Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 128602 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Williana Yanti
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T41337
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Aldrin Neilwan Pancaputra
"BSTRAK
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI KAIIAN ADMINISTRASI RUMAH SAKIT
Tesis, Agustus 2001
ALDRIN NEILWAN
FAKTOR FAKTOR YANG 1\/IEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA
TENAGA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT INAP RSU FK - UKI
JAKARTA '
X + |20 halaman, 4 gambar, 50 tabel, 6 Iampiran
Seiring dengan perkembangan zaman, terjadi pergeseran konsep rumah sakit dari konsep
lama yaitu rumah sakit sebagai institusi social semata bergeser menjadi institusi sosio
ekonomi yang berarti pengelolaan rumah sakit harus menggunakan prinsip ekonomi
tanpa meninggalkan fungsi sosialnya. Seiring dengan itu pula persaingan dalam
pemberian pelayanan kesehatan juga semakin mcningkat serta tuntutan kebutuhan
masyarakat akan pclayanan kcsehatan juga Semakin Linggi yang akan bcrdampak pada
pelayanan keperawatan sebagai bagian integral dari rumah sakit. Pelayanan kesehatan di
rumah sakit menduduki porsi paling besar karena dilaksanakan terus menerus selama 24
Faktor-faktor..., Aldrin Neilwan Pancaputra, PascasrjanaU|, 2001 jam, sehingga baik bumknya rumah sakit sering dinilai dari penampilarn kerja tenaga
keperawatannya Hal ini sangat berkaitan dcngan kcpuasan kelja pcrawat itu sendiri
Secara umum penelitian ini bertujuan unluk memperoleh gambaran kepuasan kerja
tenaga perawat di instaiasi rawat inap RSU FK-UKI dan melihat hubungan antara
karakteristik individu, faklor penunjang, faktor motivasi serta untuk mengetahui faktor
yang paling mempengaruhi kepuasan kerja
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Sampel
penelitian mencakup seluruh tenaga perawat di instalasi rawat inap yang berjumlah 13|
orang. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui pengisian
kuesioncr
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepuasan kemja tenaga perawat di instalasi
rawat inap RSU FK-UKI rendah. Adanya hubungan kepuasan kerja perawat di instalasi
rawat inap RSU FK UKI dengan walctu lamanya bekerja derta dengan adanya pemberian
penghargaan atasan alas prestasi kerja
Saran dari penelitian ini adalah perlu dilakukannya penilaian secara berkesinambungan
terhadap kepuasan kelja, menetapkan kebijakkan mmah sakit tentang pemberian insentif
dan mempertahankan kebijakan pcmbcrian tunjangan tcrhadap anak serta memelihara
dan meningkatkan kegiatan pembelian penghargaan atas prestasi
Bahan bacaan : 26 (1977-2000)
Faktor-faktor..., Aldrin Neilwan Pancaputra, PascasrjanaU|, 2001

Abstract
ABSTRACT
Postgraduate Program
Hospital Administration Study Program
Thesis, August 2001
ALDRTN NEILWAN
FACTORS WHICH INFLUENCE JOB SATISFACTORY AT THE IN
PATIENT FACILITY OF MEDICINE FACULTY , UNIVERSITAS
KRISTEN INDONESIA GENERAL HOPITAL
X + 97 Pages, 4 schemes, 17 tables, 6 enclosures
Together with the developing petiode, hospital concept shifting has taken place Hom old
concept which was as societal institution becomes economic societal institution. Means
that, nowadays, hospital management should apply economic principle without living its
societal function. Along as well, in creasing competition in giving heath services and
public need demand give an impact to the nursing service which also as an integral part
of the hospital. Nursing service at the hospital has taken the biggest portion because it is a
continuous 24 hour service,therefore the hospital reputation depends on the nursing
service perf`ormance.This matter is related to their job satisfactory.
