Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111490 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Panji Muhammad Rifqi
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara regulasi emosi dengan kecemasan performa musik pada performer musik remaja. Pengukuran regulasi emosi menggunakan alat ukur Emotion Regulation Questionnaire (ERQ) yang dikembangkan oleh Gross dan John (2003) dan pengukuran kecemasan performa musik dengan menggunakan Music Performance Anxiety Inventory for Adolescents (MPAI-A) yang dikembangkan oleh Osborne dan Kenny (2005a dalam Kenny & Osborne, 2006). Partisipan berjumlah 73 performer musik remaja yang berdomisili di Jabodetabek.
Hasil penelitian ini menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara strategi cognitive reappraisal dalam regulasi emosi dengan kecemasan performa musik pada performer musik remaja (r = -0.027, dan tidak signifikan pada l.o.s 0.05 (p = 0.818), dan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara strategi expressive suppression dalam regulasi emosi dengan kecemasan performa musik pada performer musik remaja (r = -0.045, dan tidak signifikan pada l.o.s 0.05 (p = 0.707)). Artinya, strategi regulasi emosi tidak berhubungan dengan tingkat kecemasan performa musik. Hal ini mungkin disebabkan oleh, perlunya mengukur state and trait anxiety sebelum mengukur kecemasan performa musik, dan perlunya menggunakan alat ukur yang dapat mengukur tingkat seberapa jauh seseorang sudah mampu mengontrol kecemasannya pada tingkat optimum. Berdasarkan hasil tersebut, perlu pengkajian lebih dalam faktor-faktor, serta kemungkinan yang memengaruhi hubungan tersebut.

The study was conducted to get a description about the correlation between emotion regulation and music performance anxiety on adolescent music performer. Emotion regulation was measured by using Emotion Regulation Questionnaire (ERQ) developed by Gross and John (2003) and music performance anxiety was measured by using Music Performance Anxiety Inventory for Adolescent (MPAI-A) developed by Osborne and Kenny (2005a in Kenny & Osborne, 2006). Participants were 73 adolescent music performer in Jabodetabek.
The result shows that there is no significant correlation between cognitive reappraisal strategy in emotion regulation and music performance anxiety on adolescent music performance (r = -0.027, and is not significant at l.o.s 0.05 (p = 0.818)), and that there is no significant correlation between expressive suppression strategy in emotion regulation and music performance anxiety on adolescent music performace (r = -0.045, and is not significant at l.o.s 0.05 (p = 0.707)). This leads us to a conclusion that emotion regulation does not correlate with music performance anxiety. The indication maybe caused by the need to measure whether the anxiety is a state or trait before measuring music performance anxiety and to use a measurement qualified for measuring how far someone can control their anxiety at optimum level. There is a need to conduct an exploration about factors and possibilities that affect the correlation."
Depok: Fakultas Psikologi Unversitas Indonesia, 2014
S56923
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliasih
"Intervensi area perawatan intensif memberikan dampak psikologis bagi pasien sehingga pasien rentan mengalami kecemasan. Terapi musik dapat dikembangkan berdasarkan latar belakang budaya loka seperti musik gamelan dipadukan dengan perkembangan teknologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengatehui pengaruh aplikasi terapi musik Yar-a terhadap kecemasan pasien di Ruang High Care. Metode penelitian adalah quasi eksperimen pretest postest dengan kelompok kontrol. Sampel penelitian adalah pasien yang dirawat di Ruang High Care dengan total 62 responden. Hasil analisis bivariat terdapat penurunan skor kecemasan pada kelompok intervensi (p=0,000). Ada pengaruh yang signifikan aplikasi terapi musik Yar-a terhadap kecemasan pasien di Ruang High Care (p=0,000). Aplikasi terapi musik Yar-a secara efektif dalam menurunkan kecemasan pasien di Ruang High Care. Terapi musik menggunakan musik gamelan dan suara alam dapat digunakan untuk intervensi menurunkan kecemasan.

