Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143391 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Blacius Dedi
"Komunikasi yang dilakukan para perawat belum dilakukan secara optimal sesuai standar yang benar. Banyak keluhan pasien terhadap komunikasi yang belum sesuai dengan budaya masyarakat. Hasil study phenomenologi menunjukkan, bahwa selama perawat melakukan intervensi, 1) klien tidak pernah mengetahui nama perawat yang merawatnya, 2) klien tidak pernah mendapat penjelasan tentang prosedur intervensi, 3) klien tidak pernah ditanya kesediaan waktu untuk pengkajian dan intervensi. Kompetensi komunikasi perawat masih rendah. Prosedur komunikasi belum dilakukan sesuai prosedur standar. Klien dan keluarga merasa tidak puas dengan komunikasi perawat dalam pelayanan keperawatan.
Tujuan penelitian untuk menghasilkan Pola komunikasi perawat pelaksana dalam pelayanan keperawatan yang mencirikan perawat profesional yang sesuai dengan sosial budaya Priangan-Jawa Barat - Indonesia. Desain penelitian yang digunakan adalah action research dengan pendekatan studi etnografi. Partisipan perawat pelaksana yang bekerja di ruang rawat inap di Rumah Sakit Immanuel Bandung berjumlah 31 orang Partisipan di ambil secara purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan selama satu tahun, dengan wawancara mendalam, observasi partisipan, catatan lapangan dan wawancara mendalam kepada subyek yang terkait dengan partisipan.
Temuan penelitian: Perawat harus mengetahui kondisi klien dan mempersiapkan penampilan, perawat peduli terhadap kliennya, komunikasi mulai dilakukan secara efektif, Perawat berperilaku ramah, menampilkan karakteristik budaya Priangan, pengkajian sosial budaya klien lebih lengkap. Rekomendasi yang disampaikan hendaknya memperbaiki rumusan kurikulum, dengan mengadaptasi dan mengadopsi karakteristik budaya Priangan atau budaya setempat sesuai tempat institusi itu berada. Melakukan penelitian studi etnografi dengan latar belakang budaya klien pada etnik yang lainnya yang ada di Indonesia. Pelatihan komunikasi yang berbasis budaya Priangan bagi seluruh perawat pelaksana, agar komunikasi dalam pelayanan keperawatan dapat berkualitas dan memuaskan klien, keluarga, rekan kerja dan tim kesehatan lain. Menegakan kembali kompetensi budaya dan kompetensi komunikasi dalam ranah kompetensi perawat.

Communication that applied by the nurses have not performed optimally according to the standards. Several patient complaints against communication that has not been in accordance with their culture. Phenomenology study result showed that nurses during intervention: 1) patients never know the name of the nurse who take care for them; 2) patients has never received an explanation about the procedure; 4) patient never asked for time consent for assessment and intervention. Nurse communication competency still considered low. Communication procedures have not been carried out according to standard procedures. Client and family are not satisfied with the communication of nurses during nursing care.
The purpose of research to produce nurse practitioner communication patterns in nursing care that characterize professional nursing in accordance with the sociocultural Priangan West Java - Indonesia. The design research is action research with ethnographic study approach. Using purposive sampling, the participants were chosen for approximately 31 nurse practitioner who are working in the inpatient at Immanuel Hospital Bandung Participants. Data collection was carried out for one year, with in-depth interviews, participant observation, field notes and interview subjects related to the participants.
