Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176004 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indah Kusumadewi
"Diare dapat disebabkan oleh berbagai penyebab langsung maupun faktor risiko, salah satunya infeksi bakteri E. coli. Penelitian bertujuan mengetahui hubungan E. coli pada peralatan makan balita dengan diare pada balita. Penelitian juga melihat faktor terkait dengan kontaminasi E. coli, meliputi sarana air bersih, serta pengetahuan dan praktik higiene sanitasi pengasuh balita. Studi kasus kontrol dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Tugu pada minggu terakhir bulan April sampai minggu kedua bulan Mei 2014. Sebanyak 30 sampel kasus didapatkan dari kunjungan pasien balita penderita diare ke Puskesmas Tugu dan 30 sampel kontrol merupakan balita yang tinggal dekat dengan sampel kasus (tetangga). Pengumpulan data meliputi wawancara, observasi, dan sampel usap alat. Pemeriksaan E. coli menggunakan Sanitakun dan dianalisis di laboratorium.
Penelitian menunjukkan keberadaan E. coli pada peralatan makan balita tidak berhubungan signifikan dengan diare (p value = 0,108; OR = 7,250; CI = 0,815-64,457). Terdapat dua variabel yang berhubungan signifikan dengan diare, yaitu jarak sumber air ke sumber pencemar (p value = 0,009; OR = 4,929; CI = 1,612-15,071) dan pengetahuan pengasuh balita (p value = 0,019; OR = 4,125; CI = 1,387-12,270). Jenis sarana air bersih, praktik pencucian peralatan makan balita, dan praktik CTPS pengasuh balita tidak berhubungan signifikan dengan diare pada balita di Kelurahan Tugu.

Diarrhea can caused by direct causes as well as risk factors, one of them is E. coli bacteria infection. This study aims to know the correlation between E. coli on children under five's eating utensils with diarrhea in children under five. This study also observed another risk factors related to E. coli contamination, including good water supply, and caregiver's knowledge and hygiene sanitation practices. A case control study was conducted in coverage area of Tugu Community Health Center on the last week of April until the second week of May, 2014. As many as 30 case samples obtained from children under five's diarrhea patient's visit to Tugu Community Health Center and 30 control samples are children under five who live next to case samples (neighbour). Data collecting including interview, observation, and swab sample. E. coli was checked using Sanitakun and analyzed in laboratory.
Study shows that existence of E. coli on children under five's eating utensils is not significantly associated with diarrhea (p value = 0,108; OR = 7,250; CI = 0,815-64,457). There are two variables which significantly associated with diarrhea, they are the distance of good water source from contaminant source (p value = 0,009; OR = 4,929; CI = 1,612-15,071) and caregiver's knowlegde (p value = 0,019; OR = 4,125; CI = 1,387-12,270). Good water supply, washing eating utensils practice, and caregiver's washing hands using soap practice are not associated with diarrhea in children under five in Tugu Village.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S56052
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Mutiara Rianingtyas
"Di Indonesia, diare merupakan pembunuh nomor satu untuk kematian bayi. Kota Depok merupakan salah satu wilayah di Jawa Barat dengan kasus diare yang tinggi. Kecamatan Cipayung, Kota Depok merupakan lokasi pemukiman yang berdekatan dengan tempat pembuangan akhir (TPA) sampah Kota Depok. Keberadaan tempat pembuangan akhir sampah di sekitar area pemukiman merupakan sumber penyebaran vektor penyakit yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepadatan lalat rumah tinggal dengan kejadian diare pada balita yang berobat di UPT Puskesmas Cipayung Kota Depok tahun 2014. Penelitian ini menggunakan desain studi kasus kontrol dengan menggunakan data primer dan data sekunder register puskesmas yang mana jumlah sampel sebanyak 39 kasus dan 39 kontrol.
Hasil analisis bivariat diperoleh bahwa kepadatan lalat tidak memiliki hubungan bermakna dengan kejadian diare pada balita (OR 1,531; 95% CI : 0,617–3,795). Adapun karakteristik individu balita yang memiliki hubungan bermakna dengan kejadian diare berdasarkan hasil uji statistik dengan analisis bivariat adalah riwayat perilaku cuci tangan ibu / pengasuh balita (OR 2,912; 95 % CI : 1,150 – 7,372) dan perilaku pengelolaan sampah rumah tangga (OR 3,200; 95 % CI : 1,266 – 8,086). Hygiene individu ibu atau pengasuh balita dan sanitasi lingkungan yang baik diperlukan untuk menurunkan angka kejadian diare.

