Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 29154 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sunarini
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2003
T40429
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pangaribuan, Anugrah
"Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui penerapan organisasi pembelajar di PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Tbk Jakrta berdasarkan persepsi karyawan divisi Human Resource. Penelitian ini mengacu pada teori dari Peter Senge (1990). Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode survei dengan menyebarkan kuesioner yang menggunakan teknik Total Sampling terhadap karyawan divisi Human Resource yang berjumlah 32 responden. Setelah pengumpulan data, kemudian dianalisis dengan menggunakan perhitungan SPSS versi 17 dan hasil analisis didistribusikan ke dalam tabel.
Hasil pada penelitian ini didapatkan bahwa penerapan organisasi pembelajar di PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Tbk Jakrta berdasarkan persepsi karyawan divisi Human Resource sudah diterapkan dengan sangat baik.

This study aims to describe an application learning organization in PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Tbk Jakrta based on the perception of employees in Division of Human Resource . This study refers to the theory of Peter Senge (1990). This study used the quantitative approach with a survey method that used a total sampling from the Human Resource division which in total 32 respondents. Data collected is analyzed using SPSS version 17 and analytical results are distributed to the table.
The result obtained in this study showed that the application learning organization in PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Tbk Jakrta based on the perception of employees in Division of Human Resource is very good.
"
2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Shelvy Stephanie
"Penelitian ini dilatarbelakangi berdasarkan program Corporate Social Responsibility "Broadband Learning Center" (BLC) yang dilakukan PT Telkom, Tbk di Pulau Pramuka. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan peran dan fungsi humas PT Telkom, Tbk serta manfaat yang diperoleh masyarakat Pulau Pramuka atas program CSR tersebut. Metodologi penelitian menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif dengan paradigma konstruktivis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan, CSR dilakukan oleh Divisi Community Development Center, namun PR tetap mengawasi dan mengomunikasikan program kepada masyarakat. Program BLC ini berkonsep CSR selama 6 bulan yang kemudian menjadi program Community Development. Masyarakat Pulau Pramuka mengalami perkembangan dan peningkatan pendapatan yang mereka rasakan sebagai manfaat dari program CSR Telkom ini.

The background of this research based on Corporate Social Responsibility program "Broadband Learning Center" (BLC) which is done by PT Telkom, Tbk. This research aims to describe the role and function of Public Relations, also the benefit that received by the community of Pramuka Island Constructivist paradigm of research methodology is used in a descriptive and qualitative approach.
The result of this research shows that CSR implementation is done by Community Development Center Division, meanwhile Public Relations is keeping the eye on the progress and communicating the CSR program to the public.This BLC program is 6-month CSR program, then convert to Community Development program. The Pramuka Island's community can develop themselves and increase their income as the benefit of this CSR program.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Woro Sudaryanti
"Distance learning bukanlah sesuatu hal yang bare, apalagi dengan semakin pesa1nya perkembangan Internet. Dengan menggunakan Internet, distance learning semakin meluas dan dapat diakses oleh sem akin banyak orang Model distance learning yang seperti ini, disebut jugs web-based learning, di mana web digunakan sebagai antar mukanya. Janis distance learning, pada dasarnya ada chin, yaitu synchronous dan asynchronous. Pada synchronous learning, iriteiaksi antara instruktur dengan siswa atau siswa dengan siswa berlangsung real time atau pada saat itu juga, sedangkan asynchronous learning sebal>knya. Dari kedua jenis ini, yang paling sesuai untuk diterapkan