Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 56523 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Nararia Askarningsih
"ABSTRAK
Daur ulang aluminium memiliki kuntungan dari segi lingkungan dan ekonomi
karena dapat menghemat energi sampai 95 % dalam memproduksi aluminium
sekunder. Walaupun terlihat menjanjikan, namun melebur aluminium sangat sulit
karena keberadaan lapisan oksida. Penelitian ini ditujukan untuk mengembangkan
proses peleburan granulat aluminium dari municipal solid waste incineration
(MSWI) di skala laboratorium. Penelitian ini juga menginvestigasi efisiensi dan
komposisi kimia dari hasil peleburan.
Karakterisasi granulat dilakukan pada mikroskop optik. Ada tiga metode yang
dikembangkan untuk proses peleburan menggunakan NaCl-KCl dengan 2 % CaF2
sebagai salt flux dan juga anhydrous borax sebagai perbandingan hasil. Granulat
aluminium digunakan di eksperimen ini berdasarkan beratnya yang dinamakan
skala kecil, medium dan besar yang mana masing-masing memiliki berat 150, 500
gram dan 2 kg granulat. Terjadi masalah pada dapur peleburan untuk skala besar
sehingga skala ini tidak dilakukan. Untuk menginvestigasi komposisi kimia, sedikit
lelehan aluminium diambil untuk diuji dengan spark optical emission spectrometry.
Hasil percobaan menunjukkan hanya dua metode yang menghasilkan aluminium
sekunder yang baik. Metode tersebut menunjukkan bahwa viskositas molten salt
harus rendah untuk menghasilkan aluminium sekunder dengan efisiensi yang
tinggi. Komposisi kimia menunjukkan bahwa aluminium sekunder ini memiliki
inklusi Si, Fe, Cu, Mn dan Zn. Kadar Cu meningkat seiring dengan bertambahnya
waktu pengadukan dan juga mengakibatkan kadar Fe menurun akibat peningkatan
kelarutan Cu pada lelehan aluminium.

ABSTRACT
Aluminium recycling has environmental and economical benefits because it can
save until 95 % energy in producing secondary aluminium. Although it seems
promising but remelting aluminium is very tricky due to its oxide layer. This
research are intended to develop melting process of aluminium granulate come from
municipal solid waste incineration (MSWI) in a laboratory scale. Moreover, this
research also investigate the melt’s efficiency and chemical composition from
casting result.
Granulate characterization was done using optical microscopy. There are three
methods used in order to develop the best melting process. NaCl-KCl with 2 %
CaF2 was mostly used as salt flux, along with some anhydrous borax for result’s
comparison. Aluminium granulate used in the experiments were based on its weight
named small, medium and large scale contain 150, 500 grams and 2 kg granulates,
respectively. Due to problems with the experimental set up, only small and medium
furnace are presented in this research. To investigate the chemical compositions,
small amount of melts were taken to be measured with spark optical emission
spectrometry.
The result show only two methods resulting good aluminium cast block. Those
methods involve molten salt which shows that higher temperature used in the
melting process make salt’s viscosity lower and therefore resulting higher melt’s
efficiency. Chemical composition of cast aluminium shows some inclusions Si, Fe,
Cu, Mn, and Zn in cast block. Copper content gets higher throughout the increasing
of stirring time due to increasing copper solubility."
