Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159058 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurul Satwika Utami
"ABSTRAK
Bauksit adalah batuan yang mempunyai komposisi utama oksida
Alumunium yaitu mineral Bochnit (Al2O3.3H2O) yang berwarna merah coklat.
Dalam perkembangannya istilah Bauksit digunakan untuk batuan sediman yang
mempunyai kadar Alumunium tinggi, kadar Besi rendah, tidak atau sedikit
mengandung Kwarsa (SiO2) bebas. Dengan demikian Bauksit merupakan bahan
yang heterogen, yang berupa mineral dengan susunan utama oksida Alumunium
dengan pengotor-pengotor seperti Silika, Oksida Besi, Oksida Titan serta unsur
kecil lainnya.
Titrimetri atau Volumetri adalah suatu cara analisis jumlah berdasarkan
pengukuran volume larutan yang diketahui kepekatannya (konsentrasi) secara
teliti dan direaksikan dengan larutan sampel yang akan ditetapkan kadarnya.
Spektrofotometri XRF adalah suatu teknik analisis non-destruktif yang
digunakan untuk mengidentifikasi dan mengukur /menetapkan konsentrasi unsurunsur
yang terdapat pada sampel padat, serbuk, dan cair.
Kegiatan PKL ini bertujuan untuk mengetahui lebih rinci mengapa PT.
Antam Tbk Unit Geomin lebih menyukai penggunaan metode titrasi
permanganometri dibandingkan dengan metode X-Ray, bukan hanya itu saja yang
akan dibahas dalam laporan ini, tetapi keunggulan dan kekurangan dari dua
metode yang diujikan, yakni metode titrasi permanganometri dan metode X-Ray.
Dimana telah diketahui bahwa titrasi adalah metode yang sudah dikenal sejak
dahulu sedangkan penggunaan metode x-ray ini dipilih karena metode ini
merupakan metode yang relatif baru dikenal didunia, walaupun prinsipnya hampir
menyerupai prinsip kerja dari AAS.
Dari hasil pengujian perbandingan kadar Fe2O3 dalam standart baksit
dengan menggunakan metode titrasi dengan metode x-ray didapati bahwa metode
titrasi permanganometri memiliki tingkat keunggulan yang lebih dibandingkan
dengan metode X-Ray."
2008
TA1706
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Surya Wulan
"ABSTRAK
Bauksit adalah suatu bahan mentah yang tersusun dari satu atau lebih
mineral - mineral aluminium oksida terhidrasi dan pengotor-pengotornya yaitu :
silika, oksida besi, titan serta unsur-unsur kecil lainnya.Titanium merupakan salah
satu pengotor yang terdapat dalam bauksit yang ditentukan kadarnya sebagai TiO2.
Penetapan TiO2 dapat dilakukan dengan dua metode yaitu metode spektrofotometri
dengan alat spektrofotometer UV-VIS yang didasarkan pada : Garam Titan (IV)
direaksikan dengan H3PO4 1 : 1 yang berfungsi sebagai pengasam, yang selanjutnya
akan membentuk garam kompleks berwarna kuning dengan pereaksi H2O2 3%,
kepekatan warna larutan yang dihasilkan berbanding lurus dengan kadar Titan
dalam sampel. Dan metode X-Ray Flourescence Spektrometri dengan alat X-Ray
yang didasarkan pada : ketika atom sampel di-iradiasi dengan foton sinar-x primer yang berenergi tinggi, elektron terlempar keluar dari orbit dalam bentuk
fotoelekron. Hal ini menyebabkan terbentuknya lubang elektron (hole) didalam satu
atau lebih orbital, mengubah atau menjadi ion yang tidak stabil. Untuk
