Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158574 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tyka Ramona
"Negosiasi merupakan kegiatan komunikasi yang tidak bisa lepas dari kehidupan sehari-hari. Tanpa disadari semua orang pasti melakukan negosiasi. Negosiasi melibatkan memeriksa fakta-fakta dari sebuah situasi, mengekspos kepentingan yang berlawanan dari pihak-pihak yang terlibat, dan melakukan perundingan untuk sebisa mungkin menyelesaikan masalah. Didalam makalah ini akan dibahas bagaimana pengertian, proses, hingga langkah-langkah melakukan negosiasi. Setelah itu akan dibahas bagaimana pengaplikasian langkah-langkah negosiasi dalam contoh kasus PSSI dan KPSI.

Negotiation is a communication activities can’t be separated from everyday life. Without realizing everyone must negotiate. Negotiation involves examining the facts of a situation, exposing both the common and opposing interests of the parties involved, and bargaining to resolve as many issues as possible. This paper will discuss definition of negotiation, the process, and to negotiate steps. After that it will be discussed how to applying the steps of negotiating in the case of PSSI and KPSI.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dona Sherena Selvia
"TKI yang tersebar di luar negeri berpotensi menimbulkan munculnya kasus termasuk kasus ancaman hukuman mati yang dapat berubah menjadi krisis bagi Kementerian Luar Negeri. Oleh karena itu penting dilakukan analisis manajemen komunikasi krisis agar penanganan krisis dapat dilakukan secara optimal.Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif yang menggunakan paradigma post-positivisme.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Kementerian Luar Negeri melakukan manajemen komunikasi krisis ketika menghadapi krisis pada level pre-crisis, crisis dan post-crisis serta untuk mengetahui pemilihan crisis response strategy yang digunakan oleh Kementerian Luar Negeri dikaitkan dengan jenis krisis dan atribusi tanggung jawab dalam kerangka Situational Crisis Communication Theory SCCT.
Penelitian ini mengambil data dari wawancara berbagai sumber, media pemberitaan, dan dokumen pendukung lainnya.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kementerian Luar Negeri belum secara optimal menerapkan manajemen komunikasi krisis. Hal ini ditunjukkan dengan adanya ketidaksamaan konsep dengan hasil penelitian di level pre-crisis. Namun pelaksanaan manjemen komunikasi krisis pada level crisis dan post-crisis telah dilaksanakan secara optimal.
Selanjutnya ditemui bahwa dengan jenis krisis victim cluster kategori rumor dan accidental cluster dengan kategori challenge, attribution level of crisis responsibility yang melekat pada Kementerian Luar Negeri adalah sangat sedikit dan rendah namun adanya desakan dan demo menjadikan beban tanggung jawab Kementerian Luar Negeri menjadi besar. Dengan jenis krisis dan attribution level of crisis responsilibity tersebut, Kementerian Luar Negeri menggunakan strategi: a Deny Strategy yaitu scapegoat; b Diminish Strategy yaitu justification; c Reinforcing Strategy yaitu reminder dan ingratiation; d Diversionary strategy yaitu concession; dan e Vocal commiseration yaitu concern.

Indonesian workers spread all over the world potentially face cases including death sentenced case of which it can lead to crisis for Ministry of Foreign Affairs of the Republic of Indonesia. Hence, it rsquo s essential to have crisis communication management analized in order to optimalize the crisis management. It is a descriptive qualitative research that uses post positivism paradigm.
The purposes of this research is to know how Ministry of Foreign Affairs of the Republic of Indonesia executes crisis communication management at the level of pre crisis, crisis and post crisis as well as to know the selection of crisis response strategy linked to the crisis types and attribution level of crisis responsibility in the frame of Situational Crisis Communication Theory SCCT.
This research collects data from interviews, news media and other supporting documents. It found that Ministry of Foreign Affairs of the Republic of Indonesia is not optimal in implementing crisis communication management. It is shown by the dissimilarity between the concept and the research finding at the level of pre crisis. Yet, the crisis communication management in the level of crisis and post crisis has been optimally implemented.