2013
T36046
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muhammad Fernanda Taufiq
"Dendrophthoe pentadra L. (Miq.) merupakan tumbuhan parasit yang dapat tumbuh pada banyak inang. D. pentandra dikenal dari potensi bioaktivitasnya. Namun tingkat bioaktivitas tumbuhan tersebut bervariasi sesuai dengan komposisi fitokimianya. Komposisi fitokimia tumbuhan parasit dapat dipengaruhi oleh spesies inang. Namun, masih sedikit penelitian yang membandingkan komposisi fitokimia D. pentandra yang diisolasi dari tanaman inang yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi ekstrak D. pentandra dan membandingkan komposisi fitokimia D. pentandra menurut spesies inangnya. Empat sampel D. pentandra yang diperoleh dari empat inang berbeda Bauhinia purpurea, Albizia saman, Stelechocarpus burahol, dan Annona squamosa diekstraksi dalam pelarut methanol, dan fitokimianya dideteksi menggunakan mass spectrometry (MS). Hasil deteksi MS menunjukkan empat flavonoid: quercetine-3-O-rhamnoside, derivat quercetin, derivat kaempferol, dan myricetin-3-O-rhamnosida. Komposisi flavonoid berbeda pada setiap sampel, kecuali quercetin-3-O-rhamnoside yang terdapat pada semua sampel. Intensitas keempat flavonoid juga bervariasi pada semua sampel terutama quercetin-3-o-rhamnosida yang dijumpai pada semua sampel dan memiliki intensitas paling tinggi hingga rendah yaitu pada sampel D. pentandra dengan inang Stelechocarpus burahol, Annona squamosa, Alibizia saman, dan Bauhinia purpurea. Hasil ini menunjukkan bahwa spesies inang dapat mempengaruhi komposisi dan konsentrasi fitokimia pada D. pentandra.

Dendrophthoe pentadra L. (Miq.) is a parasitic plant that grows on many hosts. It has been known for its potential bioactivity. However, the level of its bioactivity is varied according to the composition of its phytochemicals. Phytochemical composition of a parasitic plant can be affected by the host species. However, there are less study comparing the phytochemical composition of D. pentandra isolated from different host plants. The aim of this study was to investigate the composition of D. pentandra extracts and compare the phytochemical composition of D. pentandra according to the host species. Four D. pentandra samples obtained from four different hosts (Bauhinia purpurea), Albizia saman, Stelechocarpus burahol, and Annona squamosal were extracted, and the phytochemicals were detected using mass spectrometry (MS). The result of MS detection indicated four flavonoids: quercetine-3-O-rhamnoside, a quercetine derivative, a kaempferol derivative, and myricetine. The composition of flavonoids was different on each sample, except for quercetin-3-O-rhamnoside which was found in all samples. The intensity of the four flavonoids also varied in all samples, especially quercetin-3-o-rhamnoside which was found in all samples and had the highest to low intensities, namely in the D. pentandra sample with Stelechocarpus burahol, Annona squamosa, Alibizia saman, and Bauhinia purpurea as hosts. This result indicated that host species might affect the composition and the concentration of phytochemicals in D. pentandra."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agatha Corintias Winarti
"Doksorubisin adalah antibiotik spektrum luas anthycycline glicoside yang dimilikinya aktivitas antineoplastik. Agen kemoterapi ini adalah agen yang paling banyak diberikan untuk mengobati tumor padat pada orang dewasa termasuk paru-paru, ovarium, dan kanker payudara juga limfoma ganas. Penggunaan jangka panjang dari agen kemoterapi ini terbatas karena pengembangan kardiomiopati tergantung dosis progresif yang berkembang secara ireversibel menuju gagal jantung kongestif. Efek kardiotoksik dari doxorubicin sangat tinggi ditentukan oleh akumulasi metabolit utamanya, doxorubicinol. Tujuan dari ini Penelitian adalah untuk mendapatkan metode analisis doxorubicin dan doxorubicinol yang divalidasi secara bersamaan dalam plasma dengan hexamethylphosphoramide sebagai standar internal menggunakan kromatografi cair-tandem spektrometri massa, oleh karena itu optimasi dan penuh validasi dilakukan dalam penelitian ini. Persiapan sampel dilakukan oleh protein presipitasi menggunakan metanol. Pemisahan dilakukan dengan menggunakan UPLC C-18 BEH (2.1 x 100 mm), kolom 1,7 μm, kolom suhu 450C. Fase seluler terdiri dari 0,1% asam asetat (eluen A) dan asetonitril (eluen B) pada 0,15 ml / menit dengan gradien elusi. Deteksi massa dilakukan pada Waters Xevo TQD menggunakan ESI positif (+) jenis MRM untuk doxorubicin, doxorubicinol, dan hexamethylphosphoramide
dengan nilai m / z: 544.22> 361.05; 546.22> 363.05; dan 180,03> 135,16, masing-masing. Ini Metode linier dalam kisaran konsentrasi 1-100 ng / mL untuk doxorubicin dengan nilai r = 0,9963; 0,5-50 ng / mL untuk doxorubicinol dengan nilai r = 0,9977. % diff dan% CV dari uji kurang dari 20% untuk LLOQ dan kurang dari 15% untuk konsentrasi lainnya. LLOQ untuk doxorubicin dan doxorubicinol masing-masing 1,0 ng / mL dan 0,5 ng / mL. Metode ini telah berhasil memenuhi persyaratan validasi mengacu pada EMEA Guidelines (2011) dan Pedoman FDA (2018).

