Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119310 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alvia Anjani
"Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat bagaimana hubungan antara self-regulated learning dengan social identification pada anggota paduan suara universitas. Self-regulated learning itu sendiri merupakan kemampuan individu untuk meningkatkan performanya dengan menjalankan proses planning, monitoring dan evaluation dalam proses belajarnya (Zimmerman, 1989, 2006, dalam Toering et al, 2011). Social identification adalah konsep diri yang dimiliki oleh individu berdasar pada pengetahuan tentang keberadaan dirinya dalam suatu kelompok karena adanya keterikatan secara emosional dan juga nilai yang dianut dalam dirinya dan juga dalam kelompok tersebut (Tajfel, 1981 dalam Jackson, 2002). Penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan metode pendekatan kuantitatif korelasional. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kedua variabel dalam penelitian ini adalah Self-regulation Scale (Toering et al, 2011) untuk mengukur variabel self-regulated learning dan Social Identification Questionnairre (Jackson, 2002) untuk mengukur variabel social identification. Dari 60 responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini, didapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara self-regulated learning dengan social identification (p>0.05), antara planning dengan social identification p = 0.314, antara monitoring dengan social identification p = 0.272 dan juga antara evaluation dengan social identification dengan p = 0.749.

The purpose of the research is to understand the relation between self-regulated learning and social identification from the University Choir members. Selfregulated learning is defined as the ability to enhance individual?s performance by regulating learning through planning, monitoring and evaluation (Zimmerman, 1989, 2006, in Toering et al, 2011). Social identification in this study is defined as self-concept based on one?s knowledge about their membership in a group where emotional attachment and values were shared (Tajfel, 1981 in Jackson, 2002). The Self-regulation Scale from Toering et al (2011) was used to measure the selfregulated learning construct. The Social Identification Questionnairre from Jackson (2002) was used to measure the social identification construct. From 60 subjects who participated in this research, analysis of results show that there is no significant correlation between self-regulated learning and social identification. The coefficient correlation between sub scale planning and social identification resulted in p = 0.314, between monitoring and social identification resulted in p = 0.272, and between evaluation and social identification resulted in p = 0.749."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S57074
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Susanti
"Kecurangan akademik telah menjadi masalah utama dalam pendidikan hingga saat ini. Penelitian ini mencoba untuk meneliti kecurangan akademik pada mahasiswa pascasarjana. Terdapat dua macam faktor yang mendorong mahasiswa pascasarjana untuk menyontek. Pertama, faktor-faktor yang dapat dikendalikan oleh siswa, seperti kurangnya persiapan sebelum ujian, kelelahan, atau kurangnya waktu untuk belajar. Kedua, faktor-faktor yang berada di luar kendali siswa, seperti masalah kesehatan, tugas atau ujian yang terlalu sulit, atau kecurangan akademik yang dilakukan teman sesama mahasiswa. Peneliti menduga bahwa self-regulated learning dan muraqabah dapat menjadi solusi untuk menghadapi faktor-faktor ini.
Dalam self-regulated learning, siswa dapat mengatur pembelajaran mereka secara efektif sehingga terhindar dari masalah kurangnya persiapan sebelum ujian, kelelahan, atau kurangnya waktu belajar. Jadi, dengan self-regulated learning, mahasiswa semestinya dapat mengatasi faktor kecurangan akademik yang dapat dikendalikan tersebut. Sementara itu, muraqabah, yang didefinisikan sebagai kesadaran akan pengawasan Tuhan, diduga dapat mengatasi faktor kecurangan akademik yang di luar kendali mahasiswa. Meskipun mengalami kesulitan selama ujian atau melihat temannya menyontek, mahasiswa yang percaya bahwa mereka sedang diawasi oleh Tuhan semestinya menahan diri untuk tidak melakukan kecurangan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Responden yang terlibat adalah mahasiswa pascasarjana Muslim yang dipilih melalui teknik convenience sampling. Empat instrumen digunakan dalam penelitian ini: Kuesioner Self-Regulated Learning, Kuesioner Muraqabah, Kuesioner Kecurangan Akademik, dan adaptasi Social Desirability Scale. Data dianalisis dengan teknik analisis statistik deskriptif dan korelasi parsial.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi negatif yang signifikan antara self-regulated learning dengan kecurangan akademik pada mahasiswa pascasarjana. Sementara itu, tidak ada korelasi yang signifikan antara muraqabah dengan kecurangan akademik mahasiswa pascasarjana.

