Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 173597 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dian Kartikasari
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas pelatihan problem solving dalam
meningkatkan kemampuan penyelesaian masalah pada remaja yang mengonsumsi
minuman keras. Saat ini, penyalahgunaan narkoba dan minuman keras sebagian
dilakukan oleh remaja (Kartono, 2008). Ada berbagai macam teori yang
menjelaskan penyebab konsumsi minuman keras pada remaja, salah satunya
adalah model psikologis, yang memandang perilaku ini dapat dilakukan remaja
sebagai caranya untuk menyelesaikah masalah yang tengah dihadapi (Sigelman
dkk dalam Rice & Dolgin, 2002). Keadaan ini menunjukkan kurang
berkembangnya kemampuan penyelesaian masalah yang dimiliki remaja yang
mengonsumsi minuman keras tersebut.
Intervensi dalam penelitian ini adalah pelatihan problem solving, menggunakan
teori yang dikembangkan oleh D’Zurilla dan Nezu (dalam D’Zurilla, Nezu, &
Maydeu-Olivares, 2004). Pelatihan dilakukan selama lima hari, terhadap empat
orang remaja yang mengonsumsi minuman keras yang berusia antara 15-19 tahun.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kemampuan
penyelesaian masalah antara sebelum dan setelah mengikuti pelatihan. Sepanjang
dan setelah dilakukannya pelatihan, subyek mengaku tidak mengonsumsi
minuman keras. Akan tetapi, hal ini dipengaruhi oleh faktor eksternal selain
pelatihan yang dilakukan, yaitu pengawasan petugas panti yang menjadi lebih
ketat. Seluruh subyek menyatakan masih memiliki keinginan untuk kembali
mengonsumsi minuman keras dan memandang langkah-langkah penyelesaian
masalah yang dijelaskan dalam pelatihan hanya sebagai cara cadangan.

ABSTRACT
The purpose of this study is to know the effectivity of problem solving training to
enhance problem solving skills in adolescents who have drinking problem.
Nowadays, majority of drugs and alcohol misuse was done by adolescents
(Kartono, 2008). There are various kinds of theory that explain the reasons why
adolescents drinking alcohol, one of them is psychological model which stated
that adolescents could involved in this behavior as their way to solving problems
that they have (Sigelman et al. in Rice & Dolgin, 2002). This situations shows that
adolescents who have drinking problem is lacking in problem solving skills.
The intervention in this study is problem solving training, using theory that was
developed by D’Zurilla and Nezu (in D’Zurilla, Nezu, & Maydeu-Olivares, 2004).
This training was conducted for five days, involving four adolescents who have
drinking problem with 15-19 years of age. Study results shows that there are no
differences in their problem solving skills between before and after following
training. During and after the training was held, all of the subjects stated that they
were no longer drinking alcohol. But, there are other external factors that
influence this behavior, which is supervisor’s monitoring that’s become more
intense. All of them still have intention in drinking alcohol again and think about
the problem solving steps that was explained during the training only as a backup
plan."
2009
T37626
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Ratna Wulan
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektvitas problem solving therapy untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah pada remaja pria pelanggar status. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kenakalan remaja dan perilaku yang membahayakan kesehatan terkait dengan minimnya keterampilan pemecahan masalah, yang pada akhirnya dapat berpengaruh pada rendahnya performa akademis. Usaha intervensi bagi remaja pelanggar status banyak dilakukan untuk meningkatkan keterampilan memecahkan masalah sosial, salah satunya melalui Problem Solving Therapy (PST) yang berdasarkan pada prinsip terapi kognitif behavioral (D'Zurilla & Nezu, 2007).
Subjek dalam penelitian ini adalah seorang remaja pria pelanggar statusberusia 14 tahun. Intervensi diberikan dalam 7 sesi yang dibuat berdasarkan panduan umum PST. Untuk melihat keberhasilan program, dilakukan pengukuran sebelum dan sesudah dilakukan program dengan menggunakan alat ukur berupa pedoman wawancara dan kuesioner problem solving test yang dirancang oleh Nezu, Nezu, & D'Zurilla (2013).
Hasilnya menunjukkan bahwa program intervensi yang dirancang, belum efektif untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah. Program ini berhasil memberi pengetahuan mengenai langkah-langkah pemecahan masalah yang efektif dan meningkatkan keyakinan subjek untuk berubah, namun belum berhasil mengubah orientasi masalah subjek menjadi lebih positif.
Beberapa saran yang dapat diberikan, antara lain melakukan pengujian alat ukur secara psikometrik, berusaha mempertahankan rapport yang baik dengan subjek selama berlangsungnya program, melakukan sesi follow-up untuk melihat hasil generalisasi keterampilan pemecahan masalah dalam situasi natural, serta melakukan pelatihan keterampilan sosial sebelum pelatihan keterampilan pemecahan masalah.

