Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 75437 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dian Try Saputri
"Material untuk aplikasi peralatan militer (balistik) didesain untuk menahan tembakan peluru yang pada aplikasinya dibutuhkan sifat tangguh terhadap beban impak balistik. Selain itu diperlukan sifat yang kuat dan ringan. MMC dengan matriks aluminium sangat populer untuk dikembangkan karena aluminium memiliki berat yang ringan dan sifat mekanis yang baik. Untuk mendapatkan kekerasan tanpa mengorbankan ketangguhan, diperlukan penambahan elemen paduan pada matriks.
Dalam penelitian ini dikembangkan material variasi paduan 1, 3.85 dan 4 wt.% Si pada matriks Al–12Zn–6Mg-1Cu dengan penguat 7.5 vol.% ZrO2 hasil squeeze casting. Untuk meningkatkan ketangguhan komposit, dilakukan laku pelarutan pada suhu 450oC selama 1 jam kemudian dilakukan pengerasan penuaan pada suhu 200°C. Karakterisasi material dilakukan untuk melihat efek penambahan Cu pada komposit.
Karakterisasi material yang dilakukan diantaranya pengujian kekerasan dengan metode Rockwell B, pengujian impak, analisis struktur mikro menggunakan mikroskop optik dan Scanning Electron Microscopy (SEM), kemudian dilakukan pengujian balistik dengan peluru tipe III berkaliber 7.62 mm.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa semakin tinggi kadar Si yang diberikan maka kekerasan menurun mencapai 67.26 HRB yang diikuti dengan turunnya keuletan sehingga harga impak menurun menjadi 0.469 J/mm2 akibat kegetasan material. Komposisi komposit belum mampu menahan beban impak balistik akibat sifat yang terlalu getas. Kegagalan ini juga diakibatkan oleh partikel ZrO2 yang menginisiasi porositas.

Materials for military equipment application (ballistic) designed to withstand bullets, so that they need high toughness. Beside that, they also need strong and light weight materials. MMC with aluminum matrix is very popular to be developed because aluminum has a light weight and good mechanical properties. To obtain high hardness without sacrifiying the toughness, alloying elements are added in the matrix.
This study evaluate Al-12Zn-6Mg-1Cu alloy added with 1, 3.85 and 4 wt. % Si with 7.5 vol. % ZrO2 as reinforcement. Manufacturing process was squeeze casting to assume good mixing of ZrO2 particulates. To improve the toughness, composite were solution treated at 450 oC for 1 hour and the aged at 200°C.
Materials characterization included composition analysis using Optical Emission Spectroscopy (OES), hardness testing (Rockwell B), impact testing (charpy method), microstructure analysis using optical microscopy and Scanning Electron Microscopy (SEM), then ballistic testing with type III bullets of 7.62 mm callibre.
The results show that the higher the Si content, the higher peak hardness of the composite decrease which is proceeded by 67.26 HRB, and impact energy of the composite decrease which is proceeded by 0.469 J/mm2 . With age hardening, the toughness of the composite higher than as-cast condition. This composite were not able to resist penetration of projectile with 7.62 mm bullet.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53276
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Socania Titi Nayoka
"Salah satu syarat utama kendaraan taktis adalah mampu menahan penetrasi peluru sehingga menjamin keselamatan pasukan tentara yang berada di dalamnya. Saat ini material untuk kendaraan taktis berasal dari baja yang memiliki densitas tinggi sehingga cenderung berat dan menghambat mobilitas kendaraan taktis tersebut. Maka dikembangkan material yang lebih ringan namun memiliki ketangguhan yang sama dengan baja, yaitu material komposit bermatriks aluminium, sedangkan penguat ditambahkan adalah zirkonia (ZrO2) yang memiliki sifat ketangguhan terhadap retak yang tinggi. Untuk meningkatkan sifat mekanik komposit bermatriks aluminium tersebut juga diberi perlakuan panas.