melalui Internet pada scat ini adalah asynchronous learning Skripsi ini membahas tentang peznbuatan prototype salah sate model distance learning berbasis web untuk mate kuliah dasar komputer. Dalam prototype ini, jenis distance learning yang digunakan adalah asynchronous, dan modal kuliah yang dibuat berupa materi kuliah, lalihan soal, tugs, ugian, praktikum (menggimakan program Pascal 7.0), dan glossary. Selain modul kuliah, disediakan pula fasilitas untuk user (instzuktur dan peserta) Baling bertukar infornasi melalui email. Modal lain yang terdapat dalarn prototype ini adalah how to navigate yang akan memberikan petunjuk penggunaan aplilca si, dan syllabus yang menyediakan infonnasi umurn mengenai kuliah ii. Seluruh modal dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman web, yaitu HTML 4.0 dan JavaSc ript. Model client-server yang digunakan dalam pembuatan prototype ini adalah client-server mumi. Semua modal yang dibuat + program Pascal diletakkan di server, dan kemudian akan diakses oleh user dengan menggcnrnakan web browser."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S39721
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Effendi
"Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan badan usaha yang dibentuk oleh pemerintah yang sejalan dengan isi dan amanat dari pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 ayat 2 dan 3. Kehadiran BUMN sebagai salah satu pelaku ekonomi di Indonesia memiliki arti yang sangat besar didalam menjalankan roda perekonomian selama ini. Badan Usaha Milik Negara yang diharapkan oleh pemerintah sebagai profit center dan agent of development diharapkan tidak terpuruk dan tertinggal dengan perusahaan-perusahaan swasta nasional dan perusahaan-perusahaan asing (internasional). Peranan BUMN dalam perekonomian nasional diharapkan tetap harus menjadi sumber penerimaan bagi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dalam bentuk pemberian kontribusi berupa pajak dan dividen. Ukuran kinerja BUMN yang dilakukan berdasarkan data keuangan telah digunakan untuk menyatakan suatu BUMN baik atau tidak kinerjanya. Kelemahan dalam pengukuran kinerja perusahaan berdasarkan ukuran financial sudah lama disadari para ahli bidang akuntansi karena ukuran tersebut hanya ukuran jangka pendek dan mengabaikan aspek going concern dari suatu entitas. Penggunaan konsep pengukuran kinerja BUMN dengan menggunakan ukuran rasio rasio keuangan sebenarnya hanya merupakan pendekatan akuntansi belaka. Namun demikian walaupun cara pengukuran kinerja BUMN tersebut masih banyak perdebatannya, pengukurannya masih tetap mengutamakan rasio-rasio keuangan yang menggunakan pendekatan akuntansi, sebagaimana ternyata bahwa dalam pengukuran tersebut masih digunakan secara umum Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana kondisi Kinerja PT Telkom Tbk berdasarkan pengukuran rasio-rasio keuangan yang diwakili oleh rasio rentabilitas, likuiditas, solvabilitas, profit margin dan rasio operasi selama 11 tahun terakhir (1996-2006).
Metodologi penelitian yang digunakan dalam penulisan tesis ini adalah metode kuantitatif dengan jenis penelitian adalah deskriptif analisis. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Berdasarkan hasil analisis kinerja PT Telkom Tbk selama 11 tahun terakhir (1996-2006) dengan menggunakan rasio-rasio keuangan yang diwakili oleh rasio rentabilitas, likuiditas, solvabilitas, profit margin dan rasio operasi maka kinerja PT Telkom, Tbk dapat dikatakan cukup baik. Pengggunaan rasio-rasio keuangan tersebut dengan asumsi terjadi dalam kondisi yang normal. Namun hasil pengukuran rasio keuangan tersebut dapat dijadikan ukuran dalam memprediksi kinerja PT Telkom, Tbk di masa yang akan datang Lebih lanjut perlu adanya penambahan ukuran atau indikator lainnya yang dapat juga bersifat indikator kualitatif seperti pelayanan atau penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) serta indikator lainnya untuk kejadian luar biasa (extraordinary event) dalam menilai kinerja PT Telkom Tbk. Agar pengujian rasio-rasio keuangan tersebut lebih lengkap dalam menilai kinerja perusahaan, akan lebih baik apabila harus ada usaha untuk mengurangi perbedaan-perbedaan kepentingan dalam penyusunan laporan keuangan sehingga prediksi laba atau kinerja perusahaan tersebut dapat lebih objektif, akuntabel dan transparan.

