Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 62784 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hikmawan Bagus Prakoso
"Latar belakang penelitian ini adalah rencana penutupan terminal Lebak Bulus dikarenakan pembangunan proyek MRT (Mass Rapid Transit) yang berimbas terhadap rencana pemindahan bus AKAP (antar kota antar propinsi) dari terminal Lebak Bulus ke terminal Kampung Rambutan.
Tujuan penelitian ini adalah menentukan prioritas bus AKAP yang dipindahkan ke terminal Kampung Rambutan dan dampak yang ditimbulkan akibat pemindahan tersebut serta memberikan alternatif solusi terhadap penumpang.
Metode yang dipakai dalam penentuan prioritas pemindahan bus AKAP antara lain berdasarkan analisis proporsi bus AKAP dan analisis karakteristik demand penumpang, sedangkan metode yang dipakai dalam mengetahui dampak yang terjadi, antara lain analisis peningkatan perjalanan dan analisis penambahan beban volume lalu lintas akibat pemindahan bus AKAP.
Hasil penelitian menyatakan bahwa pemindahan bus AKAP diprioritaskan untuk trayek Jawa Barat dikarenakan trayek Jawa Barat merupakan trayek dominan dan memiliki demand penumpang yang cukup besar di sekitar Kampung Rambutan, selain itu pemindahan ini berdampak meningkatkan antrian di sekitar Kampung Rambutan terutama di Pasar Rebo.

The background of this research is the plan of shutdown of Lebak Bulus Terminal because of MRT project which effects to displacement of AKAP buses (inter city and inter province) from Lebak Bulus Terminal to Kampung Rambutan Terminal.
The purpose of this research is to determine the priority of AKAP buses that are moved to Kampung Rambutan terminal and effects that are caused by that displacement and also gives alternative solution to the passengers.
Method that is used in determining priority of displacement of AKAP buses is proportion analysis of AKAP buses and passenger's demand characteristic analysis. Meanwhile, method that is used to know effects that happen is analysis of trip's increasing and analysis of traffic volume increasing as a result of AKAP buses displacement.
The result of this research states that displacement of AKAP buses is prioritized for West Jawa's trayek because West Jawa's trayek is one of dominant's trayek and has passenger's demand that is quite big around Kampung Rambutan. Besides of that, this displacement has the impact to increase queue around Kampung Rambutan, mainly at Pasar Rebo.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56202
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evelina Febrina
"Permasalahan kemacetan di Jakarta mendorong pemerintah provinsi untuk membangun MRT (Mass Rapid Transit) yang berdampak pada penutupan terminal Lebak Bulus selama masa konstruksi. Akibatnya terjadi perpindahan operasional bus AKAP dari terminal Lebak Bulus ke terminal Kampung Rambutan. Dilakukan penelitian untuk mengkaji kapasitas terminal Kampung Rambutan dalam kondisi eksisting dan setelah adanya penambahan bus dari terminal Lebak Bulus. Metode yang dipakai berdasarkan karakteristik parkir yang ditinjau dari jumlah kedatangan dan keberangkatan bus, jumlah ruang parkir yang tersedia, dan antrian yang terjadi. Hasil penelitian menyatakan bahwa antrian bus terjadi pada area pool untuk bus berdimensi sedang pada kondisi setelah adanya penambahan bus. Dari hasil analisis perlu penambahan ruang parkir sebanyak 3 SRP (Satuan Ruang Parkir) pada area pool untuk bus berdimensi sedang agar tidak terjadi antrian.

