Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 145983 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Leo Hariono
"ABSTRACT
Uji analisa pewarna buatan, pemanis buatan, boraks dan formalin dalam Makanan dan minuman jajanan. Desain penelitian obsevasional dan hasil penyajian deskriptif, Dari populasi 702 SDN di Kabupaten Bekasi diundi 10 SDN, sebanyak 93 sampel akan diuji 100 parameter. Hasil: 5 minuman 40% mengandung rhodamin B, 12 makanan 8,3% mengandung Methanil Yellow, 10 minuman 20% mengandung pemanis buatan, 17 makanan 15,9% mengandung boraks dan 38 makanan 2,6% mengandung formalin. Dapat disimpulkan masih ditemukannya penggunaan bahan kimia berbahaya. Bahan kimia berbahaya tersebut mudah didapat dan murah dibandingkan BTM yang aman. Disarankan siswa membawa bekal, selektif jajan, Dinkes meningkatkan pengawasan, edukasi pedagang jajanan.

ABSTRACT
Test analysis of artificial coloring, artificial sweeteners, borax and formaldehyde in the food and beverage snacks. Observational study design and descriptive presentation of the results, of a population of 702 elementary schools in Bekasi drawn 10 primary schools, 93 out of 100 samples will be tested parameters. Results: 40% 5 drinks containing rhodamine B, 12 Methanil food containing 8.3% Yellow, 20% 10 drinks contain artificial sweeteners, 17 food containing borax and 15.9% 2.6% 38 foods containing formalin. It can be concluded is the discovery of the use of hazardous chemicals. Hazardous chemicals are readily available and inexpensive compared BTM safe. It is recommended students bring lunch, snack selective, PHO increased surveillance, education hawker traders."
2014
S56601
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leo Hariono
"Uji analisa pewarna buatan, pemanis buatan, boraks dan formalin dalam Makanan dan minuman jajanan. Desain penelitian obsevasional dan hasil penyajian deskriptif, Dari populasi 702 SDN di Kabupaten Bekasi diundi 10 SDN, sebanyak 93 sampel akan diuji 100 parameter. Hasil: 5 minuman 40% mengandung rhodamin B, 12  makanan 8,3% mengandung  Methanil Yellow, 10 minuman 20% mengandung pemanis buatan, 17 makanan 15,9% mengandung boraks dan 38 makanan 2,6% mengandung formalin. Dapat disimpulkan masih ditemukannya penggunaan bahan kimia berbahaya. Bahan kimia berbahaya tersebut mudah didapat dan murah dibandingkan BTM yang aman. Disarankan  siswa membawa bekal, selektif jajan, Dinkes meningkatkan pengawasan, edukasi pedagang jajanan.

Test analysis of artificial coloring, artificial sweeteners, borax and formaldehyde in the food and beverage snacks. Observational study design and descriptive presentation of the results, of a population of 702 elementary schools in Bekasi drawn 10 primary schools, 93 out of 100 samples will be tested parameters. Results: 40% 5 drinks containing rhodamine B, 12 Methanil food containing 8.3% Yellow, 20% 10 drinks contain artificial sweeteners, 17 food containing borax and 15.9% 2.6% 38 foods containing formalin. It can be concluded is the discovery of the use of hazardous chemicals. Hazardous chemicals are readily available and inexpensive compared BTM safe. It is recommended students bring lunch, snack selective, PHO increased surveillance, education hawker traders."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Clara Andyna Hazairin
"Makanan jajanan berfungsi sebagai pemenuhan kebutuhan gizi anak saat berada di lingkungan sekolah. Akan tetapi, makanan jajanan juga rentan terhadap kontaminasi patogen penyakit salah satunya yaitu bakteri. Oleh karena itu, melalui penelitian ini peneliti ingin menganalisis kontaminasi bakteri Escherichia coli E.coli pada makanan jajanan di Sekolah Dasar SD dengan dihubungkan dengan higiene sanitasi sebagai salahs satu faktor penyebab terjadinya kontaminasi makanan.
