Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164034 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Danasmoro Brahmantyo
"Media sosial sebagai bentuk perkembangan teknologi informasi dan komunikasi membuka peluang terjadinya beragam inovasi. Seakan tidak terbatasi ruang dan waktu, masyarakat sipil saling terhubung dalam jejaring sosial; berinteraksi secara intensif baik di ranah virtual maupun nyata, dan mendorong perubahan di berbagai bidang. Inisiatif masyarakat yang hadir di media sosial memiliki karakter yang mirip dengan medium pembentuknya, media sosial, yaitu: terbuka, partisipatif, mengakomodasi perbincangan dua arah, serta fokus pada keterhubungan antar komunitas. Media sosial mendorong pembentukan identitas dan citra brand nonprofit sebagai perwakilan gerakan/organisasi sosial yang hadir di era informasi secara efektif dan efisien. Nilai-nilai yang terbentuk sebagai hasil interaksi penggiat gerakan sosial di media sosial menjadi dasar penciptaan pesanpesan pemerekan yang genuine dan mendorong sense of belonging dari para penggiatnya. Sebagai upaya untuk menjaga komitmen dan konsistensi (kontinunitas), brand nonprofit menggunakan strategi integrasi online dan offline yang mendorong kolaborasi penciptaan dan penyebarluasan pesan pemerekan dengan brand lain, baik profit maupun nonprofit; dimana kolaborasi tersebut dibangun berdasarkan kesamaan visi, misi dan semangat dari masing-masing brand tersebut.

Social media as a development within the communication and information technology opens opportunities for innovations. As if unlimited by space and time, civil society can interact in the social network; intensively both in virtual and real world, and pushes changes in various aspects. Community's initiatives exist in social media contain similar characteristics with its medium, social media, which are: open, participatory, accommodating two-ways conversation, and focus on inter-connectivity between communities. Social media enable non-profit brand image and identity molding as a representative of social movement/organisation effectively and efficiently in this information era. Values, which are formed as the result of interactions to fuel social movement in social media, become the basis of creating genuine widespread messages and creating a sense of belonging from its supporters. As an attempt to maintain commitment and consistency, non-profit brand uses online and offline integration strategy that encourage collaboration in the creation and expanding the messages along with other brands, profit or nonprofit. The collaboration is established based on similarities in vision, mission, and spirit of each brand."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T41815
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aqsath Rasyid Naradhipa
"Salah satu hal terpenting dalam pemasaran adalah membangun loyalitas terhadap merek. Komunitas merek adalah salah satu konsep yang banyak diteliti dan cukup berkembang sebagai salah satu cara membangun loyalitas terhadap merek. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari hubungan dari partisipasi di dalam komunitas merek terhadap pembangunan resonansi merek. Studi empiris telah dilakukan untuk melihat bagaimana pengaruh komunitas merek terhadap pembangungan resonansi merek pada komunitas. Studi ini menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) untuk menganalisa 162 responden yang berasal dari komunitas merek di Indonesia. Studi ini menyimpulkan bahwa komunitas merek secara langsung justru memiliki pengaruh negatif terhadap resonansi merek, tetapi secara tidak langsung memiliki pengaruh positif terhadap resonansi merek. Perusahaan harus dapat memanfaatkan komunitas merek untuk meningkatkan autentikasi merek dan kualitas hubungan merek agar dapat meningkatkan resonansi merek. Insight yang dihasilkan dari studi ini dapat memberikan pemahaman terhadap para pemasar untuk memanfaatkan komunitas merek dalam rangka meningkatkan loyalitas terhadap merek
One of the most important things in marketing is building a brand loyalty, especially in situations of heavy competition. Brand community is one of the concepts that has been much researched and developed as a way to build brand loyalty. The purpose of this research is to identify the relationship of participation in the brand community to the brand resonance development. Empirical studies have been conducted to see the influence of brand community to the development of brand resonance in the community. This study uses Structural Equation Modelling (SEM) to analyze 162 respondents from brand communities in Indonesia. This study concludes that brand community directly has a negative influence to the brand resonance, but, indirectly, it has a positive influence to the brand resonance. Companies must be able to utilize brand community to improve brand authentication and brand relationship quality in order to increase brand resonance. The insight generated from this study can provide the marketers an understanding of how to utilize brand community in order to increase brand loyalty."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andes Masyri Hidayat
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena pemakaian media sosial Twitter dalam kehidupan masyarakat. Pemakaian twitter dengan akses yang tidak terbatas membuat aliran komunikasi semakin mudah.Peningkatan penggunaan Twitter semakin mempermudah individu untuk mengekspresikan diri. Twitter juga dapat turut mendorong tumbuhnya gerakan sosial politik. Salah satu gerakan sosial yang tumbuh melalui media sosial twitter adalah Gerakan Sosial #saveKPK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fungsi media sosial dalam mendukung suatu gerakan sosial dan menganalisa suatu topik di dalam twitter dalam membangkitkan gerakan sosial di dunia nyata. Terdapat beberapa teori yang mendukung penelitian ini yaitu, media baru, media massa di Internet, computer mediated communication (CMC), masyarakat jaringan, Word of Mouth, sosiologi, dan civil society.
Proses komunikasi di dalam media sosial Twitter ini meneguhkan asumsi dari sebuah konsep teori Word of Mouth (WOM), bagaimana media sosial Twitter ini berperan menyebarkan informasi secara cepat dan berdampak secara luas. Secara informal muncul para pemilik akun yang berperan sebagai pemimpin opini. Para pemimpin opini ini mempunyai dua peranan utama, yaitu menggerakkan proses penguatan pemikiran melalui pesan-pesan berbentuk fakta dan opini, serta memobilisasi para pengikut opini melalui pesan-pesan berbentuk pengumuman dan ajakan untuk turut berperan aktif dalam aksi di dunia nyata. Dengan adanya para pemimpin opini yang menjalankan peran-peran tersebut, individu-individu yang terlibat dalam gerakan sosial #saveKPK di dunia maya dapat dimobilisasi untuk turut berperan aktif dalam aksi gerakan sosial #saveKPK di dunia nyata, yaitu melalui kegiatan yang disebut "Semut Rangrang".