Faktor-faktor..., Aldrin Neilwan Pancaputra, PascasrjanaU|, 2001
"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001
T 5883
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Kusmiyati
"Masalah yang diteliti dalam penclitian ini adalah biaya pelayanan kcschatan rawat inap di rumah sakit dalam program Jaminan Pelayanan Kesehatan bagi Keluarga Miskin (JPK Gakin), oleh karcna biaya rawat inap di rumah sakit mcncapai 66 % dari seluruh biaya pelayanan kesehatan program JPK Gakin sehingga dalam pelaksanaammya hams ada keseragaman dalam biaya pelayanan kesehatan rumah sakit pemerintah, rumah sakit pemerintah daerah maupun rumah sakit swasta yang melayani peserta JPK Gakin.Untuk ilu melalui Paket Pelayanan Esensial (PPE) dengan tarif kcsepakatan, dapat digunakan untuk memantau dan mengevaluasi program JPK Gakin sehingga kebijakan yang dibuat dapat lebih efektif dan efisien. Jenis penelitian ini adalah kuantitatifi Data diambil dari laporan bulanan klaim biaya rawat inap pasien JPK Gakin dari rumah sakit yang telah disetujui pembayarannya oleh Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang biaya pelayanan kesehatan rawat inap dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari dua kelompok rumah sakit, yang terbanyak memanfaatkan biaya pelayanan kesehatan rawat inap adalah rumah sakit vertikal terdapat 4 variabel yang mempengaruhi biaya pelayanan kesehatan rawat inap, variabcl jender perempuan lebih banyak memanfaatkan biaya pelayanan kesehatan rawat inap meskipun kasusnya lebih sedikit dari pada laki-laki,demikian pula dengan Iama rawat inap dan umur, sementara variabel diagnosis hanya di kelompok rumah sakit umum daemh saja yang mempunyai hubungan yang bermakna dengan biaya rawat inap Dari 4 variabel yang diperkirakan ada hubungan dengan biaya pelayanan kesehatan rawat inap hanya 3 variabel yang mempunyai hubungan, yaitu variabel umur, jender dan Iama rawat inap, namun variabel yang paling dominan mempengaruhi biaya pelayanan kesehatan rawat inap adalah variabel umur yang berlaku baik di rumah sakit vertikal maupun rumah sakit umum daerah.
Kesimpulan dari penelitian ini : Karakteristik dari pasien JPK Gakin yang mcmbuat biaya pelayanan kesehatan rawat inap menjadi tinggi adalah :Rata-rata biaya rawat inap yang terbanyak dimanfaatkan oleh rumah sakit vertikal, distribusi diagnosis penyakit terlinggi biaya rawat inapnya adalah penyakit TB Paru, rata-rata biaya rawat inap tertinggi untuk 5 diagnosis penyakit terbanyak adalah CHF.Dari 4 variabel yang diuji, yang mcmberikan pcngaruh terhadap tingginya biaya rawat inap di rumah sakit adalah variabei umur, Iama rawat dan jender namun Variabel yang paling dominan mempengaruhi biaya rawat inap di rumah sakit adalah variabel umur.
Penulis menyarankan untuk : (1) Penerapan pedoman tarif PPE diberlakukan sama pada semua provider sebagai dasar pembayaran peiayanan kesehatan di rumah sakit, (2) Pcrlu diinjau kembali kesepakatan ikatan keujasama antara Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dengan rumah sakit yang selama ini berjalan. Sudah saatnya provider dibatasi pada rumah sakit yang banyak dimanfaatkan oleh peserta Gakin saja rerutama RSUD diselaraskan dengan tujuan pengembangan sena optimalisasi peningkatan rumah sakit umum daerah, (3) Pelayanan kesehatan sebaiknya diberikan kepada peserta yang telah memiliki kartu .IPK Gakin, hal itu selain dapat mengantisipasi adanya percaloaan dalam pengurusan SKTM dapatjuga mengendalikan biaya pelayanan kesehatan pada program JPK Gakin dan (4) Perlu promosi melalui berbagai mcdia yang Iebih intensif kepada masyarakat tentang bagaimana prosedur untuk mendapatkan pelayanan keschatan pada program JPK Gakin.

The subject of the study is the cost of the in-patient health services payment at the hospital of the program of health service assurance for the poor family (I-ISA-PF). As the cost for in-patient payment at the hospital has reach 66% from all fees on health services of the HSA-PF program, there is a need for govemment and public hospital that work for patient of HSA-PF program, to make an agreement on the cost for in-patient services. Therefore, trough the Essential Service Package (ESP/PPE) with the agreement cost, it can be use for a program monitoring and evaluation the HSA-PF that expected will lead to a more effective and efficient policy for the issue.
The study is a quantitative study which data are collected from a monthly report of the expense claim of the in-patient of HSA-PF program at the hospital and 'thc study found that fiom two groups ot' hospital, the vertical hospital is mostly utilizing the cost of payment of' in-patient health services. There are four variables that influence the cost of payment of in-patient health services, which are: women are mostly utilizing the facility even the cases are lower than those in men, the length of stay in hospital, and age. The diagnosis variable is only found in the group of the district general hospital (RSUD) which has significant relationship with the cost of in-patient services. From those variables above, only three variables are assume to have relationship, i.e. age, gender and length of stay, and the most dominant factor that influence the cost of payment for in-patient services, whether at vertical hospital or RSUD, is age.
To conclude, the characteristic of the I-ISA-PF patient that make up a high Cost of in-patient payment are: the average cost for in-patient payment services is mostly utilized by the vertical hospital, the cost for in-patient payment is mostly used for lung-TB treatments, and the average cost for in-patient payment services for 5 highest diseases is Cl-LF.