Besides, it is found that the crisis type of which Ministry of Foreign Affairs faced is victim cluster rumour and accidental cluster challenge. Related to the type of crisis faced by Ministry of Foreign Affairs of the Republic of Indonesia, Ministry of Foreign Affairs of The Republic of Indonesia has very little and low of attribution level of crisis responsibility, however due to demo and pressure from external parties, the level of crisis responsibility becomes strong. Based on the crisis types and attribution level of crisis responsibility attached, Ministry of Foreign Affairs of The Republic of Indonesia uses strategies including a deny strategy scapegoat b Diminish strategy justification c Reinforcing strategy reminder and ingratiation d Diversionary strategy concession and e vocal commiseration concern.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T47336
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noor Ida Hayati
"Pelaksanaan proyek konstruksi yang menangani paket pekerjaan EPC yang meliputi engineering (perancangan), procurement (pengadaan), dan construction (pelaksanaan konstruksi) sangat membutuhkan strategi pengelolaan yang cermat dari tahap perencanaan sampai tahap akhir pelaksanaan proyek. Kegiatan pengadaan (procurement) memegang peranan yang penting dalam proyek. Hal ini disebabkan karena biaya pengadaan baik barang maupun jasa pada kebanyakan proyek memerlukan lebih dari separuh biaya total proyek (60%-70%). Adanya faktorfaktor ketidakpastian dalam pengadaan proyek baik berupa harga, mutu, dan waktu yang tidak bisa diprediksi dengan pasti sebelumnya akan menimbulkan risiko pada proyek.
Manajemen Komunikasi merupakan salah satu alat yang sangat penting untuk dapat meningkatkan performa kerja dengan sasaran kinerja biaya, sehingga tujuan proyek yang memenuhi spesifikasi klien dan memberikan keuntungan bagi perusahaan dapat tercapai. Tujuan penulisan ini adalah untuk memberikan masukan kepada para kontraktor yang bergerak dalam bidang rekayasa, yang meliputi bidang engineering, procurement dan construction agar dapat meningkatkan manajemen komunikasi yang telah dimiliki menjadi lebih optimal dan efisien. Proses didalam manajemen resiko proyek adalah identifikasi faktor-faktor resiko, analisa resiko, evaluasi resiko, dan tindakan mengelola resiko (treatment atau risk response).
Penelitian untuk mengetahui faktor-faktor resiko dilakukan secara kualitatif, dengan menganalisis data persepsi yang didapat dari kuisioner dengan responden manajer proyek dan team inti proyek perusahaan EPC pada PT X yang mempunyai pengalaman dalam proyek EPC, analisa resiko dilakukan secara kuantitatif terhadap variabel resiko dari hasil kuisioner, selanjutnya data tersebut diolah dengan softwar SPSS untuk mendapatkan faktor risiko yang dominan dan untuk mengetahui hubungan antara variabel risiko dengan penyimpangan biaya. Dengan melakukan tindakan identifikasi, analisis serta evaluasi risiko yang disusun sebagai database, maka perusahaan EPC di Indonesia, khususnya PT X diharapkan dapat meminimalkan penyimpangan biaya pelaksanaan proyek.

System delivery method of construction services using EPC approach covering engineering, procurement, and construction require careful management strategy from planning phase. Activity of procurement play an important role in project. Expenses of procurement at most of EPC approximaly will come handling 60%-70% of total project cost. Existence of uncertainty factors in project procurement of good in the form of price, quality, and time which can not predicted categorically previously will generate risk of project.
Management Communication is one of the appliance which of vital importance to be able to improve project performance with performance target of expense of, so that the target of project fulfilling the specification of client and give advantage for company can reach. Target of this writing is to give input to all peripatetic contractors in the field of engineering, covering area of engineering, and procurement of construction so that can improve communications management which have owned to become more efficient and optimal. Process in project risk management are identifying risk factors, risk analysis, risk evaluation, and treatment of risk response.