Penelitian ini dilakukan dengan desain cross-sectional yang dilakukan pada bulan Maret-April 2018. Subjek penelitian yaitu 51 penjamah makanan yang berjualan di dalam maupun di luar Sekolah Dasar SD Kecamatan Jatiasih, Bekasi. Pemilihan lokasi penelitian dikarenakan masih tingginya kejadian diare dan ditemukan kasus keracuanan makanan jajanan di salah satu Sekolah Dasar SD di Kecamatan Jatiasih, Bekasi. Dari hasil pemeriksaan laboratorium dengan metode TPC Total Plate Count, sebesar 16 makanan jajanan 31,4 positif terkontaminasi bakteri E.coli.
Berdasarkan hasil uji Chi-square terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku higiene perseorangan OR = 4,500 [CI 95 1,20-16.81], sanitasi tempat penyajian makanan OR = 5,146 [95 CI 1,243 ndash; 21,30], dan wadah makanan matang OR = 4,167 [95 CI 1,194 - 14,54]. Dari hasil uji regresi logistik, didapatkan bahwa faktor yang paling dominan terhadap kontaminasi bakteri E.coli pada makanan jajanan adalah faktor sanitasi tempat penyajian makanan OR = 4,932 bersamaan dengan faktor wadah makanan matang OR = 3,980.
Disarankan untuk dilakukan peningkatan program kantin sehat di tiap sekolah, pemberian penyuluhan dan pelatihan higiene sanitasi kepada para penjamah makanan, penyediaan fasilitas sanitasi pada tempat penyajian makanan, serta penyediaan apron serta sarung tangan pada penjamah makanan.

Food snacks has an important role to provide the nutrition for school age children. However, it is vulnerable to be contaminated by pathogens such as bacteria. Food contamination can be caused by several factors, one of them is food hygiene sanitation. Therefore, this study aimed to determine hygiene sanitation factors associated with Escherichia coli E.coli contamination in food snacks which sold at primary school located in Kecamatan Jatiasih, Bekasi.
This study is a croos sectional study that was conducted in Maret April 2018. The subject of this study are 51 food handlers that selling food snacks inside or outside the primary school area. This study uses primary datas by using questionnaire and observation method, moreover contamination of E.coli in food snacks measured by Total Plate Count TPC method.
The result of this study indicates that 16 31,4 food snacks sold around primary schools in Kecamatan Jatiasih, Bekasi are contaminated by E.coli. Furthermore, the result from Chi square test indicates that there are association between personal hygiene OR 4,500 CI 95 1,20 16.81 , sanitation of food stall OR 5,146 95 CI 1,243 ndash 21,30, and food container OR 4,167 95 CI 1,194 14,54.
The result from logistic regression indicates that sanitation of food stall OR 4,93 and food container OR 3,98 are the most dominant factors to E.coli contamination in food snacks that sold around primary school in Kecamatan Jatiasih, Bekasi.
Suggested for the stakeholders to improve the ldquo kantin sehat rdquo program in every school in Bekasi City, give a counselling and training about hygiene sanitation for food handlers, provide sanitation facility, aprons, and gloves for food handlers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maharani Hesrinawati
"ABSTRAK
Makanan jajanan memegang peranan yang cukup penting dalam memberikan asupan energi gizi bagi anak-anak usia sekolah. Di lingkungan sekitar sekolah banyak sekali dijumpai makanan jajanan baik yang disediakan oleh kantin sekolah maupun pedagang kaki lima dan umumnya rutin dikonsumsi oleh sebagian anak usia sekolah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis kualitas makanan jajanan dengan kontaminan kimia dan biologi pada jajanan di sekolah dasar. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini meliputi karakteristik penjamah makanan, meliputi pendidikan, pengetahuan dan perilpenulis sertta variabel pendukung seperti fasilitas sanitasi yang meliputi sanitasi tempat berjualan dan sanitasi alat. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang (Cross Sectional). Dengan sampel sebanyak 30 penjamah makanan dan makanan jajanan di 6 titik sekolah dasar di wilayah Cipinang Besar Utara.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa jajanan yang tidak memenuhi syarat (mengandung bahan tambahan makanan) sebanyak 27 makanan jajanan, sedangkan makanan yang mengandung E. Coli Sebanyak 10 makanan.