This study is aimed to investigate the effectiveness of problem solving therapy (PST) to improve problem solving skill in a male adolescent status offender. Previous study showed that juvenile delinquency and health-risk behaviour are related to lack of problem solving skill which then affect academic performance. Intervention for adolescent status offender were conducted frequently to improve social problem solving skill, one of them is PST which based on cognitive behavioral therapy principles. (D'Zurilla & Nezu, 2007).
Subject in this study is a male adolescent status offender aged 14 year. Intervention was performed in 7 session which designed based on general guidelines of PST. To determine the effectiveness of the intervention, measurement were performed before and after program using interview guideline and problem solving test questionnaire designed by Nezu, Nezu, & D'Zurilla (2013).
Result showed the intervention was not yet effective to improve problem solving skill. This progam is effective to deliver knowledge about steps of effective problem solving and enhance subject's willingness to change, but failed to change subject's problem orientation to be more positive.
Some suggestions for future study are to evaluate psychometric properties of the measure, to maintain good rapport with the subject during intervention,to provide follow-up session purposed to observe generalization of problem solving skill in natural setting, and to provide social skill training before problem solving skill training.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T42206
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lystia Tri Utami
"Masa transisi menjadikan remaja sebagai kelompok berisiko pada masalah kesehatan perkotaan. Salah satu masalah kesehatan masyarakat perkotaan pada remaja adalah kekerasan. Kekerasan di remaja merupakan ketidakefektifan koping terhadap stressor. Karya Ilmiah Akhir ini memberikan gambaran tentang latihan asertif untuk mengatasi masalah ketidakefektifan koping pada remaja. Implementasi yang telah dilakukan terdiri dari implementasi yang bersifat kognitif dan psikomotor dengan pendekatan lima tugas kesehatan keluarga. Latihan asertif merupakan intervensi unggulan dalam asuhan keperawatan yang diberikan kepada remaja. Latihan asertif dapat menjadi koping efektif dalam mengatasi stressor. Hasil evaluasi selama kunjungan bulan Mei dan Juni yaitu terjadi penurunan emosi pada remaja, remaja mampu mengungkapkan pendapat atau masalah dan rasa ketidaksukaan secara asertif. Karya tulis ini diharapkan dapat menjadi sumber dalam memberikan promosi kesehatan bagi remaja.

Transition make a adolescent as a group at risk for urban health problems. One of the urban health problems for adolescent is violence. Violence as a result for ineffective coping with stressors. This paper to overview of assertiveness training for problem solving of ineffective coping in adolescent. Implementation consisted of cognitive and psychomotor skills that approach on five family health tasks. Assertiveness training is an excellent intervention in nursing care provided to adolescent. Assertiveness training is one of efectiveness coping that can used by adolescent. The result of evaluation in May and June are adolescent emotion decresed, Assertiveness training can be effective for coping of the stressor. The results of the evaluation during a visit in May and June are the decrease of emotions in adolescents, teenagers are able to express their opinions and problems assertively. This paper is expected to be a resource in providing health promotion for adolescents.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sopi Puji Astuti
"Remaja adalah seseorang yang berusia 10-19 tahun dari masa anak-anak menjadi masa dewasa yang mengalami banyak perubahan. Perubahan yang terjadi pada remaja yaitu perubahan fisik, kognitif, dan psikososial. Remaja putri belum dapat memilih makanan yang bergizi dan mengalami menstruasi setiap bulannya. Hal tersebut membuat remaja putri akan mengalami anemia gizi besi. Dampak anemia gizi besi tidak diatasi yaitu menurunnya kemampuan tubuh, menurunnya konsentrasi belajar, menurunnya daya tahan tubuh, dan menghambat tumbuh kembang. Intervensi unggulan dalam mengatasi anemia gizi besi yaitu variasi menu makanan yang mengandung zat besi. Hasil evaluasi menunjukkan Ibu P mampu menyediakan variasi menu makanan yang mengandung zat besi bagi An W dalam mengatasi masalah anemia gizi besi.