Research to know risk factors conducted qualitative, by got perception data analyzis of quisioner with manager respondent and project team at PT X having experience in project of EPC, risk analysis conducted quantitatively to risk variable of result of quisioner, hereinafter the data processed by with SPSS software to get dominant risk factors and to know relation between risk variable with cost overruns. By conducted action identify, analysis and also evaluate compiled risk as database, hence company of construction services using EPC approach, specially PT X expected should be minimizated project cos overruns."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T25096
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Raihan Febriansyah
"Tesis ini membahas strategi bisnis media cetak dalam era konvergensi media. Bagaimana bisnis media cetak melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap perkembangan industri media massa dewasa ini. Penelitian ini adalah penelitian dengan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif dan teknik analisis data naratif dan tematik. Penelitian ini mencapai kesimpulan bahwa untuk menyikapi perkembangan era media massa dan agar dapat mempertahankan eksistensi bisnis media cetak di era konvergensi media, media cetak harus terus berinovasi. Dalam Kelompok Kompas Gramedia, diterapkan strategi berbeda pada ketiga unit bisnis media cetak. Pada Harian Kompas diterapkan strategi diferensiasi, pada Perusahaan Pers Daerah diterapkan strategi fokus yang dikombinasikan dengan strategi kepemimpinan biaya menyeluruh, sedangkan pada Gramedia Majalah diterapkan strategi Fokus.

The thesis discusses about business strategy of printed media on media convergence era. How printed media do adaptation to development of mass media industry nowadays. The research is research with qualitative approach with descriptive method and naratif and thematic data analysis technique. The research?s result is to adapt the development of the mass media era and to run printed media business in convergence media era, the company has to always innovate. In Kompas Gramedia Group, different business strategy applied to each printed media business unit. Differentiation strategy is applied for Kompas daily newspaper, strategy of cost focus applied for Group of Regional Newspaper, but for Group of Magazine, focus strategy is the applied one.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35253
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siko Dian Sigit Wiyanto
"Terbitnya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 89 Tahun 2023 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemberian Penjaminan Pemerintah untuk Percepatan Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Kereta Cepat antara Jakarta dan Bandung (PMK 89/2023). Para stakeholders tersebut menuntut Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk membatalkan peraturan tersebut. Manajemen komunikasi krisis yang dilakukan oleh Kemenkeu nampak berhasil. Namun, perlu dilakukan analisis manajemen komunikasi krisis berdasarkan Situational Communication Crisis Theory sebagai bentuk evaluasi atas manajemen komunikasi krisis yang dilakukan Kemenkeu. Penelitian ini menggunakan paradigma post positivistik dengan pendekatan kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Data diperoleh dari wawancara mendalam terhadap informan internal Kemenkeu dan narasumber ahli dari konsultan PR Agency. Sumber informasi juga diperoleh dari studi pustaka yaitu dokumen internal Kemenkeu, pemberitaan media, konten di media sosial, serta hasil analisis aplikasi analisis media dan media sosial. Krisis yang terjadi di Kemenkeu tersebut merupakan parakrisis khususnya tantangan dari para pemangku kepentingan terhadap terbitnya PMK 89/2023 yang menjadikan APBN sebagai jaminan atas utang proyek KCJB. Krisis tersebut masih parakrisis ini belum mengarah ke krisis operasional karena tidak sampai mengganggu peresmian dan operasional KCJB. Kemenkeu melakukan refutation sebagai bentuk strategi respon lebih dari satu kali untuk meyakinkan para pemangku kepentingan bahwa yang dilakukan Kemenkeu Kemenkeu efektif dalam mengelola krisis ditandai dengan melandainya sentimen negatif baik di media arus utama maupun media sosial. Selain itu, beberapa temuan hasil evaluasi antara lain pedoman komunikasi krisis belum lengkap, perlunya koordinasi dengan stakeholders eksternal dalam menjalankan program komunikasi proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung, mitigasi pencegahan krisis tidak dilaksanakan, strategi respon kurang disertai manfaat, dan kanal media yang dipilih masih kurang.