ABSTRACT
Snack food holds an important role in providing energy intake of nutrition for children of school age. In the neighborhood around the school a lot of good common snack food provided by the school cafeteria and vendors and generally regularly consumed by most children of school age. The purpose of this study was to determine the quality of the analysis of snack food with chemical and biological contaminants in snacks in elementary school. Variables examined in this study include characteristics of food handlers, including education, knowledge and behavior variables sertta support such as sanitary facilities which include sanitary place to sell and sanitation tools. This study used a cross-sectional design (cross-sectional). With a sample of 30 food handlers and food snacks in six primary schools in the region point Cipinang Besar Utara.
Results from this study indicate that snacks are not eligible (containing a food additive) as much as 27 snack foods, while foods containing E. Coli A total of 10 food."
Universitas Indonesia, 2016
S62147
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martina Neviana
"[Sertifikasi guru adalah program penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Implementasi adalah kunci sukses sebuah program. Kegagalan dalam melaksanakan program
berarti kegagalan dalam mencapai tujuan dari program tersebut.Fokus penelitian ini adalah untuk Menganalisis Pelaksanaan Kebijakan Sertifikasi Guru Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Sekampung Udik Kabupaten Lampung Timur Tahun 2014 dengan menggunakan faktor-faktor interaktif yang digagas oleh Merille S. Grindle yaitu isi kebijakan dan lingkungan kebijakan. Keberperanan faktor-faktor tersebut sangat bermakna bagi implementasi kebijakan. Penelitian ini menggunakan pendekatan post positivis melalui metode kualitatif dengan model studi kasus. Subyek penelitiannya adalah pegawai Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Provinsi
Lampung dan Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Lampung Timur, Pegawai LPMP Provinsi Lampung, LPTK penyelenggara rayon 107 Universitas Lampung, pengawas
sekolah, kepala sekolah, Unit Pelaksana Dinas Kecamatan Sekampung Udik, dan juga guru sekolah dasar negeri di Kecamatan Sekampung Udik. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan studi dokumentasi. Hasil peneltian ini menunjukkan bahwa implementasi kebijakan sertifikasi guru sekolah dasar negeri di Kecamatan Sekampung Udik Kabupaten Lampung Timur Tahun 2014 telah memenuhi sembilan indikator dari unsur implementasi kebijakan publik model Merille S Grindle walaupun belum sempurna. Variabel lingkungan implementasi (cntext of implementation) merupakan
unsur yang paling lemah dalam pelaksanaan kebijakan sertifikasi guru. Peningkatan koordinasi merupakan solusi alternatif untuk permasalah pelaksanaan kebijakan sertifikasi guru di Kecamatan Sekampung Udik.

Teachers certification is an important program to improve the quality of national education. The implementation of the program is the key to success. Failure to implement the program means failure to achieve the goal.The focus of this research is to analyze the implementation of teachers certification policy at public elementary school in Sekampungudiksubdistrict, East Lampung
regency in 2014 using interactive factors initiated by MerilleS. Grindle which are policy content and policy environment. The influences of those factors are very meaningful for policy implementation. This research using post positivis approach by qualitative method with case study model. Research object are employees of Education And Culture Department Lampung Province, Youth Education And Sport Department East Lampung Regency, LPMP East Lampung's Employees, LPTK Administrator Area 107 Lampung University, school superintendent, head master, service, UPDT Sekampung Udik Sub District, and elementary school?s teachers in Sekampung Udik Subdistrict. Data collection method in this research are interview and documentation study. Research result show that implementation of teacher certification policy in Sekampung Udik sub district, East Lampung regency in 2014 has been for qualified nine indicator from public policy's Implementation element Merille'S Grindle's model although it is not perfect yet. Environmental implementation variable (context of implementation) is the weaknest element in teacher?s policy implementation. Strengthen the coordination is an alternative solution for teachers certification policy?s problem in Sekampung Udik sub district. Teachers certification is an important program to improve the quality of national education. The implementation of the program is the key to success. Failure to implement the program means failure to achieve the goal.The focus of this research is to analyze the implementation of teachers certification policy at public elementary school in Sekampung udik subdistrict, East Lampung regency in 2014 using interactive factors initiated by MerilleS. Grindle which are policy content and policy environment. The influences of those factors are very meaningful for policy implementation. This research using post positivis approach by qualitative method with case