Doxorubicin is a broad-spectrum anthycycline glicoside antibiotic that has antineoplastic activity. This chemotherapy agent is the agent most given for
treat solid tumors in adults including lung, ovary, and breast cancer as well as malignant lymphoma. The long-term use of this chemotherapy agent is limited because the development of cardiomyopathy depends on progressive doses that develop irreversibly towards congestive heart failure. The cardiotoxic effect of doxorubicin is very high determined by the accumulation of its main metabolite, doxorubicinol. The purpose of this study was to obtain the doxorubicin and doxorubicinol analysis methods that were validated simultaneously in plasma with hexamethylphosphoramide as an internal standard using liquid chromatography-tandem mass spectrometry, therefore optimization and full validation were carried out in this study. Sample preparation was carried out by precipitation proteins using methanol. Separation was carried out using UPLC C-18 BEH (2.1 x 100 mm), column 1.7 μm, column temperature 450C. The cellular phase consists of 0.1% acetic acid (eluent A) and acetonitrile (eluent B) at 0.15 ml / min with an elution gradient. Mass detection was carried out on Waters Xevo TQD using positive ESI (+) type MRM for doxorubicin, doxorubicinol, and hexamethylphosphoramide with m / z values: 544.22> 361.05; 546.22> 363.05; and 180.03> 135.16, respectively. This linear method is in the concentration range of 1-100 ng / mL for doxorubicin with a value of r = 0.9963; 0.5-50 ng / mL for doxorubicinol with a value of r = 0.9977. The% diff and% CV of the test are less than 20% for LLOQ and less than 15% for other concentrations. LLOQ for doxorubicin and doxorubicinol are 1.0 ng / mL and 0.5 ng / mL, respectively. This method has successfully met the validation requirements according to the EMEA Guidelines (2011) and FDA Guidelines (2018).
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nathania Leony
"Tamoksifen merupakan pilihan terapi hormon pertama dan utama yang digunakan pada pasien kanker payudara estrogen positif. Tamoksifen memiliki efek klinis yang bergantung pada pembentukan salah satu metabolitnya, yaitu 4-hidroksi-N-desmetiltamoksifen endoksifen . Metode yang sensitif dan selektif, serta tervalidasi menggunakan kromatografi cair ndash; tandem spektrometri massa dikembangkan pertama kali di Indonesia untuk menganalisis tamoksifen, endoksifen, dan klomifen sebagai baku dalam. Metode telah divalidasi penuh mengacu pada ketentuan dari European Medicines Agency EMEA . Adapun pemisahan secara kromatografi fase terbalik dilakukan pada kolom Acquity UPLC BEH C18 column 1,7 ?m, 2,1 mm x 100 mm , dengan laju alir 0,200 mL/menit dan kondisi gradien dari asam formiat 0,2 dan asetonitril selama 6,50 menit. Preparasi sampel menggunakan ekstraksi cair-cair dengan etil asetat dan analisis kuantitatif analit dilakukan menggunakan spektrometri massa triple quadrople dengan electrospray ionization ESI mode ion positif. Nilai transisi pada multiple reaction monitoring MRM diatur pada 372,22 > 72,22 m/z untuk tamoksifen, 374,29 > 58,20 m/z untuk endoksifen, dan 406,28 > 100,17 m/z untuk klomifen. Secara keseluruhan, metode yang telah divalidasi memiliki akurasi diff -10,82 hingga 13,10 dan presisi KV antar-hari: 5,19-12,38 yang baik, serta sensitif dengan nilai batas kuantifikasi lebih rendah LLOQ yang diperoleh 0,625 ng/mL dan 0,125 ng/mL untuk tamoksifen dan endoksifen.