The study was based on the phenomenon of the use of social media Twitter in the public life. The use of internet with no limit for its access has made communication flow easier and more freely-open knowledge and information. The rise in use of Twitter has made personal expression of opinion by individuals easier. Twitter has also induced the rise of various socio-political movements. One of these social movements using Twitter was #saveKPK movement. The objective of the study was to investigate the functions of social media in supporting a social movement and to analyse a topic in Twitter which enhance the rise of social movement in the actual world. There were a number of theories supporting the study such as new media, mass media in the internet, computer mediated communication (CMC), network society, Word of Mouth, sociology, civil socitety, and social movement.
Communication process in the media has verified the assumption taken from the word mouth theory demonstrating the role of Twitter in fast dissemination of information with widespread impact. Although formally the social movement through Twitter has no leader, informally a few accounts rose as the opinion leaders. These opinion leaders had two main functions: to induce the process of strengthening the ideas by providing messages in the forms of facts and opinions, as well as to mobilize the opinion followers by providing messages in the forms announcements and invitations to participate in the actual actions in the real life. The presence of these opinion leaders with such functions, have enabled individuals involved in the social movement #saveKPK in the cyber world to be mobilised to participate actively in the real world actions, such as through "Semut Rangrang" activities.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Ilyas Sidi
"Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana peran modal digital di kalangan anak muda yang terlibat aktif dalam komunitas keagamaan berkontribusi terhadap partisipasi sosial kemasyarakatan mereka. Dalam konteks ini Instagram menjadi media yang memfasilitasi partisipasi tersebut. Peningkatan partisipasi sosial dalam masyarakat yang difasilitasi media sosial memang sudah banyak dilakukan dalam studi-studi sejenis sebelumnya. Namun, studi terdahulu belum mengaitkannya dengan bagaimana peran modal digital anak muda anggota komunitas keagamaan dapat membantu meningkatkan partisipasi sosial mereka melalui Instagram sebagai platformnya. Studi ini menggunakan konsep modal digital dari Ragnedda yang menjelaskan bahwa akses dan kompetensi dalam penggunaan teknologi digital dapat berperan dalam mendorong partisipasi sosial anak muda. Peneliti berargumen bahwa modal digital yang difasilitasi oleh media sosial Instagram membantu mengoptimalkan produktivitas anak muda Remaja Islam Masjid Jami Al-Muhajirin (Risma) dalam partisipasi sosial kemasyarakatan. Dalam hal ini, partisipasi mereka terwujud dalam bentuk produksi informasi dan konten di media sosial Instagram sebagai media untuk branding komunitas serta menjangkau masyarakat yang lebih luas. Unit analisis dalam penelitian ini adalah Remaja Masjid Jami Al-Muhajirin (Risma) di Cibitung, Bekasi. Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu kualitatif dengan teknik wawancara mendalam terhadap pengurus Risma dan observasi pada Instagram milik Risma