Depok district is one of region in West Java with high diarrhea case. Cipayung sub-district is a settlement location which is near from final garbage dump. The existence of final garbage dump around the settlement area is source of spreding disease vectors that can affect public health. In the working area of Health Center of Cipayung Sub District, diarrhea is include ten highest case on 2013.
This study aims to determine the relationship between fly density in house with the occurrence of diarrhea among children under five years at Health Center of Cipayung Sub-District, Depok District 2014. This study uses case control study design and both primary and secondary health center register data with samples of 39 case and 39 control.
Result bivariate analysis shows that fly density which not significantly associated with diarrhea among children under fiver years. The individual characteristic of toddler who has a significant association with the occurrence of diarrhea among children under five years based on the result of statistical test with bivariate analysis is hand-washing habits of mother or children-caretaker (OR 2,912; 95 % CI : 1,150 - 7,372), and solid waste disposal habits (OR 3,200; 95 % CI : 1,266 - 8,086). Personal hygiene of mother or children-caretaker and environment sanitation is necessary for decrease occurrence of diarrhea.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55135
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lasning
"Penyakit diare merupakan penyakit yang terjadi hampir di seluruh belahan dunia, dengan tingkat dehidrasi berat dan angka kematian paling tinggi terjadi pada bayi dan balita. Angka kesakitan dan kematian pada balita akibat diare di Indonesia masih tinggi. Prevalensi diare pada balita di Kabupaten Temanggung tiga tahun terakhir terus meningkat, begitu pula di UPT Puskesmas Kandangan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sanitasi dasar, lingkungan fisik rumah, faktor ibu, dan karakteristik balita dengan kejadian diare pada balita. Desain penelitian menggunakan studi kasus kontrol dengan sampel 100 kasus dan 100 kontrol, dengan populasi seluruh balita yang berusia 12 sampai 59 bulan. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat, dan multivariat.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan bermakna antara sarana air bersih (6,25; 3,04-12,83), sarana jamban keluarga (5,06; 2,76-9,27), sarana pembuangan air limbah (2,53;1,42-4,52), sarana pembuangan sampah (2,55; 1,27-5,09), perilaku ibu (4,32;2,39-7,81), jenis lantai rumah (3,45; 1,66-7,20), dan kepadatan lalat (2,71; 1,28- 5,73), dengan kejadian diare pada balita. Variabel yang diprediksi paling dominan berhubungan dengan kejadian diare pada balita adalah sarana air bersih (2,90;1,26-6,67).

Diarrheal disease is a disease that occurs in almost all parts of the world, with severe dehydration and the highest mortality rates occur in infants and children under five. Morbidity and mortality children under five caused by diarrhea in Indonesia are still high. The prevalence of diarrhea children under five in Temanggung Distric last three years continues to increase, so does in the Kandangan Community Health Center.
This study aims to determine the relationship of basic sanitation, the physical home environment, maternal factors, and characteristics of children under five with the incidence of diarrhea children under five. Research design using case-control study with a sample of 100 cases and 100 controls, with the entire population of children under five aged 12 to 59 months. Data analysis was performed by univariate, bivariate, and multivariate.
Study results showed there are significant relationship between clean water facilities (6.25: 3.04 to 12.83), household toilets (5.06: 2.76 to 9.27), means of disposal of waste water (2.53; 1.42 to 4.52), means of waste disposal (2.55: 1.27 to 5.09), maternal behavior (4.32; 2.39 to 7.81), type of floor (3.45; 1.66 to 7.20), and the density of flies (2.71: 1.28 to 5.73), with the incidence of diarrhea children under five. The most dominant variable that predicted events associated with diarrhea in children under five years infants is clean water facilities (2.90: 1.26 to 6.67).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Irwan Agus Timur
"Pneumonia menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia dan Provinsi Jawa Barat menempati urutan pertama sebagai provinsi dengan jumlah balita penderita pneumonia terbanyak. Puskesmas Bogor Utara merupakan salah satu daerah yang memiliki kasus pneumonia pada balita yang cukup banyak di tahun 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko pneumonia balita di wilayah kerja Puskesmas Bogor Utara.