study model. Research object are employees of Education And Culture Department Lampung Province, Youth Education And Sport Department East Lampung Regency, LPMP East Lampung’s Employees, LPTK Administrator Area 107 Lampung University, school superintendent, head master, service, UPDT Sekampung Udik Sub District, and elementary school’s teachers in Sekampung Udik Subdistrict. Data collection method in this research are interview and documentation study. Research result show that implementation of teacher certification policy in Sekampung Udik sub district, East Lampung regency in 2014 has been for qualified nine indicator from public policy’s Implementation element Merille S Grindle’smodel although it is not perfect yet. Environmental implementation variable (context of implementation) is the weaknest element in teacher’s policy implementation. Strengthen the coordination is an alternative solution for teachers certification policy’s problem in Sekampung Udik sub district. Teachers certification is an important program to improve the quality of national education. The implementation of the program is the key to success. Failure to implement the program means failure to achieve the goal.The focus of this research is to analyze the implementation of teachers certification policy at public elementary school in Sekampungudiksubdistrict, East Lampung
regency in 2014 using interactive factors initiated by MerilleS. Grindle which are policy content and policy environment. The influences of those factors are very meaningful for policy implementation. This research using post positivis approach by qualitative method with case study model. Research object are employees of Education And Culture Department Lampung Province, Youth Education And Sport Department East Lampung Regency, LPMP East Lampung’s Employees, LPTK Administrator Area 107 Lampung University, school superintendent, head master, service, UPDT Sekampung Udik Sub District, and elementary school’s teachers in Sekampung Udik Subdistrict. Data collection method in this research are interview and documentation study. Research result show that implementation of teacher certification policy in Sekampung Udik sub district, East Lampung regency in 2014 has been for qualified nine indicator from public policy’s Implementation element Merille S Grindle’smodel although it is not perfect yet. Environmental implementation variable (context of implementation) is the weaknest element in teacher’s policy implementation. Strengthen the coordination is an alternative solution for teachers certification policy’s problem in Sekampung Udik sub district., Teachers certification is an important program to improve the quality of national education. The
implementation of the program is the key to success. Failure to implement the program means
failure to achieve the goal.The focus of this research is to analyze the implementation of teachers
certification policy at public elementary school in Sekampungudiksubdistrict, East Lampung
regency in 2014 using interactive factors initiated by MerilleS. Grindle which are policy content
and policy environment. The influences of those factors are very meaningful for policy
implementation
This research using post positivis approach by qualitative method with case study model.
Research object are employees of Education And Culture Department Lampung Province, Youth
Education And Sport Department East Lampung Regency, LPMP East Lampung’s Employees,
LPTK Administrator Area 107 Lampung University, school superintendent, head master, service,
UPDT Sekampung Udik Sub District, and elementary school’s teachers in Sekampung Udik
Subdistrict. Data collection method in this research are interview and documentation study.
Research result show that implementation of teacher certification policy in Sekampung Udik sub
district, East Lampung regency in 2014 has been for qualified nine indicator from public policy’s
Implementation element Merille S Grindle’smodel although it is not perfect yet.
Environmental implementation variable (context of implementation) is the weaknest element in
teacher’s policy implementation. Strengthen the coordination is an alternative solution for
teachers certification policy’s problem in Sekampung Udik sub district.]
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T44941
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deri Prahayu Reunianda
"Sejak masuknya industri, Kabupaten Bekasi mengalami penurunan luas persawahan yang cukup tinggi. Penurunan luas persawahan tersebut menunjukkan terjadinya urbanisasi atau pengkotaan. Urbanisasi dapat mempengaruhi kualitas hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola spasial urbanisasi dan kualitas hidup, serta hubungan antara kedua hal tersebut. Metode analisis yang digunakan adalah analisis spasial dengan overlay peta, sehingga dihasilkan peta Status Wilayah dan peta Klasifikasi Kualitas Hidup. Dari kedua peta tersebut diperoleh pada wilayah yang mengalami perubahan dari rural menjadi sub urban sebagian besar mengalami penurunan kualitas hidup, sedangkan pada wilayah yang mengalami perubahan dari sub urban menjadi urban sebagian besar mengalami peningkatan kualitas hidup.