Pada penelitian ini, dikembangkan komposit bermatrik paduan Al-13.20Zn-6.38Mg-6.67Si-1.38Cu (wt.%) dengan variasi penguat 5, 7.5, dan 10 vol.% partikel ZrO2 yang difabrikasi melalui proses squeeze casting. Untuk meningkatkan ketangguhan terhadap beban balistik, komposit tersebut diberi laku pelarutan pada temperatur 450 0C selama 1 jam, dilanjutkan dengan laku penuaan pada temperatur 200 0C. Karakterisasi material yang dilakukan, antara lain pengujian kekerasan Rockwell B untuk mendapatkan kurva penuaan, pengujian impak, analisis fraktografi, analisis struktur mikro menggunakan mikroskop optik dan Scanning Electron Microscope (SEM), serta pengujian komposisi dengan Energy Dispersive X-Ray (EDX). Terakhir, dilakukan pengujian balistik dengan menggunakan senjata SPR-1 dan proyektil kaliber 7.62 mm dari jarak 15 m.
Dari hasil pengujian, diperoleh bahwa komposit yang difabrikasi tidak homogen. Namun berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, saat penuaan puncak kekerasan tertinggi dicapai saat penambahan 7.5 vol.% ZrO2, yaitu 71.48 HRB. Penambahan partikel penguat ZrO2 tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap harga impak. Pengamatan struktur mikro melalui mikroskop optik menunjukkan bahwa tidak tampak partikel ZrO2 tersebar dalam matirks. Berdasarkan pengamatan menggunakan SEM, partikel ZrO2 mengelompok dan menginisiasi rongga Pengujian balistik dilakukan pada tiga lapis pelat komposit bermatriks Al-Zn-Mg-Cu berpenguat 7.5 vol.% ZrO2 dengan kadar Si: 4.03 (lapisan 1), 6.94 (lapisan 2), dan 1.50 (lapisan 3). Tiga lapis pelat komposit tersebut tidak mampu menahan penetrasi peluru.

One of the main requirement for tactical vehicle is bulletproof to ensure the safety of troops inside the vehicle. Common material for tactical vehicle is steel-based material, that has high toughness but heavy, which impedes its mobility. Aluminum composite is being developed for tactical vehicle because it is lighter than steel but still having high toughness. Zirconia (ZrO2) particulate is added to aluminum matrix as reinforcement due to has high fracture toughness. Heat treatment is given to aluminum composite to improve mechanical properties.
In this research, Al-13.20Zn-6.38Mg-6.67Si-1.38Cu (wt.%) composite with addition of 5, 7.5, and 10 vol.% ZrO2 particulate were fabricated by squeeze casting. To gain higher toughness toward ballistic impact, the composite was solution treated at 450 0C for 1 hour, then aged at 200 0C. Material characterizations consisted of Rockwell B hardness testing to construct ageing curve, impact testing, fractography analysis, microstructure analysis using optical microscope and Scanning Electron Microscope (SEM), and microanalysis using Energy Dispersive X-Ray (EDX). The composite was then tested by SPR-1 rifle with 7.62 mm bullet from the distance of 15 m.
The results showed that the composite fabricated did not have uniform characteristics all over the sample. Based on the material testings which had done, highest hardness was achieved by 7.5 vol.% ZrO2, with the value of 71.48 HRB. Addition of ZrO2 did not affect significantly to the impact value. Observation of microstructure by using optical microscope showed that there was no zirconia found in the matrix. Based on the SEM observation, ZrO2 clustered and initiated porous. Ballistic testing was done to three layers of 7.5 vol.% ZrO2 strengthened with silicon content: 4.03 (layer 1), 6.94 (layer 2), dan 1.50 (layer 3). Those composite were not able to withstand 7.62 mm bullet penetration.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53268
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Made Binar Andromeda
"Kendaraan taktis (rantis) merupakan kendaraan yang digunakan dalam dunia militer dengan komponen penyusun utama berupa baja yang berat dengan sifat balistik yang baik. Diperlukan material pengganti yang lebih ringan dengan sifat balistik yang endekati. Aluminium komposit merupakan material yang diharapkan mampu menjadi pengganti baja pada kendaraan taktis dikarenakan sifatnya yang ringan, mudah dipadu dan dapat dilaku panas.
