Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16603 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sonya Ahmad
"Toko ritel merupakan destinasi belanja bagi orang-orang yang dapat pula menjadi tempat sumber inspirasi dan tempat orang-orang mendapat informasi tren terbaru. Ada beberapa jenis toko ritel, contohnya pada bidang mode terdapat toko-toko seperti toko sepatu, toko kacamata, toko baju renang, dan sebagainya. Lainnya pada bidang kecantikan ada toko kosmetik, toko perawatan badan, dan lain lainnya. Untuk menjadikan suatu toko menarik bagi orang-orang, perlu bagi toko-toko ini untuk menciptakan suasana yang tepat agar banyak orang menyadari keberadaan suatu toko. Tidak jarang kita mendapatkan suatu tampak tidak menarik bahkan tidak sadar akan keberadaannya dan kita tidak paham apa yang menyebabkannya. Kemungkinan besar hal ini terjadi karena kurangnya rancangan grafis bagi suatu merk tersebut, atau pada dekorasi toko, atau paling memungkinkan kurangnya memperhatikan bidang pencahayaan dan sensitivitas pada perspesi visual konsumer yang saling berhubungan. Sesungguhnya permasalahan ini cukup banyak kita temukan pada penerapan rancangan interior suatu toko ritel, namun jarang kita menyadarinya. Maka dalam skripsi ini kita akan mencoba untuk memahami pencahayaan yang ideal untuk suatu toko ritel pada bidangnya dan bagaimana dari pencahayaan tersebut mempengaruhi dalam menciptakan suasana yang menarik bagi suatu toko. Karena pencahayaan yang sesuai tidak hanya memberikan kesan visual yang lebih menarik pada toko dan barang pada display, namun juga mempengaruhi emosi dan persepsi orang-orang yang berada dalam toko dan merasakan suasananya.

Retail stores are the shopping destination for people, which can also be a source of inspiration and a place to be updated by the newest trends. There are various kinds of retail store, for example in fashion, there are clothing shops, footwear, eyewear, swimwear, etc. Others can be beauty shops, such as make up, body treatment shops, etc. In order for these shops to be found interesting, eyecatching, and proper for the shop category, they need to set the right ambience and mood for people to notice. Often we found a store uninteresting or unnoticeable, and often we can’t figure out why. It is probably because of the lacking in graphical brand design, decoration, or most possibly, the visual perception that’s also affected from not using the proper lighting and lacking of sensibility to consumer’s need. It is very common that we actually find these issues everywhere we go, but often unnoticed. So in this thesis, we will try to understand the ideal lighting for these different kind of shops, and how they create the attraction to the stores. Because not only the proper lighting can give a more interesting visual to the store and the items on display, it can also affect the perception and emotion of people who are experiencing the space.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55073
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Handayani Herdana
"Cara manusia memaknai ruang dapat dilihat dari bagaimana manusia merespon elemen elemen interiornya. Respon yang tercipta berbentuk sebuah perilaku. Fotografi sebagai salah satu alat komunikasi visual arsitektur mengabadikan bagaimana manusia didalam ruang interior berperilaku merespon stimulus-stimulus dari tiap elemen ruang. Fotografi menghadirkan persepsi visual dari analisa perilaku manusia mengartikan ruang interior yang ditempatinya.
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran fotografi sebagai alat komunikasi arsitektur dapat menjadi penelitian menganalisis perilaku manusia dalam ruang interior. Penelitian akan persepsi visual perilaku manusia menggunakan parameter lokasi dengan konsep dan fungsi yang jelas. Sehingga analisis memiliki suatu tolak ukur yang jelas atas perilaku manusia yang terbentuk. Persepsi visual perilaku manusia dalam ruang interior yang terekam dalam objek fotografi dapat diamati dengan melihat keterkaitan stimulus dan respon manusia.
Hasil penelitian ini menujukkan bahwa melalui fotografi, perilaku manusia terhadap ruang interior dapat dipersepsikan dari beberapa penyebab yaitu kebutuhan manusia, ukuran dan penempatan, warna, keunikan dan kekontrasan, serta intensitas dan dominasi dari stimulus (elemen ruang interior).