Penelitian menggunakan desain studi case control dengan pendekatan retrospektif. Populasi penelitian adalah balita usia 12-59 bulan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Bogor Utara dengan sampel sebanyak 94 responden terdiri dari 47 orang kasus dan 47 orang kontrol.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara berat lahir balita OR=5,51 ; CI=1,96-15,48 ; status gizi sebelum sakit OR=5,06; CI=2,10-12,20 ; riwayat imunisasi OR= 4,24; 1,50-11,98 ; pendidikan ibu OR=4,76; CI=1,58-14,32; tingkat ekonomi/penghasilan keluarga OR=9,44 ; CI= 3,57-24,93 ; kepadatan hunian OR=18,97; CI=5,80-62,03 , dan tingkat kelembaban ruang tidur balita OR=5,02; CI=1,31-19,21 terhadap kejadian pneumonia pada balita di wilayah Puskesmas Bogor Utara. Variabel yang diprediksi paling dominan mempengaruhi kejadian pneumonia pada balita adalah kepadatan hunian ruang tidur balita OR=12,90; CI=3,26-50,98 . Saran, luas kamar tidur minimal 8 m2 tidak digunakan untuk lebih dari 2 orang, kecuali anak di bawah 5 tahun.

Pneumonia has become one of the highest mortality contributors in the world and West Java province ranks the first as the largest number of pneumonia that suffered children under five years. Puskesmas Bogor Utara health center is one of the areas that have quite a lot cases of pneumonia in children under five in 2016. This study aimed to determine the risk factors associated with the incidence of pneumonia in children under five in the In The Working Area Of Puskesmas Bogor Utara Community Health Center.
This study uses a case control study design with retrospect approach. The population in this study are all of children aged 12 month until 59 months who lived in the working area of Bogor Utara health center with using 94 respondents consisted of 47 cases and 47 people control.
The results of this study indicate that there was a significant correlation between history of low birth weight OR 5,51 CI 1,96 15,48 nutritional status before illness OR 5,06 CI 2,10 12,20 , immunization history OR 4,24 1,50 11,98 , knowledge of mothers OR 4,76 CI 1,58 14,32 , a variable degree of Economics family income OR 9,44 CI 3,57 24,93 , housing crowdedness OR 18,97 CI 5,80 62,03 and humidity levels OR 5,02 CI 1,31 19,21 with the incidence of pneumonia among children under five in the region of Bogor Utara health center. The variable that predicted the most dominant cause of pneumonia is the housing crowdedness OR 12,90 CI 3,26 50,98 .Suggestion, minimum bedroom space is 8m2 and should not be used for more than two people, except children under 5 years old.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69711
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anynda Putri Assyifa
"Latar Belakang: Diare pada balita merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi suatu permasalahan di dunia, seperti Indonesia. Diare pada balita telah masuk ke dalam 10 besar penyakit terbanyak ditemukan dan dilayani di Kota Depok. Salah satu kecamatan yang berada di Kota Depok adalah Kecamatan Limo, dimana jumlah kasus diare yang dilayani mengalami peningkatan dari tahun 2019 dan 2020. Banyak sekali penyebab dari diare pada balita, salah satunya adalah mengonsumsi air minum isi ulang yang terkontaminasi oleh bakteri Escherichia coli. Selain itu juga, beberapa penelitian sebelumnya juga menghasilkan bahwa diare pada balita dapat disebabkan oleh faktor perilaku (perilaku cuci tangan, pemberian ASI eksklusif, dan kebiasaan membuang tinja balita) dan faktor lingkungan (jenis lantai rumah, kondisi jamban, dan kondisi tempat sampah).
Tujuan: Menganalisis hubungan antara kontaminasi Esherichia coli pada DAMIU (Depot Air Minum Isi Ulang) dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Limo, Kota Depok tahun 2021.
Metode: Penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional yang telah dilakukan pada balita yang tinggal di Kecamatan Limo, yaitu sebanyak 180 balita.
Hasil: Terdapat hubungan yang signifikan antara kontaminasi E. coli pada DAMIU (p = 0,000; OR = 4,204), pemberian ASI eksklusif (p = 0,006; OR = 2,760), kebiasaan membuang tinja balita (p = 0,001; OR = 3,222), perilaku cuci tangan (p = 0,003; OR = 2,899), kondisi jamban (p = 0,013; OR = 2,879), dan kondisi tempat sampah (p = 0,002; OR = 3,080) dengan kejadian diare pada balita.