Adolescent are a person aged 10-19 years from childhood into adulthood is undergoing many changes. Changes that occur in adolescence are physical changes, cognitive, and psychosocial. Adolescent have not been able to choose foods that are nutritious and menstruate every month. This makes young women will experience iron deficiency anemia. Impact of iron deficiency anemia is decreased ability of the body, decreasing the concentration of learning, immune deficiencies, and inhibit growth. Intervention featured in addressing iron deficiency anemia is a varied menu of foods that contain iron. The evaluation results showed Mrs. P is able to provide a varied menu of foods that contain iron for An W in addressing iron deficiency anemia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Subekti
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kreativitas karyawan terhadap kesiapan karyawan untuk berubah di PT. X. Tipe penelitian action research dengan responden sebanyak 71 karyawan. Alat ukur adalah Readiness for Change Scale (Hanpachern, 1997) dan Skala Sikap Kreatif (Munandar, 1977). Hasil perhitungan uji regresi memperoleh hasil R2=0,108 (p<0,05) yang berarti kreativitas karyawan mempengaruhi kesiapan karyawan untuk berubah sebesar 10,8%. Intervensi Pelatihan Pemecahan Masalah secara Kreatif dirancang untuk meningkatkan kreativitas karyawan dan kesiapan karyawan untuk berubah.
Hasil perhitungan efek intervensi menunjukkan signifikansi perbedaan pre-test dan post-test kreativitas karyawan dan kesiapan karyawan untuk berubah dengan uji t-test; diperoleh nilai t untuk kreativitas karyawan sebesar -4,899 (p<0,05) dan kesiapan karyawan untuk berubah sebesar -1,394 (p>0,05). Hal ini berarti terdapat peningkatan skor kreativitas karyawan secara signifikan namun tidak terjadi peningkatan skor kesiapan karyawan untuk berubah secara signifikan setelah diberikan intervensi Pelatihan Pemecahan Masalah secara Kreatif. Dengan demikian Pelatihan Pemecahan Masalah secara Kreatif mampu meningkatkan kreativitas karyawan, namun belum mampu meningkatkan kesiapan karyawan untuk berubah di PT.X.

This study aims to determine the effect of employee creativity to the employee readiness for change at X Company. The type of this study is action research study by the number of study participants as many as 71 employees. Measuring instrument used is a measure of Readiness for Change Scale (Hanpachern, 1997) and Creative Attitude Scale (Munandar, 1977). The results of calculations using regression showed R2 = 0.108 (p <0.05), which means employee creativity affects the employee readiness for change at 10.8%. Therefore, the interventions made in the study was designed to increase employee creativity and employee readiness for change. The intervention is a ?creative problem solving? training. Intervention effects were measured by comparing the pre-test and post-test measurements of employee creativity and employee readiness for change.
The results of tests of significance differences in the calculation of pretest and post-test employee creativity and employee readiness for change using a t-test. The t-test values obtained for employee creativity is -4.899 (p< 0.05) and the value of t for employee readiness for change is - 1.394 (p >0.05). This means there is an increase in employee creativity scores were significantly but there was no increase to employee readiness for change scores significantly after the intervention given. The results of this analysis indicate that a given intervention can improve employee creativity, but have not been able to increase the employee readiness for change.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T38243
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arie Puji Lestari
"Pengetahuan gizi yang rendah dan pola makan yang salah menjadi penyebab timbulnya masalah gizi kurang pada remaja. Karya ilmiah ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai dampak penyusunan jadwal menu harian untuk mengatasi masalah gizi kurang. Implementasi yang telah dilakukan bersifat kognitif, afektif, dan psikomotor dengan pendekatan lima tugas kesehatan keluarga. Intervensi unggulan yang dipilih yaitu penyusunan jadwal menu makanan dengan gizi seimbang. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa terjadi peningkatan berat badan pada klien. Keluarga Bapak B melaporkan bahwa telah melakukan upaya pemenuhan nutrisi dengan gizi seimbang dan pola makan yang teratur kepada anak. Rekomendasi untuk pelayanan keperawatan di komunitas selanjutnya diharapkan dapat lebih memaksimalkan peran orang tua dalam pemenuhan gizi seimbang pada anak remaja.