Academic dishonesty has become a major problem in education to date. This recent study tries to examine the academic dishonesty on graduate students. The factors encouraging graduate students to cheat can be classified into two types. The first one is the factors that can be controlled by students, such as lack of preparation, fatigue, or lack of study time. The second type is the factors that are beyond the students' control, such as health problems, complicated tasks or exams, or seeing other students cheat. Researcher predicts that self-regulated learning and muraqabah can be solutions to deal with these factors.
In self-regulated learning, students can manage their learning effectively so as to avoid problems of lack of preparation, fatigue, or lack of study time. Thus, by improving their self-regulated learning, students should overcome the controllable factors of academic dishonesty. Meanwhile, muraqabah, defined as awareness of God's supervision, should be able to overcome the uncontrollable factors of academic dishonesty. Despite having difficulties during the exam or seeing other students cheat, the students who believe that they are being watched by God should refrain from cheating.
This study used quantitative approach. The participants were Muslim graduate students who were selected through convenience sampling technique. Four instruments were used in this study: self-regulated learning questionnaire, muraqabah questionnaire, academic dishonesty questionnaire, and social desirability scale. The data was analyzed using descriptive statistics and partial correlation analysis technique.
This study found that there is a significant negative correlation between self-regulated learning and academic dishonesty in graduate students. Meanwhile, there is no significant correlation between muraqabah and academic dishonesty in graduate students.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Susanty
"Penelitian-penelitian terdahulu menunjukkan hasil-hasil yang bertentangan dan tidak konsisten mengenai hubungan antara performance goal orientation dan self-regulated learning. Terdapat dua tipe performance goal orientation, yaitu performance-approach goal orientation dan performance-avoidance goal orientation. Sebagian besar ahli berpendapat bahwa performance goal orientation tidak menunjang self-regulated learning. Namun, beberapa penelitian membuktikan bahwa performance goal orientation, khususnya tipe performance-approach goal orientation dapat memberikan efek yang menguntungkan bagi siswa dengan konteks atau kondisi tertentu. Penelitian ini menguji trait extraversion dan neuroticism dari Five Factor Model yang merupakan salah satu kondisi siswa sebagai moderator pada hubungan masing-masing dari kedua tipe performance goal orientation dan self-regulated learning. Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak 293 siswa dari tiga SMA yang menerapkan Kurikulum 2013. Hasilnya menunjukkan bahwa performance-approach goal orientation tidak memiliki korelasi yang signifikan dengan self-regulated learning. Performance-avoidance goal orientation ditemukan secara signifikan berkorelasi negatif dengan self-regulated learning. Sementara itu, trait extraversion dan neuroticism sama-sama terbukti tidak signifikan sebagai moderator.
Previous research suggested contradictive and inconsistent result about the correlation between performance goal orientation and self regulated learning. There are two types of performance goal orientation. They are performance approach goal orientation and performance avoidance goal orientation. Most of theorists suggested that performance goal orientation doesn rsquo t support self regulated learning. However, some researches found that performance goal orientation, especially performance approach goal orientation could be beneficial for students with certain context or condition. This study examines trait extraversion and neuroticism from Five Factor Model, which is one of students rsquo condition, as moderator in the correlation between each of the two types of performance goal orientation and self regulated learning. Participant involved are 293 students from three high schools that implements Kurikulum 2013. The result suggets that performance approach goal orientation has no significant correlation with self regulated learning. Performance avoidance goal orientation is found significantly has negative correlation with self regulated learning. Trait extraversion and neuroticism are not significant as moderator."
2017
T48604
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhitia Wardani Fauzyyah
"Tahapan perkembangan usia remaja umumnya berada pada usia siswa SLTA yang dibekali dengan tugas perkembangan untuk memiliki identitas diri yang baik. Penelitian sebelumnya menyebutkan adanya anggapan masyarakat bahwa salah satu bentuk pencapaian identitas diri siswa yang berhasil adalah mereka berhasil menjadi mahasiswa di Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Demi memenuhi ekspektasi yang sempurna tersebut, sebagian siswa berusaha untuk istiqomah dalam belajar dengan mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah. Dengan menggunakan penelitian kuantitatif dan pengambilan data menggunakan purposive random sampling, penelitian ini mencoba untuk melihat bagaimana hubungan antara istiqomah belajar dan perfekstionisme siswa SLTA peserta bimbingan belajar serta mencoba untuk melihat pengaruh self-compassion sebagai variable moderator. Data yang diperoleh dari 90 responden menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara istiqomah belajar dengan perfeksionisme siswa (r = 0.417, p = 0.00), terdapat hubungan negatif antara perfectionism dan self-compassion (r = -0.329, p = 0.002), sementara self-compassion sebagai moderator tidak memiliki pengaruh yang signifikan dalam hubungan kedua variable lainnya ((Int_1 t= -0.3052, p = 0.7609).