The findings of the study: Nurses should know the condition of the client and prepare appearances; Nurses care for clients; Communication should be done effectively; Nurses behave friendly, show Priangan cultural characteristics: Comprehensive sociocultural assessment. The recommendations should improve formulation of the curriculum by adapting and adopting cultural characteristics Priangan or culturally appropriate where the institution is located. Conducting research using ethnographic study with others cultural background or ethnicity in Indonesia. Communication training based on Priangan culture for all nurse practitioner; thus, communication in nursing care will be qualified and satisfied client, family, coworkers, and other health professionals. Re-establish cul
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
D1515
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Blacius Dedi
"Komunikasi yang dilakukan para perawat belum dilakukan secara optimal sesuai standar yang benar. Banyak keluhan pasien terhadap komunikasi yang belum sesuai dengan budaya masyarakat. Hasil study phenomenologi menunjukkan, bahwa selama perawat melakukan intervensi, 1) klien tidak pernah mengetahui nama perawat yang merawatnya, 2) klien tidak pernah mendapat penjelasan tentang prosedur intervensi, 3) klien tidak pernah ditanya kesediaan waktu untuk pengkajian dan intervensi. Kompetensi komunikasi perawat masih rendah. Prosedur komunikasi belum dilakukan sesuai prosedur standar. Klien dan keluarga merasa tidak puas dengan komunikasi perawat dalam pelayanan keperawatan. Tujuan penelitian untuk menghasilkan Pola komunikasi perawat pelaksana dalam pelayanan keperawatan yang mencirikan perawat profesional yang sesuai dengan sosial budaya Priangan-Jawa Barat – Indonesia. Desain penelitian yang digunakan adalah action research dengan pendekatan studi etnografi. Partisipan perawat pelaksana yang bekerja di ruang rawat inap di Rumah Sakit Immanuel Bandung berjumlah 31 orang Partisipan di ambil secara purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan selama satu tahun, dengan wawancara mendalam, observasi partisipan, catatan lapangan dan wawancara mendalam kepada subyek yang terkait dengan partisipan. Temuan penelitian; Perawat harus mengetahui kondisi klien dan mempersiapkan penampilan, perawat peduli terhadap kliennya, komunikasi mulai dilakukan secara efektif, Perawat berperilaku ramah, menampilkan karakteristik budaya Priangan, pengkajian sosial budaya klien lebih lengkap. Rekomendasi yang disampaikan hendaknya memperbaiki rumusan kurikulum, dengan mengadaptasi dan mengadopsi karakteristik budaya Priangan atau budaya setempat sesuai tempat institusi itu berada. Melakukan penelitian studi etnografi dengan latar belakang budaya klien pada etnik yang lainnya yang ada di Indonesia. Pelatihan komunikasi yang berbasis budaya Priangan bagi seluruh perawat pelaksana, agar komunikasi dalam pelayanan keperawatan dapat berkualitas dan memuaskan klien, keluarga, rekan kerja dan tim kesehatan lain. Menegakan kembali kompetensi budaya dan kompetensi komunikasi dalam ranah kompetensi perawat.

According to the standards. Several patient complaints against communication that has not been in accordance with their culture. Phenomenology study result showed that nurses during intervention: 1) patients never know the name of the nurse who take care for them; 2) patients has never received an explanation about the procedure; 4) patient never asked for time consent for assessment and intervention. Nurse communication competency still considered low. Communication procedures have not been carried out according to standard procedures. Client and family are not satisfied with the communication of nurses during nursing care. The purpose of research to produce nurse practitioner communication patterns in nursing care that characterize professional nursing in accordance with the sociocultural Priangan West Java - Indonesia. The design research is action research with ethnographic study approach. Using purposive sampling, the participants were chosen for approximately 31 nurse practitioner who are working in the inpatient at Immanuel Hospital Bandung Participants. Data collection was carried out for one year, with in-depth interviews, participant observation, field notes and interview subjects related to the participants. The findings of the study: Nurses should know the condition of the client and prepare appearances; Nurses care for clients; Communication should be done effectively; Nurses behave friendly, show Priangan cultural characteristics: Comprehensive sociocultural assessment. The recommendations should improve formulation of the curriculum by adapting and adopting cultural characteristics Priangan or culturally appropriate where the institution is located. Conducting research using ethnographic study with others cultural background or ethnicity in Indonesia. Communication training based on Priangan culture for all nurse practitioner; thus, communication in nursing care will be qualified and satisfied client, family, co-workers, and other health professionals. Re-establish cultural competence and communication competence in the realm of competence of nurses."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendro
"Telah terjadi penurunan kinerja perawat di RS Santa Elisabeth Batam dari tahun 2019 sampai dengan semester I tahun 2023. Penurunan kinerja perawat ini dapat menimbulkan dampak yang tidak baik terhadap rumah sakit terutama pada keselamatan pasien. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh coaching pada asuhan keperawatan dan komunikasi perawat terhadap kinerja perawat serta dipengaruhi oleh faktor demografi perawat. Metode penelitian bersifat kuantitatif melalui rancangan penelitian quasi experiment dengan pendekatan pre and post control group. Hasil penelitian dengan uji paired sample T test antara kelompok intervensi sebelum coaching dan sesudah coaching adalah 0,000 dan uji paired sample T test antara kelompok kontrol sebelum coaching dan tanpa coaching adalah 0,081. Untuk hasil penelitian dengan uji independent sample T test antara kelompok intervensi setelah coaching dan kelompok kontrol tanpa coaching adalah 0,000. Dengan uji statistik deskriptif pada faktor demografi perawat setelah coaching terhadap kinerja perawat dengan hasil menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna dari jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, lama kerja dan status penikahan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah intervensi coaching pada asuhan keperawatan dan komunikasi perawat dapat meningkatkan kinerja perawat.