Ricefield has decrease rapidly since industrialization in Bekasi Regency. Decreasing of ricefield shows urbanization. Quality of life affected by urbanization. This research is to learn urbanization and quality of life spatial pattern, and connection between it. The analize method used in this research is Spatial Analize with overlay map, then produced Region Status map and Quality of Life Qualification map. The result of mentioned maps analysis is quality of life in most region which had change from rural to suburban decreases, while quality of life in most region which had change from suburban to urban increases."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S34207
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Halimatussa Diah
"[Salmonella sp adalah bakteri patogen yang sering menginfeksi manusia melalui makanan dan menyebabkan gastroenteritis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan Salmonella sp dalam makanan jajanan dengan kejadian gastroenteritis pada anak-anak SD di Kelurahan Beji Timur Kota Depok. Merupakan studi cross sectional pada 120 anak SD, 21 orang penjamah makanan dan 46 jenis makanan. Uji chi-square menunjukkan Salmonella sp dalam makanan jajanan mempunyai hubungan yang signifikant (P=0,005) dan berisiko
menyebabkan gastroenteritis pada anak-anak SD dengan OR: 7,857 (95% CI: 2,067–29,862). Variabel personel higiene penjamah makanan dan fasilitas sumber air bersih merupakan variabel yang ikut berpengaruh. Disarankan untuk dilakukan peningkatan personel higiene anak-anak, penjamah makanan dan penyediaan fasilitas santasi yang memenuhi syarat;Salmonella sp is a bacterial pathogen that frequently affects humans throughout food, and causes gastroenteritis. This study aimed to analyze the relationship of Salmonella sp in snacks food with the incidence of gastroenteritis in children in the village primary school East Beji Depok City. This study a cross-sectional
study on 120 primary school children, 21 food handlers and 46 kinds of food. Chisquare test showed Salmonella sp in snacks food has signifikant relationship (P = 0.005) and the risk of causing gastroenteritis in primary school children with OR: 7.857 (95% CI: 2.067 to 29.862). Variable personnel hygiene of food handlers and facilities clean water source is a variable that take effect. Personel hygiene and
source clean water facilities It was advised to improvie children’s personel hygiene, food handlers and provision of eligible sanitation facilities;Salmonella sp is a bacterial pathogen that frequently affects humans throughout
food, and causes gastroenteritis. This study aimed to analyze the relationship of
Salmonella sp in snacks food with the incidence of gastroenteritis in children in
the village primary school East Beji Depok City. This study a cross-sectional
study on 120 primary school children, 21 food handlers and 46 kinds of food. Chisquare
test showed Salmonella sp in snacks food has signifikant relationship (P =
0.005) and the risk of causing gastroenteritis in primary school children with OR:
7.857 (95% CI: 2.067 to 29.862). Variable personnel hygiene of food handlers and
facilities clean water source is a variable that take effect. Personel hygiene and
source clean water facilities It was advised to improvie children’s personel
hygiene, food handlers and provision of eligible sanitation facilities, Salmonella sp is a bacterial pathogen that frequently affects humans throughout
food, and causes gastroenteritis. This study aimed to analyze the relationship of
Salmonella sp in snacks food with the incidence of gastroenteritis in children in
the village primary school East Beji Depok City. This study a cross-sectional
study on 120 primary school children, 21 food handlers and 46 kinds of food. Chisquare
test showed Salmonella sp in snacks food has signifikant relationship (P =
0.005) and the risk of causing gastroenteritis in primary school children with OR:
7.857 (95% CI: 2.067 to 29.862). Variable personnel hygiene of food handlers and
facilities clean water source is a variable that take effect. Personel hygiene and
source clean water facilities It was advised to improvie children’s personel
hygiene, food handlers and provision of eligible sanitation facilities]"
Universitas Indonesia, 2015
T44276
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Ani
"ABSTRAK
Di Indonesia kasus kematian balita sebesar 19% karena diare dan rata-rata setiap
tahun 100.000 anak meninggal karena diare.