The stages of adolescent development are generally at the age of high school students who are equipped with developmental tasks to have a good self-identity. Previous research mentioned that there was a public opinion that one form of achieving successful students' self-identity is that they succeed in becoming students at the State Higher Education Universities (PTN). In order to meet these perfect expectations, some students try to be istiqomah in learning by following tutoring program outside of school. By using quantitative research and data collection using purposive random sampling, this research tries to see how the relationship between istiqomah learning and perfectionism of high school students participating in tutoring and trying to see the effect of self-compassion as a moderator variable. Data obtained from 90 respondents showed that there is a significant relationship between Istiqomah learning and student perfectionism (r = 0.417, p = 0.00), there is a negative relationship between perfectionism and self-compassion (r = -0.329, p = 0.002), while self-compassion as a moderator has no significant effect on the relationship between the other two variables (Int_1 t= -0.3052, p = 0.7609).

 

"
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Christian Leonardo
"Pembelajaran aktif diterapkan dalam banyak perkuliahan termasuk Universitas Indonesia untuk membantu mahasiswa membangun pola belajar mandiri. Namun, dalam pendekatan dengan sesama mahasiswa, tampak bahwa belajar mandiri belum tentu terbentuk dalam mahasiswa yang menjalani kurikulum dengan pembelajaran aktif. Studi pendahuluan juga menemukan pembelajaran aktif jarang ditelusuri sebelumnya terkait pola belajar mahasiswa. Demikian peneliti menyusun penelitian deskriptif analitik untuk mengkaji hubungan pembelajaran aktif dan pola belajar mandiri pada mahasiswa sarjana keperawatan, secara khusus mahasiswa dalam tahun ajaran terakhir mereka yaitu S1 reguler angkatan 2016, dan S1 Ekstensi tahun 2017 dan 2018. Data mengenai pembelajaran aktif dan pola belajar mandiri dikumpulkan lewat kuesioner skala Likert dan kemudian dianalisa secara kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran aktif yang diterapkan fakultas punya hubungan kuat dengan pola belajar mandiri mahasiswa. Peneliti menyimpulkan bahwa semakin baik pembelajaran aktif, semakin tinggi pola belajar mandiri pada mahasiswa. Instrumen penelitian yang digunakan dapat diregulasikan sebagai evaluasi tiap tahun dalam fakultas.

Active learning sees use in many colleges including the University of Indonesia to help students build independent learning. However, in the approach with fellow students, it appears independent learning is not necessarily formed in students undergoing curriculum with active learning. Preliminary studies also find active learning is rarely researched related to independent learning. Thus, the researcher compiled analytic descriptive research to examine the relationship between active learning and independent learning in nursing undergraduate students, specifically students in their last academic year namely the regular bachelor class of 2016, and the extended bachelor of 2017 and 2018. Data is collected through a Likert scale questionnaire and analyzed quantitatively. The results show active learning applied by the faculty has a strong relationship with independent learning of students. The researcher concludes the better active learning, the higher the independent learning capacity of students. The instruments used can be regulated as an annual evaluation."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asih Priamsari
"Masa transisi yang dijalani oleh mahasiswa tingkat awal dapat berpengaruh dalam proses belajarnya. Mahasiswa semester awal yang memiliki prestasi akademis yang kurang memuaskan dapat mengarah pada putus kuliah dan hal ini dapat diatasi dengan keterlibatan belajar. Dengan menggunakan perspektif Self Determination Theory, penelitian ini ingin mengetahui apakah pemenuhan kebutuhan dasar psikologis memiliki peran mediasi pada hubungan antara dukungan makna belajar dari orang tua dan keterlibatan belajar mahasiswa. Penelitian ini menggunakan self report questionaire, yang diisi oleh 736 mahasiswa aktif yang duduk di tingkat pertama Fakultas Teknik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Jakarta. Hasil analisa dengan menggunakan Process macro by Andrew Hayes menunjukkan bahwa dukungan makna belajar dari orang tua memiliki pengaruh yang lebih besar pada keterlibatan belajar mahasiswa melalui pemenuhan kebutuhan dasar psikologis. Penelitian ini merekomendasikan agar orang tua dalam memberikan dukungan akan makna belajar tetap memperhatikan pemenuhan kebutuhan otonomi, kompetensi dan hubungan dengan orang lain agar mahasiswa dapat terlibat dalam belajar.

