Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 68079 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Doni Muhardiansyah
Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi, Direktorat Penelitian dan Pengembangan, 2010
370 INO
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ditri Andita Anggariani
"Percepatan pengembangan sektor industri sebagai salah satu fokus kebijakan Masyarakat Ekonomi ASEAN otomatis akan diikuti dengan meningkatnya permintaan tenaga kerja terampil, sehingga butuh suatu upaya untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja Indonesia agar tidak kalah saing dengan tenaga kerja asing dan memperparah tingkat pengangguran. Pendidikan kejuruan berkontribusi dalam menekan angka penangguran karena lulusannya merupakan tenaga kerja terampil siap pakai yang dapat langsung diserap industri. Jawa Barat menempati posisi ketiga secara nasional yang memiliki angka pengangguran tertinggi, di mana sebagian besarnya adalah lulusan SMK. Penelitian ini akan menganalisis jejaring kebijakan untuk melihat bagaimana dinamika dan interaksi antar para aktor kunci dalam jejaring kebijakan pada kebijakan pendidikan kejuruan dan ketenagakerjaan dapat menjelaskan tingginya pengangguran lulusan SMK di Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan post-positivism. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejauh ini interaksi antar aktor kunci yang terlibat dalam jejaring kebijakan ini masih mengandalkan bentuk hubungan yang sifatnya formal. Konflik kepentingan yang terjadi antar para aktor dari sektor publik berakar dari perbedaan pandangan mereka terkait apa yang sesungguhnya menjadi masalah dan bagaimana mengatasinya.
Accelerating the development of the industrial sector as one of the ASEAN Economic Community 39 s policy focus will automatically be followed by the increasing demand for skilled labor, so it needs an effort to improve the quality of Indonesian labor so as not to lose competitiveness with foreign workers and aggravate the unemployment rate. Vocational education contributes to reducing unemployment rates because the graduates are ready made skilled laborers who can be directly absorbed by the industry. West Java occupies the third position nationally which has the highest unemployment rate, where most of them are SMK graduates. This study will analyze the policy network to see how the dynamics and interactions among key actors in the policy network on vocational education and employment policy can explain the high unemployment of SMK graduates in West Java Province. This research is a qualitative research with post positivism approach. The results show that so far the interactions among key actors involved in this policy network still rely on formal relationships. The conflicts of interest between actors from the public sector stem from their differing views on what really matters and how to overcome them."
2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bernadetha Lista Yuniar Ekandri
"Pendidikan adalah hal yang sudah dianggap mutlak oleh setiap individu untuk dijalaninya dalam rangka menimba ilmu dan memperoleh kompetensi tertentu. Sebagian besar masyarakat Indonesia, secara terencana dan terorganisir, menjalani pendidikannya ini pada jalur pendidikan sekolah, yang terdiri atas : pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Memasuki jenjang pendidikan menengah, seorang individu mulai dihadapkan pada beragamn pilihan jenis pendidikan menengah. Hal ini menyiratkan bahwa seorang remaja yang akan melanjutkan pendidikannya ke jenjang pendidikan menengah, diharapkan sudah dapat menentukan pendidikan menengah jenis apa yang akan dipilihnya sebagai jenjang yang akan menjembataninya memasuki pendidikan tinggi atau dunia kerja Namun tidak jarang seorang remaja yang akan melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan menengah justru mengalami kebingungan dalam memilih jurusan yang sesuai dengan keadaan dirinya. Salah satunya contohnya adalah calon siswa SMK yang bingung dalam menentukan program keahlian yang sebaiknya dipilihnya ketika akan memasuki SMK tertentu. Agar dapat membantu calon siswa SMK yang mengalami kebingungan dalam memilih program keahlian maka cara yang dapat ditempuh adalah dengan menyesuaikan karakteristik pribadinya dengan tuntutan lingkungan dan suatu program keahlian yang tersedia. Salah satu karakteristik kepribadian yang panting untuk disesuaikan adalah minat kejuruan. Banyak metode yang dapat digunakan untuk mengungkap/memahami minat kejuruan siswa, salah satunya, adalah dengan menggunakan inventori minat kejuruan. Namun saat ini inventori minat kejuruan yang tersedia belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan masyarakat di mana inventori minat kejuruan tersebut belum dapat digunakan pada beberapa kelompok SMK, salah satunya SMK kelompok Pariwisata (SMKP).