Suggestions from the study: l) Implementation for ESP tariff should be applied to all providers as a base for payment of health services at the hospital; 2) The memorandum of agreement between the DHA ot`DKI Jakarta province and hospitals should be reviewed. Providers should be limited to the hospital that mostly chosen and utilized bythe patient of HSA-PF program, particularly the RSUD which should be adjusted with the purpose of the hospital development; 3) The health service suppose to be delivered towards patient who have the HSA~PF card only, this can anticipate the scalper practice on SKTM arrangement, as well as to control the cost of health services on HSA-PF program; and 4) There is a need to promote intensively trough any kind of media towards community for the procedure on how to obtain.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34452
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edwin Rusli
"Kebutuhan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Indonesia, paling tidak dipengaruhi oleh 3 (tiga) perubahan besar, yang merupakan tantangan dan peluang. Perubahan itu adalah sumber daya yang terbatas, adanya kebijakan desentralisasi (decentralization policy) dan berkembangnya kesadaran akan pentingnya mutu (quality awareness) dalam pelayanan kesehatan. (Depkes RI, 2003). Lima penentu kualitas jasa yang dapat dijadikan dasar menilai tingkat kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan yang diterimanya meliputi: tangible, reliability, responsiveness, assurance dan emphaty. (Parasuraman, Zeithaml dan Berry (dalam Jauhari, 2004)
Puskesmas Bukit Kemuning Kecamatan Bukit Kemuning Kabupaten Lampung Utara, adalah Puskesmas dengan pelayanan rawat jalan dan rawat inap. Dan laporan tahunan Puskesmas Bukit Kemuning sejak ditetapkannya sebagai Puskesmas unit swadana didapatkan kunjungan rawat jalan khusus pasien umum mulai tahun 2002 mengalami penurunan. Untuk melihat efisiensi dan efektifitas pelayanan Puskesmas Bukit Kemuning, maka perlu dilakukan analisis hubungan antara tingkat kepuasan dengan keinginan pasien kembali memanfaatkan pelayanan rawat jalan di Puskesmas Bukit Kemuning.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan kuantitat'l, menggunakan rancangan cross sectional, dilaksanakan pada bulan 7uni-]uli 2006. Tujuan penelitian ini melihat gambaran hubungan antara kepuasan pasien pada 5 (lima) dimensi mutu pelayanan dan karakteristik pasien dengan keinginan pasien untuk kembali memanfaatkan pelayanan rawat jalan di Puskesmas Bukit Kemuning. Responden berjumlah 127 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, lalu dilakukan pengolahan dan analisis univariat, bivariat, multivariate dan important and performance analysis.
Hasil penelitian menunjukkan, dari lima dimensi mutu layanan, sebagian besar pasien tidak puas pada dimensi tangible, assurance dan emphaty, pada dimensi reliability dan responsibility proporsi pasien yang puas lebih besar dari pada yang tidak puas. Hal ini tidak berbanding lurus dengan besarnya proporsi pasien yang ingin kembali memanfaatkan pelayanan rawat jalan di Puskesmas Bukit Kemuning (68,5%). Kepuasan pada dimensi tangible, reliability, Responsiveness dan Assurance merupakan variabel yang dominan mempengaruhi keinginan pasien kembali memanfaatkan pelayanan rawat jalan di Puskesmas Bukit Kemuning. Secara statistik terdapat hubungan antara cara bayar, Tangible, Reliability, Responsiveness dan Assurance dengan keinginan responden kembali memanfaatkan pelayanan rawat jalan di Puskesmas Bukit Kemuning. Pada important and performance analysis diperoleh kesenjangan terbesar antara tingkat harapan dengan pengalaman responden pada aspek Assurance. Aspek-aspek yang seharusnya menjadi prioritas untuk meningkatkan mutu layanan di Puskesmas Bukit Kemuning adalah Kelengkapan, kesiapan, kebersihan alat-¬alat yang dipakai (non media), Prosedur pelayanan yang tidak berbelit-belit, kecepatan petugas pendaftaran dalam memberikan pelayanan, Keramahan dan kesopanan dokter/perawat/bidan dalam memberikan pelayanan, Jaminan keamanan pelayanan dan kepercayaan terhadap pelayanan, Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa memandang status sosial dan lain-lain, Dokter/perawat/bidan memberikan dukungan dengan sabar pada saat memberikan pelayanan kesehatan.
Beberapa hal yang penting yang perlu dilakukan oleh pimpinan Puskesmas Bukit Kemuning untuk meningkatkan mutu layanan adalah: lebih meningkatkan kinerja petugas pemberi pelayanan di unit rawat jalan, mengevaluasi kembali prosedur pelayanan yang selama ini dipakai agar pasien merasa tidak berbelit-belit dalam menerima pelayanan, agar pelayanan kepada pelanggan dapat memenuhi harapan sebaiknya program jaga mutu pada internal Puskesmas ditingkatkan, agar pengguna jasa pelayanan Puskesmas merasa nyaman dalam menerima tindakan yang diberikan sebaiknya pelayanan diberikan sesuai dengan standar operasional.

