Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2542 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Indonesia, 1995
TA177
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mufdlilah
"Family planning program has a very strategic, comprehensive and fundamental meaning in creating a healthy and prosperous Indonesian human being. However, recently the incidence of drop out is quite high for several reasons. This study was conducted to determine the influential factors that cause acceptors to drop out. It is descriptive research. The populations in the study were contraceptive acceptors who dropped out for 3 consecutive months, and not being pregnant. The numbers of sample were 100 people. The data collection employed closed and open questionnaires; data presented in descriptive form. Influential factors of drop out contraceptive acceptors due to side effects were 38%, wanting children 18%, others (changing the method/ expired) 14%, without husband support in using contraception 22%, and others 22%. The period of using contraception after dropout 34% (3-10 years); express unlimited time (one day later) and unwilling to use contraception anymore after dropping out 23%. It is suggested that health professionals can increase the handling of family planning side effects, improve counseling, information and education related to the choice of short term non-hormonal contraceptive devices related to the selection of contraceptives for pre-menopausal age so that the decision making can be taken more appropriately, increase the competence of health professionals, increasing husband support, improving mentoring and monitoring acceptors who have dropped put to use contraceptives again willingly."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
613 KESMAS 12:4 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Rangkaian Low Drop Out Regulator atau umum disingkat sebagai LDO, merupakan rangkaian yang berfungsi untuk menyediakan suatu tegangan DC yang stabil dengan perbedaan antara tegangan output dan input yang rendah. Rangkaian LDO sendiri terdiri dari berbagai macam bagian seperti penguat (amplifier), komponen pengatur (pass device), rangkaian referensi, dan rangkaian feedback. Setiap bagian memegang peranan penting dalam bekerjanya LDO dan perubahan yang terjadi pada satu bagian akan mempengaruhi keseluruhan kerja serta efisiensi yang dihasilkan oleh LDO. Salah satu bagian penting dari LDO tersebut adalah komponen pengatur (pass device), yaitu transistor yang umumnya lebih banyak digunakan sebagai pass device pada LDO. Dengan banyaknya pilihan penggunaan transistor, memungkinkan didapatkannya hasil yang berbeda pada LDO. Pada riset ini, pass device yang digunakan difokuskan pada MOSFET baik NMOS maupun PMOS. Simulasi yang dilakukan dengan melakukan uji coba baik menggunakan NMOS maupun PMOS pada rangkaian. Kemudian akan diambil dua parameter utama yakni tegangan output (Vo) dan tegangan sumber (Vs) dengan tujuan untuk melihat dan membandingkan tegangan antara kedua jenis MOSFET yang paling baik untuk digunakan. Faktor yang akan mempengaruhi nilai Vo dan Vs selain MOSFET yang digunakan adalah rangkaian feedback (feedback network). Feedback network berupa dua buah hambatan R1 dan R2 terhubung seri yang akan mempengaruhi nilai Vo dan Vs. Simulasi dilakukan baik pada PMOS maupun NMOS untuk 3 jenis keadaan yatu R1 R2, R1 = R2, dan R1 R2.Berdasarkan teori dari referensi yang dipakai sebagai panduan simulasi ini, nilai Vo dan Vs yang lebih optimal akan didapatkan pada harga R1."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S40698
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krisna Permadi
"Saat ini RS Persahabatan berupaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dengan menyelenggarakan pelayanan kesehatan profesional, bermutu, dan bersahabat untuk mewujudkan kepuasan bagi konsumen sasarannya dalam rangka penyelenggaraan status rumah sakit swadana.
Beberapa upaya telah dilakukan antara lain dengan membuka Instalasi Praktek Dokter Spesialis Terpadu pada pertengahan tahun 1998. Dalam perjalanannya hingga tahun 2001 angka kunjungan pasien relatif meningkat tetapi masih sekitar 4% dibandingkan dengan angka kunjungan Instalasi Rawat Jalan. Sehubungan dengan hal tersebut perlu diketahui informasi tentang perkembangan konsumen dengan melakukan pemantauan tentang keinginan dan kebutuhan konsumen sasaran.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik pasien yang tidak ingin memanfaatkan lagi IPDST RSP sebagai bahan pertimbangan untuk membuat strategi pengembangan 1PDST RSP.
Penelitian ini merupakan case control dengan data primer yang diambil menggunakan kuesioner pada 145 responden. Analisa data dengan cara univariat dan bivariat untuk menganalisa faktor-faktor yang diteliti, kemudian dilakukan uji statistik dengan bantuan komputer untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara faktor yang diteliti dengan tidak kembalinya pasien untuk berobat lagi (drop out).