The way people make meaning of space can be seen from how they respond the interior elements. The responses that created formed as a behavior. Photography as a visual communication tool of architecture capture how people within the space respond to the stimuli of interior elements. Photography presents a visual perception the analisys of human behavior the way people defines the interior space they occupy.
This thesis aims to determine how the role of photograph as a communication tool of architecture can be a source to study human behavior in interior spaces. Research of the visual perception of human behavior use the parameter with the location that have conceptual idea and function. So that the analysis has a clear measurement of human behavior that created. Visual perception of human behavior in the interior space is recorded on photography object can be observed by analize the connection of stimulus and human responses.
The results of this research showed that through photograph, human behavior towards the interior space can be perceived from several causes: human needs, the size and placement, color, uniqueness and contrast, the intensity and the dominance of the stimulus (the elements of interior).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62786
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febrian Anugrah Wicaksono
"Eksplorasi dalam menghadirkan pengalaman ruang di dunia arsitektur semakin beragam, termasuk penggunaan elemen seni rupa untuk membentuk pengalaman yang tercipta dari ruang visual dua dimensi. Begitu pula psychedelic art, salah satu outsider art yang berkembang dari pengalaman distorted reality dibawah pengaruh halusinogen, merupakan lini seni rupa yang berpotensi munculkan pengalaman unik dalam keruangan.
Penulisan ini mencari tahu sejauh apa psychedelic art memunculkan pengalaman ruang berdasarkan indra penglihatan. Membandingkan ruang visual psychedelic art dan ilustrasi realis yang ditampilkan pada responden terkait teori pengalaman ruang, persepsi visual, juga teori mengenai estetika. Diketahui bahwa psychedelic art berpotensi memberikan pengalaman ruang unik dengan mempengaruhi cara kerja mata terkait nilai psikis tiap individu. Psychedelic art berpotensi memunculkan pengalaman ruang yang lebih dalam.

Exploration of bringing out spatial experience in the architecture discipline is becoming more variant, including the use of artistic elements in producing the two dimensional visual space experience. This applies to psychedelic art as well, one of the outsider art that develops from the experience of distorted reality under the influence of hallucinogen, which is an art style that has the potential of bringing up a unique spatial experience.
This writing focuses on finding out the extent of effects of psychedelic art on spatial experience based on visual sense. Comparing visual space of psychedelic art and realist illustration displayed to the respondent related to the theory of spatial experience, visual perception, and also aesthetics. It is known that psychedelic art has the potential of bringing out unique spatial experience by affecting the performance of the eye related to the psychological aspects of each person. Psychedelic art has the potential to give a deeper spatial experience.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47740
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irene Stephanie
"Berjalan-jalan di koridor dan berbelanja di dalam suatu toko merupakan salah satu cara pengunjung mal melakukan rekreasi. Di antara semua jenis toko, toko pakaian merupakan toko yang paling menarik perhatian pengunjung saat berekreasi. Setiap toko pakaian bersaing untuk menciptakan tampilan depan toko yang menarik karena dengan melihat tampilan depan suatu toko pakaian, pengunjung dapat memperkirakan jenis pakaian, target usia, kelas pengunjung, hingga kisaran harga pakaian yang dijual toko tersebut.
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana respon pengunjung terhadap suatu tampilan depan toko pakaian di mal. Agar respon pengunjung mudah dibedakan, studi kasus dilakukan pada toko-toko pakaian yang masih berada pada satu kelompok perusahaan. Berbagai cara seperti wawancara, pengisian kuesioner, dan meninjau langsung lokasi telah dilakukan untuk memperoleh data mengenai unsur-unsur tampilan depan toko pakaian yang dapat mempengaruhi persepsi visual pengunjung serta parameter yang dimiliki pengunjung terkait dengan usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan, dan kebisaaan pengunjung.