The use of the Indicator of the Profitability, Liquidity, Solvency and added indicator on measure of healty BUMN as well as influence on the profit before the tax (EBIT) (Case study to PT Telkom Tbk. and SingTel) The State Owned Company (BUMN) was the company that was formed by the government that in line with the contents and the message from the article 33 basic regulations 1945 articles 2 and 3. The BUMN presence as one of the perpetrators of economics in Indonesia had the meaning that was very big inside undertook the wheel of the economy until now. The State Owned Company that was hoped for by the government as the profit center and agent of development was expected to be not buried and to be left with national private companies and foreign companies (international). The BUMN role in the national economy it was hoped continued to have to become the source of acceptance for the Budget of the Income and the State Expenses in the form of giving of the contribution took the form of the tax and the dividend. The measurement of the BUMN achievement that was carried out was based on the financial data was used to state some of BUMN healthy or not healthy. The weakness in the grating of the achievement of the company was based on the measurement financial for a long time has been realized by the experts of the accountancy field because of this measurement of only short-term measurements and ignored the aspect going concern from an entity. The use of the concept of the grating of the BUMN achievement by using the measurement of the ratio of the Profitability, Liquidity and Solvency (RLS) in fact only was the accountancy approach completely. The reaction that was linked with the weakness of the use of the Profitability factor, Solvency and the Liquidity in the grating of the BUMN achievement as was depicted above afterwards was responded to by the government by being renewed by him the implement measured that for a long time with the implement has measured the BUMN achievement that just through the Decision Finance Minister RI No.826/KMK.013/1992 that added the Indicator of the Addition in the grating of the BUMN achievement outside 3 (three) the Main indicator available, that is the measurement of the Profitability, the Liquidity, and Solvency. With he added the implement measured just this, was meant to improve the weakness of the implement measured old and was hoped for could cover the lack in measuring the achievement of BUMN. Although the grating method of this BUMN achievement has been improved, his grating was still continuing to give priority to the RLS concept that used the accountancy approach, as evidently that in this grating the RLS weight was still being considered quite high that is 70% whereas the indicator weight of the addition of 30%. The subject of the problem in this research was how the condition for the health (the Achievement) PT Telkom Tbk was based on the ratio of the Profitability, Likuiditas, Solvabilitas and the ratio of the Addition compared with Singapore Telecommunications (SingTel) during the last 11 years (1996-2006) and how big the influence of the ratio of the Profitability of the Liquidity, Solvabilitas, of Profit Margin, Ratio of the Operation and the percentage of Continuation against the profit before the tax (EBIT) in 1996 up to 2006.
The methodology of the research that was used in the writing of this thesis of being the quantitative method with the research kind was descriptive the analysis. The data that was used was the primary data and the secondary data. The analysis of the data that was carried out was the analysis of regression. Was based on results of the analysis of the achievement of the health by using Finance Minister's Decision the number No.826/KMK.013/1992 as the basis of the assessment then the health of PT Telkom Tbk Indonesia better than Singtel Singapore during the last 11 years (1996-2006). Was based on the analysis of period statistics of the year 1996-2006 then could be concluded that the Nol hypothesis was refused by concluding that this model could have been used in carrying out the prediction against the profit before the tax (EBIT). Thought R-Square that was received was of 0.720 or of 72%. This value was in the category of stronger relations. Further needed the existence of the increase in the measurement or the other indicator that also could be shaped like an indicator qualitative as the service or the application of the order managed the good company (good corporate governance) as well as the other indicator for the extraordinary incident (extraordinary event)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T24599
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Gunawan
"ABSTRAK
BUMN Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar jika dilihat dari aspek nilai
total aset, volume produksi, maupun dari segi sumber daya manusia dan pengalaman
organisasi yang telah terakumulasi puluhan tahun.
BUMN dalam era pembangunan nasional selama 30 tahun terakhir ini terjebak pada
ambiguity (kerancuan) akibat adanya tujuan/tugas ganda, komando ganda, dan kriteria ganda. Masalah ini mungkin secara tidak sadar telah mendarah daging dan tidak pernah dievaluasi bahayanya kalau dihentikan.
Restrukturisasi BUMN bertujuan untuk mempertahankan pertumbuhan, efisiensi, serta
tingkat keuntungan (pritabilitas) BUMN agar dapat membantu pemulihan kondisi
perekonomian dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat.
Pemerintah melalui Menteri Pendayagunaan BUMN, Tanri Abeng, MBA menempuh
paling tidak tiga cara untuk memprofesionalisasi BUMN: swastanisasi, partisipasi rnanajemen asing, dan membubarkan BUMN yang tidak mempunyai harapan ekonomis serta tidak strategis lagi perannya di rnasa mendatang.
PT Telkom dalam kurun waktu 4 tahun terakhir ini telah melakukan langkah-langkah
perubahan yang sangat mendasar, diawali pada awal tahun 1995 dengan dilakukannya Internal Restructuring, selanjutnya pada pertengahan 1995 dilakukan Kerja Sama Operasi (KSO) dan pada penghujung tahun 1995 dilakukan Initial Public Offering (Go Public).
Prinsip dasar Restrukturisasi Intern adalah memfokuskan diri terhadap customer,
accountability, economic of scale, center of excellence, competitive positioning, network
synergy dan internal competition.