The transition period undertaken by the early graduate students can be influential in the learning process. Early term students with unsatisfactory academic achievement may lead to drop out and this may be overcome by student engagement. Using the Self Determination Theory perspective, this study wanted to know whether basic psychological needs satisfaction has a mediating role in the relationship between parents support on meaning of learning and student engagement. This research uses self report quesionaire, filled by 736 active students who sit in first level of Faculty of Engineering, Faculty of Mathematics and Natural Sciences and Faculty of Social Sciences Universitas Negeri Jakarta. The result of analysis by using Process macro by Andrew Hayes shows that the parents support on meaning of learning has a bigger influence on student engagement through basic psychological needs satisfaction. This study recommends that parents in providing support on meaning of learning still pay attention to fullfill needs of autonomy, competence and relationships with others to form student engagement.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
T48084
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Aldy Nugraha
"ABSTRAK
LPDP berperan penting dalam mendukung salah satu program prioritas pemerintah, yaitu membangun kualitas sumber daya manusia Indonesia sebagai pendonor beasiswa Pendidikan tinggi. Namun, studi mengenai pengaruh program persiapan keberangkatan beasiswa LPDP terhadap kinerja alumni beasiswa LPDP masih belum banyak dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh nasionalisme dan kepemimpinan transformasional alumni LPDP terhadap kinerja alumni penerima beasiswa LPDP yang dimediasi oleh kepuasan kerja. Data 597 responden dikumpulkan melalui survei online dan dianalisis menggunakan CB-SEM. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nasionalisme dan kepemimpinan transformasional dapat mempengaruhi kepuasan kerja secara positif dan berada pada nilai signifikansi dibawah 5%, namun nasionalisme tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap kinerja dengan nilai signifikansi diatas 5% berbanding terbalik dengan kepemimpinan transformasional, serta kepuasan kerja alumni dapat mempengaruhi kinerja secara positif dan berada pada nilai signifikansi dibawah 5%.

ABSTRACT
LPDP plays an important role in supporting one of the government's priority programs, namely building the quality of Indonesian human resources as a donor of higher education scholarships. However, studies on the effect of the LPDP scholarship departure preparation program on LPDP scholarship alumni performance have not been done much. The purpose of this study was to determine the effect of nationalism and transformational leadership of LPDP alumni on the performance of alumni of LPDP scholarship recipients mediated by job satisfaction. Data on 597 respondents were collected through online surveys and analyzed using CB-SEM. The test results show that nationalism and transformational leadership can positively affect job satisfaction with a significance value below 5%, but nationalism does not have a significant effect on performance with a significance value above 5% which is inversely proportional to transformational leadership, and alumni job satisfaction can affect performance positively with a significance value below 5%."
2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kusuma Ayu Laksitowening
"Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa peserta didik bervariasi dalam motivasi, gaya belajar, kemampuan pengetahuan, dan lain-lain. Dengan demikian, proses pembelajaran di setiap peserta didik bisa berbeda. Di sisi lain, pendidikan berbasis standar menuntut setiap peserta didik untuk memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan. Dengan kata lain, setiap peserta didik dituntut untuk memenuhi target yang sama dalam pembelajaran dan pendidikan yang ditempuhnya. Untuk mencapai kompetensi yang diharapkan dan sekaligus mengakomodasi karakteristik individu, personalisasi e-Learning dapat menjadi solusi.
Dalam personalisasi e-Learning, strategi pembelajaran dapat disajikan dengan menyesuaikan pada tipe belajar setiap peserta didik dengan tujuan untuk memenuhi kompetensi yang ditetapkan. Dengan demikian, sistem personalisasi harus memiliki dua kemampuan, yaitu: mengidentifikasi tipe belajar peserta didik dan memberikan penanganan yang sesuai untuk setiap tipe belajar. Penelitian ini mengadaptasi Pendekatan Triple-Factor dalam mengidentifikasi tipe belajar peserta didik. Pendekatan Triple-Factor menganalisis peserta didik berdasarkan faktor gaya belajar, motivasi belajar, dan kemampuan pengetahuan. Faktor-faktor tersebut dapat dianalisis melalui aktivitas peserta didik dalam menggunakan e-Learning. Hasil analisis ini kemudian menjadi acuan personalisasi.
Tipe belajar peserta didik mengalami perubahan tergantung pada kondisi mereka sepanjang proses belajar. Untuk itu, analisis peserta didik perlu dilakukan secara periodik pula. Jika analisis hanya dilakukan satu kali, umumnya di awal pembelajaran, maka perkembangan dan perubahan perilaku sepanjang proses belajar tidak dapat diketahui. Dengan adanya perubahan tipe belajar peserta didik, strategi pembelajaran yang diberikan juga perlu disesuaikan. Personalisasi pembelajaran sebaiknya disajikan secara dinamis pula terhadap perubahan tipe belajar peserta didik.
Fokus pembahasan dalam penelitian ini adalah menyediakan proses belajar yang membantu peserta didik dalam mencapai kompetensi yang diharapkan, sekaligus adaptif terhadap keberagaman tipe belajar peserta didik dan dinamis terhadap perubahan tipe belajar yang terjadi pada setiap tahapan pembelajaran. Penelitian ini melakukan analisis peserta didik secara temporal dengan mengacu pada fitur-fitur pada Pendekatan Triple-Factor menggunakan Self-Organizing Map (SOM). Hasil analisis peserta didik kemudian menjadi acuan penyajian personalisasi pembelajaran. Dengan memanfaatkan ontologi, personalisasi disajikan dengan menghubungkan tipe belajar dengan jenis aktivitas yang sesuai dengan target kompetensi mata kuliah yang diambil peserta didik tersebut.
Usulan personalisasi diterapkan pada prototype sistem untuk kemudian dilakukan ujicoba. Ujicoba diterapkan secara eksperimental dengan menganalisis peserta didik yang memperoleh pembelajaran dengan personalisasi dan peserta didik yang mendapatkan pembelajaran tanpa personalisasi. Analisis juga dilakukan dengan membandingkan kondisi sebelum dan setelah pemberian personalisasi. Hasil ujicoba menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pemberian personalisasi berpengaruh baik pada kinerja pembelajaran maupun aktivitas pembelajaran peserta didik.