Background: diarrhea in children is one of communicable disease that still becoming a problem in the world, including Indonesia. Diarrhoea in children is a top 10 disease that has been found in Depok City. One of the sub-districts in Depok City is Limo, where has experienced increasing the number of children diarrhea cases from 2019 and 2020. There are plenty of causes of children diarrhoea, and one of them will be consuming an Escherichia coli contaminated refill drinking water. Furthermore, some of previous studies resulted that diarrhea in children can be caused by behavioral factors (such as hand-washing behavior, handling toddler’s faeces behavior, and exclusive breastfeeding behavior) and environmental factors (such as latrine condition, the types of house floor, and garbage condition).
Objective: To analyze the relation between Escherichia coli contamination in refill drinking water depot and children diarrhea age under 5 years old in Community Health Center of Limo Working Area, Depok City in 2021,
Methods: A quantitative study with cross-sectional design has been done to 180 children who lives in Sub-district Limo.
Results: There are significant relations between E. coli contamination in refill drinking water depot (p = 0,000; OR = 4,204), exclusive breastfeeding behavior (p = 0,006; OR = 2,760), handling toddler’s faeces behavior (p = 0,001; OR = 3,222), hand-washing behavior (p = 0,003; OR = 2,899), latrine condition (p = 0,013; OR = 2,879), and garbage condition (p = 0,002; OR = 3,080) to diarrhea in children.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mida Arafina Nurdita
"Penyakit Diare merupakan penyakit menular dan menempati urutan kedua penyebab kematian anak balita di dunia. Di Indonesia, khususnya Jawa Barat adalah wilayah endemis untuk diare, Kabupaten Bogor merupakan salah satu kabupaten dengan prevalensi diare balita yang cukup tinggi. Puskesmas Purwasari merupakan puskesmas dengan kasus diare balita tertinggi di Kabupaten  Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko (karakteristik balita, karakteristik ibu, dan sarana sanitasi) kejadian diare balita di Wilayah Kerja Puskesmas Purwasari Kabupaten Bogor tahun 2022. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kasus-kontrol dengan sampel 53 kasus dan 53 kontrol. Analisis data dilakukan menggunakan uji chi-square dan regresi logistik model prediksi. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara pemberian ASI Eksklusif (0,28; 0,11-0,67), pemberian imunisasi campak (0,18; 0,08-0,42), pengetahuan (0,16; 0,07-0,38), perilaku pembuangan tinja balita (0,18; 0,07-0,46), dan sarana jamban (0,32; 0,14-0,72) dengan kejadian diare pada balita. Variabel yang diprediksi paling berpengaruh terhadap terjadinya diare balita di wilayah kerja Puskesmas Purwasari adalah variabel pengetahuan (9,76; 2,78 - 34,21).

Diarrhea is an communicable disease and ranks the second cause of death for children under-five in the world. In Indonesia, especially West Java, which is an endemic area for diarrhea, Bogor is one of the districts with a fairly high prevalence of diarrhea in children under-five. Purwasari Community Health Center is a health center with the highest cases of diarrhea in children under-five in Bogor Regency. This study aims to analyze the risk factors (characteristics of children under-five, characteristics of mothers, and sanitation facilities) for the incidence of diarrhea in children under-five in the Purwasari Public Health Center, Bogor Regency in 2022. This study used a case-control research design with a sample of 53 cases and 53 controls. Data analysis was performed using chi-square test and logistic regression predictive model. The results showed that there was a relationship between exclusive breastfeeding (0,28; 0,11-0,67), measles immunization (0,18; 0,08-0,42), knowledge (0,16; 0,07-0,38), toddler stool disposal behavior (0,18; 0,07-0,46), and latrine facilities (0,32; 0,14-0,72) with the incidence of diarrhea in children under-five. The variable that is predicted to have the most influence on the occurrence of diarrhea under five in the working area of ​​the Purwasari Health Center is the knowledge variable (9,76; 2,78 - 34,21)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Holong Purnama Putra
"Diare pada balita merupakan salah satu penyebab kematian pada bayi (31,4%) dan anak balita (25,2%). Sekitar 162.000 balita meninggal akibat diare tiap tahunnya atau sekitar 460 balita per hari (Depkes, 2011). Di Bogor angka diare meningkat tiap tahunnya data dari 2011-2013 menunjukkan ada peningkatan kasus di tahun 2011 ada 21.687 kasus tahun 2012 ada 22.625 kasus dan di 2013 ada 24.187 kasus (P3KL Dinkes Bogor, 2013). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktorfaktor risiko apa saja yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja puskesmas Bogor utara. Studi ini menggunakan metode kasus kontrol dengan jumlah sampel 46 kasus dan 46 kontrol metode pengumpulan data dengan cara wawancara dan observasi.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang berpengaruh antara faktor penyebab dengan kejadian diare yaitu : Perilaku mencuci tangan OR: 4,28 (95% CI 1,587-11,575), Penanganan sampah OR: 3,87 (95% CI 1,632-9,203), Sumber air bersih OR: 3,16 (95% CI 1,244- 8,039), Sarana Jamban OR: 4,52 (95% CI 1,845-11,081), Sanitasi makanan OR: 2,92 (95% CI 1,249-6,809), dan Pengetahuan orang tua OR: 2,66 (CI 95% 1,146- 6,198). Upaya penanggulangan dengan cara meningkatkan sanitasi lingkungan dan memberikan program penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat sekitar.