Walking in the corridor and shopping in the store is a way of mall visitors to get recreation. Among the all types of stores, clothing stores are the stores that attracted the most visitors' attention. Every clothing stores compete to create an attractive store's front display because with seeing a front view of clothing store, visitors can predict what type of cloth, the age target, class of visitors, to the range of price in the stores.
This final report aims to determine how visitors' respond to the front view of a clothing store in a mall. In order to easily differentiate the respond of visitors, this case of studies conducted in the clothing stores that are in one group of company. Various ways such as interviewing, filling out the questionnaire, and surveying the location have been made to obtain data about the elements of clothing stores' front view that may affect visual perception of visitors and visitors' parameters that related with age, sex, occupation, and habit.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43251
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rifani Fajria
"Manusia sering tidak sadar dengan hal-hal di sekitarnya karena fokus terhadap suatu kegiatan. Tipe berbelanja di supermarket adalah task-focused sehingga terdapat rencana produk dan waktu. Hal tersebut memungkinkan konsumen tidak sadar terhadap objek-objek yang telah dilalui. Tulisan ini membahas mengenai fungsi arsitektur interior di supermarket yang dapat memudahkan konsumen secara visual melalui elemen desain yang digunakan. Beberapa elemen desain seperti warna, cahaya, posisi dan bentuk menjadi elemen dasar yang dapat menarik visual konsumen dengan cepat. Dari elemen-elemen tersebut akan membentuk suatu sistem kontras pada ruang yang dapat menarik perhatian konsumen dan membantu menavigasi konsumen ke area-area supermarket.

Humans are often not aware of the things around because of the focus on an activity. Type of shopping at the supermarket is a task-focused so that there is a plan and timing products. It enables consumers are not aware of the objects that have been passed. This writing discusses the function of interior architecture at the supermarket to facilitate the consumers visually through the use of design elements. Some design elements such as color, light, position and shape into basic elements that can attract consumers quickly. From these elements will form a contrast system in space that can attract the attention of consumers and help consumers navigate to areas of the supermarket.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63119
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simorangkir, Jonathan Berth
"Konsumsi alas kaki di Indonesia, termasuk sneakers, semakin meningkat setiap tahun. Tidak hanya secara luring, alas kaki semakin banyak dibeli secara daring. Akan tetapi, keraguan masyarakat Indonesia dalam berbelanja daring masih tinggi. Promosi bisa menjadi penggerak yang dapat mengurangi keraguan, yaitu dengan memanfaatkan iklan visual sebagai bentuk promosi. Melalui penerapan ilmu ergonomi kognitif, kapabilitas dan limit dari iklan dan kognitif konsumen dapat diseimbangkan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana elemen desain iklan visual dapat mempengaruhi persepsi konsumen sehingga bisa menarik perhatian konsumen untuk membelanjakan produk secara daring. Rekayasa kansei digunakan sebagai metodologi untuk mengidentifikasi elemen-elemen desain iklan visual sneakers, menganalisis persepsi terhadap desain iklan visual sneakers, dan melakukan hubungan kuantitatif antara elemen-elemen desain dengan persepsi yang diinginkan untuk menarik perhatian konsumen. Analisis statistika yang dipakai ialah faktor analisis untuk melihat bagaimana berbagai persepsi saling berkorelasi dan regresi partial least square untuk membangun model yang menggambarkan pengaruh dari elemen desain iklan visual terhadap persepsi konsumen. Hasil penelitian ini berhasil membangun satu model, yaitu pengaruh tujuh elemen desain iklan visual terhadap satu faktor persepsi (daya tarik, kebaruan, dan kredibilitas). Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu para penjual sneakers dalam menarik perhatian konsumen untuk berbelanja daring.