This study aims to describe how the role of digital capital among young people who are actively involved in religious communities contributes to their social participation. In this context, Instagram is the media that facilitates such participation. The increase in social participation in the community facilitated by social media has indeed been done in many previous similar studies. However, previous studies have not linked it to how the role of digital capital of young religious community members can help increase their social participation through Instagram as a platform. This study uses Ragnedda's concept of digital capital, which explains that access to and competence in using digital technology can play a role in encouraging young people's social participation. The researcher argues that digital capital facilitated by Instagram social media helps optimize the productivity of young people from the Islamic Youth of Jami Al-Muhajirin Mosque (Risma) in social community participation. In this case, their participation is realized in the form of information and content production on Instagram social media as a medium for community branding and reaching a wider community. The unit of analysis in this research is the Youth of Jami Al-Muhajirin Mosque (Risma) in Cibitung, Bekasi. The research approach used is qualitative with in-depth interview techniques with Risma administrators and observation on Risma's Instagram."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Hadi Saputra
"Kolaborasi antara Tomoro Coffee dan The Garfield Movie menawarkan wawasan menarik mengenai pembentukan citra merek melalui pemasaran kolaboratif. Terlebih penggunaan media sosial Instagram dan TikTok dalam mengekspansi pemasaran kepada khalayak. Penelitian ini mengkaji bagaimana integrasi antara dua merek dalam kampanye pemasaran di media sosial dapat mempengaruhi persepsi dan perilaku konsumen. Dengan memanfaatkan karakter populer Garfield, Tomoro Coffee bertujuan untuk menarik penggemar film dan pecinta kopi. Menciptakan sebuah sinergi dalam sebuah pemasaran untuk memperkuat kehadiran kedua merek di pasar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk menganalisis konten media sosial beserta respons konsumen yang didapatkan terhadap kampanye pemasaran. Hasil penelitian menunjukkan adanya interaksi positif dalam pembentukan citra merek, meskipun terdapat beberapa tantangan dalam pelaksanaan kampanye yang berpotensi dapat merusak citra merek.

The collaboration between Tomoro Coffee and The Garfield Movie provides intriguing insights into brand image building through collaborative marketing. Particularly through the use of social media platforms like Instagram and TikTok to expand market reach. This study examines how the integration of two brands in a social media marketing campaign can influence consumer perceptions and behaviors. By leveraging the popular character Garfield, Tomoro Coffee aims to attract both movie fans and coffee enthusiasts. Creating a synergy in marketing to strengthen the presence of both brands in the market. This research employs qualitative methods to analyze social media content and consumer responses to the marketing campaign. The findings indicate positive interactions in brand image building, although there are some challenges in campaign execution that could potentially damage the brand image."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rio Priantama
"ABSTRAK
Permasalahan obat dan makanan yang menjadi kewenangan Badan Pengawasan Obat dan Makanan BPOM memiliki lingkup yang luas serta berimplikasi pada kesehatan masyarakat dan ekonomi bangsa. BPOM menyediakan beberapa akses media sosial untuk menggalang peran aktif masyarakat, namun partisipasi masyarakat secara selaras dan terarah belum memenuhi harapan sehingga dibutuhkan sebuah strategi dalam pemanfaatan media sosial. Penelitian ini dilakukan untuk merumuskan sebuah strategi formal berupa strategi media sosial sebagai upaya meningkatan partisipasi masyarakat dalam komunikasi, penyebaran informasi dan edukasi kegiatan pengawasan obat dan makanan BPOM.Penelitian ini merupakan penelitian applied research yang mengambil studi kasus pada Badan Pengawasan Obat dan Makanan BPOM Jakarta. Third Wave digunakan sebagai kerangka kerja dalam penyusunan strategi media sosial. Data dianalisis secara kualitatif yang dikumpukan melalui wawancara dengan pemangku kepentingan dan para pakar media sosial yang kemudian dianalisis dengan metode Thematic Analyis, observasi pengelolaan media sosial yang dimiliki BPOM saat ini, serta dokumen-dokumen pendukung lainnya.Penelitian ini menghasilkan 9 daftar kekuatan dan 9 daftar kelemahan yang diidentifikasi dari faktor internal serta menghasilkan 10 daftar peluang dan 9 daftar ancaman yang diidentifikasi dari faktor eksternal. Melalui matriks TOWS, dihasilkan 19 strategi pemanfaatan media sosial yang selaras dengan 4 sasaran strategis media sosial bagi BPOM.