mengembalikan atom pada keadaan yang lebih stabil, lubang di orbital dalam harus
diisi dengan elektron dari orbital luar. Transisi seperti ini biasanya diikuti dengan
emisi energi dalam bentuk foton sinar X sekunder, jumlah foton sinar X sekunder
besarnya sebanding dengan konsentrasi unsur yang diukur. Pada analisis dengan
metode spektrofotometri UV-VIS, diperoleh hasil yang cukup mendekati dengan
kadar sebenarnya, dimana diperoleh rata-rata kadar TiO2 sebesar 2,01% dengan
persen kesalahan 2,98 % dan persen akurasi 97,11%. Pada analisis dengan metode
XRF spektrometri, diperoleh hasil yang sangat akurat dibandingkan dengan metode
spektrofotometri UV-VIS. Hasil yang diperoleh untuk rata-rata kadar TiO2 adalah
1,97%. Rata-rata persen kesalahan yang diperoleh yakni sebesar 1,18%. Sedangkan
rata-rata persen akurasi sebesar 98,83%. Berdasarkan praktik dan pengolahan data
yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan dengan menggunakan alat
spektrofotometer saja kadar TiO2 yang didapat tidak terlalu jauh juga dengan kadar
sebenarnya, sehingga tidak perlu dilakukan analisis dengan alat X-Ray, mengingat
jika dilihat dari segi ekonomis juga harga alat X-Ray jauh lebih mahal jika
dibandingkan dengan harga alat spektrofotometer."
2008
TA1712
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Novita Anggraini
"ABSTRAK
Metode analisis iodometri adalah metode analisis standar (SNI) yang digunakan
untuk menentukan kandungan iodat dalam garam. Metode analisis spektrofotomeiri
sinar tampak menurut prinsip-prinsip analisisnya diharapkan dapat menjadi metode
analisis altematif penentuan iodat dalam garam, karena detektor yang digunakan
untuk mengamati wama memiliki ketelitian dan sensitititas yang lebih baik
daripada mata. Oleh karenanya nrlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
menentukan kandungan iodat dalam garam dengan metode analisis spektrofotornetri
si nar tampak.
Tujuan dan penelitian ini adalah untuk membandingkan metode analisis titrasi
iodometri dan metode analisis spektrofotometri sinar tampak dalam menganalisa
kandungan iodat di dalam garam pasar. Penelitian dilakukan dengan menguji
batasan analisis, pengaruh NaCl terhadap kurva kalibrasi dan keakuratan masing-
masing metode dengan menggunakan garam NaCl p.a dengan ditambahlcan
sejumlah iodat. Hasil analisis ini kemudian dianalisis dengan metode analisis
regresi Kcmudian untuk penguj ian garam pasar, digunakan tiga macam merk garam
pasar dan dianalisis dengan kedua metode.
Dari hasil pengamatan ditemukan bahwa batasan analisis untuk spektrofotomenri
5 sampai 0_1 ppm. Konsentrasi NaCl yang meningkat akan meningkatkan
sensitifitas analisis untuk spelctrofotometri, dengan konsentrasi NaCl optimum 20 gr/100 ml sedangkan konsentrasi NaCl tidak berpengaruh untuk iodometri.
Keakuratan masing-masing metode diperoleh dengan persamaan regresi untuk
spektrofotometri yaitu Y = 0,9959 X dengan R2 = 0,9823 dan untuk iodometd Y=
0,9807x dengan R2 = 0,9967l. Hasil analisis garam pasar bemmerk dengan kedua
metode didapatkan hasil yang tidak jauh berbeda dengan selisih hasil analisis rata-rata I ppm.