Penelitian menggunakan paduan Al-12Zn-5Mg-1Cu-1Si dengan variasi penguat ZrO2 sebesar 5, 7,5 dan 10 vol. % hasil squeeze casting dengan proses laku pelarutan pada temperatur 450 oC selama 1 jam kemudian dlakukan pendinginan cepat menggunakan media air pada temperatur ruang dan dilakukan penuaan selama 200 jam. Karakterisasi yang dilakukan berupa pengujian kekerasan, impak, pengamatan struktur makro dan mikro, SEM, EDX dan pengujian balistik tipe IIIA.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengerasan penuaan akan meningkatkan kekerasan komposit. Semakin tinggi kandungan ZrO2 akan menyebabkan turunnya kekerasan dan naiknya harga impak dikarenakan dua faktor yang mempengaruhi, yaitu porositas dan peningkatan ketangguhan oleh penguat ZrO2. Hasil pengujian balistik didapatkan bahwa lapisan pelat ketiga mampu menahan beban peluru akan tetapi pelat mengalami hancur disebabkan harga impak pelat yang rendah dan hadirnya porositas yang mempercepat terjadinya kegagalan.

Tactical vehicle is used in military need with steel as the main component that is heavy with good ballistic property, so we need a subtitution material which is lighter and having good ballistic property. Aluminium composite is designed to subtitute the use of steel in tactical vehicle due to its low weight and strength.
This study used Al-12Zn-5Mg-1Cu-1Si with the variation of ZrO2 by 5, 7,5 and 10 vol. % that was produced by squeeze casting. The composite were solution treated at 450 oC for 1 hour and then quenched in water at room temperature and aged for 200 oC. The characterization included hardness and impact tests, analysis of microstructure and macrostructure, SEM, EDX and type IIIA of ballistic test.
The results show that by the increase in ZrO2 led to the decrease in hardness and the impact. These were due to two affecting factors, they are porosity and the ZrO2 that will increase the toughness. The ballistic test showed that the third plate could resist the bullet but the plate was broken due to the low impact value and the presence of porosity.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54351
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lita Aksari
"Baja diketahui merupakan material yang sering digunakan untuk kendaraan tempur. Densitas baja yang berat membuat mobilitas baja sebagai kendaraan tempur menjadi kurang efektif. MMC dengan matriks alumunium belakangan ini telah dikembangkan sebagai material alternatif balistik, karena memiliki berat yang ringan dan sifat mekanis yang baik. Sehingga pada penelitian ini digunakan komposit dengan matriks paduan alumunium berpenguat SiC.
Dalam penelitian ini, dikembangkan komposit dengan matriks paduan Al - 8 wt. % Zn dengan variasi 3, 4, dan 5 wt. % Mg berpenguat 15 vol. % SiC hasil squeeze casting. Untuk meningkatkan ketangguhan komposit saat menerima beban balistik, dilakukan laku pelarutan pada suhu 500 oC selama 1 jam kemudian dilakukan pengerasan penuaan pada suhu 200 oC. Karakterisasi material yang dilakukan diantaranya adalah pengujian kekerasan untuk mendapatkan kurva penuaan, pengujian impak, analisis fraktografi dan pengamatan mikrostruktur dengan menggunakan mikroskop optik dan SEM. Sebagai target akhir dari penelitian ini, dilakukan pengujian balistik menggunakan senjata SPR 1 dengan peluru kaliber 7.62 mm.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kekerasan puncak komposit semakin meningkat dengan bertambahnya kandungan Mg, sementara energi impak dari komposit akan semakin menurun. Nilai kekerasan puncak tertinggi didapatkan pada kandungan 5 wt. % Mg senilai 88.8 HRB. Dan nilai terkecil dari energi impak didapat pada kandungan 5 wt. % Mg senilai 2.83 J. Dengan dilakukan pengerasan penuaan pada komposit, ketangguhan akan meningkat dibandingkan pada komposit hasil pengecoran. Komposit ini tidak mampu untuk menahan penetrasi peluru kaliber 7.62 mm.

Steel is widely used for armour vehicles. The high density of steel leads to less mobility of the vehicle. MMC with aluminium matrix has recently been developed as an alternative for ballistic material, because of its light weight and good mechanical properties. So this study evaluated alumunium alloy matrix composites strengthened by SiC and precipitation hardening.