Mustkajaya merupakan salah satu Kecamatan yang ada di bekasi, Jawa Barat
merupakan permasalahan terhadap terjadinya kasus diare pada usia 6-12 tahun pada 3
tahun terakhir, berturut-turut dari tahun 2004,2005 dan 2006 dari sebesar 10,58% menjadi
13,78% dan naik menjadi 16,42. Berdasarkan hasil pemeriksaan makanan jajanan bulan
April 2007 dari 35 sampel yang diperiksa terdapat 19 (54,2%) sampel jajanan makanan
yang terkontaminasi (E.coli) dan 16 sampel (45,8%) tidak terkontaminasi.Tujuan
penelitian untuk mengetahui hubungan antara kontaminasi makanan jajanan dan faktor lain
dengan diare dan hubungan jumlah kuman dengan diare.
Penelitian dilakukan di Kecamatan Mustikajaya Kota Bekasi mulai bulan Mei ?
Juli 2007 dengan desain penelitian kohort diamati ke depan terhadap anak anak sekolah
dasar yang tidak diare sebelumnya.
Survei dilakukan terhadap anak anak sekolah dasar yang mengkonsumsi makanan
jajanan di sekolah dan makanan jajanan yang bersifat hight risk di sekolah dasar diambil
sampelnya untuk diketahui apakah kontaminasi makanan jajanan, umur, jenis kelamin,
kebiasaan cuci tangan, jenis makanan jajanan dan alergi anak sekolah dan pengetahuan,
pekerjaan, penghasilan, pengetahuan, sikap dan perilaku orang tuanya berpengaruh
terhadap kejadian diare.
Uji yang digunakan t-test dan chi square untuk menguji hubungan antara
kontaminasi makanan jajanan, jenis kelamin, kebiasaan cuci tangan, jenis makanan
Hubungan kontaminasi..., Sri Ani, FKM UI, 2007
iii
jajanan, alergi, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, pengetahuan, sikap dan perilaku dan
jumlah kuman. Regresi Logistik Ganda digunakan untuk mengetahui faktor dominan yang
berhubungan dengan diare.
Setelah dianalisis, anak sekolah yang diare sebesar 6,1% dan tidak diare 93,9%,
makanan terkontaminasi dikonsumsi oleh 48,1% dan tidak terkontaminasi oleh 51,9%
anak. Ada 4 variabel yang berhubungan dengan kejadian diare yaitu kontaminasi makanan,
jenis makanan jajanan, pekerjaan dan penghasilan orang tua. Faktor dominan yang
berpengaruh terhadap kejadian diare adalah kontaminasi makanan jajanan.. Untuk
menanggulangi masalah tersebut diperlukan penyuluhan terhadap anak sekolah dasar dan
para pedagang tentang makanan jajanan yang berkualitas dan sehat (hygienis) untuk
mencegah terjadinya diare pada anak sekolah."
2007
T41318
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arafah
"ABSTRAK
Obesitas pada anak sekolah merupakan penyakit yang sudah menjadi
masalah kesehatan kesehatan masyarakat. Prevalensi obesitas anak di indonesia
mengalami peningkatan pada tahun 2007 sebsar 9,5% pada laki-laki dan 6,4%
pada perempuan menjadi sebesar 10% pada anak laki-laki dan 7,7% pada anak
perempuan pada tahun 2010 dan menjadi 8,8% padan tahun 2013. Penelitian ini
membahas mengenai kejadian obesitas pada anak di dua sekolah dasar. Tujuan
penelitian ini untuk membandingkan kejadian obesitas anak serta faktor-faktor
yang mempengaruhinya di dua sekolah dasar. Penelitian ini dilakukan pada bulan
Mei sampai dengan Juni 2014 di SDN Anyelir1 dengan status ekonomi menengah
ke atas dan SDN Depok Jaya 7 dengan subjek penelitiannya adalah anak sekolah
dasar kelas 4 dan 5. Variabel penelitian ini pola makan, kebiasaan makan,
karakteristik anak, karakteristik orangtua, aktivitas fisik anak dan keterpaparan
media. Penelitian ini merupakan penelitian crossectional dengan analisis
perbandingan. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok
mengenai lama waktu menonton TV dan bermain games, karakteristik orangtua,
keterpaparan media, asupan energi total, asupan karbohidrat dan asupan lemak.
Perbedaan status sosial ekonomi akan terjadi perbedaan pada lama menonton TV
dan bermain games, asupan zat gizi energi total, karbohidrat dan lemak. Peneliti
menyarankan untuk melakukan penimbangan berat badan dan tinggi badan diatas
kelas 1, membudayakan kembali senam disekolah untuk memberikan waktu lebih
banyak berolahraga, pembinaan kantin sekolah untuk membantu orangtua
mengontrol asupan zat gizi anak.