Sekolah Menengah Kejuruan kelompok Pariwisata (SMKP) adalah salah satu penghasil tenaga kerja yang terampil dan profesional di bidang kepariwisataan. Hal ini sangat dibutuhkan oleh pemerintah Indonesia karena Indonesia ditetapkan sebagai salah satu negara tujuan wisata di dunia sehingga bisnis di bidang perhotelan dan kepariwisataan semakin berkembang dengan pesat. Keadaan ini membuat peneliti tertarik untuk membuat inventori minat kejuruan pada bidang pariwisata yang secara valid dan reliabel dapat mengungkap minat kejuruan calon siswa SMK kelompok parisata (SMKP). Pembuatan Inventori minat kejuruan ini mengacu pada teori minat kejuruan yang dikembangkan oleh Holland (1966) yang membagi minat kejuruan ke dalam enam golongan yaitu: Realistic, Investigative, Artistic, Social, Enterprising, dan Conventional.
Penelitian ini dilakukan pada 288 responden siswa kelas I dan 2 SMK dari 3 Sekolah Menengah Kejuruan kelompok Pariwisata (SMKP) yang berbeda yaitu : SMKN 27 Jakarta, SMKN 30 Jakarta, dan SMKN 57 Jakarta. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan metode concurrent validity yang dihitung secara manual sedangkan untuk pengujian reliabilitas akan dilakukan dengan menggunakan metode internal consistency melalui program SPSS for Windows versi 10.01.
Berdasarkan analisa terhadap hasil penelitian, diperoleh hasil bahwa tidak ada item yang valid dalam inventori minat kejuruan yang dikembangkan ini. Namun walaupun demikian, hasil uji validitas yang dilakukan terhadap setiap pernyataan tugas menunjukkan bahwa diantara 36 pemyataan tugas yang tersebar dalam 6 item, terdapat 5 buah pernyataan tugas yang valid sedangkan untuk uji reliabilitas, diantara 90 pasangan pernyataan tugas yang dikorelasikan terdapat 81 pasangan yang terbukti memiliki korelasi yang signifikan pada taraf kepercayaan 95%-99% dengan taraf korelasi yang bervariasi. Adanya pernyataan tugas dalam item yang tidak valid untuk mengungkap minat kejuruan dalam bidang pariwisata mungkin disebabkan oleh banyaknya penjabaran kalimat dari pernyataan tugas dalam tiap item yang terlalu panjang dan memiliki makna ganda. Hal ini membuat responden kurang dapat memahami pemyataan tugas tersebut. Akibatnya, responden tidak dapat mengenali suatu pemyataan tugas sebagai pemyataan tugas yang diminatinya karena ia merasa kurang paham. Selain itu, beberapa penjabaran kalimat untuk menggambarkan setiap situasi tampaknya juga terlalu panjang sehingga membuat responden kurang dapat memahami inti permasalahan yang ingin dikemukakan melalui kalimat tersebut.. Oleh sebab itu jika diadakan penelitian lanjutan disarankan untuk melakukan try out keterbacaan item (content validity) oleh siswa SMK yang memiliki karakteristik sampel yang mirip dengan sampel penelitian. Selain itu dapat pula meminta masukan pada guru bidang kurikulum pada SMK kelompok Pariwisata untuk mendapatkan masukan mengenai kemungkinan adanya penjabaran item/ pernyataan tugas dalam tiap situasi yang memiliki bobot pengukuran yang tidak seragam."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18648
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua, Karakteristik individu, dan Pasar Kerja terhadap Motivasi dalam memilih Kejuruan di Balai latihan Kerja. Selain itu juga untuk melihat hubungan antara sub-sub variabel dan Status Sosial Ekonomi Orang Tua yang dilihat dari aspek pendidikan, pekerjaan dan Ekonomi orang tua, Karakteristik Individu; aspek pendidikan dan pengalamannya dan Pasar Kerja; adanya informasi kesempatan kerja, tersediannya lapangan kerja dan kesempatan kerja yang dapat diperoleh dengan Motivasi peserta pelatihan dalam memilih kejuruan di Balai Latihan Kerja. Untuk mengetahui beberapa hal tersebut di atas, sampel yang diambil untuk penelitian sebanyak 64 orang peserta pelatihan dan berbagai kejuruan, yaitu Tata Niaga, Listrik, Otomotif dan Teknologi Mekanik.
Pembahasan yang mengacu pada data hasil penelitian yang menggunakan Personal Computer program Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 10.0, maka dapat disimpulkan bahwa dilihat dari frekuensi hasil jawaban menggambarkan, faktor Status sosial ekonomi orang tua merupakan faktor yang paling dominan. Sedangkan melalui analisis hubungan ditemukan bahwa hubungan antara Status sosial ekonomi orang tua dengan Motivasi dalam memilih kejuruan bersifat sedang. Sementara itu hubungan antara Karakteristik individu dan pasar kerja, menunjukkan hubungan yang sangat rendah.
