Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 145400 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Putri Estiani
"Dengan filter dan fitur mengedit lainnya, Instagram seringkali dilihat sebagai platform yang memungkinkan pengguna untuk menyempurnakan foto. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui bagaimana pengguna Instagram usia dewasa dini menggunakan situs jejaring sosial tersebut untuk mempresentasikan diri. Melalui analisis tematik data dari photo-elicitation interview dengan tiga individu berbeda, temuan menunjukkan bahwa pengguna menunjukkan potret diri ideal melalui foto Instagram agar bisa diterima di lingkungan pergaulan. Presentasi diri melalui foto tersebut menunjukkan karakteristik mereka masing-masing, namun juga dibentuk faktor lain di luar diri pengguna.

Armed with filters and photo-editing tools, Instagram is known to have the builtin abilities to idealise images. This research aims to know how early adult users utilise the social networking site to present themselves. Through thematic analysis of data obtained from photo-elicitation interview with three different individuals, findings show that users present an ideal self-image through their Instagram photos based on the motive to be socially accepted. This self-presentation shows their unique characteristics, but is "socialised" by other factors outside themselves.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S56803
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naura Khansa Priono
"Media digital membuka ruang publik baru dan memberikan kesempatan bagi individu untuk dapat mengeksplorasi dan menghasilkan konten milik mereka sendiri. Kemampuan untuk mengkostumisasi dan memproduksi konten atas kemauan pribadi ini kemudian memberi kesempatan individu untuk bisa melakukan presentasi diri secara daring dan membangun kesan tertentu di benak para penikmat kontennya. Youtube dan Instagram sebagai salah satu bentuk media baru dengan konsep media sharing menjadi sarana untuk bisa merealisasikan hal tersebut. Studi ini ingin melihat dan menganalisis praktik presentasi diri yang dilakukan oleh Idol Korea Selatan melalui kanal Youtube dan Instagram pribadi mereka dengan studi kasus pada salah seorang member EXO, Park Chanyeol. Sebagai publik figur yang gerak-geriknya pastinya akan selalu menjadi sorotan masyarakat, situasi ini dapat dimanfaatkan untuk bisa menunjukkan sisi tertentu dari diri mereka untuk menciptakan kesan positif dengan tujuan membangun kedekatan dan keterikatan dengan para penikmat kontennya. Studi ini dilakukan untuk menganalisis teknik-teknik apa saja yang digunakan oleh Park Chanyeol dalam mempresentasikan dirinya di Instagram dan Youtube dengan mengacu pada konsep taktik presentasi diri milik Jones & Pittman (1982) melalui studi literatur dan analisis konten sosial media sederhana. Hasil menunjukkan bahwa Ingratiation, self-promotion, dan exemplification adalah tiga taktik yang terlihat dalam konten-konten Instagram dan Youtube milik Chanyeol. Meskipun pada Instagram dan Youtube terdapat perbedaan bentuk penyampaian, namun pesan presentasi diri yang disampaikan tetap dapat menciptakan positive image dan affinity pada audiens.

Digital media opens up new public spaces and provides opportunities for individuals to explore and produce their own content. This ability to customize and produce content on their own accord gives individuals the chances to be able to present themselves online and build a certain impression on the minds of the content viewers. Youtube and Instagram as a form of new media with the concept of media sharing are the means to make this happen. This study wants to see and analyze the self-presentation practices carried out by South Korean idols through their personal Youtube and Instagram channels with a case study on one of the EXO members, Park Chanyeol. As a public figure whose movements will undoubtedly always be in the public spotlight, this situation can be used to be able to show a certain side of themselves to create a positive impression with the aim of building bonds, affinity and relationships with audience. This study was conducted to analyze the techniques used by Park Chanyeol in presenting himself on Instagram and Youtube by using the concept of Jones & Pittman's (1982) self-presentation tactics through literature studies and social media content analysis. The results show that Ingratiation, self-promotion, and exemplification are three tactics seen in Chanyeol's Instagram and Youtube content. Even though there are differences in the way of transmitting messages on Instagram and Youtube, the self-presentation message that is conveyed can still create a positive image and affinity for the audience."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Kamila
"Pengguna situs jejaring sosial kian meningkat, bersamaan dengan itu, waktu yang dihabiskan dalam penggunaan situs jejaring sosial juga kian meningkat bahkan cenderung berlebihan. Penggunaan situs jejaring sosial yang berlebihan diketahui dapat mendorong seseorang melakukan pembelian kompulsif secara online. Namun penelitian terkait hal tersebut masih terbatas. Untuk itu, tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh penggunaan situs jejaring sosial yang berlebihan terhadap pembelian kompulsif secara online, dengan menggunakan dimensi money attitude sebagai variabel mediasi yang dapat menjelaskan pengaruh penggunaan situs jejaring sosial yang berlebihan terhadap pembelian kompulsif secara online, serta religiusitas sebagai variabel moderasi yang dapat melemahkan pengaruh tersebut. Responden dalam penelitian ini adalah dewasa muda muslim Indonesia yang berjumlah 602 orang. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan SEM Lisrel 8.8. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh penggunaan situs jejaring sosial yang berlebihan berpengaruh positif terhadap pembelian kompulsif secara online yang dimana hubungan keduanya dapat dijelaskan melalui dimensi money attitude yang diantaranya money power dan money anxiety. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa religiusitas dapat memperlemah hubungan antara penggunaan situs jejaring sosial yang berlebihan dengan money power dan money anxiety.