ABSTRACT
Obesity in school children is a disease that has become a health problem of public
health. The prevalence of child obesity in Indonesia in 2007 increased by 9.5% in
men and 6.4% in women increased in 2010 to 10% in boys and 7.7% in 2013 to
8,8%. This study discusses the incidence of obesity in children at two elementary
schools. The purpose of this study was to compare the incidence of childhood
obesity and the factors that influence it in two elementary schools. This study was
conducted in the SDN Anyelir 1 with middle high socioeconomic status and
Depok Jaya SDN 7 with middle low socioeconomic status. The research subject
are children of primary school grade 4 and 5 with the variables of this study diet,
eating habits, child characteristics, parent characteristics , child physical activity
and media exposure. This design study is a cross sectional with comparison
analysis. There are significant differences between the two groups regarding the
length of time watching TV and playing games, parental characteristics, media
exposure, total energy intake, carbohydrate intake and fat intake. Differences in
socioeconomic status will be a difference in the long watching TV and playing
games, the total energy intake of nutrients, carbohydrates and fats. Researcher
have suggested annually conduct anthropometric survey in school, once a week
school aerobic exercising, and parents involve in school cafeteria to control the
nutrient intake of children."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41928
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Puspitasari
"Upaya pencegahan cedera masih terbatas pada cedera akibat kecelakaan lalu lintas, sementara cedera yang diderita oleh anak-anak usia sekolah mungkin termasuk tenggelam, terbakar, jatuh, keracunan dan kecelakaan lalu lintas. Pendidikan interaktif dengan puzzle 3 dimensi sesuai dengan tahap perkembangan anak usia sekolah yang konkret operasionalnya dengan menunjukkan puzzle menyerupai benda nyata pada pencegahan jatuh, tenggelam, terbakar, kecelakaan lalu lintas dan cedera keracunan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh pendidikan interaktif dengan teka-teki 3-dimensi pada perilaku (pengetahuan, sikap dan keterampilan) pencegahan. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain quasy experiment dan menggunakan pendekatan desain pre-post group dengan kelompok kontrol. Sampel dalam penelitian ini adalah 120 siswa sekolah dasar dengan 60 siswa sebagai kelompok intervensi dan 60 siswa sebagai kelompok kontrol. Hasilnya adalah bahwa ada pengaruh yang signifikan dari pendidikan interaktif dengan teka-teki 3 dimensi pada perilaku pencegahan cedera pada kelompok usia sekolah dengan nilai p 0,001 (p<0,05). Teka-teki 3 dimensi adalah media yang baik sebagai alat dalam meningkatkan perilaku pencegahan cedera pada kelompok usia sekolah dasar. Penggunaan teka-teki 3-dimensi efektif untuk meningkatkan perilaku pencegahan cedera. Kerja sama antara pekerja kesehatan, sekolah dan keluarga diperlukan untuk menyediakan alat pendidikan yang inovatif dan menyediakan sarana pencegahan cedera untuk anak-anak usia sekolah.

Injury prevention efforts are still limited to injuries due to traffic accidents, while injuries suffered by school-aged children may include drowning, burning, falling, poisoning and traffic accidents. Interactive education with 3 dimensional puzzle according to the stage of development of school age children that is concrete operational by showing the puzzle resembles real objects on the prevention of falling, drowning, burning, traffic accident and poisoning injury.
The purpose of this study was to identify the effect of interactive education with 3-dimensional puzzles on behavior (knowledge, attitudes and skills) prevention. The research method used is quantitative with quasy experiment design and using pre-post group design approach with control group. The sample in this study were 120 elementary school students with 60 students as intervention group and 60 students as control group. The result is that there is a significant effect of interactive education with 3 dimensional puzzle on injury prevention behavior in school age group group with p value 0,001 (p <0,05). 3-dimensional puzzle is a good medium as a tool in improving injury prevention behavior in the elementary school age group. Use of 3-dimensional puzzles is effective for improving injury prevention behavior. Cooperation between health workers, schools and families is required to provide innovative educational tools and provide means of injury prevention for school-aged children."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T50377
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>