Tamoxifen is the first and most commonly used hormonal therapy among estrogen positive breast cancer patients. Tamoxifen clinical efficacy is also depended on one of its metabolites formation, 4 hydroxy N desmethyltamoxifen endoxifen . A highly sensitive, selective, and validated liquid chromatography ndash tandem mass spectrometry method was developed first time in Indonesia to analyze tamoxifen, endoxifen, and clomiphene as the internal standard. The analytical method had been fully validated according to European Medicines Agency EMEA guidelines. A reverse phase chromatography separation was performed on an Acquity UPLC BEH C18 column 1,7 m, 2,1 mm x 100 mm , eluted at a flow rate 0,200 mL min under a gradient of 0,2 formic acid and acetonitrile within 6,50 minutes. Plasma samples were purified using ethyl acetate liquid liquid extraction method and analytes quantification was performed by a triple quadrupole mass spectrometry with electrospray ionization ESI in positive ion mode. The multiple reaction monitoring MRM was set at 372,22 72,22 m z for tamoxifen, 374,29 58,20 m z for endoxifen, and 406,28 100,17 m z for clomiphene. Overall, the validated method was accurate diff 10,82 to 13,10 , precise between run CV 5,19 12,38 , and sensitive with the lower limit of quantification LLOQ at 0,625 ng mL and 0,125 ng mL for tamoxifen and endoxifen, respectively.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S68377
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shania Rizki Ivany
"Amlodipin besilat, penghambat kanal kalsium golongan dihidropiridin, dan valsartan, penghambat reseptor angiotensin II merupakan obat antihipertensi. Kombinasi dosis tetap amlodipin dan valsartan dapat menurunkan tekanan darah lebih efektif dibandingkan dengan monoterapi. Amlodipin besilat dan valsartan memiliki konsentrasi yang kecil dalam darah sehingga perlu dikembangkan metode analisis yang selektif dan sensitif. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh metode yang optimum dan tervalidasi untuk menganalisis amlodipin besilat dan valsartan dalam plasma menggunakan kromatografi cair kinerja ultra tinggi-tandem spektrometri massa (KCKUT-SM/SM). Deteksi massa dilakukan dengan Waters Xevo TQD tipe Electriospray Ionization (ESI) positif pada mode Multiple Reaction Monitoring. Pemisahan sampel menggunakan ekstraksi cair-cair dengan amonium asetat dan etil asetat pengocokan dengan vorteks selama 2 menit pemutaran dengan sentrifugasi 4000 rpm selama 10 menit evaporasi dengan gas nitrogen suhu 50oC selama 10 menit serta direkonstitusi dengan 100 μL fase gerak. Amlodipin besilat, valsartan dan irbesartan dideteksi pada nilai m/z berturut-turut: 409,16 > 238,06; 436,22 > 291,15; dan 429,22 > 207,1. Kondisi analisis optimal diperoleh menggunakan kolom Waters AcquityTM UPLC C18 1,7 μm (2,1 x 100 mm); suhu kolom 45oC; fase gerak gradien berupa campuran asam format 0,1% dan asetonitril dengan laju alir 0,2 mL/menit; waktu analisis 6 menit dan menggunakan irbesartan sebagai baku dalam. Metode ini memenuhi persyaratan validasi berdasarkan Bioanalytical Method Validation GuidanceFDA 2018. Metode ini linier dengan rentang konsentrasi 0,20-10,00 ng/mL dengan nilai r ≥ 0,997357 untuk amlodipin dan 5,00-6000,00 ng/mL dengan nilai r ≥ 0,998476 untuk valsartan.