"
2001
S49135
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendro Purnomo
"Bauksit, sebagai bijih utama aluminium, mempunyai kualitas yang baik jika mengandung kadar alumina (Al2O2) yang tinggi dan reaktif silika (RSiO2) rendah. Penelitian ini dilakukan untuk memetakan distribusi spasial kadar Al2O3 dan RSiO2 menggunakan metode interpolasi ordinary kriging (OK) dan inverse distance weighting (IDW). Fitting variogram dilakukan dengan model spherical, exponential, dan gaussian, dan pemilihan variogram dilakukan dengan parameter residual sum of square (RSS). Dalam proses interpolasi IDW menggunakan power 1, 2, 3 dan 4. Evaluasi metode interpolasi terbaik dilakukan dengan parameter root mean square error (RMSE) dan mean error (ME). Hasil penelitian menunjukkan bawa metode interpolasi OK lebih baik dibandingkan dengan metode IDW. Peta hasil interpolasi OK menggambarkan bahwa distribusi bauksit dengan konsentrasi kadar Al2O3 ≥ 48% dan RSiO2 ≤ 5% menempati kurang lebih 50% dari luas daerah penelitian. Distribusi bauksit dengan kadar tersebut masih terbuka dan menerus ke arah utara, barat dan tenggara."
Yogyakarta: Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (P3M) STTA, 2022
620 JIA XIV:1 (2022)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Zakaria Jaka Bahari
"Penelitian ini merupakan studi tentang proses pemisahan lantanida dari limbah penambangan bijih bauksit yang diperlukan sebagai bahan dasar dalam proses pembuatan alumunium. Metode yang digunakan dalam studi ini adalah separasi magnetik dengan magnetic separator dan proses ekstraksi padat cair yang akan dilamjutkan dengan pengendapan menggunakan metode pengaturan pH 3,5 dan 9. Penelitian dilakukan dengan metode separasi magnetik dimana limbah tailing bauksit akan diperkecil ukuran partikelnya hingga mencapai ukuran 200 mesh menggunakan grinder, dan diberi perlakuan panas menggunakan furnace pada suhu 500oC yang kemudian akan melalui proses separasi magnetic menggunakan magnetic basah dengan intensitas 1400 gauss dengan tujuan untuk memisahkan logam lantanida dan non-lantanida berdasarkan sifat kemagnetannya. Proses ini dapat memisahkan sampel magnetic, low magnetik dan non-magnetic sebanyak 3,37, 12,97 dan 81,54 dengan loss sebesar 2,12. Sampel yang bersifat non-magnetic direaksikan dengan asam oksalat pada proses leaching dengan 5 variasi suhu 25, 40,60,75 85oC dan konsentrasi 0.5, 1, 2, 3, 5 mol/L. Selanjutnya, melalui proses pengendapan menggunakan natrium sulfat dan fosfat sebagai agen pengendap. pH pengendapan diatur dengan larutan ammonia dan natrium hidroksida dimana proses tersebut menghasilkan recovery lanthanum paling optimum sebesar 68,23, cerium 18,88, dan yttrium 7,84.

The present work describes the extraction of rare earth elements REE from tailing bauxite by mechanical and chemical processes with oxalic acid. The aim of this study to obtain the best condition for upgrading and extraction of REE from the tailing bauxite. The effects of magnetic separation, mechanical treatment and chemical process were studied in details. The tailing bauxite sample was pre treated by i reduce the particle size until 200 mesh 74 m, ii wet magnetic separation using below 1,400 gauss. After treated by mechanical process, then the sample was extracted by chemical process using 1.0 mol L oxalic acid solution at 75 C for 2 hours to reduce the content of iron oxides in the tailing bauxite. The rare earth oxalate was obtained and purified by the addition of sodium sulphate in order to obtain the precipitation of rare earth element REE sodium disulphate NaREE SO4 2. xH2O. To obtain the individual rare earth elements, the REE sulphate sample is converted into high soluble compound, namely REE hydroxide using sodium hydroxide NaOH solution. Magnetic separation efficient was 5 percent resulting 3 outputs. The most efficient leaching condition is 40 C with 1mol L oxalic acid solution concentration. The recovery shows 68,23 of lanthanum, 18,88 cerium and 7,84 yttrium.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67157