The users of social networking sites (SNS) has increased, along with with the increase on its users, the time spent on sns has also increased and even been excessive. This excessive usage could drive into an online compulsive buying. However, there is a lack of study analyzing this relationship. Therefore this study will analyze the influence of excessive social networking sites usage towards online compulsive buying by the mediationg role of money attitude as variables that could explain explain the relationship between excessive social networking sites usage and online compulsive buying and moderating role of religiousity as a variable that could weaken the relationship. Respondents of this study are Indonesian muslim young alduts with total of 602 respondents. Analysis of this study is using SEM Lisrel 8.8. This study found that the excessive use of social networking sites positively influence online compulsive buying where the relationship between them is explained by money power and money anxiety as money attitude. Beside of that this study also found that religiosity weaken the relationship between excessive SNS usage and money power and money anxiety."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cleisia Tyas Alemina Theodora Inakawa
"ABSTRAK
Skripsi ini berjudul "Evaluasi Penggunaan Social Networking Blitzmegaplex Terhadap Sikap Khalayak (Studi Kasus Penarikan Film Hollywood di Indonesia periode Februari 2011-Oktober2011)". Kesimpulan dari skripsi ini didapatkan bahwa lewat jejaring sosial yang dimilikinya Blitzmegaplex memberikan informasi dan juga berinteraksi dengan publik. Langkah aktif yang dilakukan oleh Blitzmegaplex melalui twitter dan Facebooknya berhasil memberikan pengertian kepada publik dan mempertahankan citra Blitzmegaplex sebagai perusahaan yang baik.Tetapi dibalik keberhasilan kinerja jejaring sosial Blitzmegaplex terdapat beberapa kekurangan diantaranya terlalu seringnya Blitzmegaplex memberikan informasi dengan bahasa inggris yang dirasa kurang baik. Karena tidak semua publik Blitzmegaplex dapat berbahasa inggris dan mengerti apa yang mereka
informasikan jika mereka memakai bahasa asing."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ukhti Salamah
"ABSTRAK
Dibalik popularitasnya, Instagram merupakan media sosial yang memiliki dampak negatif paling tinggi bagi penggunanya. Hal ini dikarenakan konten yang diunggah oleh pengguna Instagram merupakan gambar ideal yang dapat mengecilkan hati pengguna lain yang melihatnya. Penelitian ini menguji hubungan antara up-social comparison dengan self-esteem pada siswa yang menggunakan Instagram. Penelitian ini menggunakan Skala Self-Esteem Rossenberg sebagai alat pengukur harga diri, serta Social Comparison di Facebook yang dikonstruksikan oleh Vogel et al (2014) yang telah diadaptasi oleh peneliti sebagai alat ukur dari upward social comparison. Sebanyak 472 mahasiswa S1 terlibat dalam penelitian ini. Data partisipan diolah dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan sosial ke atas secara signifikan berkorelasi negatif dengan harga diri. Hal ini menunjukkan kecenderungan bahwa semakin tinggi perbandingan sosial ke atas yang dialami individu diikuti dengan harga diri yang semakin rendah. Selain itu, ditemukan juga bahwa 2,3% varians harga diri dapat dijelaskan dengan perbandingan sosial ke atas
ABSTRACT
Behind its popularity, Instagram is a social media that has the highest negative impact on its users. This is because the content uploaded by Instagram users is an ideal image that can discourage other users who see it. This study examines the relationship between up-social comparison and self-esteem in students who use Instagram. This study uses the Rossenberg Self-Esteem Scale as a means of measuring self-esteem, as well as Social Comparison on Facebook which was constructed by Vogel et al (2014) which has been adapted by researchers as a measuring tool for upward social comparison. A total of 472 undergraduate students were involved in this study. Participant data was processed using simple linear regression analysis. The results showed that upward social comparison was significantly negatively correlated with self-esteem. This shows a tendency that the higher the upward social comparison experienced by the individual is followed by the lower self-esteem. In addition, it was also found that 2.3% of the variance in self-esteem can be explained by upward social comparisons"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lazuardyna Ulfa Ramadhanty