Amlodipinebesylate, a dihydropyridine calcium channel blocker, and valsartan, an angiotensin II receptor blocker, are antihypertensive agents. Fixed dose combination of amlodipine and valsartan can reduce blood pressure (BP) effectively than amlodipine or valsartan monotherapy. Amlodipine and valsartan have a small concentration in blood, so a highly selective and sensitive method is required. This research is aimed to obtain the optimum and validated method to analize amlodipine besylate and valsartan in plasma using ultra performance liquid chromatography tandem mass spectrometry (UPLC-MS/MS). Mass detection was performed by Waters Xevo TQD with Electrospray Ionization source at positive ion mode in the Multiple Reaction Monitoring mode. Sample preparation was carried out by liquid-liquid extraction with ammonium acetate and ethyl acetate mixed with vortex for 2 minutes centrifugated at 4000 rpm for 10 minutes evaporated with nitrogen gas at 50oC for 10 minutes and reconstituted with 100 μL of mobile phase. Amlodipine besylate, valsartan, and irbesartan were detected at m/z409,16 > 238,06; 436,22 > 291,15; and 429,22 > 207,1; respectively. The optimal analysis condition was obtained using Waters AcquityTMUPLC C181,7 μm (2,1 x 100 mm) the column temperature 45oC eluted under under a gradient of mobile phase of 0,1% formic acid in water and acetonitrile at a flow rate 0,2 mL/min within 6 minutes and irbesartan as an internal standard. This method fulfill the acceptance criteria of validation based on Bioanalytical Method Validation Guidance by Food and Drug Administration in 2018. This method was linear at 0,20-10,00 ng/mL with r ≥ 0,997357 for amlodipine and 5,00-6000,00 ng/mL r ≥ 0,998476 for valsartan."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Hibban Arasy
"Ivermectin merupakan obat yang digunakan secara luas untuk mengendalikan dan mengobati spektrum luas infeksi yang disebabkan oleh parasit nematoda khususnya onchocerciasis. Oleh karena ivermectin didisain untuk obat cacing, maka kadar diusahakan tinggi di saluran cerna, sehingga yang masuk sistemik rendah. Kadar ivermectin yang sangat kecil, memerlukan metode analisis yang sensitif dan selektif. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan metode analisis yang sensitif dan selektif serta tervalidasi menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Ultra Tinggi – tandem Spektrometri Massa (KCKUT-SM/SM). Analisis ivermectin dilakukan dengan menggunakan kolom C18 Acquity® Bridged Ethylene Hybrid (BEH) 1,7 μm, 100 x 2,1 mm. Matriks biologi yang digunakan plasma dengan baku dalam doramectin. Preparasi sampel menggunakan pelarut pengendapan protein yaitu campuran metanol dan asetonitril dengan perbandingan (1:1 v/v). Kondisi analisis optimum diperoleh dengan fase gerak berupa amonium format 5mM pH 3 – asetonitril (10:90 v/v) dengan laju alir 0,2 mL/menit dan dielusi secara isokratik selama 5 menit. Kuantifikasi analisis dilakukan menggunakan spektrometri massa triple quandrupole dengan mode electrospray ionization (ESI) positif; deteksi pada m/z 892,41 > 569,5 untuk ivermectin dan m/z 916,41 > 331,35 untuk doramectin. Metode analisis tervalidasi mengikuti pedoman US Food and Drug Adminitration (FDA) tahun 2018 dengan rentang konsentrasi linear pada 0,5-200 ng/ml.