Hasil penelitian hampir seluruhnya menunjukkan persepsi responden baik terhadap IPDST RSP, hanya masalah tarif dan sebagian responden memanfaatkan fasilitas pelayanan lain yang lebih dekat tempat tinggal. Berdasarkan hal-hal tersebut, manajemen RSP perlu memantau persepsi, keinginan dan kebutuhan konsumen sasaran dan menindaklanjuti strategi pengembangan yang telah disusun.
Daftar bacaan : 57 (tahun 1968 - 2002 )

The Caracteristices Drop Out Patient of the Instaiasi Praktek Dokter Spesialis Terpadu at Persahabatan Hospital, 2001 At the moment, Persahabatan Hospital makes efforts to increase health service quality through the organization of professional health service, better quality and friendly, the satisfaction of the target customer in making efforts as a swadana (self funding) hospital.
The efforts had performed; one of them is opening the Instalasi Praktek Dokter Spesialis Terpadu (The Consolidate Doctor Specialist Practice) in the middle of 1998. In the progressing to 2001, patient visit numbers are increase relatively, but still remain about 4 % if compare with the Instalasi Rawat Jalan (Out Patient Installation).
For that reason, information regarding the behavior of the target customer is needed and can be achieved through the monitoring of their wants and needs so we can really understand them.
The objective of this research is to obtain information about the patient characteristics that doesn't want to utilize the Instalasi Prakktek Dokter Spesialis Terpadu of Persahabatan Hospital as a consideration to set up developing strategy of IPDST RSP.
This research is made by using case control design and using primary data taken from questionnaire of 145 respondents interviewed
Univariate analysis is used to set up the frequency distribution and followed by the bivariate analysis to obtain the cross tabulation of variables used by computer to inform the connection of the factors of unutilization IPDST (patient drop out).
The result shows that in general the perception about IPDST is relatively good but more attention must be made to the price and some of the patients use other health service that closer to their home. Based on the result of the research above, the management needs to monitoring the perception, desire and target customer needs and perform developing strategy that had been set up.
List of references: 57 (1968 - 2002)"
2001
T10744
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Background: Trends of prevalence contraceptive rates is increasing in the last few years. However, the discontinuation of contraceptives prevalence is still stagnant. Goals: To obtain factors influencing discontinuation of contraceptives in couples of childbearing age 10–49 years. Methods: Population this research are women of childbearing age 10–49 years who are married. Sample in this research are all couples of childbearing age of 10–49 years who had ever used contraception and using contraception. The data was analysed using statistic test of logistic regression multivariate use SPSS version 15nd STATA version 10. The analysed used primary sampling unit and weight to adjust based on survey design. Result: Proportion of discontinuation of contraceptives in women of childbearing age 10–49 years is 32%. In comparison between regions, the highest prevalence of discontinuation of contraceptives is on outer Jawa Bali II (33.6%) than outer Jawa Bali I (32.9%) and Jawa Bali (30.5%). The most frequent reason of discontinuation of contraceptives are do not need contraceptives (31%), want to have child (26%), fear of side effects (14%) and do not want anymore (10%). Based on the multivariate analysis show odds ratio of discontinuation of contraceptives is twice as higher among married women age above 35 years compare to the younger group (OR adjusted 2.150; 95% CI = 2.041–2.265). The odds ratio of discontinuation of contraceptives is also higher among couples who have less children (0-1 child) compare to those who has 3 or more children (OR adjusted 1.486; 95% CI = 1.373–1.568). Couples who have children in the same sex have higher discontinuation of contraceptives than couples who have both male and female children (OR adjusted 1.398; 95% CI = 1.333–.466). Conclution: The main contributing factors of discontinuation of contraceptives are age of wife, number of children and sex composition of children with the control variables education of husband and wife, living area, household expenditure per capita, wife’s menstrual history, and wife and husband’s knowledge in health."
613 BULHSR 17:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Usman Seri
"ABSTRAK
Faktor- faktor yang berhubungan dengan drop out nya peserta dari Bapel JPKM
sangat penting untuk diteliti secara mendalam, karena perusahaan asuransi termasuk
Bapel JPKM hanya dapat hidup dan berkembang jika ada peserta. Bahkan, Bapei JPKi\1
harus berupaya menambah jurnlah dan mempertahankan peserta yang ada sedemikian
rupa sehingga hukum yang berlaku dalam bisnis asuransi Jhe law of large number dapat
terpenuhi. Disamping itu, JPKM mesti membenahi upaya kebijakan pembiayaan
kesehatan yang selama ini belum menunjukan hasil yang menggembirakan. Padahal
praupaya itu mempunyai implikasi yang luas terhadap akses golongan masyarakat
tertentu dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang selayaknya dan telah
dimasyarakatkan hampir 20 tahun.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang mendalam tentang
faktor-faktor yang menyebabkan peserta JPKM Jasma Angsana Singkawang menjadi
drop out (DO). Oleh karenanya dipilih jenis penelitian kualitatif melalui Wawancara
mendalam dan Fokus Grup Diskusi (FGD). Wawancara mendalam dilakukan terhadap
11 orang informan kunci, terdiri dari Direktur Bapel JPKM Jasma Angsana beserta 2
orang kolektor, Direktur RSUD Abdul Azis Singkawang beserta .2 orang perawat,
Pimpinan Puskesmas dan 2 orang staf, Wakil Ketua Badan Pembina dan 1 orang staf
Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas. FGD dilakukan terhadap 45 orang peserta JPKM
yang terdiri dari 3 kelompok peserta yang DO dan 3 kelompok pese.rta yang tidak DO.
tiap kelompok FGD terdiri dari 7 sampai 8 orang peserta.