There has been a decline in the performance of nurses at Santa Elisabeth Batam Hospital from 2019 to the first semester of 2023. This decline in nurse performance could have an adverse impact on the hospital, especially on patient safety. The aim of this research is to determine the effect of coaching on nursing care and nurse communication on nurse performance and is influenced by nurse demographic factors. The research method is quantitative through a quasi-experimental research design with a pre and post control group approach. The results of research using the paired sample T test between the intervention group before coaching was 0.000 and the paired sample T test between the control group before coaching and without coaching was 0.081. For research results using the independent sample T test between the intervention group after coaching and the control group without coaching was 0.000. With descriptive statistical tests on nurse demographic factors after coaching on nurse performance, the results showed that there were no significant differences in gender, age, education level, length of work and marital status. The conclusion of this research is that coaching interventions in nursing care and nurse communication can improve nurse performance."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santi Surbakti
"Caring merupakan ciri khas perawat yang menentukan kualitas sebuah layanan. Namuntidak semua perawat memiliki perilaku caring yang baik. Salah satu penyebabrendahnya perilaku caring adalah rendahnya efikasi caring perawat yang menyebabkankurangnya keyakinan dan kemampuan diri untuk membina hubungan caring dalammemberikan asuhan keperawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruhpelatihan efikasi caring terhadap perilaku caring perawat. Penelitian ini menggunakandesain kuantitatif dengan metode quasi eksperimen dengan pendekatan pre-post testdesign with control group. Partisipan adalah 50 perawat pada kelompok intervensi diRSUD Kota Dumai dan 50 perawat pada kelompok control di RSUD Kecamatanmandau.
Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh pelatihan efikasi caring terhadapperilaku caringperawat dengan nilai p = 0,0001, ada perbedaan bermakna pada nilaiperubahan perilaku caring baik di kelompok intervensi p = 0,0001 maupundikelompok kontrol p = 0,021 dengan ? = 0,005 dan pengetahuan memiliki hubunganbermakna dengan perilaku caring perawat. Pelatihan mampu meningkatkan efikasicaring sehingga perilaku caring perawat juga meningkat. Manajer perlu memikirkanupaya untuk mempertahankan perilaku caring yang telah dicapai terutama denganmeningkatkan pengetahuan perawat mengenai efikasi caring.

Caring is a characteristic of nurses that determine the quality of a service. But not allnurses have good caring behaviors. One of the causes of low caring behavior is the lowefficacy of caring that leads to lack of confidence and self ability to foster caringrelationships in providing nursing care. This study aimed to determine the effects ofcaring efficacy training on caring behavior of nurses. This research used quantitativedesign with quasi experimental method with approach of pre post test design withcontrol group. Participants were 50 nurses in the intervention group at RSUD Dumaiand 50 nurses in the control group at RSUD Mandau.
The results showed that there wasan effect of caring efficacy training on caring nurse behavior with p value 0.0001,there was significant difference in the value of caring behavior change in bothintervention group p 0.0001 and control group p 0,021 with 0.005 andknowledge have significant relationship with caring behavior of nurse. Training canimprove caring efficiency and increasescaring nurse behavior. Managers need to thinkabout efforts to maintain caring behavior that has been achieved primarily byincreasing the nurse's knowledge aboutcaring efficacy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T51536
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Dwi Kurniawati
"Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keberagaman budaya. Kebudayaan yang dimiliki dapat mempengaruhi pandangan sehat dan sakit seseorang, sehingga dibutuhkan adanya asuhan keperawatan peka budaya. Asuhan keperawatan peka budaya membutuhkan pengetahuan transkultural sehingga dapat menghasilkan self efficacy dalam mengaplikasikannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan keperawatan transkultural dengan self efficacy dalam melakukan asuhan keperawatan peka budaya. Penelitian ini melibatkan 119 orang mahasiswa profesi baik asal program ekstensi maupun reguler menggunakan desain cross sectional dengan teknik total sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan keperawatan transkultural yang dimiliki dengan self efficacy dalam melakukan asuhan keperawatan peka budaya pada mahasiswa Profesi FIK UI angkatan 2015 (p value = 0,009). Penelitian ini merekomendasikan agar dilakukannya integrasi asuhan keperawatan peka budaya dalam kurikulum keperawatan lainnya. Penelitian pada unsur kompetensi budaya yang lain diperlukan pada penelitian selanjutnya.