Ivermectin is a drug that is widely used to control and treat a broad spectrum of infections caused by parasitic nematodes, especially onchocerciasis. Because ivermectin is designed for deworming, then the concentration must be higher in the gastrointestinal tract so that what goes into systemic is low. Low levels of ivermectin in plasma require sensitive and selective analytical methods. This study aims to obtain a sensitive, selective, and validated analytical method using Ultra-High Performance Liquid Chromatography Tandem Mass Spectrometry (UPLC-/MS/MS). Ivermectin analysis was performed using a C18 Acquity® Bridged Ethylene Hybrid (BEH) column of 1.7 μm; 100 x 2.1 mm. The biological matrix used was plasma with doramectin as the internal standard. Sample preparation used a protein precipitation solvent in the form of a mixture of methanol and acetonitrile with a ratio (1:1 v/v). The optimum analysis conditions were obtained in the mobile phase of the combination ammonium formate 5mM pH 3 – acetonitrile (10:90 v/v) with a flow rate of 0.2 mL/minute and eluted isocratically for 5 minutes. Quantification analysis was performed using triple quadrupole mass spectrometry with positive electrospray ionization (ESI) mode; detection at m/z 892.41 > 569.5 for ivermectin and m/z 916.41 > 331.35 for doramectin. The validated analytical method follows the 2018 US Food and Drug Administration (FDA) guidelines with a linear concentration range of 0.5-200 ng/ml."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Patricia Heidi Surjadidjaja
"Tafenokuin adalah obat antimalaria golongan 8-aminoquinoline yang disetujui oleh the United States Food and Drug Administration (US FDA) pada tahun 2018 untuk radical cure dan profilaksis malaria. Metode analisis tafenokuin yang ada umumnya menggunakan baku dalam berupa stable isotope-labeled (SIL)-tafenokuin, yang mahal, sehingga diperlukan pengembangan metode analisis yang lebih ekonomis. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode analisis tafenokuin dalam plasma yang optimal, valid, dan lebih terjangkau dengan menggunakan primakuin, obat antimalaria sejenis, sebagai baku dalam. Metode ini menggunakan sistem Kromatografi Cair Kinerja Ultra Tinggi-Tandem Spektrometri Massa (KCKUT-SM/SM). Preparasi sampel dilakukan melalui presipitasi protein dengan asetonitril sebagai pelarut organiknya. Pemisahan dilakukan dengan kolom Shim-pack XR-ODS III (2,0 x 50 mm; 1,6 μm) dengan laju alir 0,5 mL/menit dan fase gerak asetonitril serta asam format 0,1% secara elusi gradien. Deteksi analit menggunakan spektrometri massa triple quadrupole dalam mode electrospray ionization (ESI) positif dan multiple reaction monitoring (MRM) dengan m/z 464,3>447,2 untuk tafenokuin dan 260,25>243,1 untuk primakuin. Metode ini mencapai batas kuantifikasi terendah 1 ng/mL untuk tafenokuin dan terbukti valid, sensitif, serta selektif untuk analisis tafenokuin dalam plasma sebagai alternatif yang lebih ekonomis dibandingkan metode berbasis SIL-tafenokuin.

Tafenoquine, an 8-aminoquinoline antimalarial drug, was approved by the United States Food and Drug Administration (US FDA) in 2018 for radical cure and malaria prophylaxis. Traditional methods for analyzing tafenoquine rely on stable isotope-labeled (SIL) tafenoquine as internal standards, which are costly, prompting the need for a more economical alternative. This study developed a cost-effective and validated method to analyze tafenoquine in plasma using primaquine, another antimalarial drug in the same class, as the internal standard. The method utilizes Ultra-High-Performance Liquid Chromatography-Tandem Mass Spectrometry (UHPLC-MS/MS) with protein precipitation using acetonitrile for sample preparation. Separation is achieved with a Shim-pack XR-ODS III column (2.0 x 50 mm; 1.6 μm) at a 0.5 mL/min flow rate, employing gradient elution with acetonitrile and 0.1% formic acid. Detection uses triple quadrupole mass spectrometry in positive electrospray ionization (ESI) mode with multiple reaction monitoring (MRM) at m/z 464.3>447.2 for tafenoquine and 260.25>243.1 for primaquine. This method achieves a lower limit of quantification of 1 ng/mL for tafenoquine and is validated as sensitive, selective, and accurate for plasma analysis, offering a more accessible alternative to SIL-tafenoquine-based methods."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>