Diarrhea is one cause of death in infants (31,4%) and children under the age of five years (25,2%). Approximately 162.000 children under the age of five death every year or 460 every day (Depkes) in Bogor incident rate of diarrhea increase every year from 2011-2013. In 2011 there are 21.687 case, in 2012 there are 22.625 case and in 2013 there are 24.187 case. This research have a purpose to determine risk factors associated with diarrhea incident in children under the age of five on working area Puskesmas north Bogor. This study use case control method with number of sample 46 people case and 46 control. Method of data collection by interview and observation.
The results showed influence of risk factors with diarrhea incident. the risk factors have influence are Handwashing behaviour OR: 4,28(95% CI 1,587-11,575), Waste handling OR: 3,87 (95% CI 1,632-9,203), Source of clean water OR: 3,16 (95% CI 1,244-8,039), Availabilty of latrines OR: 4,52 (95% CI 1,845-11,081), Food hygiene and sanitation OR: 2,92 (95% CI 1,249-6,809), and Knowledge of parents OR: 2,66 (CI 95% 1,146-6,198). Diarrhea prevention efforts by improving enviroment sanitation and providing education programs to increase public knowledge.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S63780
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Olanti Rahayu
"ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran praktek pemberian rehidrasi
oral (RO) pada balita diare. Disain cross sectional dan metode pengumpulan data
wawancara dengan menggunakan kuesioner terujicoba digunakan pada 80 ibu
balita (0-59 bulan) yang dipilih dengan tehnik simple random sampling. Hasil
penelitian mendapatkan 57,5% ibu balita melakukan praktek pemberian RO
secara adekuat pada balita diare. Persepsi kerentanan dan persepsi hambatan
berhubungan dengan praktek pemberian RO, dimana ibu balita yang
mempersepsikan balitanya rentan terhadap diare berpeluang memberikan RO
hamper 3 kali dibanding yang mempersepsikan balitanya tidak rentan terhadap
diare, sedangkan ibu balita yang mempersepsikan tidak ada hambatan untuk
memberikan RO pada balita diare berpeluang memberikan RO pada balitanya
sebesar 13 kali dibanding ibu balita yang mempersepsikan adanya hambatan

ABSTRACT
The aims of this study is to describe the mother’s practice on giving Oral
Rehydration (OR) to under five (U-5) children who suffered diarrhea. Cross
sectional design and interview method was used to collect the data from 80
mothers of under five children that was selected by simple random sampling
technique. The study result showed 57,5% mothers gave RO adequately to their
U-5 children who suffered diarrhea. Mother’s perception of susceptibility and
barrier related to their practices on giving RO to their U-5 children, whereas
mothers who perceived their U-5 children susceptible to diarrhea likely give RO
almost 3 times than who perceived their U-5 children unsusceptible. Mothers who
perceived no barriers on giving RO to their U-5 children likely give RO 13 times
than mothers who had barriers."
2014
S55258
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asti Nuraeni
"Upaya deteksi dan pencegahan dini di keluarga menjadi salah peran perawat spesialis komunitas untuk mengatasi permasalahan diare balita. Karya Ilmiah Akhir ini bertujuan untuk menggambarkan kegiatan Kelompok Pendukung Sanitasi Anak Keluarga dan Area (SAKA) dalam pencegahan diare balita. SAKA merupakan integrasi dari program pencegahan diare yang sudah ada yaitu LINTAS diare dan Sanitation and Family Education (SAFE). Hasil p value 0.000 menunjukkan ada hubungan antara perilaku keluarga dalam penerapan SAKA terhadap penurunan angka kejadian diare balita di Kelurahan Cisalak Pasar. Kegiatan Kelompok Pendukung SAKA disarankan dilaksanakan sebagai upaya pemberantasan penyakit menular oleh Puskesmas dan Dinas Kesehatan karena efektif mengendalikan diare.