Analisis data menghasilkan beberapa hasil penelitian. Pertama, pengetahuan
peserta tentang hak dan kewajibannya sangat rendah. Kedua Sikap peserta terhadap
sistim gotong royong dalam pembiayaan kesehatan cukup 'baik, namun hal ini tidak
dengan sendirinya mendorong peserta untuk rnempertahankan kepesertaannya. Ketiga,
hilangnya kepercayaan sebagian pesena terhadap Bapel JPKM Jasma Angsana. Keempat,
adanya kolektor yang tidak disiplin. Kelima, tingginya biaya perawatan di RS dan
rendahnya penggantian dari Bapel Jasma Angsana. Keenam, tidak dimanfaatkannya
Puskesmas Pembantu dalam pelayanan kesehatan bagi peserta. JPKM. Ketujuh, tidak
adanya penyuluhan terhadap peserta aktif, dan kedelapan, pengamh teman/keluarga
mempakan faktor-faktor yang menyebabkan peserta Bapel JPKM Jasma Angsana
Singkawang menjadi drop out.
Oleh karena itu, ada berbagai saran yang mesti dikemukakan. Pertama, Bapel
Jasma Angsana disarankan untuk mengadakan feasibility study guna mencari angka
yang tepat dalam menetapkan premi yang ideal, melakukan pelatihan dan pembinaan bagi
kolektor, mengadakan pembinaan dan penyuluhan kepada peserta, memanfaatkan
Puskesmas pembantu secara optimal dalam memberikari pelayanan kesehatan terhadap
peserta JPKM. Kedua, Pemerintah daerah setempat hams mengupayakan subsidi
terhadap premi, sehingga tidak memberatkan peserta. Ketiga, Dinas Kesehatan
Kabupaten Sambas hams memberikan pembinaan kepada peserta aktif Keempat, peneliti
lanjut hendaknya mempelajari kemauan dan kemampuan masyarakat dalam mengikuti
program JPKlvl. Kelima, Departemen Kesehatan Pusat hams meningkatkan kemampuan
dan keahlian petugas pelaksana kesehatan di lapangan."
2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
TA2640
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Wahyuni
"Program Terapi rumatan metadon (PTRM) merupakan upaya untuk mengendalikan infeksi HIV. Salah satu permasalahan dalam PTRM adalah 75 % drop out sebelum 5 bulan menjalani program (Depkes,2007). Penelitian ini mempelajari pengaruh frekuensi konseling terhadap kejadian drop out pada klien PTRM di Puskesmas kecamatan Tebet tahun 2013. Variabel dependent dalam penelitian ini adalah kejadian drop out, variabel independen utama adalah frekuensi konseling, variabel independen lain adalah jenis kelamin, umur, pekerjaan, akses ke tempat layanan, riwayat depresi, dukungan keluarga, hidup dengan seseorang yang mempunyai masalah penyalahgunaan Napza, riwayat penggunaan napza, riwayat konflik dan riwayat kriminal.
Disain penelitian kohort retrospektif dengan sampel sebanyak 58 orang klien baru PTRM Puskesmas kecamatan Tebet yang terdaftar pada tahun 2010 ? 2013. Hasil penelitian adalah klien yang mendapatkan konseling < 2 kali/bulan 1,97 kali lebih cepat drop out dibandingkan klien yang mendapatkan konseling ≥ 2 kali/bulan. Frekuensi konseling < 2 kali/bulan merupakan faktor risiko kejadian drop out pada klien PTRM di Puskesmas kecamatan Tebet tahun 2013. Konseling awal merupakan kunci keberhasilan program PTRM disarankan agar intervensi konseling awal diberikan sesuai dengan latar belakang klien minimal 2 kali per bulan.

Methadone maintenance therapy program (PTRM) is an effort to control HIV infection. One of the problems in PTRM is 75% drop out before 5 months of the program (MOH, 2007). The aims was to study the effect of counselling frequency on the incidence of drop out on clients PTRM in Tebet subdistrict health center in 2013. Dependent variable in this study was the incidence of drop outs, the main independent variable was the frequency of counseling, and other independent variables were gender, age, occupation , access to the service, history of depression, family support, living with someone who has a drug abuse problem, a history of drug use, a history of conflict and criminal history.