Lebak Bulus terminal closure plan due to the development of MRT (Mass Rapid Transit) to overcome traffic jam problem in Jakarta impacts to the removal intercity bus from Lebak Bulus terminal to Kampung Rambutan terminal. The purpose of this research is to determine the capacity of Kampung Rambutan Intercity Bus Terminal in existing condition and post additional intercity buses condition from Lebak Bulus terminal. The method used is based on parking characteristic that viewed by arrival and departure numbers, available parking slot numbers, and queue numbers. The study state that there have been multiple queue in the parking area for middle-sized buses after additional buses activated. From analysis result, is needed to provide three (3) extra parking slot in the pool bus area for middle-sized buses to overcome the queue.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57358
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ray Ferza
"ABSTRACT
Bus Terminal, as a revenue-producing service entity in the regional government jurisdiction, is expected to contribute to the independence of the region in the form of the Regional Governments Own-Source Revenue (Pendapatan Asli Daerah/PAD). However, the performance of the bus terminals levy was less than desirable. Furthermore, due to the change of authority over some type of bus terminals, it no longer able to produce revenue for the Regional Government. The authority to raise levies from the bus terminals motivated the regional government to introduce service innovations for the bus terminals under their jurisdiction. One example of such innovation was Tirtonadi Bus Terminal in Surakarta, Central Java. This study objective was to understand the impact of the terminal services innovations on the improvement of PAD in Surakarta, Central Java. The study used descriptive methods with a qualitative approach. The result of the study showed that the innovation in Tirtonadi Bus Terminal services was in the form of modernization of the bus terminals facilities. The impact of terminal services innovations on the increase of levy collections was not significant. The impact of the innovations on the improvement of services was mainly on the physical aspect. The innovations increase customer satisfaction; however, the number of passengers tend to be stagnant and even slightly decrease. Some problems also appear in relation to the change of authority over the bus terminal, in the form of transfer of personnel, funding, infrastructures, and documents (personil, pendanaan, sarana/prasarana dan dokumen/P3D). The change of the authority has a positive impact on the management of the bus terminal. To reap the benefit, the bus terminal management should be directed to utilize a Public Private Partnership cooperation (PPP), change the revenue base and adopt the transit-oriented development (TOD) approach."
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri, 2019
351 JBP 11:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Danu Ega Wahyudi
"Penutupan terminal Lebak Bulus akibat pembangunan proyek Mass Rapid Transit MRT dapat mempengaruhi rute dan operasional angkutan dalam kota oleh karena itu perlu dilakukan kajian pengalihan penyesuaian rute angkutan dalam kota Berdasarkan hasil analisis kapasitas penggunaan parkir terminal oleh angkutan frekuensi faktor muat trayek dan kondisi pola perjalanan penumpang dikembangkan 3 skenario pengalihan rute yaitu pengalihan rute dengan lokasi pengganti terminal pengalihan rute pada trayek dominan dan pengalihan rute tanpa terminal Dari hasil analisis disimpulkan bahwa tingkat penggunaan parkir terminal dalam kondisi jenuh dan tidak ditemukannya lokasi pengganti terminal baik secara keseluruhan maupun sebagian maka penyesuaian rute dilakukan tanpa adanya fungsi tempat pemberhentian akhir teminal angkutan dalam kota.

Lebak Bulus terminal closure plan due to the development of MRT Mass Rapid Transit will affect the urban public transport or Angkot and routes The aim of this research is to restructure the existing routes Based on terminal parking capacity route occupancy and frequency and ridership data three alternative route are developed The analysis result show that the parking capacity reach a saturation level and there is no space for a temporary terminal Therefore the proposed routes are designed without terminal
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55212
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Forum Komunikasi Operator Terminal, 2002
388.33 Sis
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhrinanisa Islah Birru Akhsana
"Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kelayakan operasional layanan eksisting bus sedang reguler non-Transjakarta trayek Lebak Bulus Pasar Senen berdasarkan karakteristik operasional dan besaran permintaan penumpang. Metode perbandingan terhadap parameter kinerja operasional layanan angkutan umum diterapkan dalam proses analisis. Proses analisis dilakukan secara bertahap, pertama adalah melakukan evaluasi layanan dengan meninjau standar parameter kinerja operasional. Tahap selanjutnya adalah memutuskan perancangan operasional layanan.
Hasil evaluasi terhadap parameter load factor, waktu tempuh, dan frekuensi berupa restrukturisasi rute layanan dengan pemotongan rute eksisting dan perencanaan rute baru. Layanan hasil restrukturisasi difungsikan sebagai bus pengumpan Kereta Commuter Indonesia terintegrasi Transjakarta di Stasiun Gondangdia untuk tujuan Lapangan Banteng, dengan mengutilisasi jumlah armada eksisting dan menerapkan headway sesuai permintaan penumpang. Jumlah armada tersisa untuk rute tersebut diutilisasi untuk rute baru lain yaitu Stasiun Gondangdia ndash; Medan Merdeka Barat dan Stasiun Gondangdia Senen.