Nowadays, the need on improving and increasing the quality of health services in Indonesia is urgently needed. At least, it is influence by three main changes, which can work as threaten and opportunity. These changes are namely: a limited on resources, the decentralization policy, and the development of the important of the quality awareness on health services (Depkes RI, 2003). There are five dimensions of quality services that can determine the level of client's satisfaction on the service that they have received, which are: tangible, reliability, responsiveness, assurance, and empathy (Pasuraman, Zeithaml and Berry, cited by Jauhari, 2004)
Puskesmas Bukit Kemuning of Sub-district of Bukit Kemuning at the District of Lampung Utara, is a Puskesmas with services both for outpatient and inpatient. Refer to the Annual Report of Puskesmas Bukit Kemuning, since the Puskesmas has stated as a Self-funded Puskesmas Unit, it is found that begin in 2002 there are a declining on the number of general patient especially on outpatient services. Therefore, to look at how the efficiency and the efficacy on the services of Puskesmas Bukit Kemuning, it is needed to carry out the correlation analysis on the level of satisfaction and patient's willingness to return and re-utilizing the outpatient services at Bukit Kemuning Puskesmas.
The study is an observational study with a qualitative approach, and carried out with a cross-sectional design from June to July 2006. The aim of the study is to look at the picture of correlation between patient's satisfactions on five dimensions of quality services and patient's characteristics, with patient's willingness to return and re-utilizing the outpatient services at Bukit Kemuning Puskesmas. There are 127 respondents, the data collected by interviewing, and analyzed by a univariate, bivariate, multivariate, and also an important and performance analysis.
The study found that from five dimensions of quality services, mostly patients are not satisfied on the aspect of tangible, assurance, and empathy. But, on the dimension of reliability and resp,; nsiven ii__ proportion of sctis icd patients is higher than iiiose who are not satisfied. The situation is not linearly related with the proportion of patients who are willing to return and re-utilize the outpatient services (68.5%). Satisfaction on the aspects of tangible, reliability, responsiveness, and. Assurance are variables that dominantly influence the willingness of the patient to return and re-utilize the outpatient services. Statistically, there are significant correlations between mode of payment, tangible, reliability, responsiveness and assurance, with the willingness of the patient to return and re-utilize the outpatient services. Refer to the important and performance analysis, the widest disparity is found between level of expectation and respondent's experience on the aspect of assurance. Some aspects that should be prioritized in order to increase the quality of services at Puskesmas Bukit Kemuning are namely: completeness, readiness, sanitation on non-medical utensils, simple procedures on services (mean that the procedures is not too complicated and takes time), promptness of registration personnel in giving services, hospitality and politeness of the doctors/midwives/nurses while delivering services, assurance on services safeness and reliability towards services, suppose the services are delivered to all patients regardless their social status or else, suppose the doctors/nurses/ midwives are giving full support and full of serene at the time they are on duty to deliver health services.
Suggestion on things that should be considered by the head of Puskesmas Bukit Kemuning, are: to increase the performance of any personnel that giving services at the unit of outpatient, to evaluate the procedures of services at the outpatient unit as its too complicated, in order to fulfill the expectation of the clients, it is needed to increase the quality assurance program for the internal affair of the Puskesmas, and in order to reach the Puskesmas client's comfort while receiving treatment of services, its suppose that services are given in the base of operational standard."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T 19069
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soeratno
"Salah satu terobosan strategis yang telah dilakukan pemerintah adalah memberikan izin kepada Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Departemen/ Lembaga menjadi Unit Swadana. Maksud pemberian izin adalah pemerintah ingin meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat, namun pemerintah menghadapi kendala keterbatasan dana untuk meningkatkan mutu pelayanan umum tersebut. Selain untuk meningkatkan mutu pelayanan, tujuan dibentuknya Unit Swadana juga untuk meningkatkan kemandirian dalam membiayai kegiatan operasional dan melaksanakan fungsi Unit Pelaksana Teknis tersebut.
Salah satu Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Departemen Kesehatan Republik Indonesia yang diberi izin dan ditetapkan sebagai Unit Swadana adalah Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Tegalyoso Klaten. Dengan demikian RSUP T egalyoso Klaten harus mampu meningkatkan mutu pelayanannya dan meningkatkan kemandirian dalam melaksanakan fungsinya.
Karena masih sering terdengar keluhan masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit pemerintah pada umumnya, maka pada penelitian ini penulis ingin mengetahui peningkatan mutu pelayanan yang diberikan RSUP Tegalyoso Klaten ini dan berbagai faktor yang mempengaruhi upaya tersebut.
Mengingat banyaknya jenis pelayanan yang diselenggarakan rumah sakit, dan peneliti dihadapkan pada keterbatasan waktu, maka penelitian dilakukan hanya pada lnstalasi Rawat Darurat RSUP Tegalyoso Klaten. Pertimbangan dipilihnya lnstalasi Rawat Darurat, karena di lokasi itulah yang merupakan "Show Window" nya suatu rumah sakit.