Indonesia is an archipelago country which has multicultures. Culture can affect someone's view about health and illness, therefore cultural sensitive nursing care is needed. Cultural sensitive nursing care need transcultural knowledge to attain self efficacy in applying. The aim of this research was to discover the relationship between transcultural nursing knowledge with self efficacy in applying cultural sensitive nursing care. This research involved 119 nursing profession students from extension and regular program using cross sectional design with total sampling technique.
The result of this research showed that there was a significant relationship between transcultural nursing knowledge with self efficacy in applying cultural sensitive nursing care among nursing profession student, faculty of nursing universitas indonesia 2015 (p value = 0,009). This research is recomended the integration transcultural nursing care in the other curriculum nursing. Any further researches in other cultural competence is needed.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S63071
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bela Pertiwi
"Perasaan, pengalaman dan harapan serta keinginan perawat baru diberi kewenangan klinis dapat memengaruhi kualitas pelayanan keperawatan di rumah sakit. Penelitian kualitatif fenomenologi deskriptif ini bertujuan menggali pengalaman perawat baru sebelum diberi kewenangan klinis. Wawancara mendalam pada 11 partisipan dengan analisis data menggunakan metode Colaizzi, menghasilkan 7 tema yaitu; perawat baru kurang paham tentang kewenangan klinis, perawat baru bangga bila berhasil melakukan tindakan yang bukan kewenangan  klinisnya, perawat baru melaksanakan asuhan keperawatan atas perintah senior, perawat baru ingin diakui, dihargai dan diberi kewenangan klinis, perawat baru mengalami kelelahan fisik dan mental, perawat baru ingin melaksanakan tindakan sesuai SOP, dan rumah sakit perlu memfasilitasi proses adaptasi perawat baru. Perawat baru melaksanakan asuhan keperawatan dengan harapan ingin diakui dan memiliki kemahiran dalam bekerja. Mereka merasakan berbagai perasaan kesulitan terhadap transisi yang dijalani di masa orientasi perawat baru membutuhkan dukungan dan pendampingan yang komunikatif dalam menjalankan perannya sebagai pemberi asuhan keperawatan kepada pasien. Manajemen rumah sakit diharapkan dapat memberikan program orientasi yang tepat serta memperkenalkan kewenangan klinis sejak awal pada perawat baru.

Feelings, experiences, and expectations as well as the wishes of new nurses given clinical authority, can influence the quality of nursing services in hospitals. This qualitative phenomenological descriptive research aims to explore the experiences of new nurses before being given clinical authority. In-depth interviews on 11 participants and data analysis with the Colaizzi Method, resulted in 7 themes namely; new nurses don`t understand clinical authority, new nurses are proud if they succeed in taking actions that are not their clinical authority, new nurses carry out nursing care by senior orders, new nurses want to be recognized, valued and given clinical authority, new nurses experience physical and mental fatigue, new nurses want to carry out actions in accordance with the SOP, and the hospital needs to facilitate the process of adaptation of new nurses. The new nurse carries out nursing care in the hope of being recognized and has proficiency in work. They feels a variety of feelings of difficulties towards the transition undertaken in the orientation of the new nurse requires communicative support and assistance in carrying out her role as the nursing care provided to the patient. Hospital management is expected to provide the right orientation program and introduce clinical authority from the start to new nurses."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
T52893
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tuti Alawiah
"Kebudayaan dapat memengaruhi perilaku dan persepsi sehat dan sakit seseorang. Asuhan keperawatan secara peka budaya diperlukan untuk memahami kebutuhan klien dengan budaya yang beragam. Efikasi diri sangat diperlukan dalam melakukan asuhan keperawatan peka budaya agar memberikan kepercayaan dalam melakukan asuhan keperawatan peka budaya sehingga menghasilkan perilaku caring yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan efikasi diri dalam pemberian asuhan keperawatan peka budaya terhadap perilaku caring mahasiswa profesi ners. Penelitian ini melibatkan 102 orang mahasiswa profesi ners yang berasal program regular dan ekstensi menggunakan desain penelitian deskriptif korelasi dengan metode pengumpulan data secara cross sectional dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian didapatkan efikasi diri dalam pemberian asuhan keperawatan peka budaya mahasiswa profesi ners sudah sangat tinggi dilihat dari proporsinya (83,2%) dan perilaku caring mahasiswa profesi ners juga sangat baik dilihat dari proporsinya (93,67%). Hasil uji analisis dengan menggunakan uji spearman rho menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara efikasi diri dalam pemberian asuhan keperawatan peka budaya terhadap perilaku caring mahasiswa profesi ners (p value = 0.0001). Penelitian ini menyarankan dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai tingkat efikasi diri dalam pemberian asuhan keperawatan peka budaya terhadap perilaku caring pada tahap akademik sarjana yang sudah memulai praktik di rumah sakit, maupun perawat di yang bekerja di rumah sakit.