This research developed Al - 8 wt. % Zn matrix composite with varied content of 3, 4, and 5 wt. % Mg strengthened by 15 vol. % SiC produced by squeeze casting. To improve the toughness during ballistic loading, composites were solution treated at 500 oC for 1 hour and then aged at 200 oC. Characterizations included hardness testing to construct ageing curves, impact testing, and fractography analysis and microstructure observation using optical microscopy and SEM. As the final target of this research, composite underwent ballistic testing by using SPR 1 rifle gun with of 7.62 mm bullet.
The results show that the higher the Mg content, the higher peak hardness of composite increase, but the lower impact energy. The highest peak hardness of the composite is proceeded by 5 wt. % Mg content with the hardness value 88.8 HRB. The lowest impact energy of the composite is proceeded by 5 wt. % Mg content with the impact energy value 2.83 J. With age hardening, the toughness of the composite higher than that of as cast condition. This composite were not able to resist penetration of projectile with 7.62 mm bullet.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44188
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maseska Fatma Syarida
"Aluminium komposit merupakan material yang dikembangkan untuk aplikasi balistik dengan tujuan untuk memperoleh pada penggunaan material yang lebih ringan sebagai pengganti baja. Untuk aplikasi balistik dibutuhkan material dengan kekerasan yang tinggi namun tidak mengorbankan ketangguhannya, sehingga dia mampu memecah dan menahan penetrasi peluru. Untuk itu, aluminium yang memiliki kekuatan yang rendah perlu ditambahkan dengan unsur-unsur paduan dan penguat SiC. Selain itu komposit aluminium dilakukan proses pengerasan penuaan untuk mendapatkan kekuatan material yang lebih baik.
Penelitian kali ini menggunakan paduan Al-8Zn-4Mg berpenguat 15 vol. % SiC dengan variasi 0, 1 dan 3 wt. % Cu hasil squeeze casting. Selanjutnya pada komposit dilakukan proses laku pelarutan pada temperatur 500 oC selama satu jam dan dilanjutkan proses penuaan pada temperatur 200 oC. Karakterisasi yang dilakukan meliputi pengujian kekerasan untuk membuat kurva penuaan, impak, analisis mikrostruktur dan pengujian balistik tipe III berkaliber 7.62 mm.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan penambahan Cu akan meningkatkan kekerasan puncak akibat adanya presipitat selama proses pengerasan penuaan. Semua sampel mencapai kekuatan puncak dalam waktu 2 jam dengan kekerasan bervariasi dari 83.36 sampai 91.17 HRB. Hal ini tidak sama dengan harga impak dimana mengalami penurunan seiring dengan penambahan Cu dari 45440.86 sampai 38533.40 Joule/m2. Hasil pengujian balistik menunjukkan bahwa semua pelat komposit tidak mampu menahan penetrasi peluru pada pengujian balistik tipe III.

Aluminium composite materials are widely developed for ballistic application to obtain the use of lighter materials as a substitute for steel. Ballistic application requires, materials with high strength and good toughness, so they are able to break the tip of bullets and resist penetration. Therefore, aluminium with low hardness and strength is combined with alloying elements and SiC to produce high strength materials. Age hardening is also conducted to further improve its toughness.
This research studied Al-8Zn-4Mg alloy with varied content of 0,1 and 3 wt. % Cu and reinforced by 15 % SiC produced by squeeze casting methode. The composite was solution treated at 500 oC for 1 hour and then aged at 200 oC. The characterization included hardness testing to construct ageing curves, impact testing, microstructure observation and ballistic testing (type III bullets of 7.62 mm).
The result shows that the addition of Cu increasing the peak hardness due to the presence of precipitates. All samples reached peak hardess within 2 hours with the value of 83.36 to 91.17 HRB. However, impact strength decreases with the addition of Cu. Ballistic testing showed that all composite plates with varied Cu content could not stop the bullets.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44187
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vina Nanda Garjati
"[ABSTRAK
Material yang digunakan pada kendaraan balistik harus memiliki kekerasan yang tinggi, namun tidak mengorbankan sifat ketangguhannya.Komposit aluminium berpotensi untuk digunakan sebagai material pengganti bajapada kendaraan balistikkarena ringan dan sifat mekanis aluminium sebagai matriks mampu ditingkatkan dengan penambahan unsur-unsur paduan dan partikel penguat SiC. Selain itu, dapat dilakukan pengerasan penuaan pada komposit aluminium untuk meningkatkan kekuatan.