Previous studies have shown how learners vary in motivation, learning style, knowledge ability, and others. Accordingly, the learning process in each learner can be different. On the other hand, standard-based education requires learner to meet the specified competency standards. In other words, all learners are expected to accomplish the same targets in learning and education they are taking. To achieve the expected competencies while accommodating personal characteristics, e-Learning personalization can be a solution.
In e-Learning personalization, learning strategies can be adjusted with the aim of fulfilling specified competencies. Consequently, the personalization system must have two abilities: understanding learning types and providing appropriate scenario for each learning type. This research adapted the Triple-Factor Approach in identifying learners' learning type. The Triple-Factor Approach analyzes learners based on three factors: learning style, learning motivation, and knowledge ability. These factors can be analyzed through the activities of learners in using e-Learning. The results of the analysis were then become the reference of personalization.
Learners learning type change overtime. It depends on their condition during the learning process. Therefore, the learning type analysis should be conducted periodically as well. If the analysis is only done once, usually at the beginning of semester, the behavioral changes throughout the learning process cannot be described. With the change in the learning type of learners, the learning strategies also need to be adjusted. Learning personalization should also be presented dynamically due to changes that occur in the learning type analysis result.
This research aims to provide a learning process that helps learners achieve the expected competencies, while being adaptive to the variety of learning types and dynamic towards changes in learning types that occur at each stage of learning process. This research conducts learner analysis temporally by referring to the features of the Triple-Factor Approach using Self-Organizing Map (SOM). The results of the learner analysis then become the reference for learning personalization. By utilizing ontology, personalization was presented by linking the learning type with activity that matches courses target competencies.
Proposed personalized learning was applied to the prototype system as later for testing and evaluation. Testing are applied experimentally by analyzing learners who receive personalized learning and learners that use e-Learning without personalization. Analysis was also conducted by comparing conditions before and after personalization. The experiment results indicated that personalized learning effect significantly both to learning performance and learning activities improvement."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurshabrina Adani
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pengalaman parentificationterhadapkemampuan regulasi emosi pada mahasiswaperguruan tinggipenerima Bidikmisi. Pengukuran parentificationmenggunakan Parentification Inventory(Hooper, 2009), sedangkan kemampuan regulasi emosi diukur menggunakan The Brief Version of Difficulties in Emotion Regulation Scaleatau DERS-16 (Bjureberg dkk, 2016). Penelitian ini dilakukan pada 482 partisipan dengan rentang usia 18-25 tahun (M= 20,02, SD= 1,376)dengan jumlah 351 partisipan perempuan dan 131 partisipan laki-laki. Hasil analisis menunjukkan bahwa parentfication(β= 0,162, p<0,05) memiliki pengaruh yangpositif dan signifikan terhadapdisregulasi emosi, sehinggasemakin tinggi parentification yang dialamisemasa kecil dan remajamakasemakin buruk kemampuan regulasi emosi. Selain itu, hasil analisis menunjukkan bahwa dimensi emotional parentification(β= -0,196, p<0,01) dan instrumental parentification(β= 0,166, p<0,05) memiliki kontribusi terhadap kemampuan regulasi emosi