Faktor-faktor yang diteliti adalah berbagai variabel yang mempengaruhi mutu pelayanan pada lnstalasi Rawat Darurat . Variabel tersebut mencakup profesionalisme petugas, motivasi profesional, insentif, masa kerja, budaya kerja, struktur organisasi dan strategi kebijakan yang didasarkan pada berbagai pendapat/teori tentang suatu organisasi dapat memberikan pelayanan yang prima yang memberikan kepuasan kepada pelanggan/pengguna jasa.
Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa pada kenyataannya para pengguna jasa belum seratus persen menerima kepuasan atas mutu layanan yang diharapkannya dari lnstalasi Rawat Darurat Rumah Sakit Tegalyoso Klaten. Oleh karena itu pada bab terakhir tesis ini penulis menyarankan, baik kepada pemegang/penentu kebijakan maupun kepada pimpinan RSUP Tegalyoso Klaten, perlu mengambil langkah lebih lanjut agar mutu pelayanan bagi pengguna jasa oleh rumah sakit dapat ditingkatkan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afdhal Zikri
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa kecenderungan angka pemamfaatan tempat tidur pada RSD dr.Fauziah Bireuen terus meningkat setiap tahun, pada tahun 2007 BOR (bed occupancy rate) rumah sakit mencapai 84%, dan khusus untuk ruang rawat kelas III BOR mencapai 98%, sehingga diperlukan pengembangan jumlah tempat tidur kedepannya. Tujuan penelitian ini adalah ingin mendapatkan gambaran mengenai seberapa besar kebutuhan pengembangan ruang rawat inap kelas III pada RSD dr.Fauziah Bireuen, dan mendapatkan gambaran untuk perencanaan pengembangan nya. Penelitian ini merupakan penelitian operasional (operasional reseacrh) dengan pendekatan kuantitatif dan didukung oleh pendekatan kualitatif, dengan menggunakan data sekunder 4 tahun terakhir untuk melihat trend analsis, dengan melakukan analsis faktor internal dan eksternal pada RSD dr.Fauziah Bireuen.
Dalam pengembangan rumah sakit diperlukan suatu pengkajian yang mendalam sehingga menghasilkan suatu perencanaan yang sesuai dengan kebutuhan dan dapat dipertanggung jawabkan. Secara umum aspek-aspek yang dikaji meliputi: aspek hukum, aspek sosio ekonomi, aspek pasar, aspek manajemen organisasi, aspek teknis, dan aspek sumber pendanaan. RSD dr.Fauziah Bireuen adalah rumah sakit type C, merupakan satusatunya rumah sakit milik pemerintah daerah kabupaten Bireuen, yang saat ini statusnya sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja RSD dr.Fauziah Bireuen dari tahun ketahun terus mengalami peningkatan baik untuk pelayanan rawat jalan maupun pelayanan rawat inap yang diukur dari tingginya angka kunjungan pasien dan angka pemamfaatan tempat tidur setiap tahunnya. Dari angka tersebut dapat diproyeksikan bahwa kedepan nya permintaan hari rawat di instalasi rawat inap akan terus meningkat, khususnya untuk ruang rawat kelas III. Untuk bisa menampung permintaan hari rawat pada ruang rawat kelas III tersebut maka pihak RSD dr.Fauziah Bireuen harus menambah kapasitas tempat tidur secara bertahap dan berkelanjutan, untuk perencanaan sampai dengan tahun 2012 direncanakan akan dilakukan penambahan 130 tempat tidur dengan perkiraan BOR pada akhir tahun tersebut sudah mencapai 80%. Selanjutnya di rencanakan kebutuhan SDM untuk mendukung pelayanan dari rencana pengembangan tersebut dengan menggunakan standar ketenagaan dari Depkes RI.
Dana investasi yang dibutuhkan untuk pengembangan pembangunan gedung di rancang berdasarkan petunjuk teknis dirjen yanmed Depkes RI, sedangkan untuk pedoman harga bangunan dan peralatan berdasarkan ketentuan standar harga yang ditetapkan oleh pemerintah daerah Kabupaten Bireuen, sehingga diperoleh kebutuhan dana investasi sebesar Rp. 4.349.500.000.- Sedangkan untuk kebutuhan biaya operasional dihitung atas dasar anggaran tahun 2007 yang terpakai oleh RSD dr.Fauziah Bireuen, selanjutnya diproyeksikan berdasarkan tingkat utilisasi hari rawat tiap tahunnya dengan ikut memperhitungkan pengaruh inflasi.
Analisis kelayakan diukur dari aspek ekonomis dengan menggunakan Payback Period didapatkan bahwa proyeksi net cash flow dapat menyamai investasi awal (intial invesment) pada tahun ketujuh (13 oktober 2015), proyeksi ini atas asumsi bahwa kelas III hanya diperuntukan bagi pasien askeskin, dan apabila ruangan kelas III tersebut juga diperuntukkan untuk pasien umum maka masa Payback Periodnya jatuh pada tahun keenam (2 juni 2014). Keadaan ini menunjukkan bahwa masa Payback Period lebih cepat dibandingkan dengan umur efektif investasi, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa investasi layak untuk direalisasikan.