Intensive care area interventions have a psychological impact on patients so that patients are vulnerable to experiencing anxiety. Music therapy can be developed based on local cultural backgrounds such as gamelan music combined with technological developments. This research aims to determine the effect of the yar- a music therapy application on patient anxiety in the High Care Room. The research method is a quasi-experimental pretest posttest with a control group. The research sample was patients treated in the High Care Room with a total of 62 respondents. The results of bivariate analysis showed a decrease in anxiety scores in the intervention group (p=0.000). There is a significant effect of the Yar-a music therapy application on patient anxiety in the High Care Room (p=0.000). The Yar- a music therapy application is effective in reducing patient anxiety in the High Care Room. Music therapy using gamelan music and natural sounds can be used as an intervention to reduce anxiety."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hubbard, L. Ron, 1911-1986
California: Bridge Publications, Inc., 2012
R 920.9 HUB m
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Nur Hidayah
"Kecemasan pada remaja dapat membawa remaja pada perilaku menyimpang dan gangguan kesehatan. Aktivitas fisik dapat mengalihkan kecemasan dengan menjadikan suasana hati menjadi lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya hubungan antara aktivitas fisik remaja dan tingkat kecemasan yang mereka alami. Pengukuran aktivitas fisik dilakukan menggunakan instrumen International Physical Activity Questionnaire (IPAQ) dan Hamilton Anxiety Rating Scale for Anxiety (HARS).
Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan tipe deskriptif korelatif dan pendekatan cross sectional terhadap100 remaja SMA kelas X dan XI yang dipilih dengan quota sampling. Data dianalisis dengan uji chi square.
Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan antara aktivitas fisik dan tingkat kecemasan (p=0,222;α=0,1). Kecemasan sedang berat lebih banyak dialami oleh remaja perempuan (p=0,417; CI: 95%). Peran bimbingan dan konseling di sekolah perlu ditingkatkan untuk membangun koping remaja dalam menurunkan kecemasan.

Anxiety among adolescent could lead to negative behavior and caused many health problems. Physical activity could distract the anxiety by enhancing the mood. The purpose of the study was to identify the correlation between physical activity and anxiety level of adolescent.
This study used cross sectional design and descriptive method with data accumulated by questionnaire given to 100 high school students grade X and XI were selected by quota sampling and analyzed by chi square test. International Physical Activity Questionnaire (IPAQ) was used to measure activity level and Hamilton Anxiety Rating Scale for Anxiety (HARS) was used to measure anxiety level.
Based on correlation analysis, there were not significant correlation among anxiety level with physical activity (p= 0, 222, α= 0,1). Moderate to severe level of anxiety were more prevalent in girl adolescent (p=0,417; CI: 95%). Guidance and counseling in schools need to be improved to build positive coping to reduce anxiety.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S47455
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wayan Gede Yogananda Kesawa
"Pada penelitian ini kemampuan regulasi diri dalam berlatih musik dijelaskan melalui konsep regulasi diri dalam belajar. Regulasi diri dalam belajar adalah suatu usaha dari individu yang melibatkan aspek metakognisi, motivasi, dan perilaku, aktif dalam proses pembelajaran (Zimmerman, 1986). Kemudian, yang dimaksud dengan keterlibatan orang tua adalah suatu dedikasi yang diberikan oleh orang tua kepada anak dalam suatu domain tertentu (Grolnick & Slowiaczek, 1994).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keterlibatan orang tua dan regulasi diri dalam berlatih musik. Responden penelitian ini berjumlah 103 orang pelajar SMK Musik dengan rentang usia 15-18 tahun. Pengambilan data dilakukan di dua sekolah yaitu SMK Musik X dan SMKN Y. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan alat ukur berupa kuesioner yaitu Parent Involvement Measure (Zdzinski, 1996) dan Self-Regulated Practice Behavior Scale (Ersozlu & Miksza, 2014) yang sudah teruji valid dan reliabel dalam mengukur variabel tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan orang tua dan regulasi diri dalam berlatih musik (r = 0.279, p < 0,01). Analisis lebih mendalam menemukan bahwa dimensi behavior involvement (r = 0.342, p < 0,01) dari keterlibatan orang tua memiliki hubungan yang signifikan dengan regulasi diri dalam berlatih musik.