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kepribadian serta motif implisit pengguna Social Networking Sites (SNS) LinkedIn di Indonesia dalam memperoleh Networking Career Benefits. Hal ini dilatarbelakangi oleh penggunaan SNS yang semakin marak bukan hanya untuk kepentingan personal individu, tetapi juga profesional. Variabel yang diuji dalam penelitian ini adalah Extraversion, Protean Career Orientation, Implicit Motives, Networking Behavior, Penggunaan LinkedIn, dan Networking Career Benefits. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengguna LinkedIn di Indonesia yang berusia 25-34 tahun. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif dengan pengambilan data kuesioner dan observasi akun LinkedIn terhadap 615 responden. Pengukuran yang digunakan menggunakan pendekatan multidimensi. Analisis dilakukan dengan menggunakan analisa jalur (path analysis) menggunakan tool SmartPLS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik extraversion memiliki pengaruh positif terhadap penggunaan LinkedIn: active scope tetapi tidak dengan protean career orientation. Selain itu, tidak semua networking career benefit diterima individu dalam penggunaan Linkedin; hanya berupa work-related assistance, job-search assistance, protection and political guidance serta information and ideas

This study aims to determine the personality characteristics and implicit motives of LinkedIn Social Networking Sites (SNS) users in Indonesia in obtaining Networking Career Benefits. This is motivated by the increasingly widespread use of SNS not only for individual personal interests but also for professionals. The variables tested in this study were Extraversion, Protean Career Orientation, Implicit Motives, Networking Behavior, Use of LinkedIn, and Networking Career Benefits. The sample used in this study is LinkedIn users in Indonesia aged 25-34 years. The research was conducted using quantitative methods with questionnaire data collection and LinkedIn account observations of 615 respondents. The measurement used is multidimensional. The analysis was done using path analysis using SmartPLS tools. The results of this study indicate that xetraversion characteristics have a positive influence on the use of LinkedIn: active scope but not with protean career orientation. In addition, not all networking career benefits are received by individuals in using Linkedin; only in the form of work-related assistance, job-search assistance, protection and political guidance and information and ideas."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurnia Latif Maulani
"Fenomena detoksifikasi Instagram merupakan fenomena kontemporer dimana pengguna menjauhi Instagram selama kurun waktu tertentu karena penggunaannya telah menjadi negatif bagi dirinya baik secara fisik maupun mental. Penelitian ini mencoba mengeksplorasi motivasi, refleksivitas pengalaman, dan pengaruh dari detoksifikasi Instagram terhadap konsumsi media sosial individu di masa depan. Menggunakan pendekatan analisis fenomenologi interpretatif (IPA) melalui wawancara mendalam dengan 3 individu yang mewakili generasi digital, peneliti menemukan bahwa partisipan memutuskan untuk melakukan detoksifikasi Instagram karena adanya paparan yang tinggi akan hidup orang lain melalui Instagram, adanya persepsi bahwa Instagram bukanlah ruang aman bagi partisipan, serta munculnya perasaan beban saat Instagram menjadi sebuah kewajiban. Selama proses refleksi pengalaman detoksifikasi Instagram, partisipan juga menemukan bahwa mereka tetap dapat menjalani hidupnya dengan baik tanpa Instagram, berhenti membandingkan hal yang sedang mereka sedang jalani, dan menyadari tidak ada hal-hal yang benar-benar mereka lewatkan. Partisipan juga mengembangkan pemaknaan yang lebih baik akan waktu, ruang, dan diri setelah selesainya periode detoksifikasi Instagram, sehingga dapat mengendalikan perilaku media sosialnya secara lebih sehat di masa depan

