencakup kelima aspek pemberdayaan perempuan, yaitu: (1) perolehan harga diri perempuan; (2) hak perempuan untuk memiliki dan menentukan pilihan; (3) hak perempuan untuk memiliki akses terhadap peluang dan sumber daya; (4) hak perempuan untuk memiliki kekuasaan dan kendali atas kehidupan domestik dan publik mereka; dan (5) meningkatnya kemampuan perempuan untuk melakukan perubahan sosial, baik secara nasional maupun internasional. Studi ini berkontribusi pada pembahasan wacana pemberdayaan perempuan.

Women’s empowerment is a process by which women gain power and control over their lives and acquire the ability to make strategic choices. Although a great deal of progress in women’s empowerment is gradually seen, women continue to face discrimination in every part of the world. Up to this day, women still fight for their rights by voicing out women’s empowerment through various media, including music. This study analyzed Five Women’s Empowerment Components (European Institute for Gender Equality, 2016) in Beyoncé’s Run the World (Girls) by doing a Critical Discourse Analysis, specifically by analyzing it with Halliday’s Metafunctions of Language (1994) that are present in the lyrics. After looking at women’s experiences, the singer’s attitude, and the overall theme and lyrics of the song analyzed by the metafunctions of language, this study concludes that through the song Run the World (Girls), Beyoncé is covering all five aspects of women’s empowerment, which are: (1) women’s gain of self-worth; (2) women’s right to have and to determine choices; (3) women’s right to have access to opportunities and resources; (4) women’s right to have power and control over their domestic and public lives; and (5) women’s gain of ability to make social change, both nationally and internationally. This study contributes to the discussion of women’s empowerment discourses."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Gadis
"Penelitian ini menggali bagaimana sepasang kandidat menggunakan pendekatan branding dalam kontestasi pilkada. Perumusan dan penerapan political branding Jokowi-Ahok, pemenang Pilkada DKI Jakarta 2012, menjadi sentral tulisan ini. Melalui wawancara mendalam dengan pihak yang terlibat dalam penerapan konsep ini, ditemukan bahwa kemampuan membaca konteks sosial, politik, historis menjadi dasar political branding Jokowi-Ahok, khususnya dalam menentukan positioning, political brand dan media komunikasi yang sesuai. Berdasarkan analisis tadi, merek politik pun dibuat bertumpu pada kekuatan figur pasangan guna meraih simpati publik, dibantu dengan wacana politik, cara kampanye, dan baju kotak-kotak. Hasil penelitian ini memperlihatkan bagaimana branding diterapkan pada konteks politik untuk menggalang partisipasi di tengah situasi politik yang semakin tersekularisasi.

This research studies how a pair of candidates adopts branding approach to win a local election. Jokowi-Ahok’s political branding, the winning pair of the 2012 Jakarta Gubernatorial Election becomes the central of this paper. In depth interviews with their branding expertise were conducted, and it is found that the proficiency in understanding social, political, and historical context became the foundation of Jokowi-Ahok’s political branding, including positioning, political brand, and media used for communicating the brand. Their political brand was then made to rely most on their figures, yet political ideas, campaign maneuvers and checkers shirt also play a part. The result of this research shows how branding approach is applied in political context to gain political participation in the more secularized politics.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S47416
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Dwihany Childazita
"Penelitian ini bertujuan memberikan pandangan bagaimana salah satu media daring Korea Selatan, Hankyoreh 21, mengkritisi pemerintah dalam salah satu artikel beritanya tentang tragedi Itaewon pada 29 Oktober 2022. Tragedi yang merenggut banyak nyawa ini terjadi sehari sebelum perayaan Halloween. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yang menganalisis artikel berjudul “‘죽게 만든’ 권력에 통치의 정당성은 없다”.  Metode analisis wacana kritis Norman Fairclough dipilih dan analisisnya dilakukan dengan kerangka dua dimensi: analisis teks dan praktik diskursif. Analisis wacana kritis pada berita memungkinkan terlihatnya ideologi yang ada pada suatu media. Hasil penelitian menunjukkan ideologi dan cara Hankyoreh merepresentasikan tragedi Itaewon. Nampak jelas keberpihakan Hankyoreh pada masyarakat yang sedang mengkritisi pemerintah soal lambannya penanganan situasi darurat hingga menyebabkan tragedi yang tidak diinginkan. Hal ini mencerminkan peran media sebagai penyeimbang kekuasaan dengan memberikan suara kepada masyarakat yang menginginkan akuntabilitas dan mendukung nilai-nilai etika dalam tata kelola politik.