The ability of self-regulated practice in music was explained through self-regulated learning concept. Self-regulated learning is metacognitively, motivationally, and behaviorally active participants in their own learning process (Zimmerman, 1986). Then, parent involvement is the dedication of resources by the parent to the child within a given domain (Grolnick & Slowiaczek, 1994).
This research aimed to know the relationship between parent involvement and self-regulated in music practice. Total respondents that involved in this study consisted of 103 students of two music senior high school such as SMK Musik X and SMKN Y. Data were collected using questionnaire Parent Involvement Measure (Zdzinski, 1996) and Self-Regulated Practice Behavior Scale (Ersozlu & Miksza, 2014) which was valid and reliable in measuring those variables.
The result showed that there was significant relationship between parent involvement and self-regulated in music practice (r = 0.279, p < 0,01). Further, data analysis assumed that dimension of behavior involvement (r = 0,342, p < 0,01) from parent involvement had significant relationship with self-regulated in music practice.
"
Depok: Fakultas Psikologi Unversitas Indonesia, 2016
S65264
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia, translator
"Pandemik Covid-19 tahun 2020 menimbulkan kecemasan bagi semua orang salah satunya terjadi pada ibu hamil. Hal ini dapat memicu timbulnya kecemasan dalam memikirkan persiapan persalinan dimasa pandemik. Apabila masalah tersebut tidak diberikan intervensi dengan baik akan menyebabkan gangguan psikologis pada ibu. Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kecemasan pada ibu hamil yaitu teknik relaksasi benson, terapi musik dan pemberian aroma terapi. Tujuan penulisan laporan kasus ini yaitu menganalisis asuhan keperawatan pada ibu hamil yang mengalami masalah kecemasan dengan penerapan ketiga intervensi tersebut. Intervensi dilakukan pada seorang ibu hamil yang memasuki trimester III kehamilan dan tinggal di zona merah kota Bogor. Ketiga intervensi tersebut diterapkan secara bersamaan dan dilakukan sebanyak dua kali dalam sehari selama 15 menit. Setelah pemberian intervensi selama satu minggu dengan empat kali pertemuan, didapatkan hasil evaluasi dengan menggunakan intrumen Zung Selft-rating Anxiety Scale (SRAS) dan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) yaitu penurnuan skor SRAS dari kecemasan sedang menjadi kecemasan ringan. Kemudian terjadi penurunan skor PSQI dari kualitas tidur buruk menjadi kualitas tidur baik, sehingga klien merasa lebih tenang dan nyaman. Maka dari itu penulisan karya ilmiah ini menganjurkan pemberian intervensi relaksasi benson, terapi musik dan pemeberian aromaterapi dapat dilakukan pada ibu hamil yang mengalami masalah kecemasan.

The Covid 19 pandemic that occurred in 2020 causing the anxiety for everyone, including pregnant women. This phenomenon can bring anxiety in preparing for childbirth during a pandemic. If the anxiety is not given a proper intervention, it will cause psychological disorder among the mother. Interventions that can be given in order to overcome the anxiety in pregnant women are Benson relaxation techniques, music therapy, and aromatherapy. The purpose of writing this case report is to analyze the nursing care for pregnant woman who suffering from anxiety by applying of the three interventions. The intervention was carried out on a pregnant woman who entered the third trimester of pregnancy and lived in the red zone of Covid 19 in the city of Bogor. The three interventions were applied simultaneously and performed twice a day for 15 minutes. After giving the intervention for one week with four meetings, the result of the evaluation using the Zung Selft-rating Anxiety Scale (SRAS) and Pittsburgh Sleep Quality index (PSQI) were obtained, showing that there was a decrease in the SARS score from moderate anxiety to mild anxiety, The evaluation results also showed that there was a decrease in the PSQI score from poor sleep quality to good sleep quality, indicated the client felt calmer and more comfortable after the interventions was conducted. Therefore, this case report suggests to carry out the Benson relaxation, music therapy, and aromatherapy interventions for pregnant women who experience anxiety problems."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Asti Fajriani
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara persepsi dukungan otonomi guru dan regulasi diri dalam berlatih musik. Yang dimaksud dengan regulasi diri dalam berlatih musik adalah pikiran, perasaan, dan tindakan yang diinisiasi oleh pelajar musik untuk mencapai tujuan dalam sebuah latihan musik. Dukungan otonomi guru merupakan perilaku interpersonal guru yang ditunjukkan untuk memfasilitasi rasa kehendak seorang pelajar dengan cara pemenuhan tiga kebutuhan psikologis dasar manusia yakni kebutuhan otonomi, kompetensi, dan keterikatan. Peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan skala self-regulated practice behavior (Ersozlu & Miksza, 2015) dan learning climate questionnaire (Williams & Deci, 1996). Hasil penelitian menunjukkan hubungan positif yang signifikan antara persepsi dukungan otonomi guru dan regulasi diri dalam berlatih musik (r = 0,396). Implikasi dari penelitian menunjukkan pentingnya dukungan otonomi dari guru untuk memfasilitasi regulasi diri dalam berlatih musik.