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Farhan
"Lithium Ferro Phosphate (LFP - LiFePO4) adalah salah satu jenis katoda dalam baterai lithium-ion. LFP memiliki struktur olivine yang membuat katoda ini bersifat stabil. Bahan pembentuk LFP tergolong murah dan LFP dapat digunakan untuk jangka panjang berkat cycle rate yang tinggi. Namun, dalam aplikasinya katoda ini memiliki konduktifitas dan kapasitas yang rendah. Dalam penelitian ini, sintesis LFP akan menggunakan metode ball-milling yang dibantu dengan ultrasonic treatment yang akan mengurangi ukuran partikel dan mempercepat penguraian precursor Fe2O3, mengakibatkan peningkatan kapasitas pada siklus tinggi. Penambahan bubuk nikel dengan jumlah 7.5%wt merupakan salah satu cara untuk meningkatkan konduktifitas dan kapasitas LFP yang rendah. Selain itu, penggunaan bubuk nikel juga merupakan opsi yang lebih murah dibandingkan dengan menggunakan bahan aditif lainnya. Penelitian ini akan membandingkan LFP/C, LFP/Ni, dan dua sampel yang sama dengan penambahan metode ultrasonic. Pengamatan SEM dan XRD membuktikan bahwa dengan ultrasonic treatment partikel menjadi lebih halus dan nikel berhasil masuk ke LFP sebagai reinforcing composite.

Lithium Ferro Phosphate (LFP - LiFePO4) is one type of cathode in a lithium-ion battery. LFP has an olivine structure which makes this a stable cathode. LFP precursors are relatively cheap and LFP can be used for the long term thanks to its high cycle rate due to the olivine structure. However, in its application this cathode has low conductivity and capacity. In this research, LFP synthesis will use a ball-milling method which is assisted by ultrasonic treatment which will reduce particle size and accelerate the dissolution of Fe2O3 precursors, resulting in increased capacity at higher cycles. The addition of 7.5%wt of nickel powder is one way to increase conductivity and low LFP capacity. In addition, the use of nickel powder is also a cheaper alternative compared to using other additives. This study will compare LFP/C, LFP/Ni, and the same two samples with the addition of the ultrasonic method. SEM and XRD observations has proven that ultrasonic treatment has made the particle size become smoother and nickel successfully enters the LFP as a reinforcing composite."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Falah Herdino
"Tailing (residu) bauksit hasil pencucian pada pengolahan bijih bauksit telah menumpuk sebanyak 3 ton di Indonesia salah satunya di Dareah Wacopek, Pulau Bintan, Provinsi Kepulauan Riau. Penimbunan residu tersebut menyebabkan pencemaran lingkungan sehingga perlu pemanfaatan dari residu tersebut yaitu dengan ekstraksi logam tanah jarang (LTJ). Peningkatan logam tanah jarang ini dengan proses mekanokimia dengan penambahan NaOH sebanyak 0%, 33.33%, dan 50%. Kemudian diberi proses pemanggangan pada temperatur 400°C, 500°C, 1000°C dan 1100°C. Diperoleh hasil nilai recovery yang variatif terhadap yttrium, cerium, neodymium, lanthanum dan samarium. Morfologi dari residu bauksit sebelum dan setelah proses mekanokimia juga diamati pada studi ini.

Bauxite residue as the result of ore dressing of bauxite mining has stickpiled as much as three tons in Indonesia one of them in the Wacopek, Bintan Island, Riau Province. The residue causes environmental pollution that needs to utilization of the residue. One of them is the extraction of rare earth metals (REEs). Rare earth metal was increased with mechanochemical process with the addition of NaOH as much as 0%, 33.33% and 50%. Then given a roasting process at a temperature of 400°C, 500°C, 1000°C and 1100°C. The results varied recovery value of the yttrium, cerium, neodymium, lanthanum and samarium. Morphology of the bauxite residue before and after mechanochemical process was also observed in this study.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S61585
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Iqbal
Depok: Universitas Indonesia, 1998
TA777
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>