This study aims to evaluate the operational feasibility of existing non Transjakarta medium bus service with Lebak Bulus Pasar Senen route based on operational characteristics and passenger demand. Comparison method for the operational performance parameters of public transport services is applied in the analysis. The analysis process is done in two stages, first is to evaluate the existing service by considering the standard of operational performance parameters. The next stage is to decide the design of service operations.
The evaluation results on load factor, travel time, and frequency yield to a service route restructurisation by cutting existing route and planning the new routes. The service restructurisation is functioned as a Transjakarta integrated feeder bus in Gondangdia Station with Lapangan Banteng destination by utilizing the existing fleet and applying headway based on passenger demand. The remaining fleets for that route are utilized for other new routes, Gondangdia Station Medan Merdeka Barat and Gondangdia Station Senen.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Lianurzen
"ABSTRAK
Terminal pelabuhan merupakan tempat berlangsungnya semua
kegiatan bongkar muat dan tempat, terjadinya alih moda
transport dari laut ke darat atau sebaliknya, salah satu
jenis terminal pelabuhan yang mempunyai karakteristik khusus
dalam penanganan barang adalah terminal curah, yaitu terminal
pelabuhan yang digunakan untuk menangani barang seperti
semen, pupuk yang diangkut. dalam bentuk curah. Untuk
penanganan barang pada terminal jenis mi perlu dilengkapi
fasilitas seperti ; alat bongkar muatandari kereta api, alat
pemecahan batubara (crusher), lapangan penumpukan, alat
pengangkut (conveyor belt) dan alat pemuatan ke kapal (ship
loader). Sehubungan dengan hal itu dipilih studi kathus
pelabuhan batubara Tarahan, yang saat mi terus berusaha
meningkatkan fasilitas terminalnya untuk menangani produksi
batubara yang datang dari Bukit Asam yang terus bertambah
sesuai dengan perkembangan kebutuhan PLTU Suralaya.
Meningkatnya jumlah batubara yang haru5 ditangani set iap
tahun akibat meningkatnya produksi tambang Bukit Asam -dan
kebutuhan batubara dari PLTU Suralaya menyebabkan terjadinya
peningkatan anus batubara melalui pelabuhan batubara Tarahan.
Oleh karena itu peranan pelabuhan batubara Tarahan untuk
menangani batubara yang datang dan yang akan dikirim sangat
besar untuk saat mi dan dimasa yang akan datang. Masalahnya
ialah bagaimana membuat seimbang antara penanganan batubara
di darat dan pelayanan kapal pengangkut agar tidak terjadi
arus batubara yang terhainbat karena ketidakmampuan penanganan
di darat atau oleh pelayanan kapal pengangkut yang jumlahnya
terbatas -
Untuk itu akan dievaluasi kemampuan fasilitas terminal
pelabuhan mi dengan menganalisis data-data sebagai berikut:
-Data kondisi pelabuhan saat mi.
-Data operasional alat-alat penanganan.
-Data volume batubara yang masuk dan keluar pelabuhan.
-Data jenis kapal yang merapat, jumlah hari penambatan
perkapal, rasio penggunaan tempat benlabuh (BOR), waktu
pelayanan dan waktu tunggu.
Dengan menganalisis data-data di atas maka dapat
ditentukan kebutuhan fasilitas terminal curah mi (pelabuhan
batubara Tarahan), sehingga dapat tercapai manfaat fasilitas
terminal yang optimum dalam penanganan batubara di pelabuhan.