ABSTRACT
The problems of food and drugs which under the authority of Badan Pengawasan Obat dan Makanan BPOM has a broad scope and as well as the implications for public health and the nation 39 s economy. BPOM provide some access to social media to increase people 39 s active participation, but participation in a harmonious and focused not met expectations and so we need a strategy in the use of social media. This study was conducted to formulate a formal strategy in the form of a social media strategy as an effort to increase community participation in communication, information dissemination and education of BPOM rsquo s food and drug control activities.This research is applied research that takes a case study on Badan Pengawasan Obat dan Makanan BPOM Jakarta. Third Wave is used as a framework in the preparation of a social media strategy. Data were analyzed qualitatively that collected through interviews with stakeholders and experts of social media which is then analyzed by Thematic Analyis, observation of social media management owned BPOM today as well as other supporting documents.This study resulted in 9 list of strengths and 9 list of weaknesses that identified from internal factors as well as generate 10 list of opportunities and 9 list of threats that identified from external factors. Through the TOWS matrix, generated 19 social media strategy implementations that is consistent with the four strategic objectives of social media for BPOM."
2017
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aysa Nadira Putri
"Kemunculan internet membuka berbagai kemungkinan baru bagi para praktisi public relations untuk menjangkau berbagai publik mereka, salah satunya adalah dengan menggunakan berbagai macam media sosial yang ada. Organisasi nirlaba, sebagai sebuah infrastruktur sosial dalam masyarakat sipil, bertujuan untuk menciptakan dan memfasilitasi rasa percaya dan inklusi sosial saat mereka menyediakan layanan publik. Dengan kemunculan media sosial, banyak ilmuwan dan praktisi yang menyarankan agar teknologi ini bisa menjadi alat baru untuk membangun hubungan antara organisasi nirlaba dengan publik. Jurnal ini akan membahas mengenai fungsi penggunaan media sosial dalam melakukan kegiatan komunikasi dan public relations sebuah organisasi nirlaba. Jurnal ini akan melakukan analisis terhadap Organisasi Sahabat Anak Kanker Malang yang mengadopsi penggunaan media sosial dalam kegiatan mereka,

The emergence of the internet opens up new possibilities for public relations practitioners to reach out to their various public, one of which is by various social media. Nonprofit organization, as a social infrastructure in civil society, aim to create and facilitate social trust and inclusion as they provide public service. With the emergence of social media, scientists and practitioners suggest that this technology could be a new tool for building relationships between non-profit organization and the public. This journal will discuss the functions of social media usage in conducting communication and public relations activities of a non-profit organization. This journal will conduct an analysis on Organisasi Sahabat Anak Kanker Malang which adopt the use of social media in their activities.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Destra Rahmayadi
"Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi pengaruh komunitas merek berbasis media sosial terhadap kualitas hubungan pelanggan dengan produk, hubungan pelanggan dengan merek, hubungan pelanggan dengan perusahaan, dan hubungan pelanggan dengan pelanggan lain serta pengaruhnya terhadap kepercayaan merek dan loyalitas merek. Penelitian berfokus pada 175 sampel yang tergabung dalam komunitas merek Air Asia. Hasil penelitian ini ditemukan bahwa hubungan-hubungan tersebut memiliki pengaruh positif terhadap kepercayaan merek dan loyalitas merek pada Air Asia.