Penelitian kali ini menggunakan paduan Al-6Zn-6Si-5Mg berpenguat 10 vol. % SiC dengan variasi penambahan 0, 1, dan 3 wt % Cu hasilsqueeze castingyang berbentuk pelat berketebalan 25 mm. Pelat hasil cor kemudiandihomogenisasi pada temperatur 440 °C selama 24 jam untuk menyeragamkan butir. Selanjutnya dilakukan laku pelarutan dan pengerasan penuaan terhadap pelat komposit ini pada temperatur 200 °C.Karakterisasi komposit aluminium berpenguat SiC tersebut meliputi pengujian kekerasan untuk membuat kurva penuaan, pengujian impak, pengamatan struktur makro dan mikro dengan mikroskop optik dan SEM, serta pengujian balistik tipe III berkaliber 7.62 mm.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan kandungan Cu menyebabkan peningkatan kekerasan pada kondisi as-cast. Penambahan Cu tidak memberi pengaruh terhadap respons pengerasan penuaan, disebabkan oleh tingginya kadar Zn, Mg, dan Si pada paduan ini. Penambahan kandungan Cu sebesar 0, 1 dan 3 wt.% menghasilkan kekerasanpuncak senilai 49.94, 52.92 dan 54.89 HRB berturut-turut selama 4 jam pada temperatur penuaan 200 °C. Penambahan kandungan Cu dari 0, 1 dan 3 wt.%menghasilkan harga impak 18.7 x 10-3, 26.6 x 10-3, dan 25.5 x 10-3J/mm2. Hasil pengujian balistik menunjukkan bahwa semua pelat komposit belum mampu menahan penetrasi peluru pada pengujian balistik tipe III.

ABSTRACT
Ballistic application requires materials with high strength and good toughness. Aluminium composite materials is potential to subsitute steel as a material for ballistic vehicle due to its light weight and improved properties by addition of alloying elements and SiC reinforced particles. Age hardening can also applied to this material to improve its properties.
This research studied Al-6Zn-6Si-5Mgreinforced by 10 vol. %SiC with varied content of 0, 1, and 3 wt % Cu with 25 mm thickness produced bysqueeze casting. The composite was homogenized at 440 °C for 24 hours, followed by solution treatment at 460 °C for 1 hour and then aged at 200 °C. The characterization included hardness testing to construct the ageing curve, impact testing, microstructure observation by using optical microscope and SEM, as well astype III ballistic testing.
The results showed that the addition of Cu increased hardness in as-cast condition. However, addition of Cu did not give any increased response to age hardening due to high content of Zn, Mg, and Si. The peak hardness of 0, 1 and 3 wt. % Cu added composites was 49.94, 52.92 and 54.89 HRB, respectively, achieved after 4 hours at 200 °C. Impact strength decreased with the addition of Cu. Type III ballistic testing type III results showed that all plates could not stop the bullets penetration, Ballistic application requires materials with high strength and good toughness. Aluminium composite materials is potential to subsitute steel as a material for ballistic vehicle due to its light weight and improved properties by addition of alloying elements and SiC reinforced particles. Age hardening can also applied to this material to improve its properties.
This research studied Al-6Zn-6Si-5Mgreinforced by 10 vol. %SiC with varied content of 0, 1, and 3 wt % Cu with 25 mm thickness produced bysqueeze casting. The composite was homogenized at 440 °C for 24 hours, followed by solution treatment at 460 °C for 1 hour and then aged at 200 °C. The characterization included hardness testing to construct the ageing curve, impact testing, microstructure observation by using optical microscope and SEM, as well astype III ballistic testing.