Issuance of Minister of Finance Regulation Number 89 of 2023 concerning Procedures for Implementing Government Guarantees to Accelerate the Implementation of Fast Train Infrastructure and Facilities between Jakarta and Bandung (PMK 89/2023). These stakeholders are demanding that the Ministry of Finance (Kemenkeu) cancel this regulation. The crisis communication management carried out by the Ministry of Finance appears to be successful. However, it is necessary to carry out an analysis of crisis communication management based on Situational Communication Crisis Theory as a form of evaluation of crisis communication management carried out by the Ministry of Finance. This research uses a post-positivistic paradigm with a descriptive qualitative approach with a case study approach. Data was obtained from in-depth interviews with internal informants from the Ministry of Finance and expert sources from PR Agency consultants. Sources of information were also obtained from literature studies, namely internal documents from the Ministry of Finance, media reports, content on social media, as well as the results of analysis of media and social media analysis applications. The crisis that occurred at the Ministry of Finance is a paracrisis, especially the challenge from stakeholders regarding the issuance of PMK 89/2023 which makes the APBN as collateral for the KCJB project debt. This crisis is still a paracrisis and has not yet led to an operational crisis because it has not disrupted the inauguration and operations of the KCJB. The Ministry of Finance carried out refutation as a form of response strategy more than once to convince stakeholders that what the Ministry of Finance was doing was effective in managing the crisis, marked by a decline in negative sentiment in both mainstream media and social media. Apart from that, several findings from the evaluation include that crisis communication guidelines are not yet complete, there is a need for coordination with external stakeholders in carrying out the communication program for the Jakarta Bandung High Speed ​​Train project, crisis prevention mitigation is not implemented, the response strategy is not accompanied by benefits, and the media channels chosen are still inadequate."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Christianto
"Penelitian ini bertujuan membahas bagaimana media televisi dan BMKG menerapkan prinsip-prinsip Excellence Communication yang dikembangkan James Grunig. Excellence Communication memiliki tiga unsur berkaitan yakni; Knowledge Core, Shared Expectation, dan Participative Culture. Penelitian ini menggunakan paradigma post positivisme, pendekatan kualitatif, dan bersifat deskriptif. Metode pengumpulan data melalui studi literatur, observasi dan wawancara mendalam. Penelitian menunjukkan media televisi dan BMKG menerapkan Excellence Communication, namun belum sepenuhnya memenuhi kriteria Grunig, karena tidak semua televisi menjalani SOP penyebaran informasi gempa, sehingga kadang terjadi perbedaan menindaklanjuti informasi gempa. Selain itu, posisi Humas tidak memiliki akses langsung, sehingga tidak terlibat rapat pembuatan keputusan menganalisa informasi gempa.

This study aims to discuss how to apply the principles Communication Excellence by James Grunig at television and BMKG. Communication Excellence has three elements; Core Knowledge, Shared Expectation, and Participative Culture. This study used the paradigm of post-positivism, qualitative approach and descriptive. Methods of data collection through literature study, observation and in-depth interviews. Research shows television Communication Excellence has implemented, but not fully meet the Grunig's criteria, because not all television crew follow SOP of earthquake information dissemination, so sometimes there is a difference in following the earthquake information. In addition, the position of public relation (PR) does not have direct access, so no decision-making meeting involved analyzing earthquake information.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Noor Rachmad
"Tidak ada organisasi yang kebal oleh krisis. Semua organisasi memiliki risikonya masing-masing untuk dapat terserang oleh krisis, termasuk organisasi pemerintah. Tesis ini menganalisis dan mengevaluasi manajemen komunikasi krisis dan usaha pemulihan citra yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi dalam menghadapi krisis terkait revisi UU KPK tahun 2019. Analisis dilakukan dengan mengintegrasikan konsep manajemen komunikasi krisis Three Step Approach gagasan Coombs dan teori Image Restoration gagasan Benoit. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis deskriptif. Data diperoleh melalui wawancara mendalam kepada informan internal dan eksternal sebagai data utama serta studi dokumen. Analisis dilakukan pada fase pra krisis, fase krisis, pasca krisis dan pemulihan citra yang dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi manajemen komunikasi krisis sebagian besar telah sesuai dengan konsep yang ada, dengan beberapa kekurangan. Selain itu, KPK berhasil memanfaatkan strategi corrective action, minimization, serta bolstering sebagai strategi pemulihan citra yang dilakukan.