The consumption of footwear in Indonesia, including sneakers, is increasing every year. Not only offline, but footwears are increasingly being purchased online. However, doubts among Indonesians in shopping online are still high. Promotion can be a driving force, namely by using visual advertising to promote. Through the application of cognitive ergonomics, the capabilities and limits of advertising and consumers cognitive can be balanced. This research was conducted to see how design elements can affect consumer perceptions so they can attract consumers' attention to purchase products online. Kansei engineering is used as a methodology to identify visual sneakers ads design elements, analyze perceptions to the visual ads, and make a quantitative relationship between design elements and the desired perceptions. The statistical analysis used is factor analysis to see how various perceptions are correlated and PLS regression to build a model that describes the effect of visual advertising design elements on consumers perceptions. The results of this study succeeded in building a model that describes the effect of seven elements of visual advertising design on one factor of perception (attractiveness, novelty, and credibility). The results of this study are expected to help the sneakers’ sellers in attracting consumers to shop online"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Octiviani
"Fotografi adalah sebuah alat komunikasi yang dapat menangkap gambar secara objektif, fotografi merepresentasikan sesuatu yang nyata secara cepat. Arsitek kemudian memanfaatkan fotografi untuk merekam karya mereka yang nantinya dapat digunakan untuk beberapa tujuan, seperti dokumentasi, materi pameran, dan juga sebagai pengganti interaksi langsung dengan bangunan. Arsitektur mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi melalui wujud dan ruang bangunannya, dimana manusia dapat mengalami dan berinteraksi dengan ruang arsitektur melalui raga dan indra mereka. Sejak ditemukannya fotografi, arsitek telah memanfaatkan fotografi untuk mengkomunikasikan ide, konsep dan tujuan dari karya sang arsitek. Fotografer diharapkan dapat membantu arsitek untuk menciptakan sebuah ilusi pada fotografi, ilusi yang kemudian dapat membantu manusia dalam memvisualisasikan bangunan arsitektur melalui media dua dimensi atau bahkan merasakan pengalaman ruang tiga dimensi. Keberhasilan ilusi ini bergantung kepada bagaimana manusia mempersepsikan informasi yang telah diberikan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplor konsep fotografi arsitektur dan bagaimana persepsi manusia dapat mempengaruhi cara manusia mencerna informasi. Dengan memahami cara kerja persepsi manusia, diyakini bahwa manusia dapat berinteraksi dengan ruang arsitektur melalui foto sebagaimana manusia berinteraksi dengan ruang arsitektur secara langsung. Untuk mendukung dan menanggapi isu yang muncul, beberapa responden telah diwawancari dengan beberapa pertanyaan. Dengan menganalisa hasil dari wawancara dari responden dan teori-teori yang ada, penelitian ini akan menuntun kepada sebuah kesimpulan tentang bagaimana manusia mempersepsikan informasi yang didapat dari sebuah fotografi arsitektur.

Photography is a communication tool that can capture an image objectively, it represents what exists with its brief moment. Afterwards Architects utilize it to record their works that can later be used for other purposes such as documentation, exhibition material, and also as a substitute of direct interaction with the building. Architecture has the ability to communicate through its form and space where people can experience and interact in it with their body and senses. Since the discovery of photography, architects have been taking advantage of the device with the intention of communicating their ideas, concepts, and purposes of their works. Photographers can hopefully aid the architects by using their skill to create an illusion in photography, which can helps people visualize the building in two-dimensional form or even offering the experience in three dimensional form. Such illusion can work depending on how the human percepts the information given.
This study will explore the concept of photography in architecture and how human perception can affect the way people perceived information. With understanding of the human’s working method in perception, it is believed that humans can interact with an architectural space through a photograph similar to the experience they would get in threedimensional form. Several people are interviewed to support and validate the issue that has been raised. Analyzing the informant’s point of view and several theories, this study will lead to a conclusion on how human percepts information from an architectural photography.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S59948
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Anisa Auriani Pribadi
"Skripsi ini bertujuan untuk mencari penjelasan teoretis dari keadaan pencahayaan pada museum di Jakarta yang beroperasi pada siang hari. Penelitian ini berpusat pada kontras tingkat terang antara system pencahayaan Task dan Ambient yang mengurangi kualitas penglihatan di dalam museum tersebut. Pembahasan isu skripsi ini juga didukung dengan pedoman konservasi, tingkat terang umum, rasio illuminance, adaptasi, dan silau. Hubungannya dengan ketajaman visual juga dipertimbangkan untuk memahami kontribusi kontras tingkat terang dalam menciptakan lingkungan museum bercahaya yang relevan.
Analisis didasarkan pada perbandingan antara prinsip pencahayaan museum, data observasi dan wawancara di tiga museum studi kasus, dan data pengunjung yang diperoleh melalui kuesioner online. Penelitian ini menunjukkan bahwa kontras tingkat terang yang tinggi pada sistem pencahayaan task/ambient mengurangi kenyamanan dan ketajaman visual. Adaptasi dan silau juga mempengaruhi ketajaman visual. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa semua museum studi kasus belum berhasil menciptakan lingkungan museum bercahaya yang relevan.