The results showed that the addition of Cu increased hardness in as-cast condition. However, addition of Cu did not give any increased response to age hardening due to high content of Zn, Mg, and Si. The peak hardness of 0, 1 and 3 wt. % Cu added composites was 49.94, 52.92 and 54.89 HRB, respectively, achieved after 4 hours at 200 °C. Impact strength decreased with the addition of Cu. Type III ballistic testing type III results showed that all plates could not stop the bullets penetration]"
2015
T43574
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anang Kristianto
"Detailing tulangan pengekang kolom balok persegi pada struktur kolom beton bertulang yang dibangun di daerah rawan gempa memerlukan perhatian khusus mengingat banyaknya kegagalan struktur yang terjadi di lapangan akibat kurangnya pemahaman yang benar mengenai konsep desainnya maupun kesalahan implementasinya di lapangan. Building Code Requirements for Reinforced Concrete and Comentary (ACI 318-14) yang diikuti oleh SNI 2847-2019 melakukan perubahan signifikan pada perhitungan luas tulangan pengekang yang memasukkan unsur tulangan longitudinal khususnya pada kolom dengan beban aksial yang tinggi atau mutu beton diatas 70 MPa untuk sistem rangka pemikul momen khusus dalam rangka meningkatkan kemampuan daktilitasnya. Penelitian ini merupakan studi parametrik menggunakan data eksperimental yang tersedia. 22 kolom persegi beton bertulang dari mutu beton 29-88 MPa serta konfigurasi tulangan mulai dari konfigurasi tanpa pengikat silang (cross ties) hingga kolom dengan 3 kaki pengikat silang pada tiap sisinya. Data penelitian yang ada dievaluasi dan analisis untuk mendapatkan daktilitas lateral maupun kurvaturnya. Hasil dari studi ini menekankan perlunya penggunaan pengikat silang yang mengekang secara lateral tulangan longitudinal, penggunaan pengikat silang memberikan peningkatan daktilitas yang signifikan, standar luas tulangan pengekang terbaru memberikan tingkat daktilitas yang lebih baik dari sebelumnya."
Bandung: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2020
728 JUPKIM 15:2 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmani Patana
"Kebiasaan belajar adalah teknik yang menetap pada diri siswa pada waktu menerima pelajaran, mcmbaca buku, mengeujakan tugas, dan mengatur waktu untuk menyelesaikan kegiatan (Djaali, 2008). Kebiasaan belajar di ruma11 yang efelctifditandai dengan: melakukan kegiatan belajar secara teratur, mempersiapkan semua kcperluan bclajar sebelum keesokan harinya berangkat ke sekolah, dan terbiam belajar hingga benar-benar memahami materi yang dipelajari (Liang Gie, 1995).
Program ini bertujuan mengubah kebiasaan belzgiar di rumah yang tidak teramr menjadi teratur melalui moditikasi perilalcu yang menerapkan prinsip-prinsip posilive reinforcement. Suhyek dalam penelitian ini bernama P, ia adalah seorang murid kelas 1 SD yang ‘berusia 6 tahum 8 bulan.
Setelah dilakukan intcrvensi, P dapat belajar secara temmr, sehingga bisa disimpulkan bahwa positive reinjbrcemenf efektif untuk membentuk kebiasaan belajar. Untuk penelitian selanjutnya disarankan agar materi yang dipelajari hendaknya fokus pada satu mata pelajaran, dibuat program untuk menumbuhkan motivasi intemal, tingkatkan pnoporsi belqjar selain mengerjakan PR, libatkzm kedua kakak P dalam kegiatan belajar, dan lakukanjbllow agp.

Study habit is a technique which is attained in a student by the time he gets study materials, reading books, does school works and manages his time in order to iinish his work (Djaali, 2008). Effective study habit at home is marked by: studying regularly, preparing everything which is needed before going to school the next day, and being used to study for understanding the study topic (Liang Gie, 1995).
The aim ofthis program is to modify unregular study habit at home into regular study habit by behavior modification wh ich uses the principal of positive reinforcement. Subject in this research is P, a first grader who is 6 years 8 months old.