Berdasarkan pada hasil penelitian tersebut, agar peserta pelatihan memiliki motivasi yang tinggi terhadap kejuruan-kejuruan yang ditawarkan oleh Balai Latihan Kerja, maka dalam menyelenggarakan pelatihan, Balai Latihan Kerja perlu memperhatikan hal-hal berikut ini; meningkatkan kerjasama dengan swasta, meningkatkan kualitas instruktur, fasilitas latihan kerja dan memperbaiki sistem rekrutmen peserta pelatihan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T7987
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siraj
Depok: Rajawali Pers, 2023
370.113 SIR k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tinton Ardi Saputro
"Tesis ini membahas interaksi antara agen dan struktur yang ada dalam sebuah Lembaga Pelatihan Kerja Pemerintah. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan paradigma interpretif. Metode pemilihan narasumber menggunakan teknik criterion sampling dimana kriteria narasumber sudah ditentukan lebih dahulu. Narasumber penelitian ini adalah PNS yang bekerja di Lembaga Pelatihan Kerja Pemerintah, berjumlah 2 orang. Data penelitian ini diperoleh melalui wawancara, kajian literatur/berita, dan observasi. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Teori Strukturasi. Hasil penelitian menunjukkan adanya sebuah interaksi antara agen dan struktur di mana agen tidak mampu menggunakan resources yang ia miliki untuk mengubah struktur yang ada. Dan, hal ini turut dibentuk oleh nilai-nilai budaya yang melekat pada diri agen.

This thesis discusses structure and agent interaction in a Government Vocational Centre. This study is a qualitative research with an interpretive approach. The informants of this study is choosen by using criterion sampling techniques where are resource criteria already determined in advance. Informants are two Civil Servants who work for The Government Vocational Centre. The data are collected through in-depth interviews, literary/news study, and observation and analyzed using Structuration Theory. The study concludes that there is an interaction between structure and agents in which the agent cannot use its resources to alter the exsisting structure. And, there are cultural values inherent to the agent that accomodate the interaction to occur."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T43720
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mirza Annisa Izati
"Diskrepansi aspirasi dan ekspektasi pada perempuan dalam konteks transisi menjadi orangtua diprediksi oleh dukungan suami dan ketersediaan pengasuh anak. 64 partisipan, yaitu wanita yang sebelumnya atau saat ini memiliki karir memberikan respon terhadap Career Aspiration Scale (O'Brien, 1996) dan 3-item yang khusus dibuat untuk penelitian ini yang mengukur ekspektasi karir. Partisipan juga memberi respon terhadap item tunggal mengenai ketersediaan pengasuh anak dan Family Support Inventory for Workers (King, Mattimore, Raja, & Adams, 1995) yang mengukur dukungan suami.
Analisis standard multiple-regression menemukan tidak adanya hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan diskrepansi aspirasi dan ekspektasi karir. Ketersediaan pengasuh anak juga gagal memprediksi diskrepansi pada ibu dalam masa transisi menjadi orangtua. Hasil penelitian menegaskan bahwa selain dukungan suami dan ketersediaan pengasuh anak, karakteristik individu dan dukungan sosial dari sumber lainnya mungkin lebih baik dalam memprediksi diskrepansi aspirasi dan eskpektasi karir pada ibu dalam masa transisi menjadi orangtua.

The discrepancy of career aspiration and expectation of women were predicted by husband support and childcare availability, in context of transition to parenthood. The 64 participants—women who previously or currently have a career—gave response to Career Aspiration Scale (O’Brien, 1996) and specially developed 3- items of career expectation. They also gave response to a single item of childcare availability and Family Support Inventory for Workers (King, Mattimore, King, & Adams, 1995) which measured perceived husband support.