No organizations are immune to crisis. All organizations have their own risks of being hit by a crisis, including government organizations. This thesis analyzes and disseminates crisis communication management and image restoration efforts carried out by the Corruption Eradication Commission in facing the crisis related to the amandement of Corruption Eradication Commission Law in 2019. The analysis is carried out by integrating the Three Step Approach crisis communication management concept, Coombs' idea, and Benoit's Image Restoration theory. This research uses a qualitative approach with descriptive analysis methods. Data was obtained through in-depth interviews with internal and external informants as the main data as well as document studies. The analysis was carried out in the pre-crisis, crisis, post-crisis and image restoration phases. The research results show that the implementation of crisis communication management is largely in accordance with existing concepts, with several shortcomings. Apart from that, the Corruption Eradication Commission (KPK) succeeded in utilizing corrective action, minimization, and bolstering as it’s image restoration strategy."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulina Pia Wulandari
"PT. Caladi Lima Sembilan adalah sebuah organisasi profit yang : bergerak di bidang industri garmen atau pakaian jadi. Pada tanggal 1 Maret 2000 PT. Caladi mengalami perubahan struktur organisasinya yang kesekian kalinya dari perubahan struktur organisasi yang terakhir disusun pada tanggal 19 Januari 2000. Perubahan struktur organisasi yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja perubahan justru menimbulkan masalah internal di dalam tubuh perusahaan ini. Ada tiga masalah internal yang saat ini terjadi di tubuh PT. Caladi Lima Sembilan yaitu:
1) Presiden Direktur merasa bahwa sistem komunikasi di dalam tubuh PT. Caladi Lima Sembilan tidak berjalan dengan efektif,
2) munculnya pergolakan di kalangan Top level manager yang merasa bahwa mereka terutama yang kalangan "bukan keluarga" merasa kecewa dengan perubahan struktur organisasi tersebut Mereka merasa bahwa pihak manajemen tidak menghargai pengabdian dan prestasi kerja mereka yang rata-rata telah bekerja lebih dari 5 tahun, dan
3) para designer merasa kecewa dengan Presiden Direktur karena hasil rancangannya dan dedikasinya tidak dihargai.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis secara komprehensif sistem komunikasi internal organisasi dengan mengetahui masalah, mengalisis secara lengkap komunikasi, dan memberikan sejumlah rekomendasi kebijakan pada pihak manajemen PT. Caladi Lima Sembilan. Metode penelitian ini adalah penelitian evaluasi dengan menggunakan metode audit komunikasi pads organisasi.
Adapun teknik penarikan sampelnya adalah stratified sampling. Teknik Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: kuestioner dengan menggunakan Profil Komunikasi Organisasi dan wawancara mendalam (depth interview). Cara penghitungan Profil Komunikasi Organisasi menggunakan sistem penghitungan otomatis dengan menggunakan program SPSS 7.5 for Windows dengan statistik mean dan koefisien Pearson Correlation. Data yang diperoleh dari hasil output SPSS 7.5 for Windows dan hasil wawancara mendalam sebagai data pelengkap, akan dianalisis dan langsung diinterpretasi oleh peneliti.
Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data, berikut hasil kesimpulan dari hasil analisis dan interpretasi data adalah sistem komunikasi internal PT. Caladi Lima Sembilan berjalan kurang efektif yang ditandai dengan adanya masalah-masalah komunikasi yang menghambat kinerja perusahaan yaitu: secara umum iklim komunikasi PT. Caladi Lima Sembilan dapat ditandai dengan iklim yang cukup demokratis, cukup mendukung, kurang terbuka, diskriminatif dalam keterbukaan, dan memiliki perhatian yang besar pada tujuan kinerja tinggi. Berkaitan dengan kepuasan organisasi, Karyawan di seluruh level pada umumnya merasa puas dengan rekan sejawat tetapi tidak puas dengan masalah penilaian, peluang dan promosi kerja serta masalah upah dan keuntungan. Dalam hal kepuasan komunikasi, Karyawan merasa kurang mendapatkan informasi dari berbagai sumber infomasi dalam perusahaan untuk memenuhi kebutuhannya. Karyawan telah menggunakan berbagai media komunikasi dalam menjalin hubungan komunikasi di dalam perusahaan. Berkaitan dengan budaya organisasi, karyawan merasa bahwa perusahaan memiliki iklim positif, selalu berupaya untuk unggul, memiliki potensi tumbuh dan praktik-praktik aktif/mendorong. Selain itu karyawan mendari bahwa perusahaan memiliki pengaruh yang negatif dimana perusahaan dianggap kurang profesional, kurang terbuka, diskriminitaf, tidak jelas, dan merasa bahwa perusahaan belum matang dan menjadi besar. Selain masalah komunikasi, ditemukan masalah manajemen yaitu terjadinya krisis otonomi yang menunjukkan bahwa perusahaan berada pada fase ke 2 dari perkembangan organisasi yaitu fase pengarahan (Direction).
Penelitian ini memberikan kontribusi berupa:
(1) audit komunikasi dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur efektifitas sistem komunikasi internal sebuah organisasi, dan
(2) terbuktinya hubungan yang positif kuat secara signifikan antara iklim komunikasi dengan kepuasan organisasi, kepuasan komunikasi, dan budaya organisasi.
Berdasarkan hasil kesimpulan, berikut ini sejumlah rekomendasi (action plans) yang berikan pada manajemen PT. Caladi Lima Sembilan untuk mengatasi permasalahan komunikasi di dalam sistem komunikasi internal PT. Caladi Lima Sembilan yaitu rekomendasi yang bersifat komunikasi dan nonkomunikasi untuk memperbaiki sistem komunikasi internal PT. Caladi Lima Sembilan agar dapat berjalan efektif sehingga kinerja perusahaan meningkat."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhika Dimas Perwita Budi Utomo
"Perkembangan pembangunan suatu negara akan memberikan dampak dan pengaruh yang sangat besar terhadap aktivitas dan kehidupan masyarakat yang meliputi berbagai bidang dan aspek kehidupan. Dengan adanya perkembangan ini memaksa kita untuk dapat menyediakan fasilitas yang cukup memadai guna menunjang dan memenuhi segala kebutuhan hidup yang semakin meningkat pula. Salah satu wujud sarana sebagai pemenuhan kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat tersebut seperti tempat tinggal/hunian, pusat perbelanjaan, dan perkantoran adalah dengan adanya proyek pembangunan Residence Grand Indonesia di Jakarta.
Keterlambatan pelaksanaan yang terjadi pada proyek konstruksi sangat berhubungan erat dengan proses komunikasi, untuk itu perlu dilakukan penerapan manajemen komunikasi pada suatu proyek agar dapat memperbaiki kinerja proyek dan mengatasi keterlambatan dengan cara yang efektif dan efisien.
Metode analisa yang digunakan untuk menguji variabel didalam penelitian ini adalah metode Analytical Hierarchy process (AHP), yaitu suatu metode yang digunakan untuk mencari faktor?faktor komunikasi yang berpengaruh terhadap penyimpangan kinerja waktu dengan memberikan peringkat/rangking dari hasil survey yang didapat.
Dari hasil penelitian dan analisa yang dilakukan didapat faktor kualitas komunikasi yang berpengaruh terhadap penyimpangan kinerja waktu, sehingga diperlukan suatu tindakan pencegahan dan koreksi untuk mengantisipasi dan menangani faktor kualitas komunikasi tersebut.