Telkom melakukan benchmarking terhadap para operator kelas dunia dan menjalankan
program T-2001 dalam usahanya menjadi operator kelas dunia. Namun, krisis ekonomi telah menghambat pelaksanaan program T-2001. Pencapaian indikator World Class Operator Divre II lebih baik dari Holding. Namun, beberapa indikator menunjukkan bahwa Divre II masih berada di bawah target yang telah ditentukan, yaitu pada: tingkat keberhasilan panggil, ketersediaan network, dan produktivitas pegawai.
PT Telkom masih mempunyai kinerja yang baik walaupun menderita kerugian kurs
akibat depresiasi nilai rupiah, yang terlihat dari tingginya nilai EVA yang didapat. Hal ini
menujukkan bahwa kinerja keuangan Telkom masih cukup bagus walaupun berada di tengah krisis ekonomi.
Walaupun demikian, Telkom perlu meninjau kembali penyertaannya atau juga
kerjasamanya dengan beberapa perusahaan afiliasi yang merugi, melakukan efisiensi di dalam penyelenggaraan usahanya, misalnya dengan tidak lagi memberikan fasilitas yang berlebihan kepada aparat pemerintahan, melakukan negosiasi ulang dengan para kreditor agar memberi keringanan dalam pembayaran hutang, misalnya dengan memperpanjang waktu hutang, mematok kurs yang rendah, atau pembebasan bunga.
Pembukaan jaringan baru Iebih dipusatkan di daerah yang menguntungkan, misalnya di
Jakarta. Dengan langkah ini, maka pendapatan dan pencapaian ketersediaan network dapat ditingkatkan.
Liberalisasi sektor telekomunikasi dapat diperluas. Dengan harapan masyarakat
Indonesia akan mendapatkan tarif yang murah dari hasil kompetisi para operator telepon.
UU tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi sesuai perkembangan bisnis
telekomunikasi perlu disempurnakan. Selain UU, aturan pendukungnya juga harus diperbaharui dan diperjelas, agar para pelaku bisnis telekomunikasi dapat bersaing dengan aturan yang jelas mengingat persaingan bisnis telekomunikasi sangat ketat (misalnya dalam bisnis operator telepon selular).
Di era reformasi yang penuh dengan transparansi sekarang ini, Telkom dan BUMN
lainnya harus lebih terbuka pada masyarakat. Apalagi sudah adanya UU tentang Perlindungan Konsumen. Masyarakat sebagai konsumen harus ditingkatkan perannya, karena faktor kepekaan kepada konsumen (selain faktor inovasi, efisiensi, dan mutu) akan menjadi daya saing sebuah badan usaha.

"
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Nurmadaniah
"Tesis ini membahas analisis pengaruh antara Pembelajaran Karyawan (Employee Learning) yang terdiri dari dua tipe yaitu exploitative learning dan explorative learning, Kreatifitas Karyawan (Employee Creativity) yang terdiri dari dua tipe yaitu incremental creativity dan radical creativity, Dukungan Atasan Pada Implementasi Ide (Supervisor Support for Idea Implementation) Dan Kompleksitas Pekerjaan (Job Complexity) Terhadap Kinerja Karyawan (Job Performance) dalam konteks pembentukan Divisi Wireless Broadband PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan dilakukan melalui survei kuesioner terhadap karyawan Divisi Wireless Broadband.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kinerja Karyawan dapat dipengaruhi oleh Kreatifitas Karyawan, dimana Kreatifitas Karyawan tersebut dipengaruhi oleh Pembelajaran Karyawan. Sedangkan Kompleksitas Pekerjaan Dan Dukungan Atasan Pada Implementasi Ide tidak terbukti mempengaruhi Kinerja Karyawan. Sehingga Penelitian ini menyarankan untuk penelitian dapat dikembangkan dengan membandingkan unit analisis antar divisi, baik dalam perusahaan maupun berbeda perusahaan.

This research explores the influence of the Employee Learning that divide into exploitative learning and explorative learning, Employee Creativity that divide into incremental creativity and radical creativity, Supervisor Support for Idea Implementation, and Job Complexity on Job Performance in the context in Broadband Wireless Division PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. The research method of this research is quantitative and conducted through a questionnaire survey of employees Broadband Wireless Division.