Culture can influence a person's behavior and perception of health and illness. Culturally sensitive nursing care is needed to understand the needs of clients with diverse cultures. Self-efficacy is very necessary in carrying out culturally sensitive nursing care in order to provide confidence in performing cultural nursing care so as to produce good caring behavior. This study aims to determine the relationship of self-efficacy in providing cultural care to the caring behavior of nursing profession students. This study involved 102 professional students from both regular and extension programs using a descriptive correlation design with cross sectional data collection methods with purposive sampling technique. The results showed that self-efficacy in providing nursing care to nursing professional students was very high seen from the proportion (83.2%) and caring behavior of nursing professional students was also very good seen from the proportion (93.67%). The results of the analysis using the Spearman Rho test showed that there was a significant relationship between self-efficacy in providing cultural care to the caring behavior of nursing professional students (p value = 0.0001). It is recommended that further research be conducted on the level of self-efficacy in providing cultural care for caring behavior at the academic level who have started practicing in hospitals, as well as nurses working in hospitals."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Mawaddah
"Komunikasi dalam keperawatan dapat diartikan sebagai dasar dalam memberikan asuhan keperawatan untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya, menentukan apa yang menjadi kehendak pasien, serta menilai evaluasi dari asuhan keperawatan yang dilakukan. Tujuan dalam penelitian ini mengetahui gambaran persepsi klien tentang komunikasi terapeutik perawat dalam pelaksanaan pelayanan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) BPJS Kesehatan Kota Bekasi. Metode dalam penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif berdasarkan pengukuran dan analisis data karena didalam penelitian ini akan menggambarkan fenomena atau gejala sosial. Populasi pada penelitian ini adalah peserta JKN-KIS pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Peratama (FKTP) di Wilayah Kota Bekasi yang mewakili usia > 15 tahun. Besar sampel adalah 399,9334 dibulatkan menjadi 400 orang. Sampel didapatkan dengan metode Probability Sampling dengan cara cluster sampling. Penelitian ini menggunakan kuesioner komunikasi terapeutik perawat untuk mengukur persepsi klien terhadap kemampuan komunikasi terapeutik perawat. Penelitian ini akan menganalisis data dengan analisis univariat terhadap setiap variabel. Variabel yang akan dianalisis yaitu karakteristik responden dan komunikasi terapeutik perawat. Hasil penelitian ini terbagi dalam 3 fase komunikasi terapeutik yaitu fase orientasi, fase kerja dan fase terminasi, diamana dalam 3 fase tersebutdi dominasi dengan kategori cukup. Pada komunikasi terapeutik fase orientasi kategori baik (17.25%), cukup (66.25%) dan kurang baik (66%). Pada komunikasi terapeutik fase kerja kategori baik (4%), Cukup (80.75%) dan kurang baik (15.25%). Sedangkan pada komunikasi terapeutik fase terminasi tidak ada kategori baik (0%), dengan kategori cukup (80.75%) dan kurang baik (19.25%).