This research is based on a pursuit of theoretical explanation regarding inappropriate lighting condition in daytime museums located in Jakarta. The thesis focuses on brightness contrast between task and ambient lighting systems as the issue that has lessened the quality of vision inside such museums. The issue is further discussed by considering conservation guidelines, general perceived brightness, illuminance ratio, adaptation and glare. A relationship to visual acuity is also included to understand the contribution of brightness contrast in creating a relevant luminous museum environment.
Analysis is based on comparison between museum lighting principles and data collected through observation and interviews in three case study museums, and visitor data collected through online questionnaire. The research shows that high task/ambient brightness contrast results in less visual comfort and less visual acuity. Adaptation and glare also contribute in determining visual acuity. The research also shows that none of all case study museums have successfully achieved relevant luminous museum environment.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55405
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrea Rahardiana Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Visual Merchandising Pada Perilaku Impulse Buying: Studi Kasus Pada Gerai Ritel Fashion H&M Grand Indonesia Jakarta Pusat. Responden dalam penelitian ini adalah para konsumen H&M Grand Indonesia Jakarta Pusat yang memiliki pengalaman melakukan transaksi pembelian tidak terencana terhadap produk di gerai H&M Grand Indonesia dalam kurun waktu dua bulan terakhir sebanyak 120 responden.
Desain penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Data penelitian ini diolah dengan perangkat lunak SPSS dan Lisrel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa window display, in-store form, floor merchandising, dan promotional signage berpengaruh terhadap perilaku impulse buying di gerai ritel fashion H M Grand Indonesia Jakarta Pusat.

This study aims to determine The Influence of Visual Merchandising on Impulse Buying Behavior Case Study on Fashion Retail Store H&M Grand Indonesia Central Jakarta. Respondents in this study are the consumers of H&M Grand Indonesia Central Jakarta who have experienced an impulse buying transaction for a product in H&M Grand Indonesia Central Jakarta in the last two months with 120 respondents.
Design of this research is quantitative. This research data is processed by softwares SPSS and Lisrel. The results showed that window display, in store form, floor merchandising, and promotional signage proved to affect impulse buying behavior in H M Grand Indonesia Central Jakarta.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadila Aliqa Utamidewi
"Window display pada sebuah toko di dalam pusat perbelanjaan merupakan elemen toko yang pertama kali dilihat oleh pengunjung. Window display merupakan tempat memajang beberaoa barang yang dijual di toko tersebut. Window display merupakan penggambaran kecil dari keseluruhan toko. Dengan penataan yang apik, sebuah window display diharapkan dapat menarik perhatian pengunjung sehingga dapat memutuskan untuk mengunjungi toko tersebut dan berbelanja di sana. Pencahayaan buatan merupakan salah satu elemen pada window display yang memiliki peran penting salah satunya mempertegas bentuk desain dari window display dan menarik perhatian pengunjung. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk menganalisa dan memahami peran pencahayaan buatan pada window display di sebuah muka toko dan pengaruhnya terhadap penggambaran citra toko dan penarikan minat pelanggan. Metode yang dilakukan untuk penulisan skripsi ini adalah studi teori pada literatur dan studi kasus lapangan. Untuk analisis dilakukan pula penyebaran kuesioner kepada pelanggan secara online. Pencahayaan melalui teknik pencahayaan dan tingkat terang gelap dapat menarik rasa penasaran pengunjung untuk memasuki toko dan menaikkan penjualan.

Window display of the store in a shopping mall is a part of a store that first seen by visitors. Window display is a place to show some goods that sold in the store. Window display is a small depiction of the entire store. With a neat arrangement, a window display is expected to attract the attention of visitors so that they can decide to visit the store and shop there. Artificial lighting is one of the elements on the window display that has an important role, one of them reinforce the shape and design of the window display and caught the attention of visitors. This thesis aims to analyze and understand the role of artificial lighting on the window display at a shop front and its influence on the depictions of store image and customer interest withdrawal. The methods used for this thesis are the literature review for theories study and field observation on study cases. For the analysis, questionnaires for the customers also conducted online. Lighting through lighting techniques and light level can attract the curiosity of the visitors to enter the store and increase sales."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54808
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>