"
1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sunarwoko
"Jakarta dihadapkan pada masalah transportasi yang berkaitan dengan kemacetan, jumlah kendaraan pribadi yang terus bertambah, polusi udara yang semakin parah, dampak negatif polusi udara bagi kesehatan, kerugian finansial dan waktu akibat kemacetan, serta pemborosan bahan bakar. Salah satu alternatif dalam menyelesaikan masalah kemacetan sekaligus polusi perkotaan adalah dengan elektrifikasi armada bus pada sistem Bus Rapid Transit (BRT) Transjakarta dengan mengganti armada bus existing yaitu bus diesel dan CNG dengan bus listrik. Keuntungan menggunakan bus listrik dibandingkan dengan mesin konvensional atau Internal Combustion Engine antara lain tidak bising, lebih efisien, bisa mengurangi pemakaian bahan bakar minyak sehingga secara langsung mengurangi emisi Gas Rumah Kaca. Studi ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan ekonomi penerapan bus listrik pada sistem BRT Transjakarta berdasarkan profil rute bus yaitu kecepatan, elevasi jalan, jarak dan waktu perjalanan untuk mendapatkan estimasi konsumsi energi dengan model matematis. Data profil rute diperoleh dengan memanfaatkan sensor Global Positioning System (GPS) pada smartphone dan software GPS logger berbasis android. Penilaian kelayakan investasi menggunakan perhitungan Total Cost of Ownership (TCO), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan Payback Period. Hasil analisis berdasarkan asumsi siklus hidup 15 tahun, MARR 10% dan bunga 6% menunjukkan bahwa bus listrik masih memenuhi kelayakan ekonomi dengan NPV 292 milyar rupiah, IRR 14% dan payback period selama 8 tahun.

Jakarta is facing transportation problems related to congestion, the increasing number of private vehicles, severe air pollution, negative impact of air pollution, waste of fuel, financial losses and time because of congestion. One alternative to solve the problem of congestion, as well as urban pollution, is by electrification of the bus fleet on the TransJakarta Bus Rapid Transit (BRT) system by replacing the existing fleet of buses i.e. diesel buses and CNG with electric buses. The advantage of using an electric bus compared to a conventional engine or Internal Combustion Engine, are, less noise, more efficient, can reduce the use of fuel oil so that it directly reduces greenhouse gas emissions. This study aims to analyze the economic feasibility of applying electric buses on the TransJakarta BRT system based on bus route profiles, namely speed, road elevation, distance, and travel time to obtain estimations of energy consumption with a mathematical model. Route profile data is obtained by utilizing the Global Positioning System (GPS) sensors on smartphones and Android-based GPS logger software. The assessment of investment feasibility uses the calculation of Total Cost of Ownership (TCO), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) and Payback Period. The analysis results are based on the assumption of a 15-year life cycle, 10% MARR and 6% interest indicating that the electric bus still meets economic feasibility with NPV 292 billion rupiahs, 14% IRR and an 8-year payback period."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T54153
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Catharina Widyadayinta
"ABSTRAK
Transjakarta telah mengembangkan cakupan layanan dengan membuat Transjabodetabek Suburban Service , yang memberikan layanan dari kota-kota pinggir Jakarta ke dalam Jakarta dan sebaliknya. Salah satunya rute Ciputat ndash; Bundaran HI Tosari yang terintegrasi dengan Transjakarta Koridor 1 dan 8. Rute ini tidak menggunakan jalur khusus dan tidak ada halte fisik seperti pada koridor utama Transjakarta.Survei statis maupun survei dinamis dilakukan pada hari kerja, untuk mendapatkan data waktu tempuh dan tundaan, waktu tunggu penumpang, headway waktu antara , serta data ridership penumpang . Kemudian hasil pengolahan data dibandingkan dengan Standar Pelayanan Minimal Transjakarta yang terkait dengan Kecepatan Perjalanan, Kepadatan Penumpang, Waktu Antara serta Waktu Tunggu di Halte sebagai variabel-variabel yang sering menjadi concern masyarakat. Uji korelasi dan komparasi dilakukan untuk menentukan variabel yang paling berpengaruh terhadap kinerja, sebagai dasar prioritas dalam mengembangkan layanan.Hasil analisis menunjukkan bahwa kinerja bus Transjabodetabek Ciputat ndash; Tosari berdasarkan keempat indikator SPM, belum memenuhi standar yang ada, kecuali indikator kepadatan penumpang. Berdasarkan korelasi Rank Spearman, variabel waktu tempuh paling banyak memiliki hubungan positif dengan variabel tundaan dibandingkan variabel lainnya. Peningkatan kinerja layanan dilakukan dengan penambahan jumlah bus. Dibutuhkan 18 bus untuk mencapai waktu antara bus dilepas dari Pool sebesar 10 menit pada pagi hari dan 13 menit pada sore hari. Dengan mengurangi tundaan, dibutuhkan 15 bus untuk mencapai waktu antara 10 menit pada pagi hari dan 11 menit pada sore hari.