The results showed that the performance can be affected by Employee Creativity, where Employee Creativity is influenced by the Employee Learning. While the Job Complexity and Supervisor Support for Idea Implementation not supported for job performance. This study thus suggests to research can be developed by comparing the unit of analysis between divisions, both within the company and the different companies.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Cavin Bagerry
"PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) merupakan suatu perusahaan perbankan yang mengedepankan teknologi dalam membantu menjalankan kegiatan proses bisnisnya. Untuk dapat melayani nasabahnya 24 jam, maka dibutuhkan suatu infrastruktur IT yang memiliki availability dan reliability yang tinggi dan dapat dijalani dengan baik tanpa kendala. Selain jaringan interkoneksi, faktor utama dari infrastruktur IT adalah data center (DC). Jika terjadi downtime pada DC, maka kegiatan operasional bisnis berbasis IT akan tertunda sementara dan dapat mengurangi transaksi perbankan saat itu. Untuk menyusun rekomendasi yang terbaik bagi perusahaan, dibutuhkan proses evaluasi seluruh kegiatan operasional data center yang dijalankan oleh PT BRI. Data Center Maturity Model (DCMM) akan digunakan sebagai kerangka kerja dalam mengevaluasi kegiatan operasional data center PT BRI. Metode pengumpulan data akan dilakukan dengan cara wawancara terhadap stakeholder dan user data center yang kemudian akan menghasilkan luaran tingkat kematangan data center PT BRI tersebut. Untuk penyusunan rekomendasi, dilakukan wawancara terhadap internal dan eksternal perusahaan agar mendapatkan expert judgement terhadap rekomendasi yang didapatkan. Hasil rekomendasi akan diterima PT BRI dan dipertimbangkan oleh top management selaku pemangku keputusan agar dijadikan panduan untuk perbaikan kegiatan operasional data center PT BRI.

PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) is a Banking Company that utilize technology in order to support and assist its business process activity in a daily basis. To be able to serve its customers 24 hours, it requires an IT infrastructure that has high availability and reliability and can be used properly without any problems. Apart from network interconnection, the main factor of IT infrastructure is the data center (DC). If there is downtime at DC, IT-based business operations will be temporarily delayed and can reduce banking transactions at that time. To make the best recommendations for the company, it is necessary to evaluate all data center operational activities carried out by PT BRI. The Data Center Maturity Model (DCMM) will be used as a framework in evaluating the operational activities of PT BRI's data center. The data collection method will be carried out by interviewing stakeholders and data center users which will then produce the output data center for the maturity level of PT BRI. For the preparation of recommendations, interviews were conducted with internal and external companies in order to obtain expert judgment on the recommendations obtained. The results of the recommendations will be received by PT BRI and approved by top management as decision makers to be used as a guide for improving PT BRI's data center operational activities."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Shafa Satustika
"ABSTRAK
Penyusunan laporan tahunan PT Telkom Indonesia Persero Tbk merupakan salah satu pekerjaan paling penting yang harus dilakukan perusahaan sebagai bentuk laporan pertanggungjawaban perusahaan kepada shareholder dan stakeholder. Laporan tahunan perusahaan dapat menggambarkan tata kelola perusahaan, kualitas kinerja bisnis dan non bisnis perusahaan, yang dapat mempengaruhi penilaian para shareholder dan stakeholder yang kemudian dapat menentukan tingkat keberhasilan perusahaan dalam mencapai sasaran-sasaran organisasi. Sebagai sebuah konsekuensi, laporan tahunan yang disusun perusahaan harus memenuhi harapan-harapan shareholder dan stakeholder. Selain itu, laporan tahunan juga harus sesuai dengan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan SEOJK No. 30 tahun 2016 tentang Bentuk dan Isi Laporan Tahunan. Metode kualitatif digunakan dalam penyusunan laporan magang ini untuk menganalisis bagaimana proses penyusunan laporan tahunan PT Telkom Indonesia Persero Tbk dalam memenuhi ketentuan Surat Edaran tersebut. Hasil analisis telah menunjukkan bahwa komponen-komponen yang dimuat dalam laporan tahunan Telkom sudah sesuai dengan SEOJK No. 30 tahun 2016. Informasi dan materi yang disajikan dalam laporan tahunan Telkom sangat lengkap, valid dan akurat.

ABSTRACT
The annual report arrangement of PT Telkom Indonesia Persero Tbk is one of the most important task should be carried out by the company as accounting responsibility to shareholders and stakeholders. The annual report can explain corporate governance practices, business and non business performances that can influence valuations and decisions of shareholder and stakeholder and then it could has impact on success factors in achieving organization goals. As a consequence, annual report is arranged should fulfill shareholder and stakeholder expectations. In addition to that, the annual report should also be accorded with Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan SEOJK No. 30 tahun 2016 tentang Bentuk dan Isi Laporan Tahunan. The qualitative method is used to arrange this apprenticeship report in order to analyze how is the annual report process at PT Telkom Indonesia Persero Tbk in fulfilling that provision. The analysis results indicated that components contained in the annual report for period 2016 was accorded with SEOJK No. 30 tahun 2016. Information and material are composed in the annual report of Telkom for period 2016 are valid, complete, detail and accurate."