ABSTRACT
This study aim to examine the influence of parentification on theability ofemotional regulation among students of Bidikmisischolarship.The measurement of parentification is using the Parentification Inventory (Hooper, 2009), and the measurement of the ability in emotional regulation is using The Brief Version of Difficulties in Emotional Regulation Scaleor DERS-16 (Bjureberg, 2016). Resultindicate that parentification (β= 0,162, p<0,05) positively influence the dysregulation in emotion, which means the higher parentification, the worse the ability in emotional regulation. Furthermore, result indicate that both emotional parentification (β = -0,196, p<0,01) and instrumental parentification(β= 0,166, p<0,05) have variance in emotional regulation.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Timothy Orvin Edwardo
"Data aktivitas pada Learning Management System (LMS) yang digunakan di Universitas XYZ mengalami pertumbuhan yang signifikan dan tidak terbendung. Hal ini menimbulkan tantangan dalam pemrosesan dan analisis data tersebut. Penelitian ini melakukan pemrosesan data aktivitas mahasiswa secara streaming dan analisis untuk menemukan pola aktivitas mahasiswa di LMS. Pola aktivitas yang diidentifikasi menggunakan snapshot pada periode minggu pertama perkuliahan, minggu Ujian Tengah Semester (UTS), minggu sebelum Ujian Akhir Semester (UAS), dan pada saat minggu UAS. Analisis dilakukan dengan algoritma data mining menggunakan teknik clustering dengan mengambil snapshot data pada mata kuliah Metodologi Penelitian dan Penulisan Ilmiah semester genap 2018/2019. Algoritma dari teknik clustering yang disimulasikan adalah K-Means dan agglomerative hierarchical clustering dengan menggunakan evaluasi silhouette index untuk menentukan pola dengan jumlah cluster yang sesuai. Dari eksperimen terhadap algoritma clustering, algoritma agglomerative hierarchical clustering menjadi algoritma terbaik dalam mengelompokan aktivitas mahasiswa pada periode minggu pertama, minggu UTS, minggu sebelum UAS, dan minggu UAS. Hasil clustering memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan pola aktivitas antara periode minggu pertama, minggu UTS, minggu sebelum UAS, dan minggu UAS, di mana terjadinya peningkatan aktivitas dan terdapat perbedaan pola cluster menjelang minggu UAS. Secara umum, pola cluster terdiri dari mahasiswa yang tidak self-regulated dan mahasiswa yang self-regulated. Mahasiswa yang tidak self-regulated dapat dilakukan intervensi oleh dosen untuk dapat meningkatkan pembelajarannya.

Activity data on the Learning Management System (LMS) used at XYZ University is experiencing significant and continuous data growth. This poses challenges in processing and analyzing such data. This study performs streaming student activity data processing and analysis to find patterns of student activity in LMS. Activity patterns identified using snapshots in the period of the first week of lectures, the week of the mid-term exam, the week before the final exam, and during the final exam week. The analysis was carried out by data mining algorithms using clustering techniques using snapshot of Research Methodology and Scientific Writing course in the term of even semester 2018/2019. The algorithm of the simulated clustering technique is K-Means and agglomerative hierarchical clustering using silhouette index evaluation to determine the pattern with the optimal number of clusters. From experiments on the clustering algorithm, the hierarchical clustering algorithm became the best algorithm in clustering student activities in the first week of lectures, mid-term exam weeks, the week before final exam, and final exam weeks. The clustering results show that there are differences in activity patterns between the first week, mid-term exam week, the week before final exam, and final exam week, where there is an increase in activity and there are differences in cluster patterns before the exam week. In general, the pattern consists of non-self-regulated students and self-regulated students. Non-self-regulated students can be intervened by lecturers to improve their learning"
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>