The development growth of a country will give a huge impact to the activity and social life which is include aspect of life. This development force us to give good enough facilities to fulfill basic life need which getting rise. One of form as a fulfillness social needs which getting rise, such as residence, shopping mall and office center that development of Residence Grand Indonesia Project in Jakarta.
The lateness of execution that happened to construction project is related with communication process, for that purpose application of communication management need to be done in one of projects to fix the work of project and to handle the lateness with effectively and efficiency way.
Analysis method which used for examining variable in this observation is a Analytical Hierarchy Process (AHP) method. The method are used to find out communication`s factors that influenced to disorder of time work by giving level/ ranks from survey result.
From the observation and analysis which have been done there`s quality of communication`s factors that influenced to disorder of the schedule, so that needed preventive and correction actions to anticipate and to handle that quality of communication`s factors"
2008
S35792
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Ranika Mazir
"Pada tahun 2000 Garuda Indonesia menambah slogan baru perusahaan yang merupakan positioning statement perusahaan yaitu "Garuda, kini lebih baik". Dengan slogan baru tersebut Garuda berusaha untuk menciptakan tempat khusus dibenak target audience-nya. Slogan baru itu mencerminkan upaya Garuda untuk dapat meningkatkan citra perusahaan yang sempat memburuk dalam periode tertentu. Dengan slogan baru ini diharapkan dapat mempengaruhi atau "menjadi acuan konsumen untuk membeli" berkat adanya positioning statement yang mengemban misi corporate communication yaitu: "kini lebih baik". Selain itu diharapkan para karyawan Garuda mendapatkan semangat baru dan termotivasi dengan diluncurkannya slogan baru perusahaan.
Profesionalisme dan pengelolaan manajemen secara modern diterapkan oleh Garuda Indonesia untuk menunjang slogan baru perusahaan. Sebagai perusahaan yang berorientasi pada "pasar", Garuda berusaha untuk memenuhi kebutuhan penumpang atau calon penumpang dengan membagi-bagi pelayanan yang meliputi layanan pada pre flight, in flight, post flight.
Kualitas pelayanan dipengaruhi, salah satunya, oleh apakah perubahan manajemen tersebut memberikan rasa nyaman kepada karyawan sehingga mereka mau mengubah performance pelayanan mereka. Untuk itu perlu diketahui bagaimana iklim organisasi pada perusahaan tersebut. R. Wayne Pace dan Don F. Faulse dalam buku mereka Komunikasi Organisasi mengutip hipotesis Kopelman, Brief da Guzzo (1989) bahwa iklim organisasi meliputi iklim komunikasi, penting karena menjembatani praktik-praktik pengelolaan sumber daya manusia dan produktivitasnya. Perubahan iklim mungkin pada gilirannya, mempengaruhi kinerja dan produktivitas pegawai.
Umumnya kegiatan komunikasi organisasi / perusahaan berada di bawah naungan Humas yang biasa menangani diantaranya: penerbitan media internal, press contanct. Walaupun demikian kerja Humas pada umumnya berkaitan dengan image building dari suatu perusahaan. Pada saat krisis biasanya kerja Humas menjadi lebih intens, karena krisis, termasuk manajemen krisis berkaitan erat dengan image building. Supaya berita dapat tersebar pada publik internal dalam suatu organisasi, dari manajemen puncak sampai lini paling bawah, perlu diterapkan sistem komunikasi formal yang mengikuti struktur organisasi formal yang ada. Selain itu Employee Relations sebagai bagian dari Humas perlu menangani dan banyak memperhatikan personnel policy yang merupakan dasar dari hubungan karyawan yang baik. Semua informasi tentang perusahaan, terutama tentang kebijakan dan pelaksanaannya sebagian besar dikomunikasikan melalui employee relations section.
Untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan dan sikap karyawan PT Garuda Indonesia terhadap komunikasi yang disampaikan manajemen tentang perubahan manajemen sekaligus ingin mengetahui ada atau tidaknya pengaruh terhadap kepuasan komunisasi yang mereka miliki (sebagaimana yang diutarakan oleh Pace & Paules, 1988:165 bahwa kepuasan dalam komunikasi berarti anggota organisasi merasa nyaman dengan pesan-pesan, media, dan hubungan-hubungan dalam organisasi) penulis melakukan penelitian survei dengan mengambil sampel dengan populasi awak pesawat PT Garuda Indonesia yang terbang dari dan ke Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, yang bertugas pada bulan Juni 2002 pada rute penerbangan dalam negeri dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.
Hasil penelitian dan interpretasi data menunjukkan bahwa Pimpinan / Manajemen PT Garuda Indonesia dipandang mampu melakukan komunikasi yang baik untuk memberikan informasi perubahan manajemen kepada bawahannya, meskipun ada sejumlah kecil faktor yang dipandang belum memuaskan seperti kedalaman informasi. Kredibilitas penyampai pesan mempengaruhi kepuasan komunikasi, sehingga dalam menyampaikan komunikasi perubahan manajemen pimpinan / manajemen relatif dapat dipercaya atau memiliki kredibilitas yang tinggi di mata karyawannya.
Berdasarkan tujuan penelitian dapat disimpulkan bahwa sikap karyawan terhadap komunikasi yang dilakukan pimpinan adalah positif, baik dilihat dari metode komunikasi, kedalaman komunikasi, kemauan untuk mendengar maupun kepercayaan karyawan terhadap pimpinannya. Kepuasan komunikasi karyawan terhadap informasi dan proses komunikasi yang dilakukan pimpinan / manajemen berkaitan dengan perubahan manajemen memperlihatkan hasil positif. Hasil pengujian ke dua variabel memperlihatakn adanya hubungan yang signifikan secara statistik.

Relation of Employees Behaviors to the Communication of Management Changing With Employees Communication Satisfaction (Case Study of PT Garuda Indonesia's Aircrew)By 2000 Garuda has launched new company's slogan which stands for its positioning statement i.e. "Garuda, kini lebih baik? means "to date, better Garuda". This new slogan reflects that they try to touch and motivated its audience's mind to buy. It also shows Garuda's target to develop its company's image of which was slightly not favorable for certain period.
Professional Modern Management showed by this company through its market oriented services i.e. services of: pre flight, in flight and post flight.
To explore the organizational climate, R.Wayne Pace and Don F. Faulse have written in their book "Organization Communication" that organizational climate consist of organizational communication which is important because it liaise the human resources activity and its productivities. Change of climate could affect the employees' performances as well as its productivities.
The communication organization generally supervised by Publics Relations (PR) of which handled the internal media, press contact. However, PR works for company's image building. In critical period, on management crisis situation, PR works more intense due to control its company's image building. To control the spread of the news to its internal publics in an organization, from top management to the lowest level, it is advisable that the flow of formal internal communication runs same as its formal organization chart. On the other hand, Employee Relations as part of PR should handle and care about personnel policies as the basic of good Employee Relationship. Company's information, especially anything related to policies and its implementation mostly handled by Employee Relations Section.
To know the degree of knowledge and the behavior of Garuda Indonesia's employees towards its management communication in relation of management changing as well as to know whether there are any relation with theirs communication satisfaction (as told by Pace & Faules, 1988:165 that satisfaction in communications means organization's members have the pleasure with messages, media and relations throughout organization) the writer has handled a survey with population sample i.e. the domestic aircrews of Garuda Indonesia which fly from or to Sukarno Hatta airport during June 2002 using questionnaire as the main data entries.
The result and data interpretation show that Top Management PT Garuda Indonesia has the ability to handle good communication to distribute the information of its management changing to their subordination. However there are small factors shows the un-satisfaction i.e. the depth of information. As the sender's credibility affected the communication satisfaction, the employees think that on communication of management changing by the management is trustable or has a good credibility.
Based on the research's goal can be concluded that employee behavior in relation to their top management communication is positive in field of: communication method, communication depth, and the willingness to obey or trust to their top management. Communication Satisfaction's related to information and communication process handled by top management show positive image according to the employees. Statistic's examination result related to the two variables show significant relation."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T 10732
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>