Selain dari aspek ekonomis kelayakan juga dapat dikaji dari aspek sosio politik, dimana pengembangan pelayanan ruang rawat kelas III yang pangsa pasarnya adalah penduduk miskin, merupakan tanggung jawab pemerintah, ini sesuai dengan amanat dari UUD negara yang menyatakan 'setiap penduduk berhak atas pelayanan kesehatan' selanjutnya dinyatakan pula bahwa 'Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas kesehatan dan fasilitas umum yang layak'.
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menjadi pedoman bagi pemerintah daerah Kabupaten Bireuen untuk segera mewujudkan rencana pengembangan ruang rawat kelas III pada RSD dr.Fauziah Bireuen, sehingga mamfaatnya berupa pelayanan yang layak bagi pasien miskin dapat segera terwujud.

Background of this study actually based on a number of bed utilization in Regional hospital tended to increase continually for every year, in 2007 hospital BOR (bed occupancy rate) got up to 84% and especially for third class caring room it?s BOR was 98%, therefore it need to develop amount of bed for the future. This study aimed to get description about how much the need of development of third class caring room in Dr. Fauziah Bireuen Regional hospital, and to plan it's development planning. This study is an operational research using quantitative approach supported by qualitative approach, secondary data for the last four years in observing analysis trend, and make an analyzing of internal and external factor in Regional Hospital of Dr. Fauziah Bireuen.
Hospital development required an in-dept analysis in order to reach an appropriate planning relevant to it's need and amenable. Analyzing aspects generally included: legal, socioeconomic, market, organization management, technical, and foundation source aspect. Regional Hospital of Dr. Fauziah Bireuen is type C hospital, and the only one hospital of regional government of Bireuen sub-province, it?s status is Regional Technical Carrying Unit at this moment.
Result of this study showed performance of Dr. Fauziah Bireuen Regional Hospital had increased well year by year either in-patient or outpatient treatment measured from number of visited patient and bed utilization for every year. From these cases it could be projected that demand of caring day in in-patient installation will continue increasing, particularly caring room of third class. In order to supply for demand of it then Regional Hospital of Dr. Fauziah Bireuen side gradually and continually had to enhance amount of bed capacity, it had been planned to enhance 130 beds with BOR estimation at the end of year will have reached 80% for 2012. Planning for the need of Human Resources supporting this planning had to relevant to standardization of labor of Health Department of Republic of Indonesia.
Investment fund for construction building was considered based on technical instruction of directorate general of Yanmed of Health Department of Republic of Indonesia, and for equipment and building material cost based on provision of standard cost provided by regional government of Bireuen sub-province, overall investment fund was Rp. 4..349.500.000,-. Operational cost calculated based upon budgeting on 2007 which had been spent by Dr. Fauziah Bireuen Regional Hospital, then it was projected based on utilization rate of caring day for each year and also estimated inflation effect.
Feasibility analyzing measured from economic aspect using Payback Period it derived that net cash flow projection would compare to initial investment on the seventh year (October 13, 2015), this projection based on assumption that third class was only for askeskin patient, and if it was permitted for general patient, Payback Period would occur on the sixth year (June 2, 2014). This condition showed Payback Period was faster than effective age of investment, the conclusion was that investment appropriate to be realized.
Besides an economic aspect, feasibility also could be studied from socio politic aspect due to market segment of caring room of third class is for poor resident, constituting the government responsibility, it related to mandate of country constitution which stated 'everyone has a right for health service' and also 'Country responsible in providing appropriate health and public facility'.
Study result was expected could be a guidance for regional government of Bireuen Sub-province to implement development planning of caring room of third class in Regional Hospital of Dr. Fauziah Bireuen, in order that it?s function in giving an appropriate treatment for poor patient would be realized immediately.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T41250
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Irwan Adji
"Perawat adalah salah satu profesi di rumah sakit yang berperan penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien yang dirawat. dimana perawat berada selama 24 jam disisi pasien. Asuhan Keperawatan merupakan titik sentral pelayanan keperawatan. Sebagai ukuran kinerja perawat di ruang rawat inap dapat dilihat dari kegiatan perawat memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dalam bentuk pendokumentasian asuhan keperawatan. Menurut Gibson (1996), perilaku dan kinerja individu dipengaruhi oleh variabe! individu. variabel organisasi dan variabel psikologis.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kinerja perawat dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja perawat di Ruang Rawat Inap R.S.U. Raden Mattaher Jambi. Penelitian ini menggunakan metode Cross Sectional dengan sampel 70 responden. Variabel independen yang diteliti adalah karakteristik individu perawat meliputi umur, tingkat pendidikan, masa kerja dan status perkawinan serta karakteristik organisasi mencakup sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur organisasi dan disain pekerjaan. Variabel dependen yaitu kinerja perawat di ruang rawat inap.
Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat, bivariat dan multivariat dengan menggunakan uji statistik deskriptif, Chi-Square dan multiple regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja perawat dengan katagori kurang dan baik didapatkan hasil masing-masing yaitu 50%.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan merupakan faktor yang mempunyai hubungan paling dominan dengan kinerja perawat (nilai p = 0,001, OR = 80,325) dimana perawat yang berpendidikan bidan berpeluang* mempunyai kinerja kurang baik 80,3 kali dibandingkan dengan perawat yang berpendidikan Dili Keperawatan. Selain itu faktor imbalan ( nilai p = 0,002, OR = 20,937), sumber daya (nilai p = 0,014, OR = 14, 578) dan disain pekerjaan (nilai p = 0,047, OR - 8,628) juga berhubungan dengan kinerja perawat diruang rawat inap RSU Raden Mattaher Jambi, dimana perawat yang menilai besarnya imbalan tidak sesuai dengan peran dan beban kerja mereka berpeluang mempunyai kinerja kurang baik 20,9 kali dibandingkan dengan perawat yang menilai besar imbalan sesuai dengan peran kerja. Begitu juga perawat yang menilai sumber daya kurang berpeluang mempunyai kinerja kurang baik 14,5 kali dibanding dengan perawat yang menilai cukup sumber daya. Demikian juga perawat yang menilai disain pekerjaan kurang baik berpeluang mempunyai kinerja kurang baik 8,6 kali dibanding dengan perawat yang menilai cukup baik disain pekerjaan.
Mempertimbangkan hasil penelitian ini perlu bagi piliak Direksi dan Bidang Keperawatan R.S.U Raden Mattaher, untuk memperhatikan pegawai yang pendidikannya masih dibawah Dili Keperawatan agar dapat disekolahkan ke jenjang Dili Keperawatan dan bila menambah tenaga perawat pelaksana di ruang rawat inap agar tingkat pendidikannya minimum DIII Keperawatan."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T561
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sirait, Paul
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor karakteristik individu perawat, pekerjaan dan situasi pekerjaan yang berhubungan dengan mutu asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSUP H. Adam Malik Medan. Penelitian ini merupakan desla-iptif analisis yang pengumpulan datanya secara cross sectional. Hipotesis yang dibuktikan dalam penelitian ini adalah adanya hubungan antara karakteristik perawat, pekerjaan dan situasi pekerjaan perawat pelaksana dengan mutu asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSUP H. Adam Malik Medan.
Sampel penelitian adalah perawat pelaksana yang bekerja di ruang rawat inap RSUP H. Adam Malik Medan, berjumlah 73 orang yang dipilih secara acak. Untuk akurasi data, pengamatan dilakukan sebanyak 3 kali berlangsung selama 3 minggu. Pengumpulan data dilakukan dengan melibatkan mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara sebanyak 12 orang membantu peneliti. Instrumen yang digunakan adalah instrumen pengukuran karakteristik individu (Stoner, 1996) dan isntrumen pengukuran dokumentasi proses keperawatan (Dep.Kes. RI, 1977), Kedua instrumen tersebut disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. Hasil uji coba validitas dan reliabilitas instrumen menggunakan alpha cronbach, dengan hasil baik.
Hasil penelitian pada analisis univariat menunjukkan bahwa mutu asuhan keperawatan oleh perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUP H. Adam Malik Medan berada pada kategori baik( (50,7%). Dan hasil analisis bivariat diketahui bahwa karakteristik perawat secara statistik mempunyai hubungan yang signifikan dengan mutu asuhan keperawatan melalui pendekatan proses keperawatan adalah dimensi pendidikan formal dengan nilai p = 0,011, dimensi ruang perawatan rawat inap dengan nilai p = 0,045. hasil analisis multivariat dengan uji regresi logistik menggunakan metode Backward (CI = 95 %) menunjukkan bahwa dimensi pendidikan formal dengan nilai p = 0,0296 dan dimensi supervisi dengan nilai p = 0,0280 mempunyai hubungan paling signifikan secara statistik dengan mutu asuhan keperawatan.
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka pihak RSVP K Adam malik Medan khususnya bidang keperawatan perlu memperhatikan job description sesuai dengan kemampuan tenaga keperawatan yang ada, melakukan penilaian dan rekrutmen tenaga keperawatan sesuai kebutuhan, mengembangkan Model Praktik Keperawatan Profesional untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan , melakukan pelatihan berkelanjutan dalam lingkup mutu asuhan keperawatan dan supervisi. Selain itu, untuk penelitian lanjutan agar dilakukan dengan disain eksperimental menggunakan variabel mutu asuhan keperawatan dilakukan dengan Tara observasi langsung.
Daftar Pustaka 60 (1981- 2001)

Analysis of Factors Related to Quality of Nursing Upbringing in the Room of Stay Overnight Treatment of Central Public Hospital H. Adam Malik Medan Year 2001These research is have purpose to know characteristic factors of individual nurse, working and work situation related to quality of nursing upbringing in the room of stay overnight treatment of Central Hospital of H. Adam Malik Medan.