This research aims to provide an insight into how one of the South Korean online media, Hankyoreh 21, criticized the government in one of its news articles about the Itaewon tragedy on October 29, 2022. This tragedy, which claimed many lives, occurred the day before Halloween celebrations. This research uses a descriptive qualitative method that analyzes the article entitled "'죽게 만든' 권력에 통치의 정당성은 없다". Norman Fairclough's critical discourse analysis method was chosen, and the analysis was carried out using a two-dimensional framework: text analysis and discursive practice. Critical discourse analysis in the news makes it possible to see the ideology that exists in the media. The research results show the ideology and way Hankyoreh represents the Itaewon tragedy. It is clear that Hankyoreh is siding with the people who are criticizing the government for its slow handling of emergency situations, which has led to unwanted tragedies. This reflects the role of the media as a balance of power by giving voice to the public, desiring accountability, and supporting ethical values in political governance."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ivena Pradnya Sonia Fambrene
"Penelitian ini membahas hubungan antara praktik wacana, peristiwa dan teks, serta struktur sosial budaya dalam pidato yang disampaikan Vladimir Vladimirovich Putin pada 30 Juni 2022. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis teks pidato Vladimir Vladimirovich Putin pada 30 Juni 2022 yang merepresentasikan hubungan antara Rusia dan Indonesia atas kedatangan Joko Widodo di Rusia dari sisi analisis wacana kritis. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan analisis isi bersifat kualitatif untuk mendeskripsikan dan menganalisis teks pidato Vladimir Vladimirovich Putin pada 30 Juni 2022. Hasil sementara penelitian ini adalah dalam pidato menunjukkan poin-poin penting pertemuan Joko Widodo dan Vladimir Vladimirovich Putin mengenai hubungan antarnegara dan memberikan komitmen kerja sama Rusia dengan Indonesia yang terepresentasikan dalam pidato dengan teori Norman Fairclough dengan tiga dimensi model yang memerlukan jenis analisis yang berbeda, yaitu analisis teks, praktik diskursif, dan praksis sosial. Sehingga, dalam unsur tersebut dapat dilihat bagaimana peristiwa, orang, kelompok, situasi, keadaan dan lainnya yang ditampilkan dalam teks pidato.

This study discusses the relationship between discourse practices, events, and texts, as well as socio-cultural structures, in a speech delivered by Vladimir Vladimirovich Putin on June 30, 2022. This study aims to analyze the text of Vladimir Vladimirovich Putin's speech on June 30, 2022, which represents the relationship between Russia and Indonesia over Joko Widodo's arrival in Russia from a critical discourse analysis perspective. Vladimir Vladimirovich Putin's speech on June 30, 2022, from the side of critical discourse analysis. The research method used in this study is a descriptive method with a qualitative content analysis approach to describe and analyze the text of Vladimir Vladimirovich Putin's speech on June 30, 2022. The interim results of this research are in the speech showing the important points of the meeting of Joko Widodo and Vladimir Vladimirovich Putin regarding relations between countries and providing a commitment to cooperation between Russia and Indonesia which was represented in a speech using Norman Fairclough's theory with a three-dimensional model that requires different types of analysis, namely text analysis, discursive practice, and social praxis. So, in these elements, it can be seen how events, people, groups, situations, circumstances, and others are displayed in the speech text."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yuli Khairani
"Penelitian ini menggunakan Muted Group Theory untuk membahas mengenai praktik wacana pembungkaman perempuan yang terjadi di media. Pemberitaan mengenai pelanggaran Syariat Islam yang melibatkan perempuan merupakan salah satu sarana yang digunakan oleh kelompok dominan (laki-laki) untuk membisukan perempuan.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode analisis wacana kritis milik Norman Fairclough. Dalam menganalisis dimensi mikro (teks), kerangka analisis Theo Van Leeuwen dipinjam untuk membantu mendeteksi representasi perempuan ditampilkan pada teks. Sedangkan dimensi meso (discourse practice) dan makro (sosiocultural practice) dilakukan melalui teknik wawancara dan kajian literatur.
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa pembungkaman perempuan dilakukan dengan meniadakan suara dan pendapat perempuan, dengan tidak menjadikannya sebagai narasumber. Perempuan hanya diposisikan sebagai objek pemberitaan dan suaranya diwakilkan dan direpresentasikan dengan bahasa dan perspektif laki-laki.