Instagram detox is a relatively new phenomenon where Instagram users refrains from using Instagram for a certain period of time because it has negative effects on their mental and physical state. This thesis attempts to explore the motivation, reflective experience, and impact of Instagram detox to the participant’s future social media consumption. Using Interpretative Phenomenology Analysis approach through in-depth interviews with 3 participants who are part of digital natives, it was found that participants decide to do Instagram detox because there’s a high exposure to other people’s life through Instagram, a perception that Instagram is not their safe place, as well as a heavy feeling that comes when Instagram becomes an obligation. When reflecting about their Instagram detox experience, participants also found that they still live well without Instagram, stop comparing the things that they were experiencing, and realize that they did not really miss out on anything. Participants also develop a better sense of time, space, and self after Instagram detox period, thus they can control their future social media behavior in a healthier way."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chyntia Novy
"Salah satu peran public relations adalah membangun hubungan dengan para pemangku kepentingan melalui engagement. Engagement terkait erat dengan bagaimana memelihara para pemangku kepentingan dan hal ini selalu terkait erat dengan dialog dan komunikasi dua arah. Pentingnya engagement telah semakin ditingkatkan dengan pengembangan media sosial, yang memberikan peluang bagi publik untuk terlibat dengan perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi komunikasi perusahaan dalam membangun engagement melalui pola komunikasi simetris dua arah pada konten media sosial Instagram, serta engagement yang terbentuk didalamnya. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis, pendekatan kualitatif dengan studi kasus pada Instagram Sinar Mas. Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara mendalam, sedangkan data sekunder diperoleh dari observasi terhadap Instagram Sinar Mas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi perusahaan untuk membangun engagement adalah dengan merancang konten yang relevan dengan kehidupan sehari- hari, menggunakan visual design kreatif yang disesuaikan dengan target audiens, menempatkan audiens dalam posisi yang setara, membuat pesan yang sederhana dan menyisipkan pertanyaan sehingga dapat lebih mendorong komunikasi dua arah. Peneliti juga menemukan bahwa dalam membangun engagement, perusahaan secara efektif menerapkan komunikasi simetris dengan membangun interaksi, dialog, komunikasi timbal balik, serta berusaha untuk selalu merespon pesan yang masuk. Dalam hal ini, engagement yang terbentuk berada pada tingkat menengah atau pada tingkat analisis individu yang disimpulkan dari hasil interaksi dan keterlibatan secara kognitif, afektif dan perilaku dari pengikutnya di Instagram. Meski engagement merupakan aspek penting, namun engagement di media sosial tidak menjadi satu-satunya faktor yang mempengaruhi strategi komunikasi perusahaan secara keseluruhan.

One of the roles of public relations is to build relationships with stakeholders through engagement. Engagement is closely related to how maintanining stakeholders which always closely related to dialogue and two-way communication. The importance of engagement has been further enhanced by the development of social media, which provides opportunities for the public to engage with companies. This study aims to describe the corporate communication strategy in building engagement through two- way symmetrical communication on Instagram social media content, as well as the engagement formed therein. This research uses a constructivist paradigm, qualitative approach with case study on Sinar Mas‘ Instagram. Primary data collection was done by in-depth interviews, while secondary data was obtained by observations on Sinar Mas‘ Instagram.