Early detection and prevention efforts in the family became one of the role of specialist community nurses to overcome the problems of toddlers diarrhea. This final scientific paper aims to describe support group activities of Children-Family-Neighborhood-Sanitation (CFNS) in the prevention of diarrhea in toddlers. CFNS is an integration of diarrhea prevention program uses existing LINTAS diarrhea and Sanitation and Family Education (SAFE). The result shows there is no relationship between family behavior in SFNS implementation to the decrease of diarrhea incidence among under five children at Cisalak Pasar (p value= 0.000). CFNS support group is suggested activities to be implemented.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
TA5974
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Widyana
"Kasus diare di Muara Angke masih cukup tinggi terutama di wilayah pemukiman sekitar lokasi Pengolahan Hasil Perikanan Tradisional (PHPT) karena kondisi sanitasi lingkungan yang masih tergolong kurang memadai serta perilaku higiene masyarakat yang tidak baik. Kasus diare pada kelompok umur balita lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok umur lainnya karena balita memiliki daya tahan yang lebih lemah. Air minum yang terkontaminasi dapat menjadi media penularan penyakit diare. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kontaminasi Escherichia coli pada air minum dengan kejadian diare pada balita di pemukiman sekitar lokasi Pengolahan Hasil Perikanan Tradisional (PHPT) Muara Angke Kelurahan Pluit Kota Jakarta Utara Tahun 2019. Desain penelitian ini adalah crossectional dengan jumlah sampel 95 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kontaminasi Escherichia coli dalam air minum (4,67; 1,96-11,09), faktor balita [status imunisasi (5,69; 2,24-14,44)], faktor ibu [tingkat pendidikan (2,98; 1,22-7,31), tingkat pengetahuan (8,38; 2,98-23,59), status ekonomi keluarga (3,23; 1,32-7,91), perilaku mencuci tangan (5,17; 2,16-12,38), dan perilaku memasak air minum (4,75; 1,97-11,47)], faktor lingkungan [kondisi fisik jamban (14,44; 5,29-39,41)] dengan kejadian diare pada balita di pemukiman sekitar lokasi Pengolahan Hasil Perikanan Tradisional (PHPT) Muara Angke Kelurahan Pluit Kota Jakarta Utara. Faktor yang paling dominan berhubungan dengan kejadian diare pada balita di pemukiman sekitar lokasi Pengolahan Hasil Perikanan Tradisional (PHPT) Muara Angke Kelurahan Pluit Kota Jakarta Utara Tahun 2019 adalah kondisi fisik jamban (20,08; 4,65-86,81).

The case of Diarrhea in Muara Angke is still adequately high, most importantly in the residence nearby the Traditional Fishery Product Processing (PHPT) since the sanitary condition still appears inadequate, and residents’ hygenic behavior still proves unhealthy. Diarrhea cases toward toddlers seem higher than the older ones due to their weak immunity. The potable water that has been contaminated can be the medium of transmitting the disease. This study aims at understanding the relation between Escherichia coli contamination in drinking water with diarrhea among children under five years of age in settlements around location of Tradisional Fisheries Products (PHPT) Muara Angke North Jakarta in 2019. The research design of the study was crossectional with total sample of 95 respondents. The research finding showed that there was a significant correlation between the contamination of Escherichia coli in the potable water (4,67; 1,96-11,09), toddler factor [Immunization status (5,69; 2,24-14,44)], maternal factors [the level of education (2,98; 1,22-7,31), the level of knowledge (8,38; 2,98-23,59), household financial status (3,23; 1,32-7,91), hand-washing behavior (5,17; 2,16-12,38), and water-boiling behavior (4,75; 1,97-11,47)], environment factor [physical condition of latrines (14,44; 5,29-39,41)] with the Diarrhea plague towards toddlers in the residence surrounding the location of PHPT in Muara Angke, Pluit, North Jakarta. The most dominant factor relative to the Diarrhea disease towards toddlers in settlements around location of Tradisional Fisheries Products (PHPT) Muara Angke North Jakarta in 2019 is the physical condition of latrines (20,08; 4,65-86,81)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>