These research is constitute the descriptive analysis which is data collecting in the cross sectional. Hypothesis which are proved in these research is the existence of relation between nurse characteristic, working and work situation of performer nurse with quality of nursing upbringing in the room of stay overnight treatment of Central Hospital of K Adam Malik Medan.
Sample of research is the performer nurse which are working in the room of stay overnight treatment of central hospital of H. Adam Malik Medan, in a number of 73 persons who are selected in random manner. For data accuracy, the observation is performed in 3 times performed during 3 weeks. Data collecting is performed with involved university student of Program Study of Nursing Knowledge of Medical of North Sumatera University in a number of 12 persons is gave assist to researcher. Instrument which are used is the instrument of measuring of individual characteristic (Stoner, 1996) and instrument of measuring nursing process documentation (Health Departement of Republic of Indonesia, 1977). The result of validity test and reliability instrument is using alpha cronbach, with good result.
Result of research in the univariat analysis is shown that quality of nursing upbringing in the room of stay overnight treatment of Central Hospital of H. Adam Malik Medan located in the good category (50,77 %). From the result bivariat analysis is known that characteristic of nurse in statistically is having significant relationship with quality of nursing upbringing through approach of nursing process is the dimension of formal education with value p = 0,011, dimension of room of stay overnight treatment with value p = 0,045. result of multivariate with logistic regression test is using Backward method (CI = 95 %) and dimension of supervision with value p = 0,0296 is having the most significant relationship in statistically with quality of nursing upbringing.
Based on these result of research, then party of Central Hospital of H. Adam Malik Medan especially in the field of nursing is need to be considering the job description in accordance with the ability of nursing manpower which have, performing valuation and recruitment of nursing manpower according to the need, developing professional nursing practice model to increase quality of nursing upbringing, performing training in continuous in the scope of quality of nursing upbringing and supervision. Beside that, for the advanced research in order to be made with experimental design using qualitative approach. Therefore is suggested in order that the data collecting method for the variable of nursing upbringing is performed with direct observation manner.
Bibliographi 60 (1981-2001)"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
T8225
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desy M. Gusmali
"Salah satu indikator untuk mengukur kualitas pelayanan kesehatan adalah kepuasan responden. Kepuasan responden yang rendah bisa menggambarkan kualitas layanan yang belum standar dan masih perlu perbaikan. Kepuasan responden yang rendah berdampak terhadap citra fasilitas pelayanan kesehatan. Kepuasan responden itu dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah karakteristik responden itu sendiri.
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang kepuasan responden dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan responden tersebut. Disain penelitian adalah cross-sectional pada 710 responden yang pernah menjaiani rawat map di fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia tahun 2004. Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi logistik ganda. Dari data yang diperoleh, didapatkan 322 (45,35%) responden merasa puas dengan pelayanan kesehatan, hal ini masih dikategorikan rendah. Responden perempuan lebih merasa puas 201 (47,45%) dibandingkan responden laki-laki (44,3I%). Usia tidak berpengaruh terhadap pelayanan kesehatan. Tingkat pendidikan responden tidak berpengaruh pada tingkat kepuasan. Responden yang tidak bekerja lebih merasa puas dibandingkan yang bekerja. Sumber biaya perawatan tidak mempengaruhi tingkat kepuasan responden. Responden yang dirawat difasilitas pelayanan kesehatan milik swasta cenderung merasa lebih puas 53,21% dibandingkan dengan responden yang dirawat difasilitas pelayanan kesehatan milik pemerintah. Faktor dominan yang berhubungan dengan tingkat kepuasan responden adalah tempat menjalani rawat inap.
Dari penelitian ini disarankan bagi petugas kesehatan untuk memperhatikan pelayanan kesehatan yang diberikan pada rnasyarakat. Bagi Departemen Kesehatan hasil penelitian ini sebagai bahan masukan bagi perbaikan kinerja di fasilitas pelayanan kesehatan milik pemerintah.

One of the indicators to measure quality of health service is respondent satisfaction. The low satisfaction can describe of health unit under standard and needs recovery. The low satisfaction will give image to unit health facility. A satisfaction respondent is influent by multifactor like a characteristic factor of the subject.
The purpose of this analysis to find a describe of a satisfaction respondent and factors that influence the satisfaction. Design of analysis is cross sectional and 710 respondents be participated which ever stay in hospital in Indonesia at 2004. The method of analysis is multiple logistic regressions.
From reached of the data, founded 322 (45, 35%) of respondents had satisfied to health service, but that result still low in category. Female respondents has satisfied 47,45%, compare than male respondent 44,31%. Age does not influence to health service, education level respondent too, group not working respondent, more satisfaction compare group of working. Sources of nursing cost did not influence the satisfied respondent. Respondent who get nursing in private facility 53,21% more satisfied compare respondent who get nursing in government facility. The dominant factor which related to satisfied is the place of nursing care. From this research, we recommended for health service officer, to make attention about services to people. To Health Department become an input for improving government facility.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T19086
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>