Communication in nursing can be interpreted as the basis for providing nursing care to gather as much information as possible, determine what the patient wants, and assess the evaluation of the nursing care provided. The aim of this research is to determine the description of clients' perceptions regarding nurses' therapeutic communication in the implementation of services at BPJS Health First Level Health Facilities (FKTP) Bekasi City. The method in this research is included in quantitative research based on measurement and data analysis because this research will describe social phenomena or symptoms. The population in this study were JKN-KIS participants at Primary Level Health Facilities (FKTP) in the Bekasi City Area representing ages > 15 years. The sample size is 399.9334 rounded to 400 people. Samples were obtained using the Probability Sampling method using cluster sampling. This study used a nurses' therapeutic communication questionnaire to measure clients' perceptions of nurses' therapeutic communication abilities. This research will analyze the data using univariate analysis of each variable. The variables to be analyzed are the characteristics of the respondents and the nurses' therapeutic communication. The results of this research are divided into 3 phases of therapeutic communication, namely the orientation phase, work phase and termination phase, where these 3 phases are dominated by the sufficient category. In the therapeutic communication orientation phase, the categories were good (17.25%), sufficient (66.25%) and poor (66%). In the therapeutic communication phase of work, the categories were good (4%), sufficient (80.75%) and poor (15.25%). Meanwhile, in the termination phase of therapeutic communication, there was no good category (0%), with adequate (80.75%) and poor (19.25%) categories."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Helmi Wahyuningsih
"Sebesar 60% karyawan Krakatau Medika Hospital adalah perawat. Fokus utamanya adalah pelayanan perawatan kelas menengah atas, sehingga penelitian dilakukan di Ruang Flamboyan. Adanya keluhan perawat pelaksana mengenai beban kerja dan merasa kekurangan tenaga, diperlukan analisis kebutuhan tenaga berdasarkan beban kerja nyata dengan menggunakan metode Workload Indicator Staff Need (WISN). Hasil perhitungan didapatkan masih kekurangan 3 orang. Namun, perawat juga melakukan beberapa tugas pramuwaluya. Jika RS mengeluarkan tugas tersebut, maka kekurangan 1 perawat pelaksana dengan menambah 2 pramuwaluya. Dengan demikian, diharapkan perubahan uraian tugas, menambah tenaga, melibatkan kepala ruangan dalam perencanaan kebutuhan tenaga tahunan, dan menggunakan WISN di unit lain.

Total nurses in Krakatau Medika Hospital are 60%. The main focus is on care services for upper-middle class, so the study was conducted in Flamboyan Room. One of human resources planning method based on workload is Workload Indicator Staff Need (WISN). Based on calculation, there is under staffing 3 people. There are some tasks of pramuwaluya done by nurses. If hospital put out these tasks, 1 practical nurse and 2 pramuwaluya are needed. Thus, researcher suggested to changing job description, addition staff, involve head room in planning the need of human resources annual, and using WISN method in other units."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55652
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Luh Widani
"Perbandingan Tindakan Keperawatan Oral Care menggunakan Povidone-iodine 1% dengan Chlorhexidine 0.2% Terhadap Jumlah Bakteri di Mulut Klien Penurunan Kesadaran di Pelayanan Kesehatan Sint Carolus Jakarta Oral care klien penurunan tingkat kesadaran tidak boleh diabaikan dan membutuhkan antiseptik oral yang mempunyai sifat antibakteri (Timby, 2009). Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperimen dengan kelompok kontrol, pre dan post test untuk mengidentifikasi perbandingkan povidone iodine 1% dengan chlorhexidine 0.2% terhadap jumlah koloni bakteri di mulut klien penurunan kesadaran.
Hasil penelitian pada 30 responden yang diambil secara consecutive sampling dibagi tiga kelompok. Didapatkan ada perbedaan yang signifikan penurunan jumlah koloni bakteri sebelum dan setelah oral care pada povidone iodine (p=0.007), chlorhexidine (p=0.001) dan air (p=0.001). Perbandingan selisih jumlah bakteri povidone iodine 1% dengan chlorhexidine 0.2% tidak signifikan (p=0,343). Disimpulkan chlorhexidine 0.2% , povidone iodine 1% dan air minum masing-masing mempunyai kemampuan yang signifikan menurunkan koloni bakteri dan dapat digunakan sebagai pembilas oral care. Disarankan secara ekonomis air minum digunakan dalam oral care apabila klien penurunan kesadaran tidak mengalami infeksi mulut, dan chlorhexidine 0.2% atau povidone iodine 1% digunakan bila ada infeksi mulut.

The oral care of unconscious patient should not be ignored and requires the oral antiseptics that have antibacterial properties (Timby, 2009). This research was quantitative research study with quasi experimental design with control groups, using pre-post test design the study was aimed to compere the amount of bacteria colonies after povidone iodine 1% and chlorhexidine 0.2% on the patient with disturbance of consciousness level. Using consecutive sampling technique, 30 eligible respondences were devided into three group.
The results of this study identifided that t - test of pre-post test of povidone iodine with p= 0.007, chlorhexidine with p=0.001 and water oral care with p=0.001. Mean while there was no significan different betwent povidone iodine with chlorhexidine with p value 0,343. Concluded chlorhexidine0.2%, povidone iodine 1% and water each has a significant ability to reduce colonies of bacteria and can be used as an oral care. Economically advisable to the water used in oral care if clients do not experience a decrease awareness of oral infections, and chlorhexidine 0.2% or povidone iodine 1% is used when there is infection of the mouth."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T28423
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>