A standard multiple- regression revealed a not significant relationship between husband support and the discrepancy of career aspiration and expectation. Similarly, childcare availability failed to predict the discrepancy among mothers in transition to parenthood. The results suggest that, besides husband support and childcare availability, there are individual characteristics and other social support which might be better predicting discrepancy of career aspiration and expectation among mothers in transition to parenthood.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S47563
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fandy Anggara Putra
"Dengan jumlah generasi muda yang besar, Indonesia menghadapi tantangan sekaligus peluang untuk meningkatkan kapasitas generasi muda dan memaksimalkan kontribusi mereka terhadap pertumbuhan ekonomi negara. Memberdayakan generasi muda dengan keterampilan dan pengetahuan yang sesuai dengan permintaan industri tidak hanya akan menguntungkan sektor swasta tetapi juga masyarakat pada umumnya. Pendidikan vokasi atau kejuruan adalah langkah untuk menghubungkan secara langsung lingkungan sekolah dan tempat kerja dan mempercepat lulusannya untuk bekerja di tahap awal karir mereka. Namun demikian, lembaga pendidikan vokasi yang ada, khususnya pada pendidikan menengah atas, masih perlu ditingkatkan karena tingkat penyerapan tenaga kerja yang rendah dibandingkan dengan lulusan lain dari jalur pendidikan yang lain. Berdasarkan analisis kuantitatif dengan metode entropy balancing dan instrumental variable, dampak sekolah menengah kejuruan terhadap tingkat pekerjaan dan upah lebih besar pada lulusan yang lebih muda dan berkurang pada kelompok usia yang lebih tua. Situasi ini menimbulkan pertanyaan terkait bagaimana memperkuat pendidikan vokasi yang ada sehingga dapat memberikan keterampilan dan pengetahuan kepada lulusan dan mereka mempertahankan keunggulan kompetitif mereka sepanjang karir mereka.

With a large youth population, Indonesia faces both the challenge and the opportunity to increase the youth population's capacity and maximize their contribution to the country's economic growth. Empowering youth with skills and knowledge that match industry demand will benefit not only the private sector but society in general. Technical and Vocational Education and Training (TVET) is an avenue to directly connect school and workplace environments and accelerate its graduates becoming employed and being productive in the very early stage of their careers. However, existing TVET institutions, especially in upper secondary education, still need to be improved due to their low employment rate compared to other graduates from different educational streams. Based on quantitative analysis using entropy balancing and instrumental variable method, the impact of vocational secondary school on employment and wage levels is bigger in the younger graduates and diminished in the older age group. This situation raises concern about how to strengthen existing TVET institutions so they can provide updated skills and knowledge to their graduates and maintain graduates’ competitive advantage all through their careers."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Devita Djajasinga
"Sekolah merupakan tempat pengembangan pengalaman bagi kehidupan remaja termasuk di dalamnya pemilihan vokasional. Keberadaan Sekolah Menengah Kejuruan memiliki peranan yang panting dalam mengarahkan pilihan vokasional remaja. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu alternatif bagi remaja untuk meneruskan pendidikan lanjutan. Salah satu prinsip penyelenggaraan pendidikan kejuruan adalah short education yaitu penyelenggaran pendidikan kejuruan harus dapat dilaksanakan secepat mungkin Hal ini dimaksudkan agar pendidikan kejuruan menghasilkan tenaga kerja yang siap pakai dalam waktu yang singkat. Oleh karena itu pemilihan jurusan pada Sekolah Menengah Kejuruan hams disesuaikan dengan minat pekerjaan dari siswa yang akan masuk ke Sekolah Menengah Kejuruan tersebut. Minat merupakan salah sate faktor yang menjadi pertimbangan dalam menjuruskan siswa dalam satu program studi tertentu. Namun saat ini belum ada alat ukur yang mengukur minat kejuruan secara spesifik dalam sate kelompok Sekolah Menengah Kejuruan.
Sekolah Menengah Kejuruan kelompok manajemen dan bisnis menghasilkan lulusan yang memiliki lapangan pekerjaan yang luas dan dibutuhkan oleh pasar. Hal ini membuat peneliti tertarik untuk membuat suatu alat ukur dengan item-item yang valid dan reliable untuk mengukur minat kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan khususnya kelompok Manajemen dan Bisnis. Alat ukur minat kejuruan ini disusun mengacu pada teori minat yang dikembangkan oleh Holland (1973) yang membagi minat ke dalam enam golongan yaitu: Realistic, Investigative, Artistic, Social, Enterprising, dan Conventional. Penggolongan minat ini dilandaskan pada enam tipe kepribadian atau kombinasi dari enam tipe tersebut, lingkungan pekerjaan yang disesuaikan dengan tipe kepribadian, serta interaksi antara kepribadian seseorang dan karakteristik dari lingkungan kerjanya.