This study aimed to investigate the impact of brand community based social media on customer-product relationship, customer-brand relationship, customer-company relationship, and customer-others customer relationship, whereas those relationships will affect to brand trust and brand loyalty. This study focused on 175 samples which joined in brand community of Air Asia. The result of this study indicated that brand community based social media through customer relationships has positive impact to brand trust and brand loyalty."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S45113
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teni Ginaya
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan media sosial dari humas organisasi berbasis keagamaan di era digital, serta menjabarkan ketepatan formulasi social media tools yang digunakan oleh humas organisasi tersebut, terutama terkait penggunaan konten dan dalam kaitannya dengan membangun brand image organisasi. Dari hasil studi kasus penelitian, menunjukkan bahwa media sosial dapat mendorong terciptanya eWOM, sehingga nantinya terlihat beragam opini publik yang berkembang mengenai organisasi, yang akhirnya memunculkan persepsi, membangun brand awareness, lalu membentuk image tersendiri terkait organisasi. Sehingga tercermin bahwa media sosial dan komunitas merupakan medium komunikasi antara anggota organisasi dan brand mempunyai peran penting dalam membangun brand image organisasi.

This research conducted to understand social media utilization of PR of religious organization in the digital era, and outline the accuracy of the formulation of social media tools used by PR in that organization, especially regarding to use content and due to build the brand image organization. Case study in this research shows that social media can encourage the creation of eWOM, eventually it will be coming up a variety of public opinion about the organization, which cause build the perception and build brand awareness, in the end will be create its own image related to the organization. It also concluded that social media and community as a medium of communication between the members of the organization and the brand has a very large role in building brand image organization, especially religious organization.
;
This research conducted to understand social media utilization of PR of religious organization in the digital era, and outline the accuracy of the formulation of social media tools used by PR in that organization, especially regarding to use content and due to build the brand image organization. Case study in this research shows that social media can encourage the creation of eWOM, eventually it will be coming up a variety of public opinion about the organization, which cause build the perception and build brand awareness, in the end will be create its own image related to the organization. It also concluded that social media and community as a medium of communication between the members of the organization and the brand has a very large role in building brand image organization, especially religious organization.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T44538
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahrinda Putri Poempida
"Standar kecantikan adalah gagasan yang menyiratkan bagaimana perempuan seharusnya berpenampilan. Hal ini menjadi standar sosial sekaligus harapan terhadap perempuan, dan penampilan mereka. Di Indonesia, standar kecantikan berubah dari waktu ke waktu, bergantung pada banyak faktor kultural. Pada saat ini, media sosial berperan penting dalam banyaknya konstruksi opini publik, termasuk terhadap standar kecantikan wanita. Dalam beberapa tahun terakhir, inklusivitas telah menjadi tren dalam menentukan standar kecantikan di kalangan wanita Indonesia. Salah satu aspek yang berpengaruh terhadap pencangkupan inklusivitas dalam mendefinisikan standar kecantikan adalah postingan Instagram fenomenal Tara Basro yang menarik banyak sentimen campuran dari publik dan media. Fenomena yang berdampak sosial ini memiliki dampak terhadap konstruksi standar kecantikan wanita Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini untuk mengkaji apakah ada peran dari media sosial, khususnya postingan Instagram Tara Basro, dalam melakukan konstruksi terhadap persepsi publik tentang standar kecantikan wanita Indonesia.

Beauty standard is a notion which imply how female, in particular, should look like. It became social standard as well as expectation toward female, and their appearance. In Indonesia, beauty standard has changed overtime, depending on multiple cultural factors. Nowadays, Social Media plays important role on construction various of public opinion toward many social issues, including female beauty standard. In addition, inclusivity has become a trend on defining beauty standard among Indonesian female in the past few years. One of the most recent influential aspects that promotes inclusivity in defining beauty standard is Tara Basro’s phenomenal Instagram post which drew plenty of mixed sentiment from both the public and media. This social phenomenon has its own impact toward the construction of Indonesian female beauty standard. Therefore, this study is to assess whether or not there is an impact of social media, especially Tara Basro’s Instagram post, in the construction of public perception toward Indonesian female beauty standard."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>