Low nutritional knowledge and the wrong diet be the main problem of malnutrition among adolescents. This final assignment describes the effect of daily menu practices to solve nutrition imbalance problem. Implementation to the family is consisting of the cognitive, affective, and psychomotor that uses the five family health tasks. Nursing interventions that become the main intervention is scheduling of nutritionally balanced menus based on triguna makanan. The evaluation results of nursing care plan effective to make adolescent gain weight. Mr.B and family reported that he had efforts to provide the food with balanced nutrition and regular diet to their children. Recommendation for further nursing practice in community, expected to maximize the role of parents in achieving balanced nutrition in adolescents.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fidela
"Kesehatan merupakan salah satu modal manusia yang sangat diperlukan bagi kehidupan setiap manusia karena kesehatan mendukung produktivitas manusia. Pentingnya kesehatan dalam menunjang kehidupan menuntut adanya suatu forum pelayanan kesehatan, salah satunya adalah rumah sakit. Rumah sakit memiliki peran penting dalam sistem pelayanan kesehatan sehingga diperlukan upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah melalui sumber daya manusia kesehatan khususnya perawat. Mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit sangat ditentukan oleh pelayanan atau asuhan keperawatan karena perawat 24 jam dalam memberikan pelayanan. Namun pada kondisi saat ini terjadi tingkat turnover perawat yang tinggi yang disebabkan oleh tingginya beban kerja perawat. Untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan proses manajemen penjadwalan perawat untuk mendapatkan hasil penjadwalan perawat yang optimal. Nurse Scheduling Problem atau sering disingkat NSP merupakan salah satu optimasi pemodelan masalah dalam penjadwalan perawat. Keluaran dari penelitian ini adalah model optimasi NSP yang dapat menghasilkan penjadwalan perawat yang optimal. Ada beberapa metode untuk memecahkan masalah NSP. Salah satunya dengan menggunakan metode metaheuristik yaitu berupa algoritma Simulated Annealing dengan pencarian lokal berupa operator Swap. Penelitian ini akan menggunakan masalah instance LLR yang berasal dari Hong Kong. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa algoritma Simulated Annealing dapat menghasilkan solusi yang optimal dalam menyelesaikan masalah NSP

Health is one of the human capital that is indispensable for the life of every human being because health supports human productivity. The importance of health in supporting life demands the existence of a health service forum, one of which is a hospital. Hospitals have an important role in the health care system so efforts are needed to maintain and improve the quality of their services. One way that can be done is through health human resources, especially nurses. The quality of health services in hospitals is largely determined by the service or nursing care because nurses are 24 hours in providing services. However, in the current condition, there is a high level of nurse turnover caused by the high workload of nurses. To overcome this, a nurse scheduling management process can be carried out to obtain optimal nurse scheduling results. Nurse Scheduling Problem or often abbreviated as NSP is one of the optimization problem modeling in nurse scheduling. The output of this research is the NSP optimization model that can produce optimal nurse scheduling. There are several methods to troubleshoot NSP problems. One of them is by using a metaheuristic method in the form of a Simulated Annealing algorithm with a local search in the form of a Swap operator. This study will use LLR instance problems originating from Hong Kong. The results of this study indicate that the Simulated Annealing algorithm can produce an optimal solution in solving the NSP problem."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risanita Fardian Farid
"Tesis ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas program SDLMI dalam meningkatkan keterampilan pemecahan masalah sosial pada slow-learner. Penelitian ini menggunakan desain subyek tunggal dan efektivitas program diukur dengan membandingkan kondisi sebelum (pretest) dan setelah intervensi diberikan (posttest). Pada penelitian ini, subyek tidak hanya menunjukkan adanya peningkatan keterampilan pemecahan masalah sosial, tetapi juga dapat mempertahankan keterampilan tersebut seminggu setelah diberikan instruksi pemecahan masalah. Edukasi mengenai SDLMI perlu diberikan kepada orangtua dan guru yang menghadapi siswa berkebutuhan khusus atau siswa dengan karakteristik seperti slowlearners.

The purpose of this study is to investigate the efectiveness of SDLMI in increasing social problem solving skills for slow-learner. This research used single subject design and program effectiveness was measured by comparing pretest and posttest data. Research's result not only suggested an improvement but also maintenance in partisipant's problem-solving skill, one week after problem solving instruction was given. Furthermore, educations about SDLMI need to be given for parents and teacher who struggle with special-need or slow-learner student."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T45438
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Soenarno
Yogyakarta: Andi Offset, 2007
658.403 ADI d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>