2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Chairudin Mirza
"PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terbesar di Indonesia. Pada kurun 2016-2020, EBITDA dan laba bersih mengalami fluktuasi. Bagi perusahaan BUMN multibisnis, strategi parenting sangat berperan penting sebagai salah satu strategi korporasi. Namun, ditemukan adanya kecenderungan kinerja yang relatif belum mencapai target di beberapa anak usaha dan bahkan ada beberapa anak usaha yang masih berada di posisi rapor merah. Selain itu, beberapa anak usaha berebut pasar yang sama dalam menjalankan bisnisnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa strategi parenting yang dilaksanakan dewasa ini belum sepenuhnya mencapai target. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis: gambaran strategi parenting di Telkom; implementasi strategi parenting di Telkom, serta peran anak perusahaan terhadap kinerja Telkom. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, di mana pengumpulan data dilakukan melalui observasi langsung, in-depth interview, dan Focus Group Discussion (FGD) dengan pihak yang relevan dengan penelitian. Unit analisisnya adalah kelompok unit-unit bisnis di lingkungan anak usaha Telkom. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menurut Corporate Strategic Scenario (CSS) 2021-2025, strategi parenting tidak lagi secara eksplisit dinyatakan sebagai corporate strategy tetapi termasuk dalam delivery model direction. Telkom mengatur bisnis berbasis pada Customer Facing Unit (CFU) dengan mengategorikan portofolio produk menjadi lima segmen: Mobile, Consumer, Enterprise, Wholesale & International Business, dan segmen “lainnya”. Penerapan strategi parenting memiliki tingkat dominasi yang berbeda-beda tergantung maturitas anak perusahaan. Selain itu, ada kendala yang umum terjadi dalam penerapan strategi parenting di Telkom di antaranya: birokrasi yang panjang, kurangnya pemahaman tentang sifat bisnis anak perusahaan, kurangnya bimbingan dari perusahaan induk untuk melakukan penilaian, masalah dalam pelaporan, pemahaman tentang CFU, dan kesulitan bagi perusahaan yang memiliki banyak portofolio. Faktor yang paling dominan dan signifikan dalam meningkatkan kinerja anak perusahaan dalam penerapan strategi parenting adalah: manajemen portofolio, dukungan investasi, dukungan SDM, faktor jaringan dan akses informasi dari perusahaan induk. Adapun peran anak perusahaan bagi kinerja Telkom bervariasi sesuai dengan kinerja CFU.

PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) is one of the largest State-Owned Enterprises (BUMN) in Indonesia. In the period of 2016-2020, EBITDA and net profit fluctuated. For multi-business state-owned companies, parenting strategy plays an important role as one of the corporate strategies. However, it was found that there was a tendency for performance that had not reached the target in several subsidiaries and even some subsidiaries were still in the red report card position. In addition, several subsidiaries are fighting for the same market in running their business. This shows that the parenting strategy implemented today has not fully achieved the target. Based on this background, this study aims to describe and analyze: the description of parenting strategy at Telkom, implementation of parenting strategy at Telkom, as well as the role of subsidiaries on Telkom's performance. This is a qualitative research, where data collection is done through direct observation, in-depth interviews, and Focus Group Discussion (FGD) with parties relevant to the research. The unit of analysis is a group of business units within Telkom's subsidiaries. The results show that according to Corporate Strategic Scenario (CSS) 2021-2025, parenting strategy is no longer explicitly stated as a corporate strategy but is included in the delivery model direction. Telkom manages its business based on the Customer Facing Unit (CFU) by categorizing its product portfolio into five segments: Mobile, Consumer, Enterprise, Wholesale & International Business, and “other” segments. The application of parenting strategy has different levels of dominance depending on the maturity of the subsidiary. In addition, there are common obstacles in implementing the parenting strategy at Telkom including: long bureaucracy, lack of understanding of the nature of the subsidiary's business, lack of guidance from the parent company to conduct assessments, problems in reporting, understanding of CFU, and difficulties for the company who have multiple portfolios. The most dominant and significant factors in improving the performance of subsidiaries in implementing parenting strategies are: portfolio management, investment support, HR support, network factors and access to information from the parent company. The role of subsidiaries for Telkom's performance varies according to the performance of the CFU."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>