This research was done by used of Muted Group Theory to assessed the practice of muteness on women in the media. The reported shari?a violation that involved women were one of the tool used by the dominant group (men) to muted the women.
This research is a qualitative study with Norman Fairclough's critical discourse analysis (cda). We used Theo Van Leeuwen's analysis framework to analized the micro dimensional aspects (texts), and to further assisted in detecting women representation that occured in those texts. Meanwhile, the meso (discourse practice) and macro (sociocultural practice) dimensions were assessed by interview and literature review.
According to the results, were found that the muteness of women were done by silencing the voice and the opinion of women, thus hindered women to act as a informant. Women were positioned as object of report only and their voice were represented through the language and perspective of men."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T42930
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andifa Chaerunnisa
"Berbagai jenis latar belakang sosial atau budaya, dikombinasikan dengan status wilayah atau sosial, masuk dalam produksi wacana lisan tertulis. Salah satu wacana lisan yang menarik untuk dibahas adalah wawancara politik. Sering terungkap di dalamnya alasan mengapa para pemimpin politik berbicara dengan cara tertentu. Meskipun ada beberapa yang bersikap halus dalam tutur kata mereka, ada juga beberapa yang tidak, salah satunya adalah presiden Filipina, Rodrigo Roa Duterte. Dikenal dengan kepribadiannya yang blak-blakan, ia sering menyatakan hal-hal kontroversial yang memengaruhi negaranya dan menuai kritik dari berbagai tempat. Menggunakan analisis wacana kritis model van Dijk (2004) tentang strategi makro penggambaran positif terhadap diri sendiri dan penggambaran negatif terhadap pihak lain 25 strategi mikro lainnya, penelitian ini menganalisis bagaimana Duterte memandang hubungan negara-negara lain dengan Filipina dalam wawancara bersama Russia Today. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Duterte menentang hubungan Filipina dengan Amerika Serikat yang terlihat dari representasi negatif yang diterimanya dibandingkan dengan Rusia dan Cina. Strategi diskursif yang paling banyak digunakan adalah implikasi, leksikalisasi, dan contoh/ilustrasi. Selain itu, strategi-strategi ini juga digunakan Duterte untuk mencapai tujuan-tujuan pribadinya.

Different types of social or cultural background, combined with a region or social status, go into the making of spoken or written discourse. One of the interesting spoken discourses to discuss is political interview. It often reveals the intention of political leaders way of speaking. While there are those who are subtle in their way of talking, there are also a few who do not, one of whom is the Philippines president, Rodrigo Roa Duterte. Known for his outspoken personality, he often states controversial things that influence his country and derive critics from various places. Using van Dijks (2004) framework on the macro strategies of positive self-presentation and negative other-presentation plus the other 25 micro strategies, this research analyzes how Duterte views other countries relations with the Philippines based on his most-watched English interview with Russia Today. The findings revealed that Duterte is against the Philippines relations with the USA as the latter is being presented negatively compared to Russia and China. The discursive strategies that are mostly used are implication, lexicalization, and example/illustration. Moreover, these strategies are also used to reach his own goals."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>