ABSTRACT
Transjakarta have developed their services scope as Transjabodetabek Suburban Service that operate from greater Jakarta into Jakarta central vice versa. One of the route is Ciputat ndash Bundaran Hotel Indonesia Tosari and integrated with corridor 1 one and 8 eight . This services are not travel on the exclusive lane busway.Static and dynamic surveys are conducted on weekdays to get variable of travel time and delay, waiting time of passenger at the bus stop, headway and ridership of the bus. Minimum Service Standard MSS of Transjakarta will be compared with the result of variable headway, travel speed, and waiting time at the bus stop as concern of all the people of Jakarta. Analysis with correlation and comparison test will do to find the most influential variable on performance as the base of priority to develop services for the people.Analysis results show the performance of Transjabodetabek Ciputat Tosari based on the four MSS indicators has not met the existing standard, except the passenger density indicator. Based on Rank Spearman correlation, the travel time variable has positive relationship with delay compared to the other variables. Improved service performance is done by increasing the number of buses. It takes 18 buses to reach headway the time between the buses released from the Pool by 10 minutes in the morning and 13 minutes in the afternoon. By reducing the delay, it takes 15 buses to reach the headway by 10 minutes in the morning and 11 minutes in the afternoon.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67308
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afif Nurfiga Irsyad
"Penelitian ini dimaksudkan untuk mempertimbangkan status operasional TransJakarta rute Blok M-Kota akibat adanya MRT Jakarta yang melewati rute Blok M-Kota, beserta model kesediaan berpindah ke MRT Jakarta jika TransJakarta rute Blok M-Kota dihapuskan. Analisis dilakukan berdasarkan survei stated preference dengan 2 kondisi, ketika MRT Jakarta fase 1 beroperasi dan ketika MRT Jakarta fase 2 beroperasi dan dengan metode survei online dan offline. Analisis dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif, statistik korelasi dan statistik komparatif serta menggunakan pendekatan model logit berbasis fungsi utilitas.
Hasil analisis survei stated preference menunjukkan kebijakan penghapusan status operasional TransJakarta rute Blok M-Kota ketika MRT Jakarta fase 1 beroperasi tidak layak dilakukan, namun ketika fase 1 & 2 MRT beroperasi kebijakan penghapusan rute TransJakarta Blok M-Kota layak dilakukan. Hasil analisis perbandingan antara survei online dan offline menggunakan uji Mann Whitney dalam beberapa karakteristik memiliki kecocokan.
Hasil analisis model utilitas menggunakan regresi logistik biner menunjukkan bahwa ketika MRT fase 1 beroperasi model dipengaruhi oleh variabel frekuensi perjalanan, jarak perjalanan dan tarif MRT Jakarta, sedangkan ketika MRT Fase 2 beroperasi model dipengaruhi oleh variabel frekuensi perjalanan, jarak perjalanan, tarif MRT Jakarta, dan waktu perjalanan.

This research is intended to consider the operational status of the TransJakarta Blok M-Kota route due to the existence of the Jakarta MRT that passes the Blok M-Kota route, along with a model of willingness to shift with Jakarta MRT if the TransJakarta Blok M-Kota route is eliminated. Analysis was carried out based on stated preference surveys with 2 conditions, when phase 1 of the Jakarta MRT operates and when phase 2 Jakarta MRT operates and with online and offline survey methods. The analysis was conducted using descriptive statistics, correlation statistics and comparative statistics and using logit model approach based on utility functions.
The stated preference survei results showed a policy of eliminating the operational status of the TransJakarta Blok M - Kota route when the Jakarta phase 1 MRT operates is not feasible, but when phase 1 & 2 MRT operates the policy of eliminating the Blok M - Kota TransJakarta route is feasible. The analysis of the comparison of the survey online and offline in several characteristics have a match.
The results of the utility model analysis using binary logistic regression indicate that when phase 1 MRT operates show that the model is influenced by variable travel frequency, travel distance and Jakarta MRT rates, whereas when MRT Phase 2 operates the model is influenced by variable travel frequency, travel distance, Jakarta MRT rates, and travel time.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>