This study aims to examine the relationship between perceived autonomy support from teacher and self-regulated practice behavior in music. Self-regulated practice behavior in music is self-generated thoughts, feelings, and actions for attaining goals in music practice. Teacher autonomy support is defined as interpersonal behavior provided by the teacher that involves and nurtures student?s sense of volition by supporting student?s basic psychological needs of autonomy, competence, and relatedness. Information was gathered with ?Self-Regulated Practice Behavior? scale (Ersozlu & Miksza, 2015) and ?Learning Climate Questionnaire? (Williams & Deci, 1996). Result shows that there is positive and significant relationship (r = 0.396) between perceived teacher autonomy support and self-regulated practice behavior in music. Implication of the study suggests the importance of autonomy support from teacher to facilitate self-regulated practice behavior in music learning.
"
Depok: Fakultas Psikologi Unversitas Indonesia, 2016
S65272
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anandya Luthfie Rianty
"Fenomena pelanggaran protokol kesehatan COVID-19 marak dilakukan oleh dewasa muda sekarang ini, seperti berkumpul dengan teman-teman, mengikuti acara sosial, tidak memakai masker, dan lainnya. Adanya protokol kesehatan yang membatasi kebebasan individu dapat memicu reaktansi psikologis dan emosi negatif pada seseorang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara reaktansi psikologis dan kepatuhan protokol COVID-19 yang dimoderasi oleh kemampuan regulasi emosi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain korelasional between-subject, posttest only. Partisipan penelitian berjumlah 384 dengan rentang usia 18-25 tahun dan mayoritas merupakan mahasiswa. Partisipan mengisi kuesioner yang terdiri dari 3 alat ukur secara daring, yaitu Kuesioner Kepatuhan Masyarakat, Hong Psychological Reactance Scale, dan Perth Emotion Regulation Competency Inventory. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan multiple moderated regression model 1. Hasil analisis data menunjukkan bahwa reaktansi psikologis terbukti dapat menurunkan tingkat kepatuhan seseorang terhadap protokol kesehatan Coronavirus (b = -0,0568, t(380) = -2,7253, p < 0,05, CI 95% [-0,0977, -0,0158]). Walau begitu, tidak terdapat interaksi antara reaktansi psikologis dan regulasi emosi terhadap kepatuhan protokol (b = -0,0005, t(380) = -0,5002, p > 0,05, CI 95% [-0,0024, 0,0014]). Hal ini menunjukkan bahwa regulasi emosi tidak memoderasi hubungan kedua variabel tersebut.

The phenomenon of violating the COVID-19 health protocol by young adults has escalated to this day, such as gathering with friends, attending social events, not wearing masks, and others. The existence of health protocols that limit individual freedom could trigger psychological reactance and negative emotions in a person. This study is conducted to examine the relationship between psychological reactance and adherence to COVID-19 protocol, moderated by emotion regulation ability. This study is a quantitative study using correlational, between-subject design, posttest only. A total of 384 young adults aged between 18-25 years old, mostly college students, participated in this study. Participants filled out a questionnaire consisting of 3 instruments via online form. Descriptive analyses and multiple moderated regression model 1 was used to analyze the data. The result shows that psychological reactance is proven to lower adherence to Coronavirus protocol (b = -0,0568, t(380) = -2,7253, p < 0,05, CI 95% [-0,0977, -0,0158]). However, there is no interaction between psychological reactance and emotion regulation on protocol adherence (b = -0,0005, t(380) = -0,5002, p > 0,05, CI 95% [-0,0024, 0,0014]). This suggests that emotion regulation does not moderate the correlation between those two variables."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Aldi Muhammad Chairul Haqq
"Musik merupakan sesuatu yang telah menjadi bagian dari sejarah manusia sejak lama. Hal tersebut membuat musik lekat kaitannya dengan beberapa fenomena internasional. Dengan begitu, posisi musik dalam Ilmu Hubungan Internasional mulai mendapatkan tempat. Dalam tulisan ini, penulis mencoba untuk mengidentifikasi perkembangan literatur yang memuat relasi antara musik dan Ilmu Hubungan Internasional. Tulisan ini merupakan tinjauan pustaka yang dianalisis melalui metode taksonomi dengan 37 literatur yang tergabung dalam empat tema utama, yaitu (1) Musik dan Negara; (2) Musik dan Ideologi; (3) Musik dan Masyarakat Transnasional; dan (4) Musik dan Ekonomi Politik Global. Penulis kemudian menemukan bahwa musik sejatinya memang dapat menjadi bagian dari Ilmu Hubungan Internasional dan para akademisi telah menyadari hal tersebut. Namun, keragaman latar belakang para akademisi membuat literatur musik dalam HI belum saling terintegrasi. Oleh karena itu, adanya kajian lanjut terhadap musik di bawah Ilmu Hubungan Internasional diharapkan dapat mengintegrasikan seluruh temuan yang ada.

Music is one of a lot of things that are already a part of human history. Music is attached to several international phenomena. By looking at the condition, the position of music in international relations began to gain a place. In this paper, the author is to identify the development of literature that contains the relationship between music and international relations. This paper is a literature review through a taxonomic method with 37 literatures which are incorporated into four main themes, (1) Music and State; (2) Music and Ideology; (3) Music and Transnational Society; and (4) Music and Global Political Economy. The author then found that music can indeed be part of the science of international relations and the scholars have been aware of the condition. However, the background of scholars in making music literature in IR has not been integrated with each other. Therefore, the study of music under the science of international relations is expected to integrate all existing findings."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>