Retrospective cohort study with 58 sample a new client PTRM Tebet subdistrict health center which was registered in 2010 - 2013. Counseling < 2 times / month is a risk factor for the incidence of drop outs on the client PTRM in Tebet subdistrict health center in 2013. Providing initial counseling is key to the success of the program PTRM suggested that early intervention counseling provided in accordance with the client's background at least 2 times per month.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41636
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitti Farihatun
"ABSTRAK
Prevalensi DO pada pasien TB MDR terus meningkat setiap tahunnya di Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kejadian DO pada pasien TB MDR di Provinsi DKI Jakarta tahun 2011-2015 berdasarkan faktor risiko umur, jenis kelamin, status HIV, masa pengobatan, kepatuhan berdasarkan tipe pasien, riwayat pengobatan TB sebelumnya, dan jumlah resistansi OAT. Data yang digunakan adalah data sekunder data register kohort e-TB Manager dengan jumlah sampel sebanyak 516 pasien. Desain penelitian studi kuantitatif observational cross sectional. Prevalensi DO pasien TB MDR pada penelitian ini 44.6 yang merupakan prevalensi kasar. Tren prevalensi DO pada penelitian ini cenderung mengalami peningkatan dari tahun 2011 hingga 2015 dan selalu melebihi angka 10 setiap tahunnya. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk dapat mengurangi jumlah kasus DO pada pasien TB MDR. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi acuan bagi Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dalam menjalankan program P2TB yang lebih baik dan tepat sasaran.

ABSTRACT
The prevalence of DO among MDR TB patients increases every year in DKI Jakarta Province. This research aims to analyse DO among MDR TB patients in DKI Jakarta Province in 2011 2015 based on risk factors of age, sex, HIV status, treatment periode, adherence based on type of patients, history of TB treatment, and number of OAT resistance. The data used is secondary data cohort registration e TB Manager with sample of 516 patients. The design study is an observational cross sectional quantitative study. The crude prevalence of DO among MDR TB patients was 44.6. Prevalence tren of DO among MDR TB increases since 2011 untill 2015 and always more than 10 in every year. Therefore, it is necessary efforts that can decrease DO cases among MDR TB patients. This study expected to be a reference for DKI Jakarta Province Health Office in implement P2TB Program and reach target precisely. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Dian Septiawan
"Salah satu faktor terjadinya campak pada anak adalah drop out imunisasi campak pada saat bayi. Imunisasi campak penting untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap virus campak. Penelitian ini bertujuan menjelaskan apakah faktor predisposing, reinforcing dan enabling ibu yang merupakan faktor risiko kejadian drop out imunisasi campak pada anak usia 9-17 bulan, dengan desain cross-sectional. Variabel penelitian diukur menggunakan kuesioner dengan metode wawancara terhadap 280 ibu yang memiliki anak usia 9-17 bulan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil penelitian didapatkan bahwa pengetahuan ibu yang kurang memiliki risiko 2,82 kali (95%CI; 1,52-5,22, p=0,001) dan presepsi ibu terhadap dukungan keluarga yang kurang mendukung memiliki risiko 3 kali (95%CI; 1,43-6,29, p=0,004) mengalami kejadian drop out imunisasi campak. Petugas puskesmas diharapkan memberikan penyuluhan tentang pentingnya manfaat imunisasi campak kepada ibu dan mengikut sertakan keluarga pada saat penyuluhan agar keluarga tahu dan mendukung imunisasi campak. Pemberdayaan tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh adat agar dapat membantu pelaksaan dan meningkatkan cakupan imunisasi sesuai dengan kearifan lokal. Kata-Kata Kunci: Drop out, Imunisasi, Campak, usia 9-17 bulan.

One factor in the occurrence of measles in children is dropping out of measles immunization during infancy. Measles immunization is important for increasing the body's immunity against measles virus. This study aims to explain whether the predisposing, reinforcing and enabling factors of mothers are risk factors for measles immunization drop out in children aged 9-17 months, with a cross-sectional design. Research variables were measured using a questionnaire with interview methods for 280 mothers who had children aged 9-17 months who met the inclusion and exclusion criteria. The results showed that the knowledge of mothers who lacked risk was 2.82 times (95% CI; 1.52-5.22, p = 0.001) and maternal perceptions of family support that were less supportive had 3 times the risk (95% CI; 1 , 43-6,29, p = 0,004) experienced the incidence of measles immunization drop out. Puskesmas officers are expected to provide information about the importance of measles immunization to mothers and include families at the time of counseling so families know and support measles immunization. Empowering religious leaders, community leaders and traditional leaders to help implement and increase immunization coverage in accordance with local wisdom. Keywords: Drop out, Immunization, Measles, ages 9-17 months."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
T54316
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>