Salah satu cara untuk mengetahui minat seseorang menurut Super dan Crites (1958) adalah dengan melakukan inventarisasi minat yang diperoleh melalui kuisioner berisi pilihan atau preferensi daftar pekerjaan atau kegiatan wilayah yang berbeda yaitu Jakarta (SMK Tarakanita), Jawa Barat (SMK Putra Bangsa), dan Lampung (SMKN Bandarlampung). Perhitungan validitas dilakukan dengan menggunakan rumus chi-square yang dihitung secara manual, sedangkan untuk perhitungan reliabilitas dihitung dengan menggunakan rumus Kendall yang dilakukan melalui SPSS IO.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa alat ukur minat ini terdapat 9 item yang tidak valid dan 1 item yang valid. Sedangkan untuk uji reliabilitas terdapat 9 item yang tidak reliabel dan I item yang reliabel. Sehingga jika ditarik kesimpulan secara keseluruhan hanya terdapat 1 item yang valid dan reliabel dalam mengukur minat kejuruan dengan kriteria penjurusan. Item-item yang tidak valid mungkin disebabkan oleh pilihan yang dibuat bukan berdasarkan minat tapi lebih pada kemampuan melaksanakan tugas, kurang meratanya bobot tugas dalam satu situasi, serta belum stabilnya minat dari responden. Oleh sebab itu disarankan untuk meminta masukan dari pihak sekolah untuk menilai isi (content) dari alat ukur yang dibuat sebagai analisa kualitatif Selain itu jika diadakan pengukuran Janjutan disarankan untuk menambah jumlah item, memperbaiki item yang buruk, serta memberikan instruksi baik secara lisan maupun tulisan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18573
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Indah Noviyanti
"Minat menjadi faktor penting dalam pemilihan jurusan maupun pemilihan pekerjaan atau karir seseorang. Oleh karena itu seseorang perlu mengetahui minatnya agar is dapat memilih jurusan di sekolah ataupun pekerjaan yang disukainya. Tidak hanya bagi siswa SMA, siswa SMK juga perlu melakukan pemilihan jurusan yang sesuai dengan minatnya. Pentingnya mengetahui minat bagi siswa SMK saat pemilihan jurusan terkait dengan adanya tuntutan bahwa lulusan SMK harus siap memasuki lapangan pekerjaan atau dunia usaha dan industri sesuai bidang keahlian yang dimilikinya. Apabila siswa tersebut memilih jurusan yang sesuai dengan minatnya maka ia akan semakin termotivasi dalam belajar sehingga pada alchirnya akan mampu menguasai keterampilan yang dimilikinya dan menerapkannya. Dengan melihat pentingnya mengetahui arah minat bagi calon siswa SMK pada saat pemilihan jurusan yang dilakukan saat penerimaan siswa Baru, maka peneliti merasakan pentingnya suatu inventori minat bagi siswa SMK.
Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 26 Jakarta yang merupakan SMK kelompok TeknoIogi dan Industri. Kelompok ini merupakan salah satu kelompok program yang cukup stabil dan diramalkan akan mengalami perkembangan yang wajar. Selain itu, SMK Negeri 26 Jakarta merupakan SMK percontohan untuk wilayah Jakarta sehingga memiliki jurusan yang lengkap.
Hasil uji reliabilitas menggunakan Teknik korelasi rank Spearman yang diolah dengan program SPSS versi 10 for Windows menunjukkan bahwa terdapat empat pasang pernyataan tugas yang terbukti tidak reliabel dan 86 pasang pernyataan tugas terbukti reliabel dengan koefisien reliabilitas berkisar antara 0,023 sampai 0,483. Pemyataan tugas yang terbukti reliabel, yaitu pada Teknik Listrik Industri situasi (item) B, C dan D serta pada Teknik Mesin Perkakas situasi (item) A, C dan D. Adapun rentang koefisien reliabilitas berkisar antara 0,023 sampai 0,483 mengindikasikan bahwa kebervariasian skor inventori minat kejuruan ini yang mencerminkan kondisi responden yang sebenarnya atau minat kejuruan responden sebesar 2,3% sampai 48,3%, sedangkan sebesar 51,7% sampai 97,7% terkait dengan kesalahan dalam pengukuran. Hasil uji validitas inventori minat kejuruan SMK kelompok Teknologi dan Industri menunjukkan hanya satu situasi (item) B yang terbukti valid, sedangkan situasi (item) A, C, D, E dan F terbukti tidak valid.
Peneliti menyarankan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih luas di beberapa SMK kelompok Teknologi dan Industri (STM) dan meliputi siswa kelas 1, 2 dan 3 dengan rentang usia 16-18 tahun. Selain itu, perlu dilakukan perbaikan terhadap pernyataan tugas Teknik Listrik Industri pada situasi (item) B, C dan D serta pernyataan tugas Teknik Mesin Perkakas pada situasi (item) A, C dan D yang terbukti tidak reliabel. Penelitian selanjutnya juga perlu memperhatikan proses pengadministrasian tes terutama yang terkait dengan kondisi ruang tes dan posisi duduk responden."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18642
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>