The results show that corporate strategy to build engagement is by designing relevant content to everyday life, using creative visual design tailored to target audience, put audience in an equal position, create simple messages and insert questions so that it can further encourage two-way communication. Researchers also found that in building engagement, company effectively implement symmetrical communication by building interaction, dialogue, reciprocal communication, and trying to always respond the incoming messages. In this case, engagement that is formed is at the intermediate level or at the level of individual analysis which concluded from interaction results and cognitive, affective and behavior engagement of followers on Instagram. Despite engagement is an important aspect, engagement on social media is not the only factor that affects the whole corporate communication strategy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bella Stephanie
"Penggemar K-pop merupakan salah satu kelompok penggemar yang paling aktif menggunakan sosial media khususnya Instagram. Dalam menggunakan layanan yang disediakan oleh Instagram, penggemar K-Pop memproduksi beragam bentuk tema foto, video, dan filter unik yang disesuaikan dengan intepretasi mereka terhadap budaya K-Pop. Kegiatan produksi yang dilakukan penggemar K-Pop di Instagram ini menunjukkan bahwa mereka tidak hanya berperan sebagai konsumen semata tetapi juga produsen yang aktif menciptakan dan mendistribusikan konten-konten baru dan unik versi mereka. Tulisan ini bertujuan untuk menyampaikan tentang kegiatan produksi yang dilakukan penggemar K-Pop di Instagram sebagai bentuk budaya partisipatoris. Pada pembahasan tulisan ini, dapat dilihat bahwa penggemar K-Pop menghasilkan beragam bentuk tema kreatif seperti foto (foto fashion, meme, dan template game), video (cover video, fancam, parody video), dan game effect filter. Beragam bentuk kreasi yang dilakukan penggemar K-Pop di Instagram merepresentasikan bentuk budaya partisipatoris yang melekat kuat pada penggemar K-Pop.

K-Pop fan is one of the most active fan group that use social media, especially Instagram. In using the Instagram’s service, K-Pop fan produce various forms of unique photo, video, and filter themes based on their interpretation of K-Pop culture. These production activities carried out by K-Pop fans on Instagram show that they not only act as consumers but also producers who actively create and distribute their new content. This paper aims to convey the production activities carried out by K-Pop fan on Instagram as a form of participatory culture. In the discussion of this article, it can be seen that K-Pop fan produce various forms of creative themes such as photos (fashion photos, memes, and game templates), videos (video cover, fancam, parody video), and game effect filters. These creations made by K-Pop fan on Instagram represent that there is participatory culture which attached K-Pop fan strongly."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Natasya Berliana Putri
"Kebijakan pembatasan dalam melakukan interaksi sosial, menyebabkan penggunaan media sosial meningkat selama pandemi COVID-19. Mahasiswa merupakan pengguna media sosial terbanyak di Indonesia, dimana media sosial Instagram dan TikTok populer di kalangan mahasiswa. Adanya beragam fitur yang ada pada Instagram dan TikTok dapat menyebabkan mahasiswa melakukan social comparison, dimana hal tersebut dapat menimbulkan emosi negatif yang mengarah pada penurunan subjective well-being mahasiswa. Oleh karena itu, penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat hubungan antara social comparison dan subjective well-being pada mahasiswa pengguna Instagram dan TikTok. Terdapat dua alat ukur yang digunakan, yaitu The Iowa-Netherlands Comparison Orientation Scale untuk mengukur social comparison dan The Perma-Profiler untuk mengukur subjective well-being. Partisipan di dalam penelitian ini berjumlah 191 mahasiswa pengguna media sosial Instagram dan TikTok, yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, dengan rentang usia 19-25 tahun (M = 21,37, SD = 1,028) dari berbagai wilayah di Indonesia. Berdasarkan uji korelasi yang dilakukan menggunakan teknik analisis Pearson Correlation, ditemukan bahwa terdapat hubungan negatif dan signifikan antara social comparison dan subjective well-being pada mahasiswa pengguna Instagram dan TikTok (r (191) = -0,130, p < 0,05). Oleh karena itu, semakin tinggi social comparison yang dilakukan mahasiswa, semakin rendah pula subjective well-being mahasiswa, demikian pula dengan sebaliknya.

The policy of limiting social interactions caused the use of social media increases during the COVID-19 pandemic. College students are amongst the most active users on social media, also Instagram and TikTok are popular among them. The various features on Instagram and Tiktok can cause college students to do social comparison, which can elevate negative emotions that lead to decreased student’s subjective well-being. Thus, this study aims to find out whether social comparison has an effect on college student’s subjective well-being. There are two measurement instruments used, The Iowa-Netherlands Comparison Orientation Scale to measure social comparison and The Perma-Profiler to measure subjective well-being. Participants in this study were 191 college students using Instagram and TikTok, consisting of male and female, with an age range of 19-25 years (M = 21,37, SD = 1,028) from various areas in Indonesia. According to the correlation test that conducted using Pearson Correlation, there is a negative and significant correlation between social comparison and subjective well-being of college students using Instagram and TikTok (r (191) = -0,130, p < 0,05). Thus, the higher level of social comparison that students did, the lower the subjective well-being of college students using Instagram and TikTok as well, and vice versa."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>