After intervention, P succeeded in studying regularly, so it can be concluded that positive reinforcement is effective in shaping study habit. For tirture research the suggestions are the learning material studied should focus on only one sujea, an additional program should be designed to develop intemal motivation, time for leaming new materiats should be increased besides doing homework, the program should be implemented on both P’s sibling, and follow up is needed.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
T34080
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Khoirul Mumtaza
"Sistem coupled tank merupakan salah contoh penerapan sistem kontrol level industri yang memiliki karakteristik yang kompleks dengan non linieritas yang tinggi. Pemilihan metode pengendalian yang tepat perlu dilakukan untuk dapat diterapkan dalam sistem coupled tank agar dapat memberikan kinerja dengan presisi tinggi. Sejak awal kemunculannya, Reinforcement Learning (RL) telah menarik minat dan perhatian yang besar dari para peneliti dalam beberapa tahun terakhir. Akan tetapi teknologi ini masih belum banyak diterapkan secara praktis dalam kontrol proses industri. Pada penelitian ini, akan dibuat sebuah sistem pengendalian level pada sistem coupled tank dengan menggunakan Reinforcement Learning dengan menggunakan algoritma Twin Delayed Deep Deterministic Policy Gradient (TD3). Reinforcement Learning memiliki fungsi reward yang dirancang dengan sempurna yang diperlukan untuk proses training agent dan fungsi reward tersebut perlu diuji terlebih dahulu melalui trial and error. Performa hasil pengendalian ketinggian air pada sistem coupled tank dengan algoritma TD3 mampu menghasilkan pengendalian yang memiliki keunggulan pada rise time, settling time, dan peak time yang cepat serta nilai steady state eror sangat kecil dan mendekati 0%.

The coupled tank system is an example of the application of an industrial level control system that has complex characteristics with high non-linearity. It is necessary to select an appropriate control method to be applied in coupled tank systems in order to provide high-precision performance. Since its inception, Reinforcement Learning (RL) has attracted great interest and attention from researchers in recent years. However, this technology is still not widely applied practically in industrial process control. In this research, a level control system in a coupled tank system will be made using Reinforcement Learning using the Twin Delayed Deep Deterministic Policy Gradient (TD3) algorithm. Reinforcement Learning has a perfectly designed reward function that is required for the agent training process and the reward function needs to be tested first through trial and error. The performance of the results of controlling the water level in the coupled tank system with the TD3 algorithm is able to produce controls that have advantages in rise time, settling time, and peak time which are fast and the steady state error value is very small and close to 0%."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Khoirul Mumtaza
"Sistem coupled tank merupakan salah contoh penerapan sistem kontrol level industri yang memiliki karakteristik yang kompleks dengan non linieritas yang tinggi. Pemilihan metode pengendalian yang tepat perlu dilakukan untuk dapat diterapkan dalam sistem coupled tank agar dapat memberikan kinerja dengan presisi tinggi. Sejak awal kemunculannya, Reinforcement Learning (RL) telah menarik minat dan perhatian yang besar dari para peneliti dalam beberapa tahun terakhir. Akan tetapi teknologi ini masih belum banyak diterapkan secara praktis dalam kontrol proses industri. Pada penelitian ini, akan dibuat sebuah sistem pengendalian level pada sistem coupled tank dengan menggunakan Reinforcement Learning dengan menggunakan algoritma Twin Delayed Deep Deterministic Policy Gradient (TD3). Reinforcement Learning memiliki fungsi reward yang dirancang dengan sempurna yang diperlukan untuk proses training agent dan fungsi reward tersebut perlu diuji terlebih dahulu melalui trial and error. Performa hasil pengendalian ketinggian air pada sistem coupled tank dengan algoritma TD3 mampu menghasilkan pengendalian yang memiliki keunggulan pada rise time, settling time, dan peak time yang cepat serta nilai steady state eror sama dengan 0%.

The coupled tank system is an example of the application of an industrial level control system that has complex characteristics with high non-linearity. It is necessary to select an appropriate control method to be applied in the coupled tank system in order to provide high-precision performance. Since its inception, Reinforcement Learning (RL) has attracted great interest and attention from researchers in recent years. However, this technology is still not widely applied practically in industrial process control. In this research, a level control system in a coupled tank system will be created using Reinforcement Learning using the Twin Delayed Deep Deterministic Policy Gradient (TD3) algorithm. Reinforcement Learning has a perfectly designed reward function that is required for the agent training process and the reward function needs to be tested first through trial and error. The performance of the results of controlling the water level in the coupled tank system with the TD3 algorithm is able to produce controls that have advantages in rise time, settling time, and peak time which